Senin, 08 Agustus 2011

PENYALIBAN NABI ISA AL MASIH as. FAKTA ATAU KHAYALAN ? (5)


KEBOLEH-JADIAN SEORANG MANUSIA BERUMUR PANJANG MENURUT DALIL-DALIL DALAM ISLAM.

A.      PERTEMUAN NABI MUHAMMAD SAW DENGAN NABI ISA AL MASIH as. DI BAITUL HARAM .

Ibnu Adi (Abdullah bin Adi bin Abdullah bin Muhammad bin Mubarak ibnul Qatthan al Jurjani ) dalam kitab Al Kamil meriwayatkan dari Anas bin Malik ra. yang   berkata :

Sementara kami bersama Rasulullah tiba-tiba kami melihat burdah   ( serban ) dan tangan , maka kami bertanya , Wahai Rasulullah , serban dan tangan siapa yang kita lihat tadi ? Rasulullah menjawab , Apakah kalian juga melihatnya ? Kami menjawab , Ya, betul . Rasulullah berkata, Itu adalah Isa bin Maryam memberi salam kepadaku .

Dengan sanad lain , Ibnu Asakir meriwayatkan dari Anas yang mengatakan : 

Saya sedang thawaf bersama Rasulullah saw di sekitar Ka’bah , tiba-tiba Rasulullah berjabat tangan dengan sesuatu yang tidak bisa kami lihat , maka kami pun bertanya , Wahai Rasulullah , kami melihatmu menjabat sesuatu yang tidak bisa kami lihat . Rasulullah menjawab , Itu tadi adalah saudaraku Isa bin Maryam . Aku menunggunya sampai ia selesai tahwaf kemudian aku bersalaman dengannya.

Merujuk kepada hadist-hadist ini , ternyata Nabi Isa Al Masih as masih hidup di masa Nabi Muhammad saw .
B.       KEHADIRAN NABI KHIDIR  KETIKA  NABI MUHAMMAD SAW WAFAT.

Mengenai kisah Nabi Khidir  ini yang dikatakan masih hidup sampai sekarang , diriwayatkan Imam Hakim dari Anas bin Malik  yang berkata :

Ketika Rasulullah saw wafat , para sahabat mengelilingi jenazahnya . Mereka berkumpul dan menangis di sekitarnya . Kemudian masuklah seorang laki-laki yang jenggotnmya kemerah-merahan , tubuhnya besar . Ia melangkah meliwati pundak para sahabat lalu menangis . Lalu ia menengok para sahabat Rasulullah seraya berkata :        Sesungguhnya Allah telah menyediakan pelipur lara dari setiap musibah dan pengganti dari setiap yang hilang dan penerus dari yang telah binasa. Kepada Allah-lah hendaknya kalian mengembalikannya dan kepada-Nyalah hendaknya kalian berharap . Allah selalu melihat sikap kalian dalam musibah seperti ini . Maka perhatikanlah , karena musibah kalian ini tidak ada penggantinya ”. Lalu ia pergi . Kemudian para sahabat bertanya-tanya : ” Apakah kalian tahu , siapa lelaki itu  ? ”. Abubakar dan Ali menjawab : ” Ya , itulah saudara Rasulullah , Khidir ’alaihissalam ”.

Ternyata Nabi Khidir as masih hidup ketika Rasulullah saw wafat , padahal dicerita-kan , Nabi Khidir adalah cucunya Nabi Nuh as atau menurut riwayat lain :  cucu Nabi Ibrahim as.  

C.      KEBERADAAN  AL MASIH DAJJAL  YANG HIDUP SAMPAI MENJELANG KIAMAT

Cerita tentang Al Masih Ad Dajjal ini berdasarkan hadist Nabi saw perlu juga disajikan untuk menunjukkan betapa seorang manusia dapat hidup sampai menjelang hari kiamat  nanti . Kisah ini disebut ” Kisah Al Jassasah ” diriwayatkan Imam Muslim dengan sanad dari Amir bin Syurahil Asy –Sya’bi yang bertanya kepada Fatimah binti Qais , saudara perempuan dari Adh Dhahhak bin Qais tentang hadist yang pernah didengar secara langsung dari Rasulullah saw tanpa melalui orang lain ( dikutip dari buku ” DAJJAL SUDAH MUNCUL DARI KHURASAN ” hal.77-80 ) . Fatimah binti Qais adalah salah seorang muhajirah angkatan pertama . Sehubungan dengan permintaan Amir bin Syurahil Asy –Sya’bi ini , Fatimah binti Qais pun menyampaikan apa yang didengarnya secara langsung dari Rasulullah saw  :

