Minggu, 26 Agustus 2012

APAKAH BIBEL MENILAI AL QUR'AN ATAUKAH AL QUR'AN MENILAI BIBEL ?


MENYAMBUT UNDANGAN JAMUAN PIHAK KRISTEN
WAHYU TERKINI MENJADI PENGUKUR WAHYU TERDAHULU ?

PENGANTAR .
Sebuah buku berjudul ” KITAB TUHAN MENJAMU TUDUHAN DAN SALAH PAHAM  Apologetika Kristiani , Khusus Untuk Penganut Dan Pengeritik Alkitab  tanpa menyebut nama penerbit  ditulis seorang Kristen bernama Eja Kalima . Entah nama sebenarnya atau nama samaran .
Sesuai dengan judulnya. buku ini menyajikan sejumlah apologi tentang berbagai keyakinan Kristen yang berbeda atau bertentangan dengan keyakinan Islam . Dan apologi ini sengaja ditujukan kepada ummat Islam selaku “ PENGERITIK PEDAS “ keyakinan Kristen . Setiap tema apologi yang dibahas diberi judul : “ SALAH PAHAM  “ . Maksudnya , ada  SALAH-PAHAM pihak Muslim atas keyakinan Kristen dan karenanya melalui tulisan buku itu, Eja Kalima menyajikan “ Jawaban “ atas KESALAH-PAHAMAN ummat Islam ( kaum Muslimin ) tersebut. Ini sesuai dengan JUDUL pengantarnya: MELURUSKAN TUDUHAN DAN SALAH PAHAM. Ada 22 SALAH PAHAM  diungkap Eja Kalima , sekaligus ” meluruskan ” SALAH PAHAM tersebut dengan penjelasan-penjelasan apologi sekaligus menunjukkan ketidak-benaran ajaran Islam pada beberapa tema sentral yang menjadi perbedaan antara Islam dengan  Kristen .Oleh karena buku tersebut merupakan UNDANGAN JAMUAN KEPADA UMMAT ISLAM, maka perlu ditanggapi. Salah satu tema yang dibahas adalah : WAHYU PENILAI DAN WAHYU YANG DINILAI


APOLOGI 1 :   ANGGAPAN AL QUR’AN SEBAGI WAHYU TERKINI ADALAH PALING BENAR 

Eja Kalima memberikan pernyataan berikut :
Sekilas, sepertinya masuk akal beranggapan bahwa bilamana terjadi pertentangan antara Alkitab dan Al Quran maka Al Quran yang diwahyukan belakangan itu harus dianggap paling benar ! Dan Quran dianggap sebagai pembawa wahyu yang final . Ini yang diklaim oleh teman-teman Muslim kita.
Orang mempersamakan hal ini dengan temuan-temuan ilmiah di mana penemuan mutakhir mengkoreksi yang kuno . Namun persamaan ini salah kaprah karena yang bisa dikoreksi hanyalah hal-hal yang belum dipastikan kebenaran-nya ( walau seilmiah apapun ). Kini setelah semua Nabi-Nabi termasuk Yesus dan Muhammad telah membenarkan Alkitab , maka tentu Alkitab-lah yang menjadi pengukur untuk semua wahyu yang datang kemudian. Filsafat mengatakan : ” pertama kebenaran , kedua kepalsuan ”. Kepalsuan tidak datang mendahului kebenaran . Tidak ada kepalsuan bila tidak ada kebenaran. Jadi kebenaran-lama haruslah menjadi acuan bagi setiap ajaran baru yang ingin dibenarkan .

TANGGAPAN
Memang masuk akal jika wahyu terkemudian menyempurnakan wahyu terdahulu , atau dalam bahasanya Eja Kalima : ” .... maka Al Quran yang diwahyukan belakangan itu harus dianggap paling benar ! ”. Jadi, bukannya tidak masuk akal dengan cara berapologi melalui pernyataan-pernyataan pokrol. Perjalanan sejarah iman manusia mengharuskan adanya bimbingan yang terus menerus dari Allah SWT melalui pewahyuan kepada para Nabi/Rasul Allah. Sejarah perjalanan kenabian yang berkesinambungan menunjukkan bahwa telah terjadi penyimpangan ajaran dasar seorang nabi oleh kaumnya sehingga menuntut kehadiran nabi berikutnya yang akan meluruskan penyimpangan tersebut. Proses ini membawa makna bahwa kitab suci terkini akan meluruskan kitab suci terdahulu yang telah mengalami perubahan. Dengan posisi demikian, Al Qur’an adalah yang lebih benar dari Alkitab/Bibel.
Ada dua aspek yang menuntut adanya bimbingan yang terus menerus dari Allah SWT. Pertama, karakter dasar manusia selalu menyimpang dari petunjuk dan aturan yang diberikan Allah .  Penelitian sosiologis terhadap masyarakat primitif di Afrika dan Australia , begitu pula di Amerika Selatan menunjukkan adanya kepercayaan dasar masyarakat yang monotheis , tetapi dalam perkembangannya mereka menjadi politheis. Penelitian ini telah membongkar kebohongan teori ” EVOLUSI KEPERCAYAAN MANUSIA ” yaitu mula-mula manusia itu percaya dengan kekuatan alam , lalu percaya kepada roh-roh, kemudian percaya kepada dewa-dewa (politheis) dan akhirnya berkembang kepada kepercayaan yang bersifat monotheis.
Adanya penyimpangan akidah ini, justru diungkapkan oleh Bibel sendiri. Nabi Adam as , pasti mengajarkan anak-anaknya tentang KEESAAN ALLAH dan hanya beribadat kepada-Nya saja . Tetapi keingkaran manusia membuat mereka menyimpang dan menyembah berhala-hala . Lalu diutus Nabi Nuh as . untuk meluruskan akidah ini di mana Allah  membinasakan ” generasi kepala batu ” dari kaum Nuh dan hanya membiarkan hidup mereka yang beriman saja. Kenyataannya, ummat manusia kembali menyimpang dan menyembah patung-patung sehingga muncul Nabi Ibrahim as meluruskan kembali keimanan kepada KEESAAN ALLAH, dan seterusnya sampai diutusnya Nabi Musa as. Celakanya, sesudah Musa as, kembali manusia  ( Bani Israel ) menyembah patung-patung ( BAAL dan MOLOKH, bahkan patung ANAK SAPI  mengikuti orang-orang Hindu ) sehingga diutuslah nabi-nabi yang banyak di kalangan Bani Israel . Ternyata mereka tetap mengingkari pedoman dan aturan Allah . Untuk itu Allah SWT mengutus Nabi Isa Al Masih as bagi Bani Israel meluruskan kembali dasar kepercayaan dan perilaku keagamaan Bani Israel. Namun dalam perkembangan ajaran yang dibawa Nabi Isa Al Masih as secara khusus terjadi penyimpangan kepercayaan di antara pengikut-pengikutnya dengan MENYEMBAH TIGA TUHAN ( TRINITAS ) dengan berselimutkan KEESAAN ALLAH, di samping komunitas masyarakat lainnya di luar Bani Israel yang menyembah patung-patung. Kenyataan yang tidak bisa dikamuflase dengan apologi pokrol menunjukkan telah terjadinya tahrif  ( perubahan ) terhadap kitab-kitab suci yang terdahulu . Ini menjadi dasar bagi pengutusan Nabi/Rasul berikutnya. Untuk seluruh ummat manusia yang telah menyimpang akidah Tauhid ini , dan kitab suci yang telah mengalami perubahan maka Allah SWT  mengutus Nabi Muhammad SAW  sebagai NABI AKHIR ZAMAN, Nabi Penutup, yang sesudahnya tidak diperlukan kehadiran seorang atau beberapa nabi/Rasul Allah lagi karena semua aturan dan hukum serta pedoman hidup bagi manusia telah sempurna dalam Islam dan Al Qur’an . Kedua, perubahan tuntutan zaman membutuhkan adanya perubahan syariat/aturan bagi kebutuhan manusia . Banyak aturan syariat yang berlaku pada suatu masa dan pada suatu kaum, ternyata pada masa berikutnya dan pada suatu kaum lainnya , tidak relevan lagi untuk diberlakukan karena tidak sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan zaman . Oleh karena itu perlu adanya perubahan-perubahan dengan aturan/syariat baru, yang menyempurnakan aturan/ syariat yang lama .
Berdasarkan dua aspek ini, tidak bisa tidak,  pastilah Nabi terakhir pembawa ajaran yang meluruskan penyimpangan kepercayaan tauhid yang telah terjadi dan menimpa  suatu kaum sebelumnya tersebut akan menerima wahyu yang meluruskan wahyu terdahulu tetapi telah mengalami penyimpangan , manipulasi , perubahan serta sekaligus menyempurnakannya . Dengan demikian , WAHYU YANG TERAKHIR MENJADI PENILAI KEBENARAN WAHYU TERDAHULU YANG TELAH MENGALAMI PENYIMPANGAN.  Rantai wahyu kenabian , yang berjalan menurut waktu tidak akan memungkinkan wahyu terdahulu menjadi penilai waktu terakhir .  Bisa dipikirkan secara waras , bagaimana mungkin Alkitab/Bibel yang diakui sendiri oleh Eja Kalima penuh dengan KETIDAK-SEMPURNAAN , menjadi tolok ukur bagi wahyu terakhir ( Al Qur’an ) yang penuh dengan KESEMPURNAAN ?  Tidak mungkin yang amburadul menilai yang sempurna . Karena keambradulan Alkitab/Bibvel itulah maka wahyu terakhir ( Al Qur’an ) menjadi penilai bagaimana yang sebenarnya .
Sehubungan dengan pernyataan Eja Kalima : ” Filsafat mengatakan :   ” pertama kebenaran, kedua kepalsuan ”. Kepalsuan tidak datang mendahului kebenaran. Tidak ada kepalsuan bila tidak ada kebenaran. Jadi kebenaran-lama haruslah menjadi acuan bagi setiap ajaran baru yang ingin dibenarkan ”, perlu ditegaskan dan dijelaskan di sini bahwa ”Kepalsuan ”  dan ” Kebernaran ” selalu datang silih berganti. Pada awalnya TAURAT dan INJIL hadir dengan KEBENARAN, karena keduanya adalah KITABULLAH. Tetapi berikutnya muncul KEPALSUAN berupa ALKITAB/BIBEL yang berisi ” ayat-ayat ” yang amburadul dan aneh-aneh. Kemudian muncul KEBENARAN berupa AL QUR’AN yang meluruskan kembali penyimpangan yang dilakukan manusia atas TAURAT dan INJIL. Jadi sangat keliru jika si Kristen membatasi pada keberadaan ” ALKITAB/BIBEL ”dan ”AL QUR’AN ” padahal ada tahap sebelumnya berupa TAURAT DAN INJIL, apalagi Eja Kalima sendiri mengakui KETIDAK-SEMPURNAAN ALKITAB/BIBEL. Ketika berbicara tentang KETIDAK-SEMPURNAAN ALKITAB / BIBEL berarti berbicara tentang KEPALSUAN  ALKITAB/BIBEL, bukan kebenaran Taurat dan Injil. Hubungan Taurat-Injil dengan Al Qur’an sudah jelas sebagai KITAB ALLAH yang berisi kalimat-kalimat Allah. Jangan menggunakan urutan ” ALKITAB/BIBEL ” sebagai yang datang awal dengan Al QUR’AN yang datang kemudian untuk dikenakan pada – yang katanya - pernyataan filsafat ” Kepalsuan tidak datang mendahului kebenaran ”. Artinya jika ALKITAB/ BIBEL sebuah kepalsuan mendahului AL QUR’AN jika sebuah kebenaran, maka menurut pernyataan filsafat ” Kepalsuan tidak datang mendahului kebenaran ” sebagai barometer, seharusnya ALKITAB/BIBEL sebagai kebenaran dan AL QUR’AN sebagai kepalsuan. Itulah yang hendak dikatakan Eja Kalima. Itu pula yang terangkat dalam pernyataan Eja Kalima : ” Jadi kebenaran-lama haruslah menjadi acuan bagi setiap ajaran baru yang ingin dibenarkan ”. Betapa palsunya pernyataan tersebut dan penuh dengan pengelabuan, karena berdasarkan sejarah agama, sesungguhnya ajaran lama selalu mengalami penyimpangan dari ajaran awalnya, sehingga Tuhan mengutus seorang Rasul yang membawa ajaran baru guna meluruskan kepercayaan ajaran lama yang sudah menyimpang dalam implementasinya dalam sejarah. Jika memang ajaran lama menjadi acuan bagi ajaran baru, lalu untuk apa Tuhan mengirim Rasul berikutnya padahal ajaran lama sudah benar ? Oleh karena itu jika ada orang mempersamakan posisi Al Qur’an terhadap Alkitab/Bibel dengan temuan-temuan ilmiah mutakhir yang mengkoreksi ajaran lama, tentu sah-sah saja. Dan penolakan Eja Kalima atas perbandingan itu dengan pernyataan : ” Namun persamaan ini salah kaprah karena yang bisa dikoreksi hanyalah hal-hal yang belum dipastikan kebenaran-nya ( walau seilmiah apapun ) ” sangat tidak beralasan karena bertentangan dengan pengakuannya sendiri tentang KETIDAK-SEMPURNAAN ALKITAB/BIBEL. Dalam KETIDAK-SEMPURNAAN tersebut. Fakta didemonstrasikan sendiri oleh ayat-ayat Alkitab/Bibel, menyebabkan sulit menghindari akan adanya pengakuan bahwa ADA YANG TIDAK BENAR DALAM ALKITAB/BIBEL antara lain seperti yang ditunjukkan ayat 1 Yahya 5 : 7.  Jadi wajarlah jika persamaan itu disajikan orang sebagai perbandingan antara posisi Al Qur’an dengan posisi Alkitab/Bibel.

