Minggu, 07 Agustus 2011

PENGENALAN SINGKAT TENTANG BAHASA BIMA ( NGGAHI MBOJO ) 3

BAHASA BIMA ( NGGAHI MBOJO ) DALAM KEKERABATAN BAHASA AUSTRONESIA

Berdasarkan kerangka pengelompokan Salzner dan ditunjang catatan Isodore Dyen          ( Goris Keraf , Linguistik Bandingan Historis , 206 -213, 1984 ), bahasa Bima ( Nggahi Mbojo ) dimasukkan dalam kelompom bahasa-bahasa Hisperonesia ( Indonesia Barat ) , salah satu rumpun bahasa Austronesia .
Kekerabatan  bahasa Bima ( Nggahi Mbojo ) dengan bahasa-bahasa lain dalam rumpun bahasa Austronesia , yang distribusi geografisnya terbentang barat-timu dari Madagaskar sampai pulau Rapanui dan utara-selatan dari Formosa sampai Selandia Baru , dapat ditentukan dengan melakukan perbandingan bentuk dan makna suatu kata pada bahasa-bahasa tersebut terutama kata dasarnya . Contoh  :

      Hidung     :  hidung ( Melayu ) ;  ilung ( Tagalong ) ;  ilu ( Bima /Mbojo )
      Kelapa      :  nyiur  ( Melayu ) ;  niug ( Tagalog ) ;  ni-u  ( Bima /Mbojo )
Tunjuk      :  tunjuk  ( Melayu ) ;  tu’ru  ( Tagalog )  ;  turu ( Bima /Mbojo )
Satu          :  esa  ( Melayu ) ;  isa ( Tagalog ) ;  ica  ( Bima /Mbojo )
Hiu           :  hiyu  ( Melayu ) ;  akiu  ( Malagasi ) ;  kiu  ( Bima/Mbojo )
Penyu       :  penyu ( Melayu ) ;  vonyu ( Melanesia ) ;  vonu ( Bima /Mbojo )
Bulan        :  bulan ( Melayu )  ;  wulan  ( Jawa ) ;   wura  ( Bima /Mbojo )
Batu         :   batu   (Melayu ) ;   watu  ( Jawa ) ;  wadu  ( Bima /Mbojo )

Dari contoh-contoh ini , kemiripan bentuk dan kesamaan makna kosa kata yang disajikan menggambarkan adanya satu kekerabatan dari berbagai bahasa local , sebagai warisan secara langsung ( inheritance ) dari bahasa proto yang sama  yaitu bahasa Austronesia . Dan sejauh mana  tingkat kekerabatan  bahasa Bima ( Nggahi Mbojo ) dengan setiap bahasa anggota rumpun Hesperonesia , perlu dilakukan satu penelitian mengenai kosa kata dasar bahasa Bima ( Nggahi Mbojo ) yang dibandingkan dengan kosa  kata yang berbentuk dan bermakna sama dari berbagai bahasa sub rumpun Hesperonesia , kemudian dilakukan komputasi leksikostatik .
Selanjutnya keberadaan bahasa Bima ( Nggahi Mbojo ) sebagai salah satu anggota rumpun bahasa Austronesia dapat dilihat dari contoh berikut .

Nusantara
Austronesia Purba
Polinesia Purba
Bima ( Mbojo )

Api
Hati
Sebelah atas
Buang
Ubi
Atur
Urat
Hujan
Babi
  

Apuy
Hatay
Babau
Buwang
Hubi
Hatul
Urat
Hudan
Vavi

Afi
Ate
Fafo
Fua
Ufi
Atu
U-a
Ua
Vavi

Afi
Ade
Wawo( Kali bawo )
Fua
Uwi
Ato
( ka ) U-a
Ura
Wawi

Dari tabel , terlihat kesamaan yang sangat dekat antara bahasa Bima ( Nggahi Mbojo ) dengan bahasa Polinesia Purba  dibandingkan dengan bahasa Austronesia Purba dan bahasa Nusantara .
Pengelompokan atas bahasa-bahasa Austronesia berdasarkan perbandingan leksikostatik , rupanya Isodoren Dyen memasukkan bahasa Bima ( Nggahi Mbojo )  dalam kelompok bahasa Hesperonesia ( bahasa-bahasa Indonesia barat ) . Sedangkan Esser memasukkan bahasa Bima ( Nggahi Mbojo ) dalam sub kelompok “ Bahasa Bima -Sumba “ yang terdiri dari : bahasa Bima ( Nggahi Mbojo ) , bahasa Manggarai , bahasa Ngadilau , bahasa Sumba Barat , bahasa Sumba Timur dan Sawu .
Hal yang menarik mengenai hubungan bahasa Bima ( Nggahi Mbojo ) dengan bahasa Sawu ( Nusa Tenggara Timur ) , mungkin dapat dilihat pada cerita legenda Sawu yang berjudul : “ ANA RATO PIDU “ - yang tentu saja merupakan kosa kata bahasa Sawu - tentang asal-usul keberadaan manusia di pulau Sawu  dan berarti : “ Tujuh Anak Bangsawan “. Cerita legenda yang sama dapat dijumpai dalam folktale Bima tetapi sudah dilupakan dan dengan judul yang sama : “ ANA RATO PIDU “ - yang tentu pula merupakan kosa kata bahasa Bima -  yang berarti : “ Anak Bangsawan Tujuh “ atau “ Tujuh Anak Bangsawan  “ atau  “ Tujuh Anak Raja “ .  Kesamaan kosa kata sekaligus makna dari “ ANA RATO PIDU “ antara bahasa Bima ( Nggahi Mbojo ) dan bahasa Sawu , begitu pula kesamaan sebagai bahasa vokalis , menunjukkan kekerabatan yang sangat dekat antara kedua bahasa tersebut . Kesamaan ini dapat menjadi salah satu petunjuk untuk memunculkan hipotesis tentang migrasi manusia dari Bima ( Mbojo ) atau dari pulau Sumbawa ke pulau Sawu dengan jalur migrasi : Sumbawa - Sumba- Sawu . Atau sebaliknya berdasarkan kekerabatan yang kuat dengan bahasa Polinesia Purba , terjadi migrasi manusia dari timur ke barat dengan jalur migrasi : Sawu - Sumba - Bima . Secara ethnologis , struktur wajah orang di pulau Sumbawa pada umumnya dengan wajah orang di pulau Sumba dan pulau Sawu  juga memiliki kesamaan , yang  secara umum pula , keduanya berbeda dengan struktur wajah orang di Flores dan Timor . Begitu pula dalam segi budaya dalam berpakaian .

0 komentar:

Posting Komentar