Ketika Rasulullah  saw usai melakukan shalat, beliau  duduk di atas mimbar  sambil tersenyum seraya berkata : ”  Hendaklah  tiap -tiap orang tetap berada di tempat shalatnya ”. Kemudian beliau melanjutkan : ” Tahukah kalian , mengapa saya kumpulkan kalian ? ” . Mereka menjawab : ” Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengerti   . Beliau bersabda :
  
Demi Allah , sesungguhnya aku tidak mengumpulkan kalian karena senang atau    benci . Aku kumpulkan kalian karena Tamim Ad Dari , seorang pengikut Nasrani telah berbai’at masuk Islam dan bercerita kepadaku tentang suatu masalah yang sesuai dengan apa yang pernah aku sampaikan kepada kalian mengenai Al Masih Ad-Dajjal . Ia bercerita bahwa ia pernah naik perahu bersama tiga puluh orang yang terdiri atas orang-orang yang berpenyakit kulit dan lepra . Lalu mereka dihempas ombak selama sebulan di laut  kemudian mereka  mencari perlindungan ke sebuah pulau di tengah lautan hingga sampai di daerah terbenamnya matahari . Lantas mereka menggunakan sampan kecil dan memasuki pulau tersebut . Di sana mereka berjumpa seekor binatang yang bulunya sangat lebat hingga tak kelihatan mana qubulnya dan mana duburnya karena lebat bulunya . Mereka berkata kepada binatang  itu : ” Busyet kamu !  Siapakah kamu ? ” . Binatang itu menjawab : ” Aku adalah Al Jassasah ”  . Mereka bertanya : ” Apakah AL Jassasah itu ? ” . Dia menjawab : ” Wahai kaum , pergilah kepada ORANG YANG BERADA DI DALAM BIARA INI , karena ia sangat merindukan berita kalian ”. 
Kata Tamim : ” Ketika binatang itu menyebut seseorang , kami menjauhinya karena kami takut binatang itu adalah setan . Lalu kami berangkat cepat-cepat hingga kami memasukinya biara tersebut  Tiba-tiba di sana ada seorang laki-laki yang sangat besar tubuhnya dan tegap , kedua tangannya di belenggu ke kuduknya , antara kedua lutut dan mata kakinya dirantai dengan besi ” . Kami bertanya :Siapakah engkau ini ? ”. Dia  menjawab : Kalian telah dapat menguak beritaku karena itu beritahukanlah kepadaku siapakah sebenarnya kalian ini ?  . Mereka menjawab :   Kami adalah orang-orang dari Arab . Kami naik perahu dan kami terkatung-katung di laut dipermainkan ombak selama satu bulan . Kemudian kami mencari tempat berlindung ke pulau-mu ini dengan menaiki  sampan kecil yang ada di sini lantas kami masuki pulau ini dan bertemu seekor binatang yang bulunya sangat lebat hingga tidak kelihatan mana qabulnya dan mana duburnya karena lebat bulunya . Lalu kami bertanya :  ” Busyet kamu !  Siapakah kamu ? ” . Binatang itu menjawab :  ” Aku adalah Al Jassasah ”  . Mereka bertanya : ” Apakah AL Jassasah itu ? ” . Dia menjawab : ” Pergilah kepada LELAKI DI DALAM BIARA INI , karena ia sangat merindukan berita kalian ”.   Lalu kami bergegas menemuimu dan meninggalkan dia dan kami merasas tidak aman jangan-jangan dia itu setan ”. Dia ( lelaki itu ) berkata : Tolong kabarkan kepada kami tentang desa Nakhl Baisan ”. Kami bertanya :  Tentang apanya ? . Dia berkata :Tentang kurmanya, apakah berbuah ? ”. Kami menjawab :Ya ”. Dia berkata :Ketahuilah , sesungguhnya pohon-pohon kurmanya , ia akan tidak berbuah lagi ”. Dan dia bertanya lagi :  Tolong beritahukan kepadaku tentang danau Ath Thabariah ”.  Kami bertanya :  Tentang apanya ? ”. Dia bertanya :Apakah ada airnya ? ”. Kami menjawab :  Airnya banyak sekali ”. Dia berkata :Ketahuilah sesungguhnya airnya akan habis ”. Selanjutnya dia berkata lagi :Kabarkan kepadaku tentang negeri Ain Zughar. Kami bertanya :Tentang apanya ? ” . Dia menjawab :Apakah sumbernya masih mengeluarkan air yang dapat digunakan penduduknya untuk menyiram tanaman-      nya ? ”. Kami menjawab :  Airnya banyak sekali  dan penduduknya  menggunakan-nya untuk menyiram tanaman mereka. Dia berkata lagi : ” Tolong beritahukan kepadaku tentang Nabi orang ummi , apakah yang dilakukannya ? . Kami   menjawab :Beliau telah berhijhrah meninggalkan Makkah ke Yatsrib. Dia bertanya :Apakah orang-orang Arab memeranginya ? . Kami menjawab : ” Ya ”. Dia bertanya  lagi :  Apa yang dilakukannya terhadap mereka ?. Lalu kami beritahukan bahwa beliau menolong orang-orang Arab yang mengikuti beliau dan mereka mematuhi beliau . Dia bertanya :Apakah benar demikian ? ”. Kami menjawab : Benar. Dia berkata :Ketahuilah bahwasanya lebih baik bagi mereka untuk mematuhinya , Dan perlu aku beritahukan kepada kalian bahwa AKU ADALAH AL MASIH  ( Ad Dajjal )  dan aku akan diizinkan keluar , yang nantinya aku akan berkelana di muka bumi , maka tidak ada satu pun desa melainkan aku singgahi selama empat puluh malam kecuali Makkah dan Thaibah ( Madinah ) karena kedua kota ini diharamkan atas aku . Setiap aku hendak memasuki salah satunya , aku dihadang oleh seorang malaikat yang menghunus pedang dan pada tiap-tiap lorongnya ada malaikat yang menjaganya  ”.                                                                                                                                                                                                                                                                                           
Berdasarkan hadist ini , AL MASIH AD DAJJAL yang telah ada pada masa Nabi Muhammad saw dan sekarang berada di sebuah pulau menunggu kemunculannya di akhir zaman . Kehadiran AL MASIH AD DAJJAL yang akan menyesatkan manusia selalu diingatkan oleh para Nabi/Rasul Allah dan kaum mu’minin  disuruh waspada dengan kemunculannya .

