Kamis, 27 September 2012

MEMBEDAH PERBEDAAN INJIL BARNABAS DENGAN INJIL-INJIL KANONIK MENGENAI SEBUAH KEJADIAN


 PEMBICARAAN MENGENAI INJIL BARNABAS

Di dalam kesamaan tema kisah yang diceritakan , tidak diragukan lagi adanya perbedaan-perbedaan antara yang disajikan Injil Kanonik ( Matius , Markus , Lukas dan Yahya ) dengan Injil Barnabas , terutama yang menyangkut hal-hal yang mendasar dari segi kepercayaan . Sejumlah perbedaan dengan analisisnya , disajikan berikut ini

a.          PERNYATAAN TENTANG ANAK DAUD  DAN HUBUNGANNYA DENGAN  MESIAS YANG DITUNGGU .
Kita baca , Matius 22 : 41 – 46  ( lihat pula Markus 22 : 35-37 ; Lukas 20 : 41-44 ) berikut :
Tatkala orang Paris lagi berhimpun , bertanyalah Yesus kepada mereka itu , katanya :
“ Apakah pikiran kamu tentang Kristus itu ? Anak siapakah Dia ?  maka sahut mereka itu  kepadanya : “ ANAK DAUD “
Maka kata Yesus kepada mereka itu : “ Kalau begitu , bagaimanakah Daud itu sendiri memanggil Dia : ‘ Tuhan ‘ dengan ilham Roh demikian :
‘ Bahwa Tuhan telah berfirman kepada Tuhanku : “ Duduklah Engkau di sebelah kananku sehingga aku menaklukkan segala musuhmu di bawah kakimu “.
Jika Daud sendiri memanggil Dia : ‘ Tuhan ‘ bagaimanakah pula Ia jadi Anaknya ?
Maka seorang pun tiada  dapat menyahut sepatah katapun kepadanya dan dari pada hari itu juga , seorangpun tiada berani menyoal Dia lagi .
Apakah Yesus sedang berteka-teki ?  . Ya Yesus sedang berteka-teki , itulah kesan yang muncul ketika membaca kisah yang disajikan Injil Kanonik ini  karena tidak ada penjelasan Yesus atas “ teka-teki “ yang disampaikannya . Gambaran “ berteka-teki “ tidak bisa dihapuskan karena dalam konsep Kristen : “ Yesus adalah anak Daud “ dan “ Yesus adalah Kristus ( Messias ) yang ditunggu-tunggu “ . Dengan kisah di atas , Yesus telah memper-tentangkan antara figur “ ANAK DAUD “ dengan figur “ MESSIAS “. Selama berada dalam konteks kepercayaan Kristen bahwa “  Yesus adalah anak Daud dan Yesus adalah Kristus  ( Messias ) yang ditunggu-tunggu kaum Yahudi “ maka pertanyaan Yesus dalam kisah yang diceritakan di atas  : “Jika Daud sendiri memanggil Dia : ‘ Tuhan ‘ bagaimanakah pula Ia jadi Anaknya ? “ tidak lebih dari sebuah teka-teki dan ternyata ketika tidak terjawab oleh kaum Parisi ,  tidak ada penjelasan Yesus mengenai pertanyaan tersebut .  Menjadi pertanyaan , apakah misi Yesus adalah bermain teka-teki dan kemudian membiarkan teka-teki itu tidak terjawab  tanpa penjelasan ? Ketika menurut kisah di atas , Yesus ber “ teka-teki “ mempertentangkan figur “ ANAK DAUD “ dengan figur “ MESSIAS “ sesungguhnya memberi pemahaman bahwa masih ada lanjutan dari kisah yang diceritakan Injil Kanonik yaitu berupa penjelasan Yesus  tentang mengapa : “ Jika Daud sendiri memanggil Dia :‘ Tuhan ‘ bagaimanakah pula Ia jadi Anak-Nya ?  “. Tapi apa penjelasannya ? Ternyata Injil Kanonik berdiam diri , tidak menjelaskannya . Ada yang hilang dari kisah tersebut yaitu penjelasan Yesus  atas  “ teka-teki “ yang diajukannya. Ada yang sangat berat dan sangat krusial bila disajikan sehingga harus disembunyikan.
Ternyata Injil Barnabas menyajikan cerita yang hampir mirip dan Yesus dalam kisah yang diceritakan  tidak sedang berteka-teki . Berarti ada penjelasan untuk pertanyaan itu . Dalam hal ini INJIL BARNABAS lebih jujur daripada Injil-Injil Kanonik. Memang misi kenabian bukan bertujuan untuk bermain teka-teki . Kita simak ayat Barnabas  43 : 20-31 sebagai berikut :
Yakub menanyakan: “Ya, Guru , katakanlah kepada kam : ‘ Dengan siapakah perjanjian itu dibuat ?
Karena orang-orang Yahudi mengatakan : dengan ISHAK
Dan orang-orang Ismaeli mengatakan dengan : ISMAIL ‘
Yesus menjawab : “ Putera siapakah gerangan Daud itu dan dari keturunan yang manakah ia ?”
Yakub menjawab : “ Dari Ishak karena Ishak adalah ayah Yakub dan Yakub adalah ayah Yahuda , yang Daud itu dari keturunannya “ .
Maka di saat itu , Yesus berkata : “  Jadi apabila Rasul Allah itu tiba maka  dari turunan siapakah gerangan dia itu ? “
Di jawab oleh para murid :  “ Daripada Daud “
Maka Yesus :  “ Janganlah kamu menipu dirimu  .
Karena Daud memanggilnya di alam rohani : “ RABBI “ , demikian katanya : ‘ Allah berfirman kepada RABBI-ku : “ Duduklah engkau di sisi kanan-Ku supaya Kujadikan musuh-musuhmu tempat berpijak untuk kedua kakimu “
Tuhan akan mengirimkan tongkatmu yang mempunyai kekuasaan di tengah lawan-  lawanmu  ‘ .
Maka apabila Rasul Allah yang kamu namakan dia : MESSIAS itu putera DAUD maka bagaimanakah Daud menanamakan dia itu RABBI ?
Sekali lagi , Injil Barnabas tidak sedang menyajikan kisah Yesus yang  berteka-teki . Oleh karena itu , Injil Barnabas ( Barnabas 43 :  31 ) menyajikan “ Jawaban “ atas “ teka-teki “ tersebut  sebagai lanjutannya  :
Percayalah kamu kepadaku karena aku bertutur benar kepadamu bahwa PERJANJIAN ITU DIBUAT DENGAN ISMAIL , BUKAN DENGAN ISHAK !
Ini berarti MESSIAS yang dijanjikan berasal dari TURUNAN ISMAIL, bukan dari turunan Ishak. Hal ini sejalan dengan “ teka-teki “ yang ditampilkan Yesus : “ Jika Daud sendiri memanggil Dia : ‘ Tuhan ‘ bagaimanakah pula Ia jadi  Anaknya ?  “ (  Matius 22 : 41 – 46  ; Markus 22 : 35-37 ; Lukas 20 : 41-44 ). Artinya , karena Yesus adalah ANAK DAUD , maka Yesus bukanlah Messias itu !  Sebuah kesimpulan yang tidak bisa dihindari sebagai penjelasan dari teka-teki tersebut. Tetapi penjelasan ini hilang ditelan perjalanan waktu dalam proses penulisan dan penyalinan Bibel . Dari sisi ini , jelas kisah yang disajikan Injil Barnabas lebih asli dari yang dikisahkan oleh Injil Kanonik (  Matius 22 : 41 – 46  ; Markus 22 : 35-37 ; Lukas 20 : 41-44 ). Ada yang hilang pada kisah yang disajikan Injil Kanonik . Mengapa dihilangkan ?