APOLOGI 2  :  KITAB TERDAHULU TETAP MENJADI OTORITAS BAGI KITAB TERKINI .
Eja Kalima memberikan pernyataan berikut :
Umpama kata ada seseorang ” superman ” ( atau seorang Bukhari X ) datang ke Jakarta . Ia membawa ajaran baru yang mengatas-namakan wahyu Allah yang paling akhir . Ia menguasai sejemput mujizat dan mengaku-ngaku dirnya Mesias atau Imam Mahdi . Kini ia menyerukan pembatalan Quran dan Alkitab yang dianggap korup. Dalam keadaan demikian dapatkah Anda berturut-turut membenarkannya berlandaskan bahwa ia membawa wahyu terkini dan karenanya pasti benar ? Bukankah Anda akan membombardir mesias ini dengan sederetan pertanyaan kristis tentang  jatidirinya , otoritasnya , ajarannya , perilaku keteladanannya, tanda-tandanya , dll . Dan semuanya ini tentu Anda rujukkan kepada Kitab Suci Anda , khususnya dicocokkan dengan pasal-pasal nubuat yang sedang berjalan ? ” Ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah ....... ” ( 1 Yoh. 4 : 1 ). Itu sebabnya, Kitab Perjanjian Lama tetap menjadi otoritas rujukan untuk men-verifikasi kebenaran Kitab Perjanjian Baru yaitu dengan pencocokan nubuat-nubuat tentang seorang mesias yang datang belakangan yang bernama Yesus Sang Mesias .

TANGGAPAN
Ummat Islam ( kaum Muslimin ) memiliki patokan tersendiri tentang kehadiran seorang Nabi sesudah Nabi Muhammad SAW, yaitu : TIDAK AKAN ADA LAGI NABI SESUDAH NABI MUHAMMAD SAW  : ” LAA NABIYYA BA’DIY, Tidak ada Nabi sesudahku  ”, demikian sabda Nabi Muhammad saw. Oleh karena itu, jika ada orang yang mengaku diri sebagai Nabi, Mesias, Imam Mahdi , ummat Islam ( Kaum Muslimin ) pasti menolaknya dan tidak perlu lagi dirujukkan kepada Al Qur’an, karena sudah jelas KEPALSUANNYA. Dan itu tidak sekedar sikap penolakan tanpa argumentasi melainkan dengan adu dalil dan argumentasi kepada siapa saja. Hal yang demikian tidak pernah dilakukan Yesus, bahkan sejumlah pernyataan Yesus mengarahkan pengertian bahwa sesudah beliau masih datang seorang Nabi, dan pengikutnya dinasehati untuk berhati-hati terhadap NABI PALSU dan bisa membedakannya dengan NABI YANG BENAR. Tetapi harap diingat bahwa apa yang dikatakan Eja Kalima berada dalam ranah ” UMPAMA KATA ”, yang artinya tidak benar-benar terjadi. Dan ” UMPAMA KATA ” dihadirkan Eja Kalima sekedar untuk ” penolakan logis ” dan menjadikannya sebagai bandingan saja atas kehadiran Nabi Muhammad saw dengan Kitab Al Qur’an terhadap Nabi sebelumnya ( Nabi Isa Al Masih as , Yesus Kristus ) dengan kitab suci Injil.  Apakah ada yang datang sesudah Nabi Muhammad saw dan mengaku-ngaku dirnya Mesias atau Imam Mahdi , memiliki dan menguasai sejemput mujizat, sebagai mana yang dikatakan Eja Kalima ? Tidak pernah ada. Dan kalaupun yang mengaku diri Mesias atau Imam Mahdi  mengaku diri memilki mukjizat tentu perlu diklarifikasi kebenaran mukjizatnya. Kemudian kalaupun  ia menyerukan pembatalan Quran dan Alkitab yang dianggap korup, mungkin hanya benar untuk ALKITAB/BIBEL tetapi tidak tepat dikenakan kepada AL QUR’AN. Untuk itu jika ada yang mengatakan Al Qur’an mengalami korup, ummat Islam ( kaum Muslimin ) siap mendialogkannya sekaligus menunjukkan kepalsuan tuduhan tersebut. Oleh karena itu, sangatlah tidak layak bila menuntut ummat Islam   ( kaum Muslimin) agar dengan serta merta mengakui dan membenarkan pengakuan seseorang sebagai Nabi, Mesias dan Imam Mahdi hanya karena ” ia membawa wahyu terkini dan karenanya pasti benar ”. Bandingan yang tidak tepat karena sesudah Nabi Muhammad SAW tidak akan ada lagi kenabian dan pewahyuan telah tertutup sehingga sangatlah tidak benar untuk memunculkan pernyataan ” ia membawa wahyu terkini dan karenanya pasti benar ” walaupun hanya dalam ” UMPAMA KATA ” – ” MISALKAN ” – ” ANDAIKATA ” dan semodelnya.  Dan menarik sekali ketika Eja Kalima menunjuk kepada ayat  1 Yahya  4 : 1  dengan potongan kutipan : ” Ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah ..... ”.  Lengkapnya ayat 1 Yahya 4 : 1 adalah demikian :
Hai segala kekasihku , janganlah percaya akan sebarang roh melainkan ujilah segala roh itu , kalau-kalau daripada Allah datangnya ; karena banyak nabi palsu sudah keluar ke seluruh dunia .
Menurut penganut Kristen , surat kiriman 1 Yahya dikarang salah seorang murid utama Yesus bernama YAHYA BIN ZABDI  atau JOHN , THE SON OF ZEB’E-DEE  . 
Kata ” ROH ” dalam ayat 1 Yahya 4 : 1 menunjuk kepada setiap orang yang muncul dan mengaku diri sebagai ” NABI/RASUL ALLAH ”. Dengan kata lain , kata ” ROH ” dipergunakan sebagai ungkapan . Dan mencermati isi ayat 1 Yahya 4 : 1, secara implisit ayat ini menegaskan bahwa SESUDAH YESUS MASIH MUNCUL LAGI NABI. Cuma Yahya memperingatkan HATI-HATI DENGAN NABI PALSU , agar jangan terjebak oleh tipuan mereka sehingga menjadi jauh dari NABI YANG BENAR. Untuk itu perlu dilakukan ’ PENGUJIAN ” karena kata-kata Yahya :     ” KALAU-KALAU DARI PADA ALLAH DATANGNYA ” yang mengindikasikan pengujian positif bahwa orang yang mengaku nabi adalah nabi yang benar atau nabi yang benar-benar diutus oleh Allah. Dalam hal ini, sama sekali tidak dikatakan : ” KALAU-KALAU BUKAN DARIPADA ALLAH DATANGNYA ” sebagai bentuk pengujian negatif yaitu jangan-jangan orang yang mengaku nabi itu adalah nabi palsu atau nabi yang tidak diutus oleh Allah . Walapun demikian bentuk kedua pernyataan ini hanya mengarahkan pada satu pemahaman bahwa SESUDAH YESUS MASIH MUNCUL NABI YANG BENAR. Nah menjadi pertanyaan , apakah Eja Kalima dan penganut Kristen lainnya SUDAH MENCARI DAN MENEMUKAN NABI YANG DATANG SESUDAH YESUS tersebut  dengan pengujian-pengujian ?  Jika belum dilakukan pencarian terhadap NABI YANG DATANG SESUDAH YESUS itu, dan hanya masih berkutat dengan Yesus saja, berarti Eja Kalima dan penganut Kristen telah mengabaikan peringatan dan nasehat Yahya ini.  Atau tegasnya TELAH MENGHINA ” FIRMAN ALLAH  ” yang ada dalam ayat 1 Yahya 4 : 1 tersebut .
Dan sehubungan dengan pernyataan Eja Kalima : ” Itu sebabnya, Kitab Perjanjian Lama tetap menjadi otoritas rujukan untuk men-verifikasi kebenaran Kitab Perjanjian Baru yaitu dengan pencocokan nubuat-nubuat tentang seorang mesias yang datang belakangan yang bernama Yesus Sang Mesias ” , perlu ditegaskan bahwa Perjanjian Lama       ( baca : TAURAT ! ) tetap menjadi otoritas rujukan bagi Yesus karena memang YESUS DATANG TIDAK UNTUK MENIADAKAN HUKUM TAURAT BAHKAN DATANG UNTUK MENGGENAPKANNYA  ( baca  Matius  5 : 17-19 ).  Jadi tidak heran dan sangat wajar . Yesus melaksanakan hukum Taurat  ! Oleh karena itu , Taurat tetap menjadi otoritas pelaksanaan syariat bagi pengikutnya . Tapi sayang , penganut Kristen yang mengaku diri PENGIKUT YESUS , justru tidak melaksanakan HUKUM-HUKUM yang ditegaskan oleh Yesus. Selanjutnya , kalaupun ada nubuat tentang Yesus dalam Perjanjian Lama , tidak tertutup kemungkinan akan hal itu . Namun bukannya menutup adanya nubuatan tentang Nabi Muhammad SAW. Dalam hal ini , kalaupun ummat Islam ( kaum Muslimin ) menunjuk keberadaan nubuatan tentang nabi Muhammad saw dalam ALKITAB/BIBEL, bukan menjadikannya sebagai otoritas rujukan melainkan penyadaran bagi penganut Kristen bahwa NABI MUHAMMAD SAW ADALAH NABI AKHIR ZAMAN YANG JUSTRU DITUNGGU-TUNGGU SEKALIAN BANGSA . Itulah kebenaran final yang diajarkan para Nabi/Rasul Allah sejak Nabi Adam as.