D.      ZURAYB BARTHALMA MURID NABI ISA  AL MASIH as.   MASIH HIDUP DI ZAMAN KHALIFAH UMAR IBNUL KHATTAB

Menurut Ibnu Umar , khalifah Umar bapaknya ,  menulis sebuah surat kepada Nadla ibn Mu’awiyah ketika Nadla berada di Iraq beserta tentara-tentaranya . Khalifah Umar memerintahkannya untuk melakukan serangkaian serangan ke daerah di sekitar kota Hilwan . Sewaktu melaksanakan perintah ini , Nadla berhenti di kaki sebuah gunung untuk melakukan sembahyang sore /malam   ( Ashar /Maghrib-Isya’ ? , pen ) dan mengumandangkan panggilan sembahyang atau adzan . Sebuah suara yang misterius  menggemakan kembali setiap formula panggilan ritual ini dan meneriakkan kepada-nya : ” Wahai Nadla , aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Utusan Allah . Agamanya adalah agama yang benar , yang Isa ibnu Maryam sampaikan kepada kami . Dan WAKTU akan terbit di atas umat Muhammad ”.
Tiba-tiba gunung tersebut  membuka  dan kepala orang yang telah mengucap-kan kata-kata tersebut, muncul. Ia berkata bahwa namanya ZURAYB BARTHALMA . Ia telah diperintahkan oleh Isa , orang yang ia wakili untuk tinggal di tempat itu sampai hari sebelum kiamat , ketika Ibnu Maryam akan turun kembali ke bumi. Percakapan itu diikuti oleh perintah Ibn Barthalma kepada Nadla untuk menyampaikan salamnya kepada Khalifah Umar dan untuk memberikannya pesan berupa sejumlah tanda-tanda tertentu yang akan menandai hari Kiamat .
Ketika pesan ini sampai kepada ’Umar , ia ingat bahwa Nabi saw telah menyebutkan tentang seorang wasi Isa yang tinggal di sebuah gunung di ujung Iraq . Ia mengirim seorang sahabatnya ke tempat tersebut untuk menemukan Ibn Barthalma dan menyampaikan salam ’Umar kepadanya .  Pada saat tersebut , murid Isa  ( yi : Ibn Barthalma ) tidak menanggapi panggilan sembahyang meskipun utusan tersebut mengulanginya lima kali sehari selama 40 hari dan tak seorangpun berhasil menemukan di mana ia bersembunyi.     