b.         IDENTIFIKASI TERHADAP YAHYA ATAUKAH TERHADAP YESUS ?

Mari kita baca ayat Yahya 1 : 19 – 27  berikut  :
Maka bertanyalah mereka itu kepadanya : “Maka inilah kesaksian Yahya itu tatkala orang Yahudi menyuruhkan beberapa  imam dan orang Lewi dari Yerusalem akan bertanya kepadanya demikian : “ Siapakah engkau ? “ 
Maka mengakulah ia dan tiada ia bersangkal ; maka mengakulah ia demikian : “ Aku ini bukannya Kristus itu “
Kalau  begitu , siapakah engkau ? Engkaukah Elia ? “ Maka katanya : “ Bukan “. “ Engkaukah nabi itu ? “ . Maka jawabnya : “ Bukan ! “.
Lalu  kata  mereka  itu  kepadanya  : “  Siapakah  gerangan  engkau  ? Supaya dapat kami memberi jawab kepada orang yang menyuruhkan kami ini . Apakah kata engkau akan hal dirimu ? “
Maka katanya : “ Aku inilah suara orang yang berseru-seru di padang belantara : ‘ Luruskan jalan Tuhan ! ‘ menurut seperti sabda nabi Yesaya “ .
Adapun orang yang disuruh itu , orang Parisi .
Maka mereka itu menanya dia serta berkata kepadanya : “ Jikalau engkau ini bukan Kristus dan  bukan  Elia  dan  bukan  nab i itu , apakah sebabnya  engkau  membaptiskan orang “ ?
Maka dijawab Yahya kepadanya , katanya  : “ Aku ini membaptiskan dengan air sahaja , tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tiada kamu kenal   .
Yaitu Dia yang  datang kemudian daripadaku  maka menguraikan tali kasutnya pun , aku ini tiada berlayak “.
Pengakuan Yahya sebagai bukan figur Kristus, dinyatakan juga pada ayat Yahya 3 : 28 : “  Maka kamu sendiri juga menyaksikan kepadaku bahwa aku telah berkata demikian : ‘ Aku ini bukan Kristus itu melainkan Aku disuruhkan terlebih dahulu dari padanya ‘ “ .   
Kita bandingkan dengan yang disajikan Injil Barnabas ( Barnabas  42 : 4-19 ) berikut :
Dari itu mereka telah mengutus orang-orang Lewi dan sebagian ahli Torat untuk menanyakan kepadanya , kata mereka : “ Siapakah gerangan engkau “ ?
Maka Yesus telah mengakui dengan menyatakan : “ Sesungguhnya aku ini bukanlah Messias “.
Lalu mereka bertanya:“Adakah engkau Elia atau Yeremia atau salah satu nabi-nabi yang dahulu ?.
Yesus menjawab : “ Bukan ! “
Ketika itu mereka bertanya : “ Siapakah gerangan engkau ini ? .
Katakanlah kepada kami agar kami mempersaksikan itu kepada mereka yang menyuruh kami “.
Ketika itu Yesus mengatakan : “ Aku ini adalah jeritan suara di seluruh Yudea ,
menjeritkan : ‘ Persiapkanlah jalan bagi Rasul Tuhan sebagaimana yang tertulis dalam Yesaya ‘ .
Berkatalah mereka : “ Jika engkau bukan Messias dan bukan Elia atau seorang Nabi yang lain, maka mengapakah engkau memberitakan suatu ajaran baru dan menjadikan dirimu lebih besar dari Messias ?
Yesus menjawab : “ Sesungguhnya mu’jizat yang dibuat oleh Allah melalui tanganku itu adalah membuktikan bahwa aku ini berbicara dengan apa yang dikehendaki Allah.
Dan aku tidak menghitung diriku seperti mereka yang kalian sebut itu
Karena aku tidak layak menguraikan tali-tali kasut atau ikatan terumpah Rasul Allah yang kalian namakan dia Messias
Kesamaan cerita dari kedua versi ini tidak diragukan lagi kecuali oleh perbedaan subjek , yaitu kalau menurut Injil Kanonik , tokoh yang diidentifikasi oleh orang-orang Yahudi itu adalah YAHYA PEMBAPTIS , sedangkan menurut Injil Barnabas , tokoh dimaksud adalah  YESUS KRISTUS itu sendiri . Perbedaan tokoh ini dalam jalinan cerita yang sama , bagaimanapun membawa perbedaan terhadap dasar dogma kepercayaan Kristen .
Apakah ada dua cerita dengan tokoh berbeda – yaitu YAHYA PEMBAPTIS dan YESUS KRISTUS – dengan jalinan cerita yang sama ?  Tampaknya mustahil . Diyakini bahwa ceritanya satu tetapi oleh pengarangnya  telah dilakukan perubahan tentang “ tokoh “ yaitu dari YESUS KRISTUS MENJADI  YAHYA PEMBAPTIS  dalam Injil Kanonik , atau dari YAHYA PEMBAPTIS MENJADI YESUS KRISTUS dalam Injil Barnabas . Mana di antara keduanya yang melakukan perubahan tersebut ? Apakah pengarang Injil Kanonik ataukah pengarang Injil Barnabas ?  Menjawab pertanyaan ini , perlu dilakukan pembedahan atas kedua versi kisah ini .
Menyimak versi Injil Kanonik  ( Injil Yahya 1 : 19-27 ) tidak diungkapkan apa yang menjadi dasar sehingga  orang Yahudi menyuruhkan beberapa  imam dan orang Lewi dari Yerusalem untuk mengidentifikasi Yahya . Tiba-tiba saja mereka bertanya  : “ Siapakah engkau ? “ . Kehebohan apa yang dilakukan Yahya  sehingga mendorong kaum Yahudi perlu menginden-tifikasi Yahya ? Adakah Yahya membawa satu ajaran baru di kalangan Yahudi ? Tidak ! Yahya hanya melanjutkan tradisi dan ajaran Musa , sehingga tidak perlu memunculkan  kehebohan “ yang mendorong langkah kaum Yahudi untuk melakukan klarifikasi terhadap dirinya. Yahya tidak melakukan mukjizat satupun yang bisa mengundang kehebohan . Hal ini ditegaskan oleh ayat Yahya 10 : 41  : “  Maka banyak orang yang datang kepadanya serta berkata : “ Memang Yahya , suatupun tiada berbuat tanda ajaib , ....... “.
Ini berbeda dengan yang dikisahkan Injil Barnabas , yaitu dalam kisah yang beralur sama , justru identifikasi terhadap Yesus dilakukan karena : “.... mengapakah engkau memberitakan suatu ajaran baru dan menjadikan dirimu lebih besar dari Messias ? “ . Ada  “ kehebohan “ yang dibawa oleh Yesus sehingga kaum Yahudi perlu melakukan klarifikasi : “ Siapakah gerangan engkau ?“. Kehebohan ini muncul karena Yesus banyak melakukan mukjizat yang luar biasa . Ini terungkap dari pernyataan Yesus ketika menjawab pertanyaan utusan kaum Yahudi : “ Sesungguhnya mu’jizat yang dibuat oleh Allah melalui tanganku itu adalah membuktikan bahwa aku ini berbicara dengan apa yang dikehendaki Allah “. ( Injil Barnabas : 42 : 17 ).  Fokus klarifikasi pada kedua versi ( – Injil Yahya dan Injil Bar-nabas – ) sama yaitu apakah Yahya Pembaptis ( menurut versi Injil Yahya ) ataukah Yesus Kristus ( menurut versi Injil Barnabas ) adalah : Messias, Elia atau Nabi lain ?.  Dan Yahya ( versi Injil Yahya ) atau Yesus ( versi Injil Barnabas ) , sama-sama menolak sebagai figur dari : Messias, Elia atau Nabi lain . 