APOLOGI   3   :  MUHAMMAD RAGU-RAGU TERHADAP AL QUR’AN  .
Eja Kalima memberikan pernyataan berikut :
Jika sekarang ada teks dan pengajaran yang tidak sesuai di antara Alkitab versus Quran maka wahyu yang datang belakangan itulah yang harus dipertanyakan . Bukankah juga Allah telah memerintahkan Muhammad dalam Qs. 10 : 94 : ” Maka jika engkau ( Muhammad ) dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu , maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca Kitab sebelum engkau ”. Kenapa para pembaca Kitab sebelum Muhammad dijadikan Allah sebagai konsultan bagi Muhammad ? Tentu bukan karena senioritasnya melainkan karena Kitab-nya .

TANGGAPAN
Eja Kalima menunjuk dan mengutip petilan terjemahan ayat Al Qur’an Qs. 10 : 94 . Berikut dikutipkan lengkap terjemahan  ayat Qs. 10: 94 tersebut .
Maka jika kamu ( Muhammad ) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu. Sesungguhnya telah datang kebenaran kepadamu dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu temasuk orang-orang yang ragu-ragu.
Ayat Qs. 10 : 94  dijadikan dalil oleh Eja Kalima  bahwa wahyu yang datang belakangan itulah yang harus dipertanyakan dengan merujuk kepada wahyu terdahulu . Ini kesalah-kaprahan Eja Kalima . Disarankan kalau belum tahu apa-apa tentang ayat Al Qur’an , jangan memberikan komentar dan penfasiran terhadap ayat Al Qur’an. Jika Eja Kalima hendak memahami secara benar atas ayat Qs. 10 : 94 , mulailah dengan pertanyaan-pertanyaan berikut :
-      Hal apakah yang ” DITURUNKAN ” Allah SWT kepada Nabi Muhammad saw dan dihubungkan dengan  keragu-raguan ” tersebut ?
-      Apa latar belakang ( asbaabun nuzul ) dari ayat ini ?
-      Apakah benar Nabi Muhammad SAW ragu-ragu tentang apa yang Allah turunkan kepadanya ? 
Dengan menjawab tiga pertanyaan tersebut , Eja Kalima akan mendapatkan pemahaman mengenai maksud ayat ini . Karena ketidak-tahuan atas tiga aspek yang terkandung dalam pertanyaan di atas , maka seorang Penginjil bernama dr. Suradi dari CRISTIAN CENTRE ” NEHEMIA ” Jakarta  pernah memberi pemahaman yang berjumplitan atas ayat Qs. 10 : 94 tersebut sebagai berikut :
KALAU MUHAMMAD RAGU-RAGU TENTANG AL QUR’AN , diperintahkan supaya menanyakan kepada orang-orang membaca kitab sebelum dia . Siapa pembaca kitab sebelum Muhammad ? Jawabannya hanya satu : ORANG ISRAEL DAN ORANG KRISTEN . ( Buletin Gema Nehemia  No. 26 ).
KALAU MUHAMMAD RAGU-RAGU TENTANG PERISTIWA TERSEBUT  supaya bertanya kepada orang-orang sebelum Muhammad yaitu ORANG-ORANG YAHUDI DAN NASRANI . ………. ( Buletin Gema Nehemia  No.29 )
Betapa berjumplitannya ! Pertama-tama menurut dr. Suradi yang diragukan itu adalah Al Qur’an , kemudian berubah lagi bahwa yang diragukan itu adalah PERISTIWA TERSEBUT, yang maksudnya peristiwa tenggelamnya Firaun di Laut Merah ( menurut Bibel :  LAUT KOLZOM ).  Berjumplitannya pernyataan Penginjil dr. Suradi ini karena tidak tahu apa masalah yang dikaitkan dengan ” keragu-raguan ” yang disebutkan dalam ayat Qs. 10 : 94 tersebut . Eja Kalima   juga   memahami   bahwa   kalimat    apa  yang  Kami  turunkan kepadamu   yang
disebutkan dalam ayat Qs.10 : 94  tersebut , tidak lain adalah ” AL QUR’AN ”.
Untuk diketahui oleh Eja Kalima , s. Yunus 94 adalah ayat Madaniyah yaitu wahyu yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW ketika sudah berada di Madinah dalam peristiwa Hijrah. Di Madinah, Nabi Muhammad SAW bersama kaum Muslimin berinteraksi sekaligus mengalami perbenturan dengan orang-orang Yahudi seperti Yahudi Bani Nadlir, Bani Quraizhah dan sebagainya. Tidak disebutkan adanya orang Kristen yang bermukim di Madinah. dan Nabi Muhammad SAW beserta para sahabat melakukan interaksi dengan mereka . Kalau orang Kristen ada di Madinah ( sebelumnya bernama : YATSRIB ) pasti mereka digorok orang-orang Yahudi. Dalam memberikan penguatan keyakinan dan penguatan motivasi pada diri Rasulullah SAW bahwa ke-Rasul-an Muhammad adalah satu kebenaran yang datang dari Allah dan kalau Muhammad ragu-ragu dengan kebenaran itu maka Muhammad dapat bertanya kepada orang-orang Yahudi – bukan kepada orang Kristen karena orang Kristen sebagai komunitas tidak ada di Madinah kecuali satu dan dua orang – bahwa NAMA NABI MUHAMMAD DAN SIFAT-SIFATNYA ADA TERCANTUM DALAM TAURAT !!!  Itu yang dimaksudkan ayat Yunus 94 yang sdra kutip itu. Tentang ini dapat dibaca Al Furqaan  Tafsir Al Qur’an oleh A. Hassan ,  Tafsir Ibnu Katsier, dan lainnya. Jadi , ” keragu-raguan ” hal yang disebut dalam ayat Qs. 10 : 94 adalah jikalau Nabi Muhammad SAW meragukan adanya “ PENUBUATAN DIRINYA ( NABI MUHAMMAD SAW ) “ dalam kitab-kitab terdahulu. Dan  Nabi Muhammad SAW sama sekali tidak meragukannya . Dan karena Nabi Muhammad SAW tidak pernah meragukan kebenaran kenabiannya maka ketika menerima wahyu ini , dengan serta merta Nabi Muhammad SAW bersabda  : “ Laa asyukku wa laa asla-lu “ ( AKU TIDAK RAGU-RAGU DAN TIDAK AKAN BERTANYA “ ( Hadist). Jelaslah jawaban untuk tiga pertanyaan yang dikemukakan tadi  yaitu :
a.      Yang dimaksudkan dengan ” Apa yang Kami turunkan kepadamu ” dalam ayat Qs.   10 : 94  adalah KENABIAN / KERASULAN yang ditetapkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW .
b.      Latar belakang ( asbaabun nuzul ) dari ayat ini adalah penguatan dan pemberian motivasi  kepada Nabi Muhammad SAW untuk menyadari dirinya sebagai RASUL ALLAH  dengan menanyakan kepada kaum Yahudi di Madinah bahwa namanya ada dalam TAURAT jika Nabi Muhammad saw ragu-ragu dengan kerasulannya dan kebenaran risalah yang dibawanya.
c.      Ternyata , Nabi Muhammad saw tidak pernah ragu-ragu dengan kedudukannya sebagai Nabi/Rasul Allah  dan karena itu tidak perlu membutuhkan konfimasi kepada kaum Yahudi dalam rangka  meyakinkan dirinya sebagai Nabi .
Itulah maksud dari ayat Qs. 10 : 94 . Jadi sangat jauh dari yang diduga Eja Kalima . Oleh karena Eja Kalima menjadikan ayat Qs. 10 : 94 sebagai dalil tentang kedudukan ” ALKITAB / BIBEL ” sebagai KONSULTAN bagi Al Qur’an maka konsekwensi logisnya , Eja Kalima harus mengakui bahwa DALAM TAURAT MEMANG ADA DISEBUTKAN NABI MUHAMMAD SAW karena aspek yang harus ditanyakan kepada kaum Yahudi di Madinah adalah DISEBUTKAN NAMA NABI MUHAMMAD SAW DALAM TAURAT jika Nabi Muhammad saw merasa ragu-ragu dengan tugas kenabian yang diberikan kepada beliau !
 
APOLOGI   4   :          MANA BUKTINYA DARI NASKAH - NASKAH KUNO TENTANG TIDAK TERSALIBNYA YESUS ?  .

Eja Kalima memberikan pernyataan berikut :
Tetapi sekarang , adakah suatu naskah kuno yang membuktikan bahwa ayat-ayat mengenai penyaliban Yesus itu bukan aslinya dari Alkitab ?  Adakah bukti-bukti tertulis yang menyatakan bahwa Alkitab , aslinya tidak mengajarkan penyaliban Yesus ? Dunia tidak mengandung bukti semacam itu. Sejak awal mulanya , Alkitab telah dan selalu mengajarkan bahwa Yesus mati disalib . Ajaran ini sudah berlangsung selama 600-an tahun tanpa ada sanggahan dari manapun .

