Senin, 08 Agustus 2011

PENYALIBAN NABI ISA AL MASIH as. FAKTA ATAU KHAYALAN ? (4)


Memperhatikan berbagai makna untuk kata “ Al Waffa “ pada ayat-ayat Al Qur’an di atas , ternyata mempunyai beberapa makna . Sehubungan dengan hal tersebut , timbul pertanyaan , apa arti kata  “ tawaffay-tani “ pada ayat Al Maa-idah 117  yang diucapkan Nabi Isa Al Masih as  ? . Berikut dikutipkan ayat Al Maa-idah 117  tersebut dengan terjemahannya :
 
Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu: " Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu ", dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku , Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu.

Dalam ayat ini  dikatakan Isa Al masih  berkata  :  “  Falammaa tawaffay-taniy  “  yang kemudian diterjemahkan dengan  : “ Maka setelah Engkau wafatkan aku “. Apakah harus dimaknakan dengan “  mematikan “ ? Apakah tidak boleh dengan “ menyempurnakan “ , yang dimaknakan bahwa Nabi Isa Al Masih as tidaklah mati dalam pengertian kematian jasmani dan dicabut rohnya melainkan diangkat dan mendapatkan kedudukan yang sempurna sebagai seorang Nabi/Rasul Allah dan jauh dari keinginan orang-orang yang akan membunuhnya ?


PENDAPAT PENGANUT KRISTEN

Penganut Kristen, percaya  bahwa Yesus Kristus di salib dan mati.  Tetapi menurut kepercayaan penganut Kristen , Yesus Kristus dibangkitkan hidup kembali setelah tiga hari tiga malam berada dalam kubur , lalu diangkat ke langit sampai sekarang , hingga saatnya untuk turun kembali ke dunia .  Oleh karena itu , penganut Kristen sangat berkepentingan bahwa Yesus Kristus sudah wafat , cuma hidup kembali . Ini bedanya dengan kaum Ahmadiyah dan minoritas Ulama Islam  yang berpendapat bahwa Nabi Isa Al Masih as , sudah wafat dan tidak pernah bangkit kembali .
Selanjutnya penganut Kristen mengaitkan kepercayaan mereka tentang kematian Yesus di tiang salib dan kebangkitannya dari kubur dengan ayat Al Qur’an,   s. Maryam 33  yang mengungkap do’a munajat Nabi Isa Al Masih as   ( Yesus Kristus )  :


Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku , pada hari aku dilahirkan , pada hari aku mati dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali .

Penganut Kristen menghubungkan ayat Maryam 33 ini dengan pengertian dan kepercayaan Kristiani mereka  :
§   Kalimat “ﻳﻮﻢﻭﻟﺪﺕ  “ ( yaw-ma wulid-tu , pada hari aku dilahirkan ) dihubungkan dengan Nabi Isa Al Masih as. ( Yesus Kristus ) pada waktu dilahirkan .
§   Kalimat  “ ﻭﻳﻮﻣﺍﻣﻮﺕ “ ( yaw-ma amuw-tu , pada hari aku mati ) dihubungkan dengan Nabi Isa Al Masih as. ketika mati di atas tiang salib dan dikuburkan tiga hari tiga malam .
§   Kalimat “ﻭﻳﻮﻣﺍﺑﻌﺚ ﺣﻴﺎ  “ ( wa yaw-ma ub’atsu hayya , pada hari aku dibangkitkan  hidup kembali  ) dihubungkan dengan Nabi Isa Al Masih as. ( Yesus Kristus ) ketika “ bangkit dari antara orang mati setelah berada dalam kubur tiga hari tiga malam “ sebagaimana yang dipercaya penganut Kristen .

Dengan menghubungkan ayat Maryam 33 ini dengan kepercayaan Kristen tentang penyaliban dan kebangkitan “ Yesus Kristus “ , penganut Kristen mengklaim SECARA NGAWUR bahwa sesungguhnya Islam itu mengakui penyaliban dan kebangkitan “ Yesus Kristus “.  Klaim penganut ini jelas sangat tidak benar  , sebab :

1.         Hal yang diungkapkan ayat Maryam 33 tentang Nabi Isa Al Masih as. itu HANYA menunjukkan keadaan yang dialami manusia umumnya , yaitu  : DILAHIRKAN – MATI – dan DIBANGKITKAN DARI KUBUR NANTI DI HARI KIAMAT . Bukan menunjukkan khusus untuk Nabi Isa Al Masih as   ( Yesus Kristus ) dalam kepercayaan Kristen .  Hal ini dapat dipahami pada ayat Maryam 15 yang mengungkapkan hal yang sama untuk NABI YAHYA as   :


Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali 

       Tentu saja  ketika dikatakan : “  pada hari ia dibangkitkan hidup kembali “ kepada Nabi Yahya as. SAMA SEPERTI yang dikatakan kepada Nabi Isa Al Masih as. ( Yesus Kristus ) : “ pada hari aku dibangkitkan hidup kembali   “ lalu apakah Nabi Yahya juga      “ bangkit dari antara orang mati setelah berada dalam kubur tiga hari tiga malam “ setelah disalib dan mati seperti halnya Nabi Isa Al Masih as . ( Yesus Kristus ) sebagaimana yang dipercaya penganut Kristen ?