Nama ZURAYB BARTHALMA  sebagai murid Nabi Isa Al Masih , dapat dihubungkan dengan informasi Bibel tentang murid Yesus Kristus :   BARTHOLOMEUS . Nama ini bukan nama sebenarnya tetapi sebuah gelar . Bibel tidak menyebut nama yang sebenarnya. Rupanya menurut riwayat di atas , nama asli dari BARTHOLOMEUS adalah ZURAYBBARTHOLOMEUS  berarti  : ”  Anak dari Tholmai  “.  Kata “ BAR  “ berarti  Anak dari “ sedangkan  Tholomeus “ adalah bentuk Yunani dari kata “ Tholmai “. Mungkin di sini kita dapat bertanya , apa nama yang sebenarnya  dari Bartolomeus  ini ?. Ketiga Injil Sinoptik  ( Matius, Markus dan Lukas )  menyebut nama “ Bartolomeus “ tetapi nama ini tidak ada dalam Injil Yahya. Justru dalam Injil karangan Yahya ada disebut nama NATHANAEL  sebagai salah seorang murid Yesus , tetapi  tidak disebut sama sekali dalam ketiga Injil Sinoptik  ( Matius, Markus dan Lukas ) . Ternyata nama  Bartholomeus  ( Injil Matius , Injil Markus dan Injil Lukas ) dipadankan dengan  Nathanael “ ( Injil Yahya ). Encyclopedia Americana di bawah judul “ BARTHOLOMEUS  menyajikan  penjelasan dengan terjemahan sebagai berikut :

Bartholomeus , salah satu dari 12 Rasul Kristus . Ia disebut dalam Perjanjian Baru , Injil Matius, Markus dan Lukas . Nama  Bartholomeusbukan nama yang diberikan kepada Saint  tersebut, melainkan diambil dari nama bapaknya THOLMAIyang ditambah “ BAR “ yang berarti ( dalam bahasa Ibrani ) :    ANAK DARI “.  Ada  sejumlah petunjuk bahwa Nathanael dalam Injil Yahya dan Bartholomeus adalah orang yang sama . Jadi nama lengkapnya menjadi  : NATHANAEL BAR THOLMAI
 
Pernyataan “ Ada sejumlah petunjuk “ merupakan pernyataan yang “ sangat mengagumkan “ dan terlalu umum . Memang yang seperti demikian  adalah gaya para pakar Kristen khususnya dan penganut Kristen pada umumnya ketika menjelaskan sesuatu yang tidak jelas dalam kitab suci mereka atau ketika menjelaskan keyakinan Kristen yang sebenarnya membingungkan mereka sendiri .
Dalam kekaguman yang demikian rupa , biasanya orang-orang Kristen  merasa tidak perlu mempertanyakan apa saja sih “ sejumlah petunjuk  dimaksud dan membiarkan pernyataan semacam itu larut dalam arus kekaguman. Bagi mereka yang penting adalah yang mengatakan “ Ada sejumlah petunjuk “ tersebut ialah “ pendeta “ - “ Pastor “ atau “ pakar Bibel “. Cukup dipercaya tanpa mempertanyakan kebenarannya . Dalam sikap kritis, kita bisa berkata ,  sayangnya  Sejumlah Petunjuk    yang dikatakan itu  ( – yang diharap dapat meyakinkan kita akan kebenaran bahwa benar NATHANAEL itu orangnya sama dengan BARTHOLOMEUS - ) tidak diungkapkan sama sekali. Tampaknya “ Sejumlah Petunjuk  “ dimaksud tidak lebih dari “ Hasil Pencocokan “ atau “ Hasil pemadanan  ( matching ) “ atas nama-nama murid Yesus antara yang tercantum dalam Injil KARANGAN  Yahya dengan yang tercantum dalam Injil Sinoptik ( Matius, Markus dan Lukas ). Ini berakhir dengan pemadanan nama “ NATHANAEL “ dengan nama “ BARTHOLO- MEUS “ tapi melupakan bahwa ada lima nama murid dalam Injil Sinoptik yang tidak tercantum dalam Injil KARANGAN Yahya yang juga berhak dipadankan dengan  BARTHOLOMEUS “. Dengan demikian, pencocokan nama “ NATHANAEL “ ( pada Injil Yahya) dengan “ BARTHOLOMEUS “ ( pada Injil Sinoptik ) tidak bisa dibuktikan kebenarannya selama “ Sejumlah Petunjuk  “ yang dikatakan tersebut tidak diungkapkan yang disertai alasan-alasan yang bisa diterima secara logis dan  wajar.
  