TANGGAPAN
Pembicaraan masalah ini seharusnya ditempatkan dalam pembahasan atas tuduhan SALAH PAHAM 19  berkenaan dengan Penyaliban Yesus . Tetapi Eja Kalima telah mengangkatnya dalam pembicaraan tentang Kitab Suci sehingga tetap dibahas juga  . Uraian yang diberikan hanya secara singkat saja . Pembahasan lebih luas disajikan dalam tanggapan atas tuduhan SALAH PAHAM 19 . Eja Kalima mempertanyakan sebagai tantangan  :
-       Apakah ada NASKAH KUNO yang membuktikan bahwa ayat-ayat mengenai penyaliban Yesus itu bukan aslinya dari Alkitab .
-       Adakah BUKTI-BUKTI TERTULIS  yang menyatakan bahwa Alkitab , aslinya tidak mengajarkan penyaliban Yesus ?
Dalam keyakinan yang sangat kental , Eja Kalima memberi pernyataan sebagai jawaban atas pertanyaan tersebut :  Dunia tidak mengandung bukti semacam itu. Sejak awal mulanya , Alkitab telah dan selalu mengajarkan bahwa Yesus mati disalib ” . Di sini dapat dilihat betapa Eja Kalima ini benar-benar hidup dalam TEMPURUNG KELAPA DOGMA KEKRISTENAN , tanpa mau melihat fakta-fakta perkembangan penemuan arkeologi dan juga tidak mau menganalisis Alkitab/Bibel yang diyakininya sebagai FIRMAN ALLAH serta tidak pernah membaca pernyataan-pernyataan para pakar dari kalangan Kristen sendiri .
Pertanyaan –pertanyaan si Kristen Penaji Apologi tersebut sebaiknya diluruskan dulu agar lebih fokus , sehingga tidak perlu berbicara secara dogmatis  :
-      apakah penyaliban Yesus itu benar-benar terjadi ?
-      Apakah ada Naskah Kuno yang membuktikan bahwa penyaliban Yesus tidak pernah terjadi ?
-      Apakah ada ayat Alkitab/Bibel yang menyatakan Yesus tidak tersalib ?
-      Bagaimana pendapat para pakar tentang penyaliban Yesus , fakta ataukah khayalan ?
Pertanyaan pertama : ” apakah penyaliban Yesus itu benar-benar terjadi ? ” akan terjawab utuh keseluruhannya dengan memberi bahasan untuk tiga pertanyaan berikutnya . Untuk itu mari kita bahas  sebagai berikut  :

NASKAH KUNO TENTANG TIDAK TERSALIBNYA YESUS .
1.     NASKAH  NAG HAMMADY
§  Diketemukan tahun  1945 oleh penggali batu dua bersau-dara : MUHAMMAD ALI as-SAMAN dan KHALIFAH  ddekat BUKIT ATH-THARIF , sekitar 10 km , timur laut kota NAG HAMMADY , didataran tinggi Mesir .
§  Merupakan sebuah kitab lengkap  dan disebut “ NASKAH NAG HAMMADY “ berisi 52 teks yang ditulis 1152 halaman , terhimpun dalam 13 jilid , sebahagian besar tertulis dalam bahasa QIBTHI .
§  Berisi Injil-Injil yang dinilai APOKRIF antara lain INJIL THOMAS  ( bhs. Mesir Kuno : TAHTAMUS ), INJIL PHILIP, INJIL KEBENARAN dan INJIL MESIR , juga kitab apostolic yang dinisbatkan kepada murid-murid Yesus , yaitu KITAB JAMES ( bhs. Mesir Kuno : YAHMUS ), MIMPI POLIUS , SURAT PETERUS KEPADA PHILIP .
§  Penemuan manuskrip Nag Hammady merupakan penemuan pertama sebuah manuskrip terlengkap . Menurut GILLES KEISPEL , manuskrip Nag Hammady merupakan naskah yang berasal dari abad pertama masehi
     GILLES KEISPEL membaca di bahagian awal manuskrip kalimat yang berbunyi :  Ini adalah kata-kata rahasia yang disampaikan oleh Kristus yang hidup dan ditulis oleh DIDEMEUS YUDAS THOMAS  “, yang ternyata merupakan bagian awal INJIL THOMAS dan berisi ucapan-ucapan Yesus Kristus, tidak seperti Injil Kanonik yang berisi mitos Yesus Kristus .
§  Keberadaan INJIL THOMAS ini mengundang perhatian  pakar Bibel untuk melakukan kajian . Setelah melakukan kajian mereka  menerbitkan : THE FIVE GOSPEL , yaitu INJIL KANONIK ditambah dengan INJIL THOMAS .
§  INJIL-INJIL KOPTIK di NAG HAMMADY , sama sekali tidak memuat kisah pengadilan oleh Pilatus dan penyaliban Yesus . Hal ini merupakan satu kejanggalan sebab kisah pengadilan oleh Pilatus dan penyaliban Yesus, seharusnya menjadi satu cerita yang wajib dimuat karena menjadi bahagian terpenting dalam kepercayaan Kristen . Hal ini menunjukkan KEBOHONGAN CERITA PENYALIBAN YESUS KRISTUS .
§  INJIL PETERUS yang ditemukan di NAG HAMMADY mengungkapkan  pernyataan Peterus :
Saya melihatnya seolah - olah orang-orang menangkapnya. Aku bertanya  :   “ Apa yang saya lihat ini , tuan ?  Engkau-kah yang diambil mereka itu ? Ataukah memukuli dua telapak dan dua tangan ORANG LAIN ? “. Sang Juru Selamat berkata kepadaku : “ …… orang yang mereka paku dua tangan dan dua telapak kakinya itu adalah PENGGANTI . Mereka meletakkan orang yang SERUPANYA dalam kehinaan . Lihatlah KEPADANYA ! Dan lihat juga KEPADAKU ! 
§  KITAB SET AGUNG yang ditemukan di NAG HAMMADY  mengungkapkan  :
            ORANG LAIN ….. yang merasakan empedu dan cuka ..…. BUKAN AKU … ORANG LAIN – lah yang memikul salib di atas pundaknya  , juga ORANG LAIN yang dipakaikan mahkota duri di atas kepalanya . Aku sendiri beriang-gembira di tempat tinggi ….. Aku menertawakan kebodohan mereka  “ .
§  KISAH YOHANES, yang ditemukan di NAG HAMMADY mengungkapkan ucapan Yesus : ” Tidak terjadi pada diriku semua yang dikatakan orang-orang itu ” .
§  RISALAH KIAMAT , yang ditemukan di NAG HAMMADY mengungkapkan  bahwa Isa Al Masih meninggal layaknya sebagai manusia biasa , tetapi ruhnya yang suci tidak mungkin mati .
Untuk diketahui , pada sampul manuskrip –manuskrip Naj’Hammadi ini ditemukan gambar “ SALIB “ . Tetapi hendaknya dipahami bahwa gambar  “ SALIB “ itu BUKAN SALIB ROMAWI  melainkan gambar “ ANCHOR “ ( = sauh , jangkar ).  Dalam kepercayaan Mesir pada waktu itu , gambar   “ ANCHOR “ – bukan SALIB ROMAWI – adalah KUNCI KEHIDUPAN BAGI ORANG-ORANG MESIR KUNO. Penjelasan ini dikemukakan agar jangan sampai ada pemahaman, tercantumnya gambar “ ANCHOR “  pada sampul manuskrip Naj’ Hammadi menunjukkan simbol Yesus mati disalib .
 
2.      DEAD SEA SCROLLS

§  Diketemukan pada tahun 1947 oleh seorang anak gembala bernama MUHAMMAD Ad-DIB dari suku  TA’AMIRAH  (- yang mendiami wilayah yang membentang dari Yerusalem hingga  tepian Laut Mati - ) dalam gua bukit QUMRAN . Temuan-temuan berikutnya terjadi sesudah penemuan pertama tersebut  dan naskah dari wilayah ini disebut : NASKAH LAUT MATI  (  DEAD SEA SCROLLS ).
§  Penyelidikan arkeologis menunjukkan :  wilayah Qumran  ini pada masa lalu dihuni  kaum yang disebut  ESSENA .
§  Nama kelompok Essena ini  ada disebut dalam karya berbahasa Yunani dari Philo Yudaeus , Josephus Flavius dan Pliny the Elder dengan sebutan : ESENOY  atau  ESAU . Orang yang menisbatkan dirinya  dengan nama ini disebut : ESAWI . Huruf  ‘ain “ dalam semua bahasa Semitik  akan berubah menjadi huruf  alif “ dalam bahasa Eropa  ( termasuk bahasa Yunani ) . Dengan demikian kata bahasa Yunani “ ESAWI “ dapat ditulis dengan : ‘ISAWI,  sama dengan kosa kata bahasa Arab . Ini berarti , kata bahasa Yunani “ ESSENA “ sama  dengan  “ ‘ISAWIYYUN “  yang berarti : PENGIKUT ISA .
§  Salah satu isi dari Dead Sea Scrolls  menyebutkan :

a.  Adanya sesorang yang dipanggil dengan  “ TEACHER OF RIGHTOUSNESS “( Guru Kebenaran , Guru Kebajikan ) yang sempat lolos dari tangan-tangan musuhnya .
b.  Adanya “ WICKED PRIEST “ ( Imam yang jahat ) dan “ MAN OF LIE “ (Manusia Pendusta) yang berusaha menjerumuskan  “ TEACH-ER OF RIGHTOUSNESS “ ( Guru Kebenaran ) tersebut.
c.  Adanya  “ KHITTEN “ ( Rajawali ) yang pada masa keku-asannya , hidup “ TEACHER OF RIGHTOUSNESS “        ( Guru Kebenaran )