1.        Kata  “ ﻭﻟﺪﺕ “ ( wulid-tu = aku dilahirkan ) adalah kata kerja waktu lampau ( past tense , Fi’il Madli ) ; kata  “ ﺍﻣﻮﺕ “  (  a-muwtu =  aku mati ) adalah kata kerja present atau future tense ( Fi’il Mudlari ) untuk menunjukkan masa datang . Hal yang sangat lumrah karena  Nabi Isa Al Masih as. berbicara tentang kematian yang akan dihadapi pada masa berikutnya dari saat beliau berkata tersebut  , sebagaimana manusia lain juga akan menghadapi kematian ; dan kata “ ﺍﺑﻌﺚ ﺣﻴﺎ “ ( ub-‘atsu hayya = aku dibangkitkan hidup kembali ) juga  adalah kata kerja present atau future tense ( Fi’il Mudlari ) yang berarti kebangkitan pada masa yang akan datang ( hari kiamat ). Pemahaman jenis kata menurut waktu ini, jelaslah kalimat  “ ﺣﻴﺎ ﻭﻳﻮﻣﺍﺑﻌﺚ “  ( wa yaw-ma ba’atsu hayya = dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali) tidak ada hubungan sama sekali dengan kepercayaan Kristen tentang kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati setelah mati disalib dan dikuburkan tiga hari tiga malam . Apalagi kebenaran penyaliban Yesus Kristus masih menjadi permasalahan
2.        Penganut Kristen mengangkat ayat Maryam 33 sebagai dalil pembenaran tentang  kebangkitan Yesus Kristus setelah mati disalib dan berada dalam kubur selama tiga hari tiga malam . Tetapi mengabaikan ayat An Nisaa’ 157 yang justru menegaskan bahwa Nabi Isa Al Masih as. TIDAK DIBUNUH DAN TIDAK DISALIB . Bagaimana mungkin penganut Kristen berbicara tentang kebangkitan Yesus Kristus setelah mati disalib dan berada dalam kubur selama tiga hari tiga malam dan diklaim itu berdasarkan ayat Al Qur’an  padahal menurut Al Qur’an sendiri , Nabi Isa Al Masih as. tidak dibunuh dan tidak disalib ? Jadi ada ketidak-jujuran dalam penggunaan ayat-ayat Al Qur’an oleh pihak Kristen .
3.        Tulisan pada masa Kristen awal yang kemudian pada konsili Nicea tahun 325 M dinilai apokrif, benar-benar menolak ortodoksi Kristen tradisional mengenai penyaliban Yesus .  
4.        Penganut Kristen melupakan satu pernyataan Paulus tentang penyaliban ‘Isa  dalam 1 Korintus 1 : 23 :

               Maka kita ini memberitakan Kristus yang tersalib yaitu SYAK KEPADA ORANG YAHUDI dan SUATU KEBODOHAN KEPADA ORANG KAFIR 

       Pernyataan “ SYAK KEPADA ORANG YAHUDI “ tentang Kristus yang ter-salib menunjukkan :  penyaliban Yesus itu diragu-ragukan orang Yahudi . Hal ini sesuai dengan pernyataan dalam Al Qur’an ayat An Nisaa’ 157  :


dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah ", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.

Pendapat penganut Kristen yang  hendak  membuktikan  kebenaran  cerita Bibel tentang kebangkitan Yesus Kristus setelah mati disalib dan berada dalam kubur selama tiga hari tiga malam dengan mengklaimnya sebagai yang berdasarkan ayat Al Qur’an ,  merupakan kengawuran luar biasa . Apalagi penganut Kristen , sama sekali tidak percaya dengan Al Qur’an sebagai wahyu Allah . Bagaimana mereka menggunakan dalil-dalil dalam Al Qur’an   ( - dengan memesongkan maknanya - ) padahal mereka tidak mempercayainya sebagai kebenaran dan  wahyu Allah ? Hal ini berbeda dengan ummat Islam , yaitu ummat Islam tidak mengakui Bibel itu sebagai firman Allah . Bibel hanyalah karangan manusia berdasarkan cerita tutur dari mulut ke mulut yang kemudian ditulis setelah meliwati tenggang waktu yang cukup lama , sehingga kita mendapatkan isi Bibel itu penuh dengan kejanggalan-kejanggalan , perubahan-perubahan , dongeng-dongeng tidak masuk akal  dan sebagainya . Namun ummat Islam percaya , di dalam Bibel itu masih terdapat sisa-sisa ajaran para Nabi /Rasul Allah . Oleh karena itu , tidak salah ummat Islam menggunakan Bibel untuk menunjukkan kebenaran Islam kepada penganut Kristen.


0 komentar:

Posting Komentar