BAHASA BIMA ( NGGAHI MBOJO ) DALAM KEKERABATAN BAHASA AUSTRONESIA
Berdasarkan kerangka pengelompokan Salzner dan ditunjang catatan Isodore Dyen ( Goris Keraf , Linguistik Bandingan Historis , 206 -213, 1984 ), bahasa Bima ( Nggahi Mbojo ) dimasukkan dalam kelompom bahasa-bahasa Hisperonesia ( Indonesia Barat ) , salah satu rumpun bahasa Austronesia .
Kekerabatan bahasa Bima ( Nggahi Mbojo ) dengan bahasa-bahasa lain dalam rumpun bahasa Austronesia , yang distribusi geografisnya terbentang barat-timu dari Madagaskar sampai pulau Rapanui dan utara-selatan dari Formosa sampai Selandia Baru , dapat ditentukan dengan melakukan perbandingan bentuk dan makna suatu kata pada bahasa-bahasa tersebut terutama kata dasarnya . Contoh :
Hidung : hidung ( Melayu ) ; ilung ( Tagalong ) ; ilu ( Bima /Mbojo )
Kelapa : nyiur ( Melayu ) ; niug ( Tagalog ) ; ni-u ( Bima /Mbojo )
Tunjuk : tunjuk ( Melayu ) ; tu’ru ( Tagalog ) ; turu ( Bima /Mbojo )
Satu : esa ( Melayu ) ; isa ( Tagalog ) ; ica ( Bima /Mbojo )
Hiu : hiyu ( Melayu ) ; akiu ( Malagasi ) ; kiu ( Bima/Mbojo )
Penyu : penyu ( Melayu ) ; vonyu ( Melanesia ) ; vonu ( Bima /Mbojo )
Bulan : bulan ( Melayu ) ; wulan ( Jawa ) ; wura ( Bima /Mbojo )
Batu : batu (Melayu ) ; watu ( Jawa ) ; wadu ( Bima /Mbojo )
Dari contoh-contoh ini , kemiripan bentuk dan kesamaan makna kosa kata yang disajikan menggambarkan adanya satu kekerabatan dari berbagai bahasa local , sebagai warisan secara langsung ( inheritance ) dari bahasa proto yang sama yaitu bahasa Austronesia . Dan sejauh mana tingkat kekerabatan bahasa Bima ( Nggahi Mbojo ) dengan setiap bahasa anggota rumpun Hesperonesia , perlu dilakukan satu penelitian mengenai kosa kata dasar bahasa Bima ( Nggahi Mbojo ) yang dibandingkan dengan kosa kata yang berbentuk dan bermakna sama dari berbagai bahasa sub rumpun Hesperonesia , kemudian dilakukan komputasi leksikostatik .
Selanjutnya keberadaan bahasa Bima ( Nggahi Mbojo ) sebagai salah satu anggota rumpun bahasa Austronesia dapat dilihat dari contoh berikut .
Nusantara | Polinesia Purba | Bima ( Mbojo ) | |
Api Hati Sebelah atas Buang Ubi Atur Urat Hujan Babi | Apuy Hatay Babau Buwang Hubi Hatul Urat Hudan Vavi | Afi Ate Fafo Fua Ufi Atu U-a Ua Vavi | Afi Ade Wawo( Kali bawo ) Fua Uwi Ato ( ka ) U-a Ura Wawi |
Dari tabel , terlihat kesamaan yang sangat dekat antara bahasa Bima ( Nggahi Mbojo ) dengan bahasa Polinesia Purba dibandingkan dengan bahasa Austronesia Purba dan bahasa Nusantara .
Pengelompokan atas bahasa-bahasa Austronesia berdasarkan perbandingan leksikostatik , rupanya Isodoren Dyen memasukkan bahasa Bima ( Nggahi Mbojo ) dalam kelompok bahasa Hesperonesia ( bahasa-bahasa Indonesia barat ) . Sedangkan Esser memasukkan bahasa Bima ( Nggahi Mbojo ) dalam sub kelompok “ Bahasa Bima -Sumba “ yang terdiri dari : bahasa Bima ( Nggahi Mbojo ) , bahasa Manggarai , bahasa Ngadilau , bahasa Sumba Barat , bahasa Sumba Timur dan Sawu .
Hal yang menarik mengenai hubungan bahasa Bima ( Nggahi Mbojo ) dengan bahasa Sawu ( Nusa Tenggara Timur ) , mungkin dapat dilihat pada cerita legenda Sawu yang berjudul : “ ANA RATO PIDU “ - yang tentu saja merupakan kosa kata bahasa Sawu - tentang asal-usul keberadaan manusia di pulau Sawu dan berarti : “ Tujuh Anak Bangsawan “. Cerita legenda yang sama dapat dijumpai dalam folktale Bima tetapi sudah dilupakan dan dengan judul yang sama : “ ANA RATO PIDU “ - yang tentu pula merupakan kosa kata bahasa Bima - yang berarti : “ Anak Bangsawan Tujuh “ atau “ Tujuh Anak Bangsawan “ atau “ Tujuh Anak Raja “ . Kesamaan kosa kata sekaligus makna dari “ ANA RATO PIDU “ antara bahasa Bima ( Nggahi Mbojo ) dan bahasa Sawu , begitu pula kesamaan sebagai bahasa vokalis , menunjukkan kekerabatan yang sangat dekat antara kedua bahasa tersebut . Kesamaan ini dapat menjadi salah satu petunjuk untuk memunculkan hipotesis tentang migrasi manusia dari Bima ( Mbojo ) atau dari pulau Sumbawa ke pulau Sawu dengan jalur migrasi : Sumbawa - Sumba- Sawu . Atau sebaliknya berdasarkan kekerabatan yang kuat dengan bahasa Polinesia Purba , terjadi migrasi manusia dari timur ke barat dengan jalur migrasi : Sawu - Sumba - Bima . Secara ethnologis , struktur wajah orang di pulau Sumbawa pada umumnya dengan wajah orang di pulau Sumba dan pulau Sawu juga memiliki kesamaan , yang secara umum pula , keduanya berbeda dengan struktur wajah orang di Flores dan Timor . Begitu pula dalam segi budaya dalam berpakaian .
0 komentar:
Posting Komentar