Pertanyaan : Siapakah yang dimaksud dengan “ TEACHER OF RIGHTOUSNESS “ ( Guru Kebenaran ) ; “ WICKED PRIEST “ ( Imam yang jahat) dan “ MAN OF LIE “    ( Manusia Pendusta ) dan “ KHITTEN “ ( Rajawali ) tersebut ?. Para ahli Bibel mencoba menghubungkan dengan tokoh histories pada suatu masa tertentu yang lebih awal berdasarkan dugaan bahwa kelompok Essena itu ada jauh sebelum masa Nabi Isa Al Masih as. Ada yang cocok dengan salah satu sebutan itu tetapi tidak cocok dengan sebutan lainnya . Akhirnya para ahli Bibel buntu menentukan figur/ tokoh historis untuk semua sebutan itu sampai saat ini. Jika saja . tokoh historis yang hendak dicocokkan dengan sebutan-sebutan itu dikembalikan pada masa Nabi Isa Al Masih as . maka didapatkan padanan yang sesuai , sebagai hipotesis yang kuat tanpa bisa dibantah yaitu :
1.      “ TEACHER OF RIGHTOUSNESS “( Guru Kebenaran  ) adalah NABI ISA AL MASIH as (Yesus Kristus) yang mendakwahkan kebenaran dari Allah SWT.
2.       “ WICKED PRIEST “( Imam yang jahat ) adalah IMAM BESAR KAYAFAS yang menjadi kepala Imam Yahudi dan mendakwa Yesus Kristus kepada penguasa Romawi     ( baca : Matius 26 : 57 -66 ; 27 : 20 dan sebagainya )
3.      “ MAN OF LIE “ ( Manusia Pendusta ) ialah orang-orang dalam Majelis Imam Besar yang siap memberikan kesaksian palsu atas Yesus ( Matius 26 : 59-60 ; Markus 14 : 55-59 ; Lukas 23 : 2 ; Yahya 18 : 29-30 )
4.      “ KHITTEN “ ( Rajawali ) adalah penguasa Romawi yang menguasai tanah Kanaan , dan memiliki simbol : BURUNG RAJAWALI .
Dalam DEAD SEA SCROLLS diungkapkan bahwa “ TEACHER OF RIGHTOUS-NESS “( Guru Kebenaran ) ini lolos dari upaya penangkapan oleh musuh-musuhnya , berarti ISA AL MASIH as. sesungguhnya lolos dari upaya penangkapan dan pembunuhan yang direncana-kan musuh-musuhnya yaitu  “ WICKED PRIEST “ ( Imam yang jahat ) ; “ MAN OF LIE “ ( Manusia Pendusta ) dan “ KHITTEN “ ( Rajawali ) . Ini menunjukkan bahwa Nabi Isa Al Masih as , tidak pernah disalib dan dibunuh karena sesungguhnya Nabi Isa Al Masih as dapat melepaskan diri dari upaya penangkapan yang dilakukan musuh-musuhnya .
§  Di daerah kelompok Essena bermukim , didapatkan dua kuburan yang ditempatkan secara khusus , yang menunjukkan bahwa tokoh yang dikuburkan di situ adalah manusia yang dihormati dan dimuliakan oleh anggota kelompok Essena . Salah satunya merupakan kuburan wanita . Jika kelompok Essena ini merupakan kelompok pengikut Isa Al Masih  berarti ada kemungkinan kedua kuburan itu adalah kuburan Nabi Isa Al Masih as. dan kuburan Maryam , ibunya .
Menyamakan “ TEACHER OF RIGHTOUSNESS “ ( Guru Kebenaran) sebagai  NABI ISA AL MASIH as. dan kelompok Essena sebagai pengikut Yesus Kristus diakui sejumlah ahli antara lain Prof. Tatcher dari University of Cambridge , berkeyakinan bahwa GURU BIJAK  itu tidak lain adalah ISA ALMASIH dan ORANG-ORANG ESENES adalah PENGANUT KRISTEN AWAL ( yi. murid- murid Yesus dan pengikutnya ) . ( baca MISTERI NASKAH LAUT MATI, oleh Ahmad Osman ).
Fakta temuan arkeologi berupa NASKAH-NASKAH KUNO  yang disajikan ini , mudah-mudahan bisa memuaskan Eja Kalima sekaligus menunjukkan kebo-hongan pernyataannya . 
Paulus , pendiri agama Kristen pun mengungkapkan adanya keraguan kaum Yahudi tentang penyaliban Yesus dengan berkata :
Maka kita ini memberitakan Kristus yang tersalib , yaitu suatu syak kepada orang Yahudi dan suatu kebodohan kepada orang kafir ( 1 Korintus 1 : 23 )
Dari pernyataan Paulus ini , ternyata cerita tentang PENYALIBAN YESUS adalah : hal yang meragukan bagi orang Yahudi dan satu kepercayaan bodoh bagi orang  kafir .  Artinya : Cerita penyaliban Yesus adalah sesuatu yang sangat meragukan .
Ada keragu-raguan di kalangan kaum Yahudi sendiri tentang siapa sesungguhnya yang tersalib.  Dan Yesus sendiri telah menubuatkan  :
Lalu kata Yesus kepada mereka itu : “ Kamu sekalian kelak menaruh syak akan Daku pada malam ini …… “ ( Matius 26 : 31 ).
Dari ayat-ayat Bibel yang disajikan ini menunjukkan bahwa masalah penyaliban Yesus merupakan peristiwa yang sangat meragukan . Dalam Al Qur’an ditegaskan :                          
( Mereka ) tidak membunuhnya dan tidak menyalibnya , melainkan orang lain yang diserupakan bagi mereka seperti Isa .
Kajian-kajian terhadap ayat-ayat Bibel lainnya seperti kondisi dan situasi pada penangkapan Yesus , kematian Yudas Iskariot  dan dialog Yesus di atas salib menurut Injil Yahya , mengantakan kita untuk meyakini bahwa Yesus tidak disalib !

PENGAKUAN PARA AHLI

1.      GEORGE SALE , Orientalis Inggeris dalam pengantar terjemahan Al Qur’an yang disusunnya menyatakan bahwa orang-orang Kerintus ( Cerinthians ) , orang-orang Carpocrations dan sekte-sekte lain pada masa dulu , sesungguhnya percaya bahwa : YANG DISALIB ITU BUKANLAH YESUS tetapi salah SEORANG MURID Yesus yang menyerupainya . Bahkan golongan BASSILIDIAN meyakini bahwa yang disalib itu adalah SIMON KIRENE.
2.      PROF. MONTET  ( - sebagaimana dikutip oleh Malik bin Nabi dalam bukunya  : “ Fenomena Al Qur’an “ - ) menyatakan bahwa IRENEUS seorang bapak Gereja diabad kedua Masehi ( tahun 190 M )  - saksi pertama akan keabsahan Injil Yahya – mengakui bahwa Al Masih tetap memberi pengajaran kepada manusia sampai pada USIA LIMAPULUH TAHUN , berbeda dengan riwayat yang ada kini , yang menganggap bahwa kerasulan Al Masih berakhir pada usia TIGA PULUH DUA TAHUN.
CATATAN :
Jika Yesus Kristus masih memberi pengajaran pada usia 50 puluh tahun , lalu siapakah yang mati disalib itu ketika Yesus Kristus berumur 32 tahun tersebut ? Apakah Yesus Kristus ? Tidak mungkin ! Berarti yang disalib itu adalah orang lain .
3.     ENOCH PAUL , seorang politikus Inggeris dalam bukunya “ PERKEMBANGAN KITAB-KITAB INJIL “ menegaskan bahwa kisah penyaliban yang dilakukan orang-orang Romawi atas Isa Al Masih as, tidak pernah ada dalam Injil yang asli. Dengan demikian , kisah penyaliban Yesus Kristus adalah satu dusta .       
4.     KURT BERNA , seorang Katolik dan menjadi Sekretaris Institut Jerman di Stuttgart menulis buku “ YESUS NICHT AM KREUZ GESTORBEN “ ( Yesus Tidak Mati Di Kayu Salib ) yang mengungkapkan tidak matinya Yesus di atas  Salib berdasarkan hasil kajian atas KAIN KAFAN DARI TURIN . Kurt Berna telah menulis surat kepada   PAUS  JOHN XXII tentang kontroversi Kain Kafan Dari Turin karena ada pula yang menolak sebagai kain kafan Yesus dan menganggapnya hasil pemalsuan agar Paus mengambil langkah dengan melakukan penelitian atas kain kafan tersebut . Akhirnya Paus John XXII mengeluarkan maklumat tanggal 30 Juni 1960 yang dimuat koran Vatikan “ L’ Osservatore Romano “ tanggal 2 Juli 1960 bahwa yang keselamatan manusia adalah akibat langsung dari darah Yesus dan kematian Yesus tidak penting .
Melengkapi bukti-bukti arkeologi yang dikemukakan, begitu pula dengan pernyataan-pernyataan para ahli yang menunjukkan tidak disalibnya Yesus , berikut disajikan sebuah berita tragis tentang “ MAYAT YESUS DAN PASTOR BUNUH DIRI “ yang disiarkan oleh “ THE JAKARTA POST “ tahun 1992 yang intinya sebagai berikut :
Dr. Michael Dagan, seorang arkeolog Israel, dalam upayanya mencari peninggalan tenpat pemujaan kuno bangsa Yahudi ( Jewish Temple ) di bukit Zion ( - di atasnya telah berbdiri Masjidil Aqsha ), telah menemukan sebuah peti mati , yang di dalamnya terdapat kerangka manusia .
Hasil penelitian Dr. Michal Dagan , kerangka manusia tersebut sepertinya KERANGKA YESUS KRISTUS. Tapi karena Dr. Michail Dagan bukan seorang penganut Kristen dan tidak mempunyai data tentang bagaimana bentk tubuh Yesus , maka hasil penemuan kerangka manusia sebagai KERANGKA YESUS  KRISTUS itu masih merupakan asumsi ( dugaan ).  Dr. Michail Dagan melaporkan penemuan itu kepada sahabatnya , JHON LAMBERT , biarawan / Pastor Katolik dan ahli dalam Injil Kuno , yang tinggal di sebuah biara diLOndon Inggeris .
Dr. Michal Dagan menyampaikan data dari kerangka manusia tersebut , misalnya lingkar rongga kepala , panjang kaki , lengan , bentuk tulang rahang dan sebagainya . Juga Dr. Michal mengundang JHON LAMBERT datang ke Yerusalem untuk memastikan benar tidaknya asumsi bahwa kerangka mayat manusia itu adalah MAYAT YESUS KRISTUS , sekaligus meminta agar JHON LAMBERT dapat menyaksikan sendiri hasil temuan tersebut .
Setelah menerima informasi dan data kerangka manusia dalam peti hasil temuan di bawah bangunan Masjidil Aqsha tersebut , boro-boro memenuhi undangan Dr. Michal Dagan , justru PASTOR JHON LAMBERT mala memutuskan bunuh diri dengan cara menggantung diri dalam kamarnya . Mengapa PASTOR MJHON LAMBERT bunuh diri setelah menerima data kerangka mayat dalam peti yang ditemukan di bawah bangunan Masjidil Aqsha dari Dr. Michal Dagan tersebut ? Ini senuah misteri yang tidak terjawab. Tetapi ada dugaan kuat bahwa berdasarkan data mayat dalam peti  yang disajikan Dr. MIchal Dagan , menurut pengetahuan sebagaimana yang biasa diketahui PASTOR JHON LAMBERT selama ini memang BENAR-BENAR MENUNJUKKAN KERANGKA MAYAT YESUS KRISTUS . Ini menjadi beban mental yang luar biasa pada diri PASTOR JHON LAMBERT, karena segalakonsep kepercayaan Kristen tentang Yesus Kristus yang selama ini diyakini kebenarannya , menjadi batal sama sekali . Padahal menurut kepercayaan Kristen , Yesus sudah naik ke langit dengan tubuh jasmaninya setelah kematiannya sehingga tidak mungkin punya kerangka mayat di bumi . Beban mental dan kejiwaan yang luar biasa telah mendorong Pastor JHon Lambert untuk memutuskan bunuh diri yang dilakukannya dengan cara menggantung diri , sebagai satu-satunya upaya pemecahan yang sangat baik daripada harus membenarkan fakta bahwa MAYAT ITU ADALAH MAYAT YESUS KRISTUS !
Berita ini memang tidak menyentuh langsung tentang tersalib atau tidaknya Yesus , tetapi telah menonjok dogma Kristen secara kasar tentang KEBANGKITAN YESUS DARI ANTARA ORANG MATI , kemudian di angkat ke langit dan duduk di sebelah kanan BAPA . Aspek terpenting dengan sajian berita ini bahwa fondasi kepercayaan Kristen telah dilapukkan dan rupanya penganut Kristen mendasarkan pada dogma yang lapuk. Dari bahasan atas sejumlah aspek ini - pengungkapan NASKAH KUNO –dan pendapat para Ahli – telah menjawab pertanyaan Eja Kalima  : ” ....  adakah suatu naskah kuno yang membuktikan bahwa ayat-ayat mengenai penyaliban Yesus itu bukan aslinya dari Alkitab ?  Adakah bukti-bukti tertulis yang menyatakan bahwa Alkitab , aslinya tidak mengajarkan penyaliban Yesus ?  ” sekaligus menunjukkan kebohongan dan kebodohannya karena berkata : ” Dunia tidak mengandung bukti semacam itu. Sejak awal mulanya , Alkitab telah dan selalu mengajarkan bahwa Yesus mati disalib . Ajaran ini sudah berlangsung selama 600-an tahun tanpa ada sanggahan dari mana pun  ”. Disarankan kepada Eja Kalima, jika berkehendak ” mengundang ” ummat Islam ( kaum Muslimin ) ” dalam acara ” jamuan salah paham ” yang diadakannya , janganlah menyajikan pernyataan-pernyataan dogmatis tetapi tunjukkan dalil-dalil dengan analisis-analisi yang dapat dipertanggung-jawabkan secara ilmiah atau secara logika . Pernyataan-pernyataan dogmatis yang disajikan akan terpental oleh dalil-dalil logika dan ilmiah .