Penolakan Yesus sebagai “ Messias “ sebagaimana yang diungkapkan Injil Barnabas sesungguhnya ditunjang  Injil Kanonik . Dalam Perjanjian Baru terungkap pesan Yesus sebagai berikut :
Lalu ia berpesan kepada murid-muridnya , JANGAN MENGATAKAN kepada seorang juapun bahwa IA-LAH KERISTUS adanya   ( Mat. 16 : 20 )
Dan lebih tegas lagi adalah pesannya ketika Peterus yang menunjuk Yesus sebagai ” Keristus yang daripada Allah  “ , yaitu  :
JANGAN MENGATAKAN YANG DEMIKIAN kepada seorang juapun ....( Luk.9 : 21).
Pernyataan pesan Yesus : “ Jangan mengatakan ......IA-lah KERISTUS  “ ( Mat. 16 : 20  )  dan  Jangan mengatakan yang demikian .....  (  Luk. 9 : 21  )  menghasilkan  tafsir yang beragam di kalangan para ahli  Kristen sendiri  . Salah satu dari tafsir ini menegaskan bahwa Yesus dengan pernyataannya tersebut bukannya tidak mengakui dirinya adalah Keristus , bahkan sangat sadar jika dirinya adalah Keristus yang justru ditunggu-tunggu oleh kaum Yahudi.  Cuma Yesus khawatir akan ditangkap dan dibunuh oleh orang-orang Yahudi dan pasukan Romawi sedangkan keberadaannya sebagai Keristus belum saatnya dinyatakan sehingga Yesus melarang murid-muridnya mengatakan demikian. Tafsir yang demikian ini memang menjadi pegangan umum penganut Kristen. Tafsir lain dari sejumlah ahli Bibel yaitu YESUS MENOLAK DIRINYA DISEBUT KERISTUS  ( = Menahem , Ratu Adil , Nabi Akhir Zaman ) karena memang Yesus sangat sadar bahwa dirinya bukanlah Keristus      ( = Menahem , Ratu Adil , Nabi Akhir Zaman ) yang dijanjikan sebagaimana ciri yang disebut-kan dalam kitab suci . Donald Guthrie dalam bukunya  Teologi Perjanjian   Baru “ ( hal. 272 ) menegaskan :
Tafsiran yang lebih radikal ........ ialah bahwa YESUS TIDAK PERNAH MENG-ANGGAP DIRINYA MESIAS , tetapi hanya sebagai  ” CALON MESIAS......   “.
Dan adanya tafsir yang demikian , juga diungkapkan pula oleh Karel A.Steenbrink dalam bukunya    Perkembangan Teologi Dalam Dunia Kristen Modern  “ ( hal.32 ) , yaitu :
Ada  juga  yang  mengatakan  bahwa  Yesus  sama  sekali  TIDAK  MENYETUJUI
PENDAPAT MURID-MURIDNYA,menegur mereka agar mereka TIDAK BOLEH MENGATAKAN HAL YANG KURANG BENAR TENTANG DIRINYA . Tafsir ini diperkuat oleh perkataan dalam kalimat terakhir dari kutipan di atas . Para murid dengan Petrus sebagai juru bicara mengakui Yesus sebagai raja penyelamat  atau  Mesias, tetapi  Yesus  bicara  tentang  dirinya  sebagai  anak manusia.  Jelas di  sini , bahwa Yesus mengoreksi pendapat murid-muridnya  .
Juga diungkapkan dengan gamblang oleh Tom Jacobs dalam bukunya yang berjudul                   PAULUS “ ( hal. 122 )  :
Kiranya cukup jelas bahwa Yesus sendiri tidak pernah menyebut diri ” Kristus ” . Apapun juga latar belakang teologinya , kiranya secara historis benar apa yang dikatakan dalam  Yo. 6 : 15  :   “ Karena Yesus tahu bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa dia dengan paksa untuk menjadikan Dia , raja . Ia menyingkir pu-lang ke gunung , seorang diri “. Yesus tidak pernah mau menjadi ” KRISTUS ” , tidak dalam arti politik dan juga tidak dalam arti keagamaan .
Juga menyimak sejumlah ayat Bibel , ketika membicarakan Yesus dengan segala pengajaran dan mukjizatnya ternyata masyarakat Yahudi membedakan Yesus dengan Kristus yang ditunggu-tunggu . Perhatikan ayat Yahya 7 : 27 , 31 berikut :  
Memang akan ORANG INI kami tahu dari mana asalnya ; tetapi apabila KRISTUS datang kelak , tiada seorang pun yang mengetahui dari mana asalnya .
Tetapi banyaklah orang dari antara orang ramai itu percaya akan DIA , serta berkata :     “ Apabila KRISTUS datang , adalak IA mengadakan tanda ajaib lebih banyak dari pada yang diadakan ORANG INI  ? “
Kata ganti “ DIA “ atau “ ORANG INI “ dalam kedua ayat ini menunjuk kepada Yesus dan ternyata dibedakan dengan “ KRISTUS “ dan “ IA “. Ada konfirmasi dalam ayat Yahya 7 : 27 ini  dalam menetapkan apakah Yesus adalah figur Kristus atau bukan . Pertama  masyarakat itu mengakui tahu asal dari  “ ORANG INI “ ( = Yesus ) tetapi figur Kristus yang mereka tunggu tidak mereka tahu asalnya . Ini menunjuk bahwa figur Kristus tersebut bukan dari lingkungan Yahudi tetapi di luar lingkungan Yahudi . Kedua , karena kekaguman atas mukjizat yang dilakukan Yesus , maka masyarakat juga bertanya-tanya apakah figur Kristus yang akan datang akan memiliki mukjizat yang dilakukan “ ORANG INI “ ( =Yesus ).  Pertanyaan ini mengarah pada kesimpulan bahwa Yesus bukan figur Kristus yang ditunggu.
Fakta pengakuan masyarakat Yahudi terhadap Yesus pada masa itu yang membedakannya dengan “ KRISTUS “ dan juga pendapat para ahli Bibel , sungguh-sungguh membenarkan kisah yang disajikan Injil Barnabas , yaitu Yesus menolak dirinya sebagai Kristus .  Kajian lanjut bahwa Yesus bukan “ Kristus yang dijanjikan “ dapat disimak pula dengan memperbandingkan ayat Yahya 1 : 31- 33 dengan ayat Yahya 3 : 22- 26 sebagai berikut :
Ayat Yahya 1 : 31-33
Dahulu aku tiada kenal Dia tetapi supaya Ia dinyatakan kepada Bani Israil , itulah sebabnya aku datang membaptiskan dengan air .
Maka Yahya pun menyaksikan serata berkata : “ Aku sudah nampak Roh turun dari langit seperti seekor burung merpati , lalu hinggap di atasnya[1]) .
Maka akupun belum kenal dia tetapi Yang Menyuruhkan aku  membaptiskan dengan air itu , sudah mengatakan kepadaku : “ Ke atas siapa kelak engkau nampak Roh itu turun dan tinggal di atasnya , itulah Dia yang membaptiskan dengan Rohul’kudus
Ayat Yahya 3 : 22-26
Kemudian daripada itu , datanglah Yesus dengan murid-muridnya ke tanah Yudea ; maka tinggallah Ia di sana bersama-sama dengan mereka itu , sambil membaptiskan orang
Tetapi Yahya ada juga membaptiskan orang di Ainun dekat Salim , karena banyak ait disitu , maka datanglah orang lalu dibaptiskannya
Karena pada masa itu , Yahya belum lagi dibuang ke dalam penjara .