E.       KISAH PERTEMUAN SALMAN FARIS DENGAN NABI ISA AL MASIH as. MENURUT  SIRAH IBNU ISHAK

Sehubungan dengan keragaman pendapat tentang telah mati atau masih hidupnya Nabi Isa Al Masih as ini , perlu disajikan satu riwayat yang mungkin bisa menjadi satu perbandingan . Riwayat ini dikutip dari Sirah Ibn Ishak  .

Dari Asim  bin Umar bin Qatada  mengutip dari seorang informan terpercaya dari Umar bin Abdul Aziz bin Marwan yang berkata  bahwa dia diberitahu  bahwa :
Salman mengatakan kepada Rasulullah saw bahwa GURU-nya di Ammuriya menyuruhnya untuk pergi ke sebuah tempat di Syria di mana ada SEORANG LAKI-LAKI yang tinggal di antara dua rerimbunan atau semak belukar .   
Setiap tahun ORANG TERSEBUT  melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain untuk menyembuhkan penduduk yang sakit . Mereka yang sakit akan menunggu di pinggir jalan di mana dia akan lewat .
Sang GURU berpesan jika dia bertemu dengan ORANG TERSEBUT agar menanya-kan kepadanya tentang agama yang sedang dia ( maksudnya : Salman , ZA )  cari . Maka Salman berangkat dan sesampainya di tempat yang dimaksud , dia melihat banyak orang yang sakit berjajar untuk menunggu ORANG TERSEBUT dari semak-semak di mana dia tinggal. Setelah keluar, ORANG ITU mendo’akan setiap mereka yang sakit dan semua yang dia do’akan ternyata sembuh .
Antrian orang sakit itu menunda keinginan Salman untuk bertemu dengannya . Tetapi begitu pekerjaan itu selesai dan ORANG ITU hendak masuk ke dalam belukar tempat dia tinggal , Salman segera menyapa ORANG TERSEBUT. Dia menanyakan siapa Salman dan apa keperluannya.
Salman berkata : “ Tuhan memberkatimu, katakanlah kepadaku tentang Hanifi-yah , agama yang dipeluk oleh Ibrahim “ .
Dia menjawab : “ Kamu menanyakan tentang sesuatu yang orang sudah tidak perduli lagi sekarang ; tidak lama lagi akan muncul seorang Nabi , yang akan diutus untuk membawa agama tersebut , yang akan muncul di tengah-tengah masyarakat di negeri haram . Pergilah kepadanya , maka dia akan membawamu kepada apa yang kamu cari “. Kemudian orang itu masuk ke dalam semak belukar. Mendengar cerita Salman,  RASULULLAH berkata : “ Jika yang kamu ceritakan itu benar , maka kamu telah bertemu dengan ISA AL MASIH PUTERA MARYAM “

Riwayat ini menunjukkan bahwa pada masa Rasulullah saw mulai diutus , sesungguhnya Nabi Isa Al Masih as. boleh dikatakan masih hidup atau  kita katakan : masih menampakkan diri . Ini menjadi dalil yang memperkuat pendapat jumhur ulama :  sampai saat ini Nabi Isa Al Masih as masih hidup , dan belum mati .  Dengan kata lain , menyatakannya mati disalib seperti yang dikatakan penganut Kristen , menjadi batal sama sekali .


ISYARAT AL QUR’AN TENTANG KEBOLEH-JADIAN SESEORANG BISA HIDUP SAMPAI MENJELANG  HARI KIAMAT

Apakah mungkin Nabi Isa Al Masih as masih hidup sekarang ? Apakah masuk akal seseorang bisa hidup sampai menjelang hari kiamat ? Biasanya pertanyaan ini muncul dari mereka yang ragu-ragu dengan kebole-jadian  hal tersebut . Menjawab keragu-raguan ini , sebaiknya kita konfirmasikan dengan Al Qur’an . Ternyata  dalam Al Qur’an kita mendapat isyarat tentang keboleh-jadian seseorang bisa hidup sampai hari kiamat . Kita baca ayat Ash Shaffaat 143-144 dengan terjemahan sebagai berikut  :

Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit.