APOLOGI   5 :    AL QUR’AN YANG BARU MUNCUL  6 ABAD KEMUDIAN MENOLAK PENYALIBAN YESUS  .

Eja Kalima memberikan pernyataan berikut :
Tetapi setelah 6 abad kemudian , muncullah satu ayat Al Quran yang menolak penyaliban Yesus . Bagaimana satu klaim demikian yang datang belakangan dengan kosong bukti , bisa membatalkan ratusan ayat yang ditentangnya serta ribuan dan ratusan saksi mata tentang penyalibab & kebangkitan Yesus berturut-turut ? Alkitab , dan hanya Alkitab , khusus dipersenjatai dengan banyak nubuat-nubuat yang terbukti . Tuhan memagari kebenaran Alkitab justru lewat bukti-bukti ilahi semacam itu ( Ulangan 18 : 21 -22 ) . Tidak ada cara manusia yang bisa menyanggahnya. Satu ayat penolakan tanpa bukti, sungguh mustahil dapat menghapus-kan nubuat-nubuat penyaliban yang telah kokoh tergenapi dalam Alkitab ( lihat Mzm. 22 : 2, 17-19 ; Zakaria 12 : 10 dll ). Bukankah fakta penggenapan nubuat-nubuatan yang dahsyat ini sungguh bodoh untuk ditutupi oleh orang-orang yang justru mau mencari kebenaran ? Jadi, bagaimana membuktikan Wahyu Terkini menjadi pengukur Wahyu Terdahulu ?

TANGGAPAN
Eja Kalima memberikan pernyataan yang demikian lantaran menduga tidak ada naskah kuno yang menolak kebenaran penyaliban Yesus. Dalam pikirannya, penyaliban Yesus adalah peristiwa sejarah yang diakui orang-orang Kristen awal sehingga karenanya Eja Kalima mempertanyakan pernyataan Al Qur’an yang muncul 600 tahun kemudian yang tiba-tiba menolak kebenaran historisitas penyaliban Yesus . Di sinilah kita bisa mengetahui betapa rendahnya pengetahuan Eja Kalima tentang sejarah Kekristenan .
Al Qur’an hanya mempertegas fakta yang telah ada. Jauh sebelum Al Qur’an, masalah penyaliban Yesus sebagai kebenaran historis telah ditolak . Adanya sanggahan terhadap penyaliban Yesus ini , tidaklah muncul setelah kehadiran Al Qur’an . Oleh karena itu betapa dustanya Eja Kalima ketika berkata : ” Tetapi setelah 6 abad kemudian , muncullah satu ayat Al Quran yang menolak penyaliban Yesus  ” . Hal ini telah diungkapkan di atas untuk tiga aspek yaitu  pengungkapan NASKAH KUNO – Analisis terhadap ayat-ayat Alkitab/Bibel dan pendapat para Ahli ”. Oleh karena itu penolakan terhadap penyaliban Yesus , bukanlah monopoli Al Qur’an semata-mata. Al Qur’an hanya mempertegas penolakan yang telah dilakukan di awal Kekristenan sebelumnya. Dan para pakar yang mengungkap ketidak-benaran penyaliban Yesus itu bukan karena dipengaruhi oleh Al Qur’an tetapi dari penelitian .
Kebohongan Eja Kalima semakin bertambah-tambah ketika berkata :  Bagaimana satu klaim demikian yang datang belakangan dengan kosong bukti , bisa membatalkan ratusan ayat yang ditentangnya serta ribuan dan ratusan saksi mata tentang penyalibab & kebangkitan Yesus berturut-turut ? ”.  Tidak tersalibnya Yesus kosong bukti ? Mengherankan padahal bukti-bukti tentang itu sangat jelas berdasarkan fakta keberadaan sekte-sekte Kristen Awal yang menolak penyaliban Yesus . Begitu pula dengan naskah-naskah kuno yang kemudian dinyatakan apokrif lantaran isinya bertentangan dengan ajaranb Paulus dan kepercayaan ortodoksi Kristen . Juga kajian atas ayat-ayat Alkitab/Bibel menyatakan hal yang sama, yaitu TIDAK TERSALIBNYA YESUS ! Lalu bagaimana Eja Kalima dalam menanggapi ayat Al Qur’an ini menyakannya sebagai kosong bukti ? Sungguh dusta dan disertai kebohongan . Memang Al Qur’an hanya menegaskan ketidak-benaran penyaliban Yesus dan tidak menyajikan bukti-bukti karena Al Qur’an adalah FIRMAN ALLAH yang diwahyukan Allah SWT melalui Jibril , bukan kitab sejarah yang memaparkan peristiwa-peristiwa sejarah seperti Alkitab/Bibel ( - akibatnya telah mewujudkan dirinya dengan sejumlah besar ketidak-benaran dan tidak terkonfirmasi oleh data-data arkeologi - ) . Keberadaan Al Qur’an sebagai WAHYU ALLAH tidak akan tertandingi atau tidak bisa dibandingkan oleh Alkitab/Bibel yang cuma karangan sejarah tulisan  manusia . Dan mengapa harus menuntut bukti dari Al Qur’an – yang wahyu Allah dan bukan buku sejarah karangan manusia - padahal dari kalangan Kristen sendiri , bukti-bukti tersebut terpampang jelas di depan hidungnya Eja Kalima ? Andaikata Eja Kalima menyadari adanya bukti-bukti tersebut, termasuk di dalam Alkitab/Bibel, mungkin Eja Kalima ini tidak akan berani menyajikan pernyataan-pernyataan dusta seperti itu. Sebaiknya sebelum memberi pernyataan , kajilah Alkitab/Bibel supaya memiliki dasar .
Menurut Eja Kalima , masalah penyaliban dan kebangkitan Yesus dipagari dengan nubuat-nubuat dalam Alkitab/Bibel dengan menunjuk ayat-ayat Alkitab/ Bibel yaitu : Ulangan 18 : 21 -22 -  Mzm. 22 : 2, 17-19 -  Zakaria 12 : 10 dll .  Apakah benar ayat-ayat yang ditunjuk Eja Kalima  sebagai bukti nubuat tentang kebenaran penyaliban Yesus ? Berikut dikutipkan ayat-ayat Alkitab/Bibel dimaksud yaitu  :

1.     AYAT ULANGAN 18 : 21 -22 [1] ) :
Lengkapnya ayat Ulangan 18 : 21-22 adalah demikian :
Maka jikalau kiranya kamu berkata dalam hatimu demikian : ” Dengan apakah boleh kami ketahui akan perkataan itu bukannya firman Tuhan adanya ? ”
Bahwa jikalau  NABI ITU berkata demi nama Tuhan , lalu barang yang dikatakannya itu tiada jadi atau tiada datang , ia itulah perkataan yang bukan firman Tuhan adanya , maka nabi itu pun telah berkata dengan sombongnya , janganlah kamu takut akan dia .
Penunjukan Eja Kalima atas ayat Ulangan 18 : 21-22 ini adalah sebagai dalil atas pernyataannya : ” Tuhan memagari kebenaran Alkitab justru lewat bukti-bukti ilahi semacam itu ” yaitu Alkitab/Bibel ” mempertahankan dan melindungi ” kebenaran penyaliban dan kebangkitan Yesus di mana wahyu Al Qur’an yang diterima Nabi Muhammad saw justru menolak kebenaran penyaliban dan kebangkitan Yesus  tersebut. Penolakan Al Qur’an tersebut dapat kita baca dalam ayat Qs. 4 : 156-157 , yang terjemahannya dikutipkan sebagai berikut :
Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina), dan karena ucapan mereka : " Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah ", padahal mereka tidak membunuh-nya dan tidak ( pula ) menyalibnya, tetapi ( yang mereka bunuh ialah ) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang ( pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.
Ayat Al Qur’an Qs. 4 : 156 – 157 inilah ” yang diomeli ” Eja Kalima dengan pernyataannya :       Satu ayat penolakan tanpa bukti , sungguh mustahil dapat menghapuskan nubuat-nubuat penyaliban yang telah kokoh tergenapi dalam Alkitab  ” . Jadi sejauh mana kebenaran penolakan Al Qur’an terhadap penyaliban Yesus dan kebangkitannya , harus dirujuk kepada ayat Ulangan 18 : 21-22 ini  sesuai dengan pernyataan ayat Ulangan 18 : 21 : ” ........... Dengan apakah boleh kami ketahui akan perkataan itu bukannya firman Tuhan adanya ? ”.  Tetapi pernyataan ayat Ulangan 18 : 22  ternyata tidak kait mengait dengan masalah penolakan Al Qur’an terhadap penyaliban dan kebangkitan Yesus karena ayat Ulangan 18 : 22 ini hanya berbicara : ” Jikalau  NABI ITU berkata demi nama Tuhan , lalu barang yang dikatakannya itu tiada jadi atau tiada datang , ia itulah perkataan yang bukan firman Tuhan adanya    ” . Konteksnya adalah jika NABI ITU menubuatkan sesuatu pada masa datang dan apa yang dinubuatkan itu tidak terjadi , maka kata-kata nubuatan dari NABI ITU , bukanlah firman Allah . Sedangkan penolakan Al Qur’an atas penyaliban dan kebangkitanYesus, bukan menubuatkan sesuatu di masa datang melainkan penegasan penolakan atas peristiwa masa lalu yang mengatakan Yesus itu mati disalib, yang memang diakui oleh kalangan Kristen sendiri berdasarkan sumber-sumber Kristen. Jadi penunjukan ayat Ulangan 18 : 21-22 oleh Eja Kalima dalam merespon penolakan Al Qur’an itu, sangat menyimpang jauh. Tegasnya, jika hendak membuktikan benar tidaknya penolakan Al Qur’an atas ” kebenaran ” penyaliban dan kebangkitan Yesus , seharusnya si Kristen mencari dan mengkajinya dari sumber-sumber Kristen sendiri sebagaimana yang telah dibahas sebelum ini .