Tatkala itu terbitlah suatu perselisihan antara beberapa murid Yahya dengan seorang Yahudi dari hal perbasuhan .
Lalu datanglah mereka itu kepada Yahya serta berkata kepadanya : “ Ya Rabbi , adapun  orang yang bersama-sama  dengan Rabbi di seberang Yarden , yang Rabbi saksikan, tengoklah IA-PUN MEMBAPTISKAN ORANG dan sekalian orang datang kepadanya .
Jika kata ganti orang ketiga tunggal “ DIA “ dalam ayat Yahya 1 : 31-33 diartikan dengan Yesus  berarti Yesus membaptis dengan “ Rohu’lkudus[2] ).
Menurut ayat Yahya 3 : 22-26 , Yahya membaptis orang di Ainun , dan dalam waktu bersamaan murid Yahya melihat Yesus membaptiskan orang di seberang sungai Yarden . Ketika Yahya tengah membaptiskan orang dengan air , apakah Yesus membaptiskan orang dengan “ Rohu’lkudus “ sehingga murid-murid Yahya datang dan berkata tentang Yesus : “  IAPUN MEMBAPTISKAN ORANG  “?. Pernyataan para murid Yahya ini , mengarahkan kita untuk memahami bahwa Yesus juga membaptiskan orang dengan air . Kalau Yesus membaptis orang dengan “ Rohu’lkudus “ yang immaterial ( tidak terlihat ) , lalu bagaimana murid-murid Yahya bisa berkata memberi informasi kepada Yahya tentang Yesus : “  IA PUN MEMBAPTISKAN ORANG “ dalam pengertian Yesus membaptis dengan “ Rohu’l-kudus “ pada hal murid-murid Yahya tidak bisa melihat “ Rohulkudus “ sebagai bukti bahwa Yesus membaptiskan orang dengan “ Rohulkudus “ bukan dengan air ?. Oleh karena itu kalimat para murid Yahya tentang Yesus : “ IA PUN MEMBAPTISKAN ORANG “ hanya bisa dipahami bilamana murid-murid Yahya melihat Yesus membaptiskan orang  dengan air yang bisa terlihat  bukan dengan “ Rohu’lkudus “ yang tidak bisa terlihat .
Memang ada kontradiksi antara Yahya 1 : 33 dengan Yahya 3 : 22-26. Yesus jelas membaptiskan orang dengan air ( Yahya 3 : 22-26 ) , tetapi Kristus membaptiskan orang dengan Rohu’l Kudus ( Yahya  1 : 33 ). Kalau begitu Yesus bukanlah Kristus  !.
Sehubungan dengan masalah  Yesus membaptiskan orang “ dengan air, mungkin ada apologi penganut Kristen bahwa bukan Yesus sendiri yang membaptiskan dengan air , melainkan oleh para murid . Hal ini dapat dibaca ayat Yahya 4 : 1-2  berikut  :
Setelah Yesus mengetahu sebagaimana yang orang Paris suah mendengar bahwa Yesus memperoleh banyak murid dan MEMBAPTISKAN ORANG lebih banyak daripada Yahya .
( meskipun Yesus sendiri tiada membaptiskan orang melainkan murid-muridnya membaptiskan )
Persoalan yang dikaji, apakah Yesus membaptis dengan air ( - sekalipun melalui murid-muridnya ) seperti yang dipahami pada ayat Yahya 3 : 22-26  ataukah Yesus membaptis dengan “ Rohu’lkudus “ menurut ayat Yahya 1 : 31-33.  Apologi menggunakan ayat Yahya 4 : 1-2  tidak menafikan bahwa Yesus membaptiskan orang dengan air , bukan dengan Rohu’lkudus sekalipun melalui tangan para murid. Dan perlu diketahui, ayat Yahya 4 : 2 berada dalam “ tanda kurung “, yaitu : “ ( meski pun Yesus sendiri tiada membaptiskan orang melainkan murid-muridnya membaptiskan )[3]) . Mengapa  harus dalam “ tanda kurung “ ? Harap diingat, “ tanda kurung “ yang diberikan pada sebuah kalimat hanya menunjukkan bahwa kalimat tersebut adalah penjelasan tambahan yang diberikan penyalin , bukan oleh pengarangnya semula . Oleh karena itu , penjelasan yang tertuang dalam kalimat ber- “ tanda  kurung “ tersebut tidak bisa dijadikan dalil .  Tetapi terlepas dari masalah tersebut, harus tetap dikatakan bahwa Yesus MEMBAPTISKAN ORANG DENGAN AIR sekalipun yang melakukan adalah para murid menurut Yahya 4 : 2. Jika dikatakan bahwa Yesus MEMBAPTISKAN ORANG DENGAN ROHU’LKUDUS dan itu dilakukan para murid , menjadi pertanyaan , bagaimana caranya murid membaptiskan orang dengan “ Rohu’lkudus “ ketika Yesus sendiri masih ada di tengah-tengah mereka ?  Jadi sesungguhnya Yesus membaptiskan orang DENGAN AIR, bukan DENGAN ROHU’LKUDUS , sedangkan yang disebut oleh Yahya Pembaptis membaptiskan orang dengan Rohu’lkudus adalah Kristus. Hal ini mempertegas bahwa Yesus bukanlah Kristus yang ditunggu-tunggu kaum Yahudi .
Perlu disimak pula , ternyata semua pernyataan Yahya yang dapat dipetik dari ayatYahya 1 : 31-33 , tidak menunjukkan pengakuan Yahya Pembaptis bahwa Yesus adalah Kristus .
Jika ayat Yahya 1 : 31-33 dijadikan petunjuk kesaksian Yahya Pembaptis tentang Yesus sebagai Kristus , perlu disimak ayat Matius 11 : 1- 6  yang dikutipkan berikut  :
Setelah  sudah  Yesus  berpesan  demikian  kepada  kedua  belas  muridnya  itu ,  maka berangkatlah Ia dari sana , hendak mengajar dan mengabarkan Injil di dalam segala negeri mereka.
Apabila di dengar oleh Yahya tatkala ia di dalam penjara akan segala hal pekerjaan Kristus , lalu berpesanlah ia kepada murid-muridnya , menyuruh bertanya kepada Yesus : “ Engkaukah yang akan datang itu atau harus kami menantikan seorang lainkah ? “
Maka jawab Yesus kepada mereka itu , katanya : “ Pergilah kamu, khabarkan kepada Yahya segala
hal yang kamu dengar dan lihat ,  yaitu orang buta celik matanya dan orang timpang berjalan betul dan orang yang kena bala zara’at ditahirkan dan orang tuli mendengar dan orang mati dihidupkan dan Injil dikhabarkan kepada orang miskin .
Maka berbahagialah orang yang tiada menaruh syak kepadaku .