Ayat Ash Shaffaat 143-144  ini merupakan bagian cerita tentang Nabi Yunus as . Kita mengetahui dari kisah-kisah yang diceritakan dalam Al Qur’an , Nabi Yunus melarikan diri dari tugas dakwah kepada kaumnya lantaran kejengkelan atas sikap  pembangkangan kaumnya yang menolak dakwah kerasulannya . Allah SWT memberinya pelajaran dengan cara ditelan oleh ikan nun ketika dalam pelayaran melarikan diri tersebut . Tetapi Nabi Yunus as adalah seorang yang selalu dzikir kepada Allah SWT sehingga bisa terlempar keluar dari perut ikan nun . Dan dalam ayat Ash Shaffaat 143 -144 ini Allah SWT menegaskan , andaikata Nabi Yunus tidak banyak berdzikir kepada Allah SWT , niscaya Nabi Yunus as  akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit . Di sini Allah memberikan satu isyarat keboleh-jadian seseorang bisa hidup sampai hari kiamat terlepas dari masalah penyebabnya .  Kalimat “ tetap tinggal di perut ikan sampai hari berbangkit “ hanya bisa dimaknakan dengan : “ tetap hidup dalam perut ikan sampai hari berbangkit “ dan sama sekali tidak bisa dimaknakan :  mati dan terkubur dalam perut ikan sampai hari berbangkit “ . Dalam keboleh jadian inilah maka kehadiran Nabi Isa Al Masih as yang berthawaf di Masjidil Haram serta bersalaman dengan Nabi Muhammad saw , begitu pula dengan pertemuannya dengan Salman Faris memberikan pemahaman bahwa sesungguhnya Nabi Isa Al Masih as. masih hidup . Dan dalam keboleh jadian ini pulalah Nabi Khidir as yang datang  melawat Nabi Muhammad saw yang wafat memberi pemahaman bahwa Nabi Khidir masih hidup. Apakah ada yang salah ? Dengan penjelasan ini , sesungguhnya menetapkan Nabi Isa Al Masih as sudah wafat dan orang yang sudah wafat tidak bisa hidup kembali , sehingga tidak mungkin Nabi Isa Al Masih as hakiki ini yang akan datang menjelang hari kiamat nanti , maka yang demikian itu tidak lebih dari penafsiran Kaum Ahmadiyah semata-mata , yang kebenarannya masih perlu dipertanyakan . Sebab kisah orang yang sudah wafat dan ternyata bisa hidup kembali disyarakan secara jelas dalam Al Qur’an . Hal ini dapat kita baca dalam ayat Al Baqarah 259 tentang seorang ( nabi ? ) yang mati selama 100 tahun , ternyata hidup kembali oleh kemaha-kuasaan Allah .

Atau apakah ( kamu tidak memperhatikan ) orang yang melalui suatu negeri yang ( tembok-nya ) telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata : " Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur ? " . Maka Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya : " Berapakah lamanya kamu tinggal di sini? " . Ia menjawab : " Saya tinggal di sini sehari atau setengah hari." Allah berfirman: "Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya; lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi beubah; dan lihatlah kepada keledai kamu ( yang telah menjadi tulang belulang ); Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging." Maka tatkala telah nyata kepadanya ( bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati ) diapun berkata : " Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."

Begitu pula dengan kisah ” Pemuda Gua ” ( Ashaabul Kahfi ) yang meninggal selama 300 tahun ( - masa sebenarnya hanya Allah Yang Maha Mengetahui - ) , ternyata bisa hidup kembali dengan kebesaran dan kemaha-kuasaan Allah.  Baca ayat Al Kahfi 21- 22 , 25 . Semua kisah yang diceritakan Al Qur’an ini menjadi dalil keboleh-jadian seseorang yang sudah mati bisa hidup kembali di dunia ini . Perhatikan pula dengan mukjizat Nabi Isa Al Masih as. yang bisa menghidupkan orang yang sudah mati.  Ini berarti , jika diyakini Nabi Isa Al Masih as sudah wafat , apakah tidak mungkin terjadi Nabi Isa Al Masih as itu hidup kembali menjelang hari kiamat nanti ?

0 komentar:

Posting Komentar