2.      AYAT MAZMUR  22 : 2
Berikut dikutipkan ayat Mazmur 22 : 2 sebagai berikut :
Ya Allah-ku ! Ya Allah-ku ! Mengapa Engkau telah meninggalkan aku ? Dan jauh Engkau daripada menolong aku dan daripada bunyi peraungku
Rupanya Eja Kalima menjadikan ayat Mazmur 22 : 2 ini sebagai nubuatan ilahi tentang kebenaran penyaliban dan kebangkitan Yesus karena KESAMAAN  dengan kalimat teriakan Yesus di atas tiang salib sebagaimana yang diceritakan dalam Matius 27  : 46  :
Maka sekira-kira pukul tiga itu berserulah Yesus dengan suara keras, katanya  : ” Eli , Eli lama sabakhtani ” artinya : ” YA TUHANKU, YA TUHANKU , APAKAH SEBABNYA ENGKAU MENINGGALKAN AKU ?
Dan juga Markus 15 : 34  menceritakan :
Maka pada jam pukul tiga , berserulah Yesus dengan nyaring suaranya, katanya :     ” Eloi, Eloi, lama sabakhtani ? ” yang diterjemahkan , artinya : ” YA TUHANKU, YA TUHANKU , APAKAH SEBABNYA ENGKAU MENINGGALKAN AKU !
Tetapi ada permasalahan yang perlu di renungkan oleh Eja Kalima dan juga penganut Kristen lainnya , bagaimana ucapan Yesus yang sebenarnya ketika melepaskan nyawanya di atas tiang salib ? Ternyata Injil Lukas dan Injil Yahya menyaji-kan pernyataan yang sangat berbeda dengan yang diceritakan Injil Matius dan Injil Lukas tentang bentuk ucapan yang diteriakkan Yesus di atas tiang salib . Menurut Lukas 23 : 46, ucapan Yesus di atas tiang salib menjelang kematiannya adalah :
Maka berserulah Yesus dengan suara besar , katanya : ” YA BAPA , KE DALAM TANGANMU AKU SERAHKAN ROH-KU ”. Setelah dikatakan demikian , maka puruslah nyawanya .
Sedangkan Yahya 19 : 30 menceritakan demikian :
Setelah Yesus mengecap cuka itu , maka katanya : ” SUDAHLAH GENAP ! ”. Lalu ia menundukkan kepalanya serta menyerahkan rohnya.
Jadi , ada perbedaan cerita Injil-Injil Kanonik mengenai ucapan terakhir Yesus di atas tiang salib sebelum kematiannya . Dengan fakta perbedaan demikian , atas dasar apa sehingga harus dihubungkan dengan ayat Mazmur 22 : 2 dan dikatakan sebagai ayat nubuatan tentang penyaliban Yesus ? Jika ayat Mazmur 22 : 2  benar-benar sebagai ayat nubuatan tentang penyaliban Yesus , maka sangatlah penting dan tidak boleh terabaikan untuk diungkapkan. Tetapi mengapa Injil Lukas dan Injil Yahya tidak menyajikannya ? Ini membuktikan bahwa tidak ada hubungan ucapan Yesus di atas tiang salib dengan ayat Mazmur 22 : 2 . Dan sehubungan dengan fakta perbedaan ini , perlu dipertanyakan sejauh manakah kebenaran ucapan Yesus yang dituliskan Injil Maitus dan Injil Markus dan apakah ayat Mazmur 22 : 2  tepat dikatakan sebagai nubuatan tentang Yesus ?  Dan perlu diingat dalam TUDUHAN SALAH PAHAM 8 , Eja Kalima dengan pernyataan apologi yang jungkir balik dan pontang-panting tidak mengakui adanya perbedaan-perbedaan ayat-ayat Alkitab/Bibel sebagai bentuk KONTRADIKSI SEJATI dari ayat-ayat Alkitab/Bibel dan menjadi bukti KETIDAK-SEMPURNAAN  Alkitab/Bibel . Kita kembalikan apologinya tersebut kepada fakta Alkitab/Bibel mengenai ucapan Yesus di atas tiang salib yang diungkapkan secara berbeda-beda oleh Injil-Injil Kanonik  : MATIUS-MARKUS  dengan LUKAS dengan YAHYA . Jika perbedaan-perbedaan tersebut tidak menunjukkan KONTRADIKSI SEJATI, lalu bagaimana ucapan Yesus yang sebenarnya ? Sebaiknya Eja Kalima , begitu pula penganut Kristen lainnya , mengakui saja secara jujur tentang KETIDAK-SEMPURNAAN Alkitab/Bibel, dari pada berpusing-pusing menyajikan pernyataan yang tidak pernah meniadakan fakta KETIDAK-SEMPURNAAN Alkitab/Bibel .

3.     AYAT MAZMUR  22 : 17-19
Berikut dikutipkan ayat Mazmur 22 : 17-19 sebagai berikut :
Karena beberapa anjing telah mengelilingi aku dan aku dikepung oleh suatu perhimpunan orang yang berbuat jahat ; mereka telah menebuk kaki tanganku.
Segala tulangku dapat kubilang ; mereka itu melihatkan dia dan memandang kepadaku .
Dibagi-baginya pakaianku di antaranya dan dibuangkan undi atas jubahku .
Rupanya ayat Mazmur 22 : 17-19 ini dikaitkan dengan Matius 27 : 35 –Markus 15 : 24 - Lukas 23 : 34 dan ayat Yahya 19 : 23 lantaran ada disebutkan ” Dibagi-baginya pakaianku di antaranya dan dibuangkan undi atas jubahku  ”. Oleh karena itu dikatakan ayat Mazmur 22 : 17-19 ini sebagai nubuatan tentang penyaliban Yesus. Berikut dikutipkan ayat-ayat Injil-Injil Kanonik tersebut .
Setelah disalibkannya Yesus maka mereka itupun berbagi pakaiannya dengan membuang   undi . ( Matius 27 : 35  )
Maka disalibkannya Dia lalu dibagikannya pakaiannya dengan mem-buang undi atasnya supaya ditentukan  bagian masing-masing . ( Markus 15 : 24 )
Maka berdoalah Yesus, katanya : ” Ya Bapa , ampunilah kiranya mereka itu karena tiada diketahuinya apa  yang diperbuatnya ”. Lalu mereka itu berbagi-bagi  pakaiannya dengan membuang undi . ( Lukas  23 : 34 )
Maka segala laskar itu setelah sudah mensalibkan Yesus , lalu mengambil pakaiannya  , dibaginya empat yaitu untuk tiap lasykar satu bahagian dan jubahnya pun ; tetapi jubah itu tiada berjahit  , hanyalah sehelai tenunan dari atas sampai ke bawah . ( Yahya 19 : 23 )
Karena adanya kesamaan  antara ayat Mazmur 22 : 17-19 dengan ayat Injil-Injil Kanonik tersebut di atas tentang  Membagi-bagi pakaian dengan membuang undi ”  maka dikatakan ayat Mazmur 22 : 17-19 menubuatkan penyaliban Yesus . Padahal penetapan apakah ayat Mazmur 22 : 17 – 19 benar-benar menubuatkan penyaliban Yesus dan terbukti cocok dengan kisah yang diceritakan Injil-Injil Kanonik , sesungguhnya tidak sesederhana itu .
1.      Menurut Mazmur 22 : 17-19 , dikatakan  beberapa anjing telah mengelilingi aku   ” tetapi tidak tercantum dalam kisah yang disajikan Injil Kanonik . Tidak ada anjing yang mengelilingi Yesus . Mungkin ada apologi penganut Kristen bahwa ” beberapa anjing telah mengelilingi aku   ” adalah ungkapan yang menunjukkan orang-orang yang bersikap seperti anjing . Tidak benar-benar menunjukkan anjing . Jika demikian halnya , berarti ” Dibagi-baginya pakaianku di antaranya dan dibuangkan undi atas jubahku ” juga harus dilihat sebagai  ungkapan  saja , dan  tidak  benar -benar terjadi , sedangkan yang diceritakan Injil
Kanonik  ” benar-benar terjadi ”.
2.      Menurut Mazmur 22 : 17-19 , dikatakan : ” mereka telah menebuk kaki tanganku ”. Ternyata dalam Injil Kanonik tidak ada diceritakan demikian . Tidak ada laskar yang menebuk kaki tangan Yesus .
3.      Menurut Mazmur 22 : 17-19 , dikatakan : ”   Segala tulangku dapat kubilang ; mereka itu melihatkan dia ”. Ternyata dalam Injil Kanonik tidak ada diceritakan Yesus membilang tulang-tulangnya dan laskar melihat Yesus membilang tulang-tulangnya  tersebut .
4.      Memperhatikan ” NYANYIAN ” Daud dalam Mazmur 22  ini , terlihat sekali tidak ada makna nubuatan tentang penyaliban Yesus karena Daud berbicara tentang harapan dirinya dan munajatnya kepada Tuhan . Ini dapat dilihat dari ayat-ayat berikutnya yang berisi doa Daud yang meminta pertolongan Tuhan ( ayat 20 sd. ayat 22 ) . Dan hal itu tidak terjadi dalam peristiwa ” penyaliban ” Yesus .
Jika memang ayat Mazmur 22 : 17-19 ini merupakan nubuatan tentang penyaliban Yesus , seharusnya dalam kejadian penyaliban Yesus , aspek-aspek yang disebutkan di atas, muncul dan terjadi . Tapi kenyataannya , tidak. Oleh karena itu, dari aspek-aspek ini , tampaknya terlalu gegabah jika menjadikan  Mazmur 22 : 17-19  sebagai ayat nubuatan tentang penyaliban Yesus lantaran ada kemiripan penggalan kalimat ”Dibagi-baginya pakaianku di antaranya dan dibuangkan undi atas jubahku ”. Apalagi ada perbedaan antara Matius-Markus-Lukas dengan Yahya dalam hal yang diundi. Jika menurut Matius-Markus-Lukas, yang diundi itu adalah pakaian Yesus, sedangkan Yahya membedakan antara pakaian Yesus dengan jubah Yesus  Dan menurut Yahya, yang diundi adalah jubah Yesus , sedangkan pakaian Yesus dibagi untuk empat orang tanpa diundi. Sama seperti yang disebut dalam ayat Mazmur 22 : 19 , yang berarti versi Matius, Markus dan Lukas tidak sesuai dengan yang dikatakan ayat Mazmur 22 : 19.

4.      AYAT ZAKARIA 12 : 10
Berikut dikutipkan ayat Zakaria 12 : 10 sebagai berikut :
Tetapi  kepada  isi  istana Daud dan  kepada orang isi Yerusalem , Aku akan mencurahkan Roh rahmat dan permintaan doa ; dan mereka itu akan memandang kepadaku yang telah ditikamnya dan mereka itu akan meratap akan dia selaku peratap akan anak laki-laki yang tunggal dan mereka itu akan menangisi dia tersedih-sedih selaku orang menangisi anak sulung
Ayat  Zakaria 12 : 10  ini merupakan ayat dalam rangkaian ayat yang berisi ancaman Tuhan berkenaan dengan perlindungan Yerusalem . Tidak ada kait mengait dengan penyaliban Yesus . Hal ini dapat dibaca sejak ayat Zakaria 12 : 7. Lalu bagaimana Tuhan dikatakan memberi berkat kepada segala kemah Yehuda ( ayat 7 ), melindungi Yerusalem dan istana Daud menjadi seperti ” allah ” ( ayat 8 ) dan Tuhan membinasakan segala bangsa yang datang menyerang Yerusalem ( ayat 9 ) dan mencurahkan ROH RAHMAT dan PERMINTAAN DOA  ( ayat 10 ) , ketika kaum Yahudi justru menyalib Yesus ?  Ini tidak masuk akal !  Menjadikan ayat Zakaria 12 : 10 sebagai nubuatan penyaliban Yesus terlalu dipaksakan lantaran dalam ayat ini ada dikatakan : ”  mereka itu akan memandang kepadaku yang telah ditikamnya ” lalu karena ada kata ” ditikamnya ” maka Eja Kalima dihubungkan dengan peristiwa penyaliban Yesus . Padahal dalam kisah penyaliban Yesus , tidak ada diceritakan sama sekali adanya penikaman terhadap Yesus , kecuali dalam Injil Yahya (ayat 19 : 34) yang menceritakan seorang laskar menikam rusuk Yesus dengan tombak sehingga keluar darah becampur air . Tetapi kisah ini tidak diceritakan oleh Injil Matius , Injil Markus dan Injil Lukas. Jika memang ayat Zakaria 12 : 10 merupakan nubuatan tentang peristiwa penyaliban Yesus , mengapa hal yang sepenting itu karena bernilai nubuatan justru tidak diceritakan dalam ketiga Injil Sinoptik ?  Akhirnya harus dipahami bahwa kata : ” ditikamnya  ” ini hanyalah ungkapan atau metafora belaka  yang menunjukkan keingkaran kaum Yahudi terhadap Tuhan. Ungkapan metafora seperti ini cukup banyak dalam Perjanjian Lama ( The Old Testament )
Dari bahasan atas ayat-ayat alkitab/Bibel ( Mazmur 22 : 2 ; Mazmur 22: 17-19 dan Zakariya    12 : 10 ) yang ditunjuk Eja Kalima , yang katanya sebagai nubuatan atas peristiwa penyaliban Yesus, sesungguhnya tidak berdasar sama sekali . Akhirnya harus diakui , bahwa memang penyaliban Yesus dan kebangkitannya tidak pernah terjadi. Ini sesuai pula dengan  pernyataan-pernyataan NASKAH KUNO, Analisis atas ayat-ayat Alkitab dan pengakuan para pakar dari kalangan Kristen sendiri, semuanya menunjukkan YESUS TIDAK MATI DISALIB ! Oleh karena itu betapa TIDAK BENARNYA pernyataan Eja Kalima :  Bukankah fakta penggenapan nubuat-nubuatan yang dahsyat ini sungguh bodoh untuk ditutupi oleh orang-orang yang justru mau mencari kebenaran ? Jadi, bagaimana membuktikan Wahyu Terkini menjadi pengukur Wahyu Terdahulu ? ”. Fakta penggenapan nubuatan apa yang dahsyat , ketika ayat-ayat Alkitab/Bibel yang ditunjuk Eja Kalima ternyata tidak valid sebagai ayat nubuatan tentang penyaliban Yesus ? Itu hanya klaim dogmatis semata-mata . Al Qur’an sebagai WAHYU TERAKHIR mengukur WAHYU TERDAHULU YANG TELAH DIKOTORI TANGAN-TANGAN MANUSIA ! Perjalanan risalah kenabian  dan adanya rantai pengutusan menunjukkan kehadiran nabi berikutnya adalah meluruskan kembali penyimpangan yang terjadi atas risalah kenabian sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa WAHYU TERKINI selalu menjadi pengukur WAHYU TERDAHULU yang telah disimpangkan .

P E N U T U P 
Fakta keberadaan Alkitab/Bibel yang telah mengalami perubahan, tidak bisa diingkari oleh siapapun. Perubahan tersebut dapat berbentuk kontradiksi antar ayat atau berbentuk perbedaan-perbedaan , yang disimpulkan dengan bentuk kajian :
a.      Membandingkan suatu teks dengan teks lain dari dua kitab dalam Alkitab/ Bibel dari tahun terbit yang sama .
b.      Membandingkan suatu teks yang seharusnya sama dari dua Alkitab/Bibel dalam bahasa terjemahan yang sama tetapi tahun terbit yang berbeda .
c.      Membandingkan suatu teks yang seharusnya memiliki pengertian yang sama dari dua Alkitab/Bibel dari dua bahasa terjemahan yang sama
Variasi kajian ini dapat dilengkapi dengan : Membandingkan suatu teks yang seharusnya sama dari dua Alkitab/Bibel dalam dua bahasa terjemahan yang berbeda tetapi tahun terbit berbeda . Kita akan mendapatkan contoh dalam Alkitab / Bibel dari semua bentuk kajian tentang perubahan ( tahrif ) tersebut. Lebih jauh, masalah fakta perubahan atas ayat-ayat Alkitab/Bibel dibahas dalam tanggapan atas SALAH PAHAM 10 dari Eja Kalima . Dan perubahan- perubahan itu tidak ada bisa dianggap sepele dengan argumentasi kosong : ” Pergeseran yang remah-remah ini sesungguhnya bukan monopoli penyalinan saja melainkan sama halnya dengan ” pergeseran makna ” yang pasti terjadi lewat waktu , untuk kata-kata tertentu dalam naskah tua apa saja . Bahasa di seluruh dunia mencatat banyak kata di mana makna sejatinya telah bergeser bahkan menjadi ” kosong arti ” karena mengalami evolusi dan degenerasi lewat waktu . Namun semua remah ini tidak membatalkan kebenaran Alkitab untuk apa ia diwahyukan !    seperti yang dikatakan Eja Kalima . Tidak ada alasan sedikitpun untuk membenarkan perubahan tersebut ketika sebuah kitab harus diberi label ” SUCI ”.








[1] ). Berbicara tentang ayat Ulangan 18 : 21-22 , tidak boleh dilepaskan dari konteksnya yaitu NUBUATAN tentang kedatangan seorang NABI dalam Ulangan 18 : 15, 18.  Berikut dikutipkan ayat nubuatan ini mulai ayat 15 sampai ayat 22  ( untuk menyingkat , tidak dikutip ayat 16, 17 , 19 , 20 ):
15.    Bahwa seorang nabi dari tengah-tengah kamu , dari antara segala saudaramu dan yang seperti aku ini , ia itu akan dijadikan oleh Tuhan Allah-mu bagi kamu , maka akan dia patutlah kamu mendengar .
18.    Bahwa Aku akan menjadikan bagi mereka itu seorang nabi dari antara segala saudara-nya, yang seperti  engkau, dan Aku akan memberi segala firmanKu dalam mulutnya dan ia pun mengatakan kepadanya segala yang kusuruh akan dia .
20.    Tetapi  adapun nabi yang melakukan dirinya dengan sombong, dan mengatakan firman dengan namaKu, yang tiada kusuruh katakan, atau yang berkata dengan nama dewa-dewa , niscaya orang nabi itu akan mati dibunuh hukumnya .
22.    Bahwa jikalau nabi itu berkata demi nama Tuhan , lalu barang yang dikatakan-nya itu tiada jadi atau tiada datang , ia itulah perkataan yang bukan firman Tuhan adanya , maka nabi itu pun telah berkata dengan sombongnya , janganlah kamu takut akan dia .
Bandingkan dengan bunyi  Ulangan 18 : 15,18 versi Alkitab LAI 2003.
Ayat 15 : Sebaliknya dari bangsa kita sendiri , Ia akan mengutus kepadamu seorang nabi seperti saya ini dan kamu harus taat kepadanya
Ayat  18 :  Dari bangsa mereka sendiri  Aku akan mengutus kepada mereka seorang nabi seperti engkau . Aku akan mengatakan kepadamu apa yang harus dikatakannya , lalu ia akan menyampaikan kepada bangsa itu segala yang Kuperintahkan .
Bunyi ayat di atas adalah  terjemahan dari  Good News Bible , yang berbunyi  :
Ayat 15 : Instead , he will send you a prophet like me from among your own people , and you are to obey him
Ayat 18 : I will send them a Prophet like you from among their own people;  I will tell him what to say , and he will tell the people every thing  I command .
Dalam ayat Ulangan 18 : 15,18 versi Alkitab LAI 2003  tercantum ” dari bangsa kita sendiri dan  Dari bangsa mereka sendiri  ” yang maksudnya bahwa nabi yang dinubuatkan itu muncul ” dari bangsa Yahudi sendiri “ . Ini merupakan perubahan dan penambahan yang sengaja dilakukan atas ayat Ulangan 18 : 15,18  dengan tendensi agar tidak ada klaim bahwa nabi yang dinubuatkan itu berasal dari luar kaum Yahudi dan menjadi saudara bagi Kaum Yahudi . Sangat berbeda dengan bunyi ayat Ulangan 18 : 15,18 versi Alkitab LAI 1968  yang dikutipkan di atas yang mengarahkan bahwa nabi yang dinubuatkan itu bisa berasal dari bangsa Arab dan sama sekali tidak ada kalimat yang mengarahkan kita untuk mendapatkan pemahaman : ” dari bangsa kita sendiri dan  Dari bangsa mereka sendiri ”. Mengubah ayat-ayat Bibel merupakan tradisi di kalangan Kristen . Sebagai bandingan apakah kata ” dari bangsa kita sendiri dan  Dari bangsa mereka sendiri  ” memang benar ada dalam ayat Ulangan 18 : 15,18 , dapat dibaca pada versi-versi berikut .
Menurut Alkitab LAI Tahun 1976 .
Ayat 15 :  Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seper-ti aku  akan dibangkitkan bagimu oleh Tuhan Allahmu ;  dialah yang harus kamu dengarkan .
Ayat 18 :   Seorang nabi akan Kubangkitkan  bagi mereka dari antara  saudara mereka , seperti engkau ini ;  Aku akan menaruh  firmanKu dalam mulutnya dan ia akan mengata-kan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya .
Menurut  Holy Bible  Tahun 1979.
Ayat 15 : The Lord thy god will raise up unto thee a Prophet from the midst of thee , of thy brethren , like unto me ; unto him ye shall hearken .
( Tuhan Allahmu akan  membangkitkan bagimu seorang nabi dari tengah-tengahmu , dari antara saudara-saudaramu, seperti aku ; kepadanya engkau harus dengarkan ).
Ayat 18 :   I will raise them up a Prophet from among their brethren , like unto thee , and will put my words in his mouth ; and he shall speak unto them all that I shall command him .
( Aku akan membangkitkan bagi mereka seorang nabi dari antara  saudara mereka , seperti engkau ; dan akan menaruh  firmanKu dalam mulutnya ; dan ia akan berkata kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya ).
Untuk dimaklumi , ayat Ulangan 18 : 15 berisi pernyataan Nabi Musa kepada kaum-nya , sedangkan ayat Ulangan 18 : 18  merupakan firman Allah kepada Nabi Musa .