Senin, 08 Agustus 2011

PENYALIBAN NABI ISA AL MASIH as. FAKTA ATAU KHAYALAN ? (2)


SEBAB PERBEDAAN TENTANG PENYALIBAN NABI ISA AL MASIH as  .

DASAR PERBEDAAN antara ULAMA ISLAM dengan  KAUM AHMADIYAH dalam masalah penyaliban  Yesus Kristus ( Isa Al Masih as. ) adalah perbedaan penafsiran  atas ayat An Nisaa’ 157.

Dan karena ucapan mereka : “ Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih ‘Isa putera   Maryam Rasul Allah “.   Padahal mereka tidak membunuhnya , dan tidak ( pula ) menyalibnya tetapi ( yang mereka bunuh  ialah ) orang yang diserupakan dengan mereka .  Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang  ( pembunuhan ) ‘Isa , benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu .Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula ) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah ‘Isa .
Ternyata adanya perbedaan pendapat dalam masalah “ PENYALIBAN ISA AL MASIH as “ muncul dalam memahami kata ﻭﻣﺎﺻﻠﺒﻮﻩ pada ayat  AN NISAA’ 157  :

·         Pendapat Ulama Islam , kata ﻭﻣﺎﺻﻠﺒﻮﻩ bermakna : ORANG LAIN YANG DISALIB ITU DISERUPAKAN BAGI MEREKA ( Orang Yahudi)  SEPERTI ‘ISA. Jadi , Nabi Isa Al Masih as. tidak pernah disalib dan  dibunuh . Dan yang disalib tersebut adalah orang lain  tetapi dilihat sebagai  ‘Isa .
·         Pendapat Kaum Ahmadiyah, kata ﻭﻣﺎﺻﻠﺒﻮﻩ bermakna : ISA YANG CUMA PINGSAN DI ATAS SALIB ITU DISERUPAKAN SEPERTI ORANG MATI BAGI MEREKA ( dalam penglihatan orang-orang Yahudi ).  Jadi Nabi Isa Al Masih as. itu benar-benar disalib , cuma pingsan tidak sampai mati ; dengan kata lain : DISALIB TETAPI TIDAK MATI DISALIB. Dilihat oleh orang- orang Yahudi seperti mati .
Bila dipertanyakan kepada Kaum Ahmadiyah, kalau Yesus Kristus disalib walaupun tidak  sampai  mati, lalu bagaimana dengan penegasan Al Qur’an yang menyatakan : ” ﻭﻣﺎﺻﻠﺒﻮﻩ        ( Dan tidak menyalibnya )  yang berarti tidak ada peristiwa penyaliban atas diri Nabi Isa Al Masih as ?  Kaum Ahmadiyah memberi makna ” ﻭﻣﺎﺻﻠﺒﻮﻩ dengan : “ Dan tidak menyalibnya sampai mati “, yaitu disalib tetapi tidak sampai mati , dan bukan tidak menyalibnya sama sekali 


SEBAB PERBEDAAN TENTANG PENYALIBAN NABI ISA AL MASIH as 

Dasar perbedaan pemahaman jumhur Ulama dengan kelompok minoritas Ulama Islam dan Kaum Ahmadiyah dalam masalah kematian  Yesus Kristus ( Isa Al Masih as. ) adalah perbedaan pemahaman  atas ayat Ali ‘ Imran 55 .

( Ingatlah ) ketika Allah berfirman : " Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan di antaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya."
Perbedaan pendapat tentang kematian Nabi Isa Al Masih as. karena pemahaman atas   kalimat : “ﺍﻧﻰﻣﺘﻮﻓﻴﻚﻭﺭﺍﻓﻌﻚﺍﱄ  “ ( inniy mutawaffiy-ka wa raa-fi’uka ilayya ) yang berbeda . Berbagai tafsir yang diberikan  atas :     ﺍﻧﻰﻣﺘﻮﻓﻴﻚ “ ( inniy mutawaffiy-ka ) adalah  :

1.        Aku mewafatkanmu “ dengan pengertian “ tidak membiarkan mereka mem-bunuhmu “.
2.        Aku menidurkanmu “ karena kata “ Al Wafa “ : TIDUR
3.        Aku menggenggammu “ dengan pengertian ayat : “ﺍﻧﻰﻣﺘﻮﻓﻴﻚﻭﺭﺍﻓﻌﻚﺍﱄ“ :  Aku menggenggammu dari bumi  hidup - hidup  ke dekat-Ku , membawamu ke sisi-Ku tanpa  mati  dan mengangkatmu dari lingkungan kaum musyrik itu “.
4.        Aku menyempurnakanmu “ dengan pengertian  kata “ waffa  “ yang berarti “ menyem-purnakan “ . Contohnya dalam ayat An Najm 37  ada tersebut  :


        yang diterjemahkan dengan : “ dan lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu menyempurna-kan janji “. Tentu saja kata  Waffa “ di sini tidak bisa diartikan dengan “ mati  “. Baca pula Al Baqarah  272 ,281 yang juga  mengangkat kata  Waffa  “ yang diartikan dengan menyempurnakan “ dan tidak bisa diartikan dengan : mematikan . Ayat An Nuur 39  mengatakan  :  ﻓﻮﻓﻪﺣﺴﺎﺑﻪ    diartikan : ” menyempurnakan perhitungan ( atas amal-amal ) ”dan tidak bisa diartikan dengan ”mematikan  perhitungan ( atas amal-amal ) ”.

0 komentar:

Posting Komentar