Yahya Pembaptis dalam penjara. Itu adalah masa-masa akhir hidupnya sebelum kepalanya dipancung pengawal raja Herodes , untuk memenuhi permintaan Herodiah , isteri Filipus             ( saudara Herodes )  [4] ). Jika  menjelang akhir hayatnya saja , Yahya  masih mempertanyakan , siapa sesungguhnya Yesus dengan segala pekerjaannya tersebut , berarti pernyataan-pernyataan Yahya Pembaptis sebelumnya tentu tidak terkait dengan pengidentifikasian Yesus sebagai Kristus. Sangatlah aneh jika sebelumnya Yahya Pembaptis memberikan kesaksian tentang Yesus sebagai Kristus lalu tiba-tiba menjelang ajalnya Yahya Pembaptis masih mempertanyakan kehadiran Yesus. Untuk diketahui, menurut Bibel, Yahya dan Yesus berkeluarga dengan tenggang waktu kelahiran keduanya cuma sekitar 6 ( enam ) bulan . Lalu Yahya Pembaptis tidak mengenal dan tidak memahami makna kehadiran Yesus? Aneh !
Permasalahan lain yang perlu dikaji adalah versi Injil Yahya yang mengungkapkan pernyataan Yahya tentang posisinya terhadap Kristus  :  Yaitu Dia yang  datang kemudian daripadaku  maka menguraikan tali kasutnya pun , aku ini tiada berlayak . ( Yahya  1 : 27 ) ketika versi Injil Barnabas  mengungkapkan penegasan Yesus tentang posisinya terhadap Messias ( Kristus ) :      Karena aku tidak layak menguraikan tali-tali kasut atau ikatan terumpah Rasul Allah yang kalian namakan dia Messias  ( Barnabas 42 : 19 ). Pernyataan yang boleh dikatakan persis sama tetapi diucapkan oleh dua orang yang berbeda – Yahya dan Yesus - tentang posisi mereka terhadap figur Kristus  ,yaitu  menurut Yahya 1 : 27 : Yahya Pembaptis terhadap Yesus sebagai figur Kristus dan menurut Barnabas 42 : 19 : Yesus terhadap tokoh Kristus yang akan datang sesudahnya. Menjadi pertanyaan, apakah tidak mungkin ucapan tersebut dilontarkan oleh satu orang saja, tetapi salah satu versi adalah hasil pengubahan sehingga Yahya 1 : 27 menyatakan kedudukan Yahya terhadap “ Dia yang  datang kemudian daripadaku  “ atau Barnabas 42 : 19 menyatakan kedudukan Yesus terhadap “  Rasul Allah yang kalian namakan dia Messiah “ ?.
Atau kemungkinan lain , baik Yahya ataupun Yesus sama-sama memberi kesaksian tentang kedatangan Messias ( dalam pengertian : MENAHEM, NABI AKHIR ZAMAN , bukan dalam pengertian YANG DIURAP ). Dalam kemungkinan yang demikian, sesungguhnya Yahya tidak berbicara mengenai Yesus sebab berbicara tentang “ NUBUAT “ kenabian adalah berbicara dalam skala waktu yang sangat lama : RATUSAN TAHUN bahkan ribuan tahun, sedangkan jarak waktu antara Yahya Pembaptis dengan Yesus menurut kelahiran hanya 6 bulan saja dan menurut pelaksanaan misi , keduanya hampir besamaan, tidak berjarak waktu . Oleh karena itu Yahya tidak berbicara mengenai Yesus yang ada di sampingnya melainkan berbicara mengenai figur NABI AKHIR ZAMAN  yang akan datang ratusan tahun sesudahnya. Hal yang sama dilakukan pula oleh Yesus, sehingga keduanya bernubuat dalam kalimat yang hampir sama.
Ketika menurut versi Injil Yahya, Yahya Pembaptis menegaskan “ Yaitu Dia yang  datang kemudian daripadaku  maka menguraikan tali kasutnya pun , aku ini tiada berlayak “ ( Yahya    1 : 27 ) , penganut Kristen pun memberikan keyakinan bahwa Yesus jauh lebih agung atau lebih akbar dari Yahya Pembaptis . Tetapi marilah kita rujukkan keyakinan ini apakah benar Yesus jauh lebih agung atau lebih akbar dari Yahya Pembaptis dengan membandingkannya terhadap ayat lainnya dalam Bibel  yaitu  Matius 11 : 9-11  (  band. Lukas  7 : 26 -28  ) :
Atau apakah sebabnya  kamu pergi itu ? Hendak melihat seorang nabikah ? Bahkan Aku berkata kepadamu bahwa ADA SEORANG YANG TERLEBIH LAGI DARIPADA SEORANG NABI  .
Karena inilah dia yang tersurat halnya : “ Bahwa ketahuilah olehmu , Aku menyuruhkan utusanku lebih dahulu daripadamu maka ialah akan menyediakan jalan di hadapanmu
Dengan sesungguhnya Aku berkata kepadamu bahwa DI ANTARA SEGALA ORANG YANG DILAHIRKAN OLEH PEREMPUAN , BELUM BANGKIT SEORANGPUN YANG LEBIH BESAR DARIPADA YAHYA PEMBAPTIS ; tetapi  YANG TERKECIL DI DALAM KERAJAAN SURGA ITULAH YANG LEBIH BESAR DARIPADANYA
Tidak ada seorangpun penganut Kristen yang akan mengingkari bahwa ayat Matius 11 : 9-11 merupakan PENGAKUAN YESUS TERHADAP YAHYA PEMBAPTIS dengan tiga pengakuan pokok , yaitu  :
a.         Yahya   Pembaptis   terlebih   daripada   seorang  Nabi  (   ADA  SEORANG  YANG
TERLEBIH LAGI DARIPADA SEORANG NABI  “ ) .
b.        Belum ada seorang pun yang dilahirkan perempuan lebih besar dari Yahya Pembaptis           ( “ DI ANTARA SEGALA ORANG YANG DILAHIRKAN OLEH PEREMPUAN , BELUM BANGKIT SEORANGPUN YANG LEBIH BESAR DARIPADA YAHYA PEMBAPTIS “ )
c.         Siapa yang lebih besar dari Yahya Pembaptis makan nanti dalam kerajaan surga akan menjadi yang terkecil ( “ YANG TERKECIL DI DALAM KERAJAAN SURGA ITULAH YANG LEBIH BESAR DARIPADANYA “ )
Pertanyaannya , apakah Yesus lebih besar atau lebih kecil dari Yahya Pembaptis ?  Penganut Kristen pasti menjawab Yesus lebih besar dari Yahya Pembaptis . Jika diyakini Yesus lebih besar dari Yahya Pembaptis , berarti keyakinan demikian justru bertentangan dengan pernyataan Yesus tersebut di atas . Yesus menegaskan bahwa belum ada seorang pun yang dilahirkan perempuan lebih besar dari Yahya Pembaptis  , sedangkan Yesus dilahirkan oleh perempuan  . Ini berarti Yahya Pembaptis lebih besar dari Yesus . Konsekwensi logis dari keyakinan Yesus lebih besar dari Yahya Pembaptis , bila dirujukkan ke pernyataan Yesus : “ YANG TERKECIL DI DALAM KERAJAAN SURGA ITULAH YANG LEBIH BESAR DARIPADANYA “ berarti Yesus akan menjadi terkecil dalam kerajaan surga. Apakah penganut Kristen mau menerima hal ini dalam dogma mereka ? Begitu pula jika Yahya Pembaptis tidak lebih besar dari Yesus berarti Yahya Pembaptis bukanlah terlebih dari seorang Nabi.  Oleh karena itu Yesus harus lebih kecil dari Yahya Pembaptis, sesuai dengan ayat Matius  11 : 9 -11 . Tetapi bagaimana bisa dikatakan Yesus lebih kecil dari Yahya Pembaptis bila  pernyataan Yahya Pembaptis :         Yaitu Dia yang datang kemudian daripadaku  maka menguraikan tali kasutnya pun, aku ini tiada berlayak “ ( Yahya 1 : 27) dan “ Dia “ ditujukan kepada Yesus sebagai kesaksian dan pengagungan kepada Yesus ? Ada kontradiksi yang parah antara ayat Yahya 1 : 27 dengan ayat Matius  11 : 9 -11 , jika  “ Dia “ dalam ayat Yahya  1 : 27 dimaksudkan dengan Yesus dan jika yang memberi kesaksian adalah Yahya Pembaptis .  Fakta kontradiksi  yang parah antara Yahya 1 : 27  dengan  ayat Matius  11 : 9 -11 menimbulkan kesulitan teologis . James D. Tabor  juga membicarakan kesulitan ini  dengan merujuk versi Lukas 7 : 26-28  [5] ) :
Yesus mengajukan pertanyaan ini kepada orang banyak tentang siapa Yohanes : “ Untuk apakah kamu pergi ke padang gurun ?“. Pertanyaan retoris ini Ia jawab sendiri : “ Melihat nabi ?. Benar, dan Aku berkata kepadamu bahkan lebih daripada  nabi “  ( Luk. 7 : 26 ) . Ia kemudian mengatakan pernyataan yang mengejutkan berikut ini : “ Di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak seorangpun yang lebih besar daripada Yohanes “ ( Luk. 7 : 28 ). Karena Yesus pun “ dilahir-kan oleh perempuan “ maka di dalam sumber Q , kelihatan jelas bahwa Yesus menyatakan Yohanes sebagai sosok yang lebih besar dari diri-Nya . Pernyataan ini menimbulkan masalah yang lumayan besar bagi orang-orang Kristen kemudian sehingga frasa kualifikasi berikut ini ditambahkan : “ Yang terkecil dalam Kerajaan Allah lebih besar dari padanya “. Kata “ nya “ di sini masih menunjuk kepada Yohanes.  
Dari kajian-kajian atas beberapa aspek dan fakta pertentangan makna “ sosok yang lebih besar “ antara Yahya 1 : 27  dengan  Matius 11 : 9-11  ( dan Lukas  7 : 26 -28  ), ternyata cerita yang dikisahkan dalam Injil Barnabas lebih rasional dibandingkan dengan cerita yang dikisahkan Injil Yahya . Ini berarti penyebutan “ Yahya “ dalam Injil Yahya merupakan hasil pengubahan dari figur yang seharusnya : YESUS ! Pengarang Injil Yahya telah melakukan perubahan dari figur     “ YESUS  KRISTUS “ menjadi “ YAHYA PEMBAPTIS “ dengan tujuan menetapkan bahwa KRISTUS atau MESSIAS itu adalah Yesus . Dengan kata lain , cerita yang dikisahkan dalam Injil Barnabas adalah asli dari pada cerita yang dikisahkan dalam Injil Yahya . Atau kisah dalam
Injil Barnabas lebih benar dari kisah yang disajikan Injil-Injil Kanonik.

c.          DIALOG YESUS – PETERUS  : “ APA KATA ORANG TENTANG AKU ? “

Dalam Injil Kanonik , kita dapatkan dialog antara Yesus dengan Peterus berkenaan dengan      pertanyaan Yesus “ APA KATA ORANG TENTANG AKU ?? “ . Kita baca  ayat Matius 16 : 13-20  ( band. Markus 8 : 27-30 , Lukas  9 : 18 -21  ) berikut :
Setelah sampai Yesus ke jajahan Kaisaria Pilipi, bertanyalah ia kepada murid-muridnya , katanya : “ Menurut kata orang, siapakah Anak Manusia ? “ .
Maka berkatalah mereka itu : “Ada yang mengatakan Yahya Pembaptis; dan ada yang mengatakan: Elia ; ada pula yang mengatakan : Yeremia atau seorang dari antara segala nabi “.
Maka kata Yesus kepada mereka itu : “ Tetapi kata kamu itu, siapakah Aku ? “.
Maka sahut Simon Peterus : “ Tuhanlah Kristus , Anak Allah yang hidup “.
Lalu jawab Yesus serta berkata kepadanya:“ Berbahagialah engkau hai Simon anak Yunus ! karena bukannya keadaan manusia yang menyatakan hal itu kepadamu melainkan Bapaku di surga “.
Maka Aku pun  berkata kepadamu, bahwa engkau inilah Peterus dan di atas batu ini Aku akan membangunkan sidangku ; dan segala pintu alam maut pun tiada akan dapat mengalahkan dia.
Maka Aku akan memberi kepada engkau anak kunci kerajaan surga  dan barang apa yang engkau ikatkan di atas bumi, itupun terikat juga di surga dan barang apa yang engkau orakkan di atas bumi, itupun terorak juga di surga “
Lalu ia berpesan kepada murid-muridnya , JANGAN MENGATAKAN KEPADA SEORANG JUAPUN BAHWA IA-LAH KRISTUS ADANYA .
Kisah yang sama tetapi dengan dasar kepercayaan yang berbeda diceritakan dalam Injil Barnabas  70 : 1 – 14 sebagai berikut  :
Kemudian Yesus pulang dari Yerusalem setelah hari raya Paskah lalu masuk ke perbatasan Kaisaria Pilipi .
Maka bertanyalah ia kepada murid-muridnya , setelah ia diperingatkan oleh malaikat Jibril akan huruhara yang timbul di kalangan ramai , katanya : “ Apa kata orang tentang aku ? “
Mereka menjawab : “ Sebagian mengatakan bahwa engkau adalah Elia sebagian pula dari mereka mengatakan Yeremia dan yang lain menmgatakan bahwa engkau adalah salah satu dari para nabi “
Yesus menjawab : “ Dan kamu , apa yang kamu katakan tentang aku ? “
Peterus menjawab : “ Sesungguhnya engkau adalah al-Masih anak Allah “ .
Lalu meradanglah Yesus serta membentaknya dengan marah , katanya : “ Enyah dan pergilah engkau dari mukaku karena engkau adalah Setan dan berusaha untuk berbuat jahat kepadaku “.
Kemudian ia mengancam kesebelas orang itu sambil berkata : “ Celakalah bagimu apabila kamu mempercayainya, karena  aku akan mendapat  kutukan besar dari Allah jika ada ( manusia )  yang mempercayai ini “. Dan ia mau mengusir Peterus
Tetapi kesebelas orang itu memohon kepada Yesus karena itu dia tidak mengusirnya .
Akan tetapi dia membentaknya pula sambil berkata : “ Hati-hatilah kau mengatakan sekali kalimat-kalimat seperti itu karena Allah pasti akan mengutukmu “.
Dan menangislah Peterus sambil merngatakan : Ya Tuan , sesungguhnya saya berbicara itu karena kebodohan maka mohonlah dari Allah untuk mengampuni aku “.
Kemudian Yesus berkata : “ Apabila Tuhan kita tidak berkehendak untuk memper-lihatkan diriNya kepada Musa hambaNya , juga kepada Elia yang sangat dikasihinya itu , pun kepada lain-lain Nabi yang mana juga , apakah kamu kira bahwa Allah akan menampakkan dirinya kepada keturunan yang kehilangan iman ini?” .
Bahkan tidakkah kamu ketahui bahwa Allah telah menciptakan segala sesuatu ini dari tiada dengan satu perkataan dan asal permulaan semua manusia ini dari segumpal tanah
Maka bagaimanakah dapat Allah menyerupai manusia ?
Celakalah bagi mereka yang membiarkan Setan menipu mereka .
Di awal kisah , kedua versi menceritakan hal yang sama . Tetapi masuk ke pernyataan Simon Peterus - menurut versi Injil Matius - ketika Simon Peterus berkata : “ Tuhanlah Kristus , Anak Allah yang hidup  “ maka Yesus memberikan pujian kepadanya dengan pujian yang tinggi :       “ Berbahagialah engkau hai Simon anak Yunus ! karena bukannya keadaan manusia yang menyatakan hal itu kepadamu melainkan Bapaku di surga . Maka Aku pun  berkata kepadamu, bahwa engkau inilah Peterus dan di atas batu ini Aku akan membangunkan sidangku ; dan segala pintu alam maut pun tiada akan dapat mengalahkan dia. Maka Aku akan memberi kepada engkau anak kunci kerajaan surga ‘ dan barang apa yang engkau ikatkan di atas bumi , itupun terikat juga di surga dan barang apa yang engkau orakkan di atas bumi , itupun teorak juga di surga  “.  Tetapi menurut versi Injil Barnabas , Yesus menunjukkan kemarahan yang luar biasa ketika Peterus memberi pernyataan : Sesungguhnya engkau adalah al-Masih anak Allah dengan kata-kata : “ Enyah dan pergilah engkau dari mukaku karena engkau adalah Setan dan berusaha untuk berbuat jahat kepadaku ......  Celakalah bagimu apabila kamu mempercayainya , karena aku akan mendapat kutukan besar dari Allah jika ada ( manusia )  yang mempercayai  ini “.  Bahkan Yesus hendak mengusir Peterus akibat omongannya tetapi atas permintaan sebelas muridnya yang lain dan juga karena Peterus memohon ampunan kepada Allah , akhirnya Yesus  tidak jadi mengusir Peterus. Namun Yesus tetap memberi pesan yang tegas kepada murid-muridnya : “ Hati-hatilah kau mengatakan sekali kalimat-kalimat seperti itu karena Allah pasti akan mengutukmu “.
Ada kontradiksi yang parah antara kedua versi – Injil Matius dengan Injil Barnabas – berkenaan dengan respon Yesus terhadap pernyataan Peterus. Menjadi pertanyaan , versi mana yang benar ? Tentu menurut penganut Kristen , yang tidak benar adalah versi Injil Barnabas karena Injil Banrnabas adalah Injil palsu yang dikarang oleh seorang Kristen yang masuk Islam.  Atau penganut Kristen yang asal oceh tanpa kaji akan mengatakan karena Injil Banrnabas adalah Injil palsu yang dikarang oleh ummat Islam. Klaim tanpa melakukan kajian atas kisah antara kedua versi seperti itu memalukan dan tidak akan membawa kita kepada kebenaran.  
Ada yang janggal dari kisah versi Injil Matius. Ketika Simon Peterus berkata “Tuhanlah Kristus, Anak Allah yang hidup “ dan dipuji setinggi-tingginya oleh Yesus , lalu mengapa Yesus sesudah itu berkata kepada para murid : “  JANGAN MENGATAKAN KEPADA SEORANG JUAPUN BAHWA IA-LAH KRISTUS ADANYA “ ?. Mengapa Yesus melarang pemberian kesaksian tentang dirinya sebagai Kristus kepada orang lain padahal dalam kepercayaan Kristen , Yesus adalah Kristus dan seharusnya dalam setiap perjalanan misinya  menunjukkan diri sebagai Kristus ?  Pengajaran Paulus pun selalu menekankan bahwa Yesus adalah Kristus . Tetapi justru Yesus melarang mengatakannya kepada seorang jua pun. Penganut Kristen pasti berapologi bahwa Yesus melarang demikian karena belum waktunya untuk menyatakan diri sebagai Kristus. Lalu kapan waktunya ? Atau ada pula penganut Kristen yang berapologi karena Yesus takut ditangkap pasukan Romawi jika menyatakan diri sebagai Kristus . Mengapa takut ? Kalau takut, bukankah sebaiknya Yesus tidak usah saja menyampaikan ajarannya dan cukup duduk-duduk di rumahnya ? Justru pernyataan Yesus : “ JANGAN MENGATAKAN KEPADA SEORANG JUAPUN BAHWA IA-LAH KRISTUS ADANYA “ menunjukkan bahwa memang YESUS BUKAN KRISTUS !. Berarti ada kontradiksi yang parah antara larangan Yesus  JANGAN MENGATAKAN KEPADA SEORANG JUA PUN BAHWA IA-LAH KRISTUS ADANYA   dengan pujian Yesus kepada Peterus yang berkata: “Tuhanlah Kristus, Anak Allah yang hidup“.
Pujian Yesus kepada Peterus menimbulkan tanda tanya. Yesus memuji Peterus dengan kata-kata:
 Berbahagialah engkau hai Simon anak Yunus ! karena bukannya keadaan manusia yang menyatakan hal itu kepadamu melainkan Bapaku di surga “ dan seterusnya . Tetapi dalam kesempatan berikutnya dalam waktu yang sama , ketika Yesus memberitakan kepada para murid  bahwa ia akan ke Yerusalem untuk merasai sengsara  yang ditimpakan  para tetua Yahudi , para imam dan Ahli Torat ( Matius 16 : 21 ) maka karena kecintaan yang besar kepada Sang Guru , Peterus pun berkata : “  Dijauhkan Allah ya Tuhan ! Sekali-kali jangan perkara ini akan jadi padamu  “. Adakah yang salah dengan pernyataan Peterus sebagai wujud harapan seorang murid yang sangat cinta kepada Sang Guru dan tidak rela jika Sang Guru-nya mendapat sengasara ?  Tidak ada yang salah dan hal itu sangat normal . Anda tidak akan senang dan tidak akan gembira jika orang yang anda cintai mengalami suatu musibah . Tetapi bagaimana reaksi Yesus dengan harapan Peterus yang dikatakan dengan penuh ketulusan tersebut ? Reaksi Yesus sangat luar biasa ! Hanya dalam tenggang waktu yang singkat , Peterus yang tadinya dipuji Yesus dengan kata-kata yang “ bukannya keadaan manusia yang menyatakan hal itu kepadamu melainkan Bapaku di surga “ tiba-tiba menjadi SEORANG IBLIS dalam cercaan Yesus gara-gara menyatakan harapan tersebut . Mari kita simak reaksi luar biasa Yesus tersebut yang terekam dalam ayat Matius  16 : 23  :
Tetapi berpalinglah Yesus sambil berkata kepada Peterus : “ Pergilah ke belakang Aku HAI IBLIS ! Engkau  suda menjadi suatu penyesat bagiku karena bukannya engkau memikirkan barang daripada Allah melainkan barang daripada manusia .
Hebat ! Dalam waktu yang singkat , seseorang yang menurut Yesus telah menyampaikan kata-kata Bapa-ku di surga “ tiba-tiba menjadi  seorang Iblis  lantaran kecintaannya kepada Yesus ! Itulah yang dikenakan kepada Peterus . Ada kontradiksi kedua hal tersebut  yang perlu direnungkan .  Dan yang menarik diperhatikan yaitu “ kata-kata cercaan “ Yesus dalam ayat Matius 16 :  23    ternyata SEJALAN  dengan “ kata-kata cercaan “ Yesus dalam versi Injil Barnabas : “ Enyah dan pergilah engkau dari mukaku karena engkau adalah Setan dan berusaha untuk berbuat jahat kepadaku “ ( Barnabas 70:6 ) ketika Peterus menyebut Yesus :    Sesung-guhnya engkau adalah al-Masih anak Allah    ( Barnabas  70 :  5 ).  Memperhatikan kesejajaran “ kata-kata cercaan “ Yesus pada kedua versi Injil tersebut lalu di sisi lain versi Injil Matius menceritakan dua keadaan Peterus yang kontradiktif, yaitu antara “ bukannya keadaan manusia yang menyatakan hal itu kepadamu melainkan Bapaku di surga “ dan “ seorang Iblis “ maka disimpulkan bahwa kata-kata pujian Yesus kepada Peterus merupakan satu penambahan ( tahrif ) yang dilakukan pengarang Injil Matius agar ada bukti bahwa memang Yesus adalah “ Kristus , Anak Allah yang hidup “. Bukti bahwa pernyataan pujian Yesus atas Peterus tersebut sebagai satu tambahan baru dapat pula disimak pada versi Injil Markus dan versi Injil Lukas , yang TIDAK MENCANTUMKAN PUJIAN YESUS KEPADA PETERUS . Berikut disajikan kisah yang dibicarakan dalam versi Injil Markus dan Injil Lukas .
Markus 8 : 27-30
Maka keluarlah Yesus dengan murid-muridnya menuju ke kampung-kampung dekata Kaisaria Pilipi. sedang Ia berjalan bertanyalah Ia kepada murid-muridnya serta berkata kepada mereka itu :           “ Menurut kata orang , siapakah Aku ? “ .
Maka sahut murid-murid itu , katanya  : “  Ada  yang mengatakan Yahya Pembaptis , dan  ada  yang  mengatakan : Elia ;  ada  pula  yang  mengatakan  : “ Seorang dari  antara sekalian nabi “.
Maka bertanyalah Yesus kepada mereka itu :“ Tetapi kata kamu ini, siapakah  Aku ?“. Lalu sahut Peterus serata berkata kepadanya : “  Tuhanlah Kristus ! “
Maka dipesankannnya ama sangat kepada mereka itu , JANGAN MENGATAKAN DEMIKIAN DARI HALNYA KEPADA SEORANG JUAPUN !
 Lukas    9 : 18 -21
Tatkala Yesus munajat , adalah murid-murid itu sertanya . Maka bertanyalah Ia kepada mereka itu , katanya : “ Menurut kata orang  banyak , siapakah Aku ini ? “
Maka sahut mereka itu, katanya : “ Yahya Pembaptis; tetapi ada yang mengatakan : Elia  ; ada pula yang mengatakan : ‘ Bahwa seorang dari antara nabi-nabi dahulu kala sudah bangkit ‘ “.
Maka katanya kepada mereka itu : “ Tetapi kata kamu ini , siapakah Aku ? “. Maka sahut Peterus : “ Kristus yang daripada Allah “
Maka dipesankannya amat sangat kepada mereka itu sambil melarang : JANGAN MENGATAKAN YANG DEMIKIAN KEPADA SEORANG JUAPUN !
Ternyata kata-kata pujian Yesus kepada Peterus  :    Berbahagialah engkau hai Simon anak Yunus ! karena bukannya keadaan manusia yang menyatakan hal itu kepadamu melainkan Bapaku di surga ....... dst-nya “  sebagaimana yang tercantum dalam Injil Matius lantaran Peterus berkata :  Tuhanlah Kristus , Anak Allah yang hidup    TIDAK ADA SAMA SEKALI PADA VERSI INJIL MARKUS DAN VERSI INJIL LUKAS .  Fakta ini mengarahkan kita pada dugaan bahwa  pujian Yesus kepada Peterus “ adalah tambahan semata-mata yang dilakukan pengarang Injil Matius .
Ada hal lain pada “ kesaksian “ Peterus tentang Yesus yang diceritakan Injil Matius : Sesung-guhnya engkau adalah al-Masih anak Allahyang perlu diragukan. Jika seseorang meyakini sesuatu hal maka keyakinan itu akan dinyatakan dan dijalani dalam segala aktivitas sepanjang hidupnya . Kesaksian yang dikutip merupakan perwujudan dari keyakinan Peterus . Dan kita bisa berharap bahwa pernyataan kesaksian yang sama akan dinyatakan terus oleh Peterus pada kesempatan lain. Tetapi bagaimana fakta yang terjadi ?  Mari kita simak kisah tentang Peterus dan pernyataannya  yang diceritakan dalam Kisah Rasul-Rasul  :
KRR. 3 : 13
BAHWA Tuhan Ibrahim dan Tuhan Ishak dan Tuhan Yakub yaitu Tuhan nenek moyang kita, mempermuliakan HAMBA-NYA yaitu YESUS  ................. 
KRR. 4 : 27
Karena dengan sesungguhnya di dalam negeri ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta dengan orang kafir dan segala kaum Israil itu sudah berhimpun melawan YESUS HAMBA-MU yang kudus yang telah kau urapi .
KRR. 4 : 30
Serta mengedangkan tangan kuasamu akan menyembuhkan orang dan mengadakan beberapa tanda ajaib dan mujizat dengan nama YESUS HAMBA-MU  yang kudus .
KRR. 3 : 6 
MAKA KATA Peterus : Emas perak tidak ada padaku tetapi apa yang ada padaku , itulah aku berikan kepadamu yaitu : Dengan nama YESUS KRISTUS ORANG NAZARET
KRR.  4 : 10
Maka ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh segenap kaum Israil , bahwa dengan nama YESUS KRISTUS ORANG NAZARET.....................
KRR. 2 : 22
Hai orang Israil, dengarlah olehmu perkataanku ini : Adapun YESUS ORANG NAZARET  itu seorang yang disahkan Allah kepadamu dengan perbuatan kuasa dan mujizat dan tanda ajaib yang diadakan Allah dengan tangan Yesus di antara kamu , seperti yang kamu ketahui sendiri .
KRR.  10 : 38
Dari hal YESUS ORANG NAZARET itu , bagaimana Allah sudah mengurapi dia denga Rohu’lkudus dan kuasa ...........................
Tidak ada satupun pernyataan kesaksian Peterus terhadap Yesus sebagai KRISTUS  ANAK ALLAH YANG HIDUP , sesuai dengan pernyataannya : “  Tuhanlah Kristus , Anak Allah yang hidup yang diceritakan Injil Matius 16 : 16. Ke mana kesaksian tersebut ? Tidak berbekas sama sekali . Justru Peterus hanya mengatakan tentang Yesus dalam batas yang sangat wajar dan normal :    YESUS HAMBA-MU  “ dan “ YESUS KRISTUS ORANG NAZARET  “. Dengan pernyataan yang wajar , tidak ada satu noktah petunjuk bahwa Peterus memiliki keyakinan bahwa Yesus adalah  “ KRISTUS  ANAK ALLAH YANG HIDUP “ seperti yang menjadi keyakinan penganut Kristen [6] ). Oleh karena itu pernyataan Peterus yang disebutkan dalam versi Injil Matius 16 : 16 : “Tuhanlah Kristus, Anak Allah yang hidup  diragukan kebenarannya sebagai pernyataan Peterus dan lebih diyakinkan sebagai tambahan yang diberikan pengarang Injil Matius . Tetapi pernyataan-pernyataan Peterus yang dikisahkan KRR sangat sesuai dengan yang tergambar dalam kisah yang disajikan INJIL BARNABAS .
Memang kisah yang disajikan Injil Matius berbeda dengan yang disajikan Injil Markus dan Injil Lukas . Kalau dalam Injil Markus dan Injil Lukas , pertanyaan Yesus menyangkut dirinya secara jelas : “ Menurut kata orang , siapakah Aku ? “.  Sama dengan yang disajikan Injil Barnabas :      Apa kata orang tentang aku ? “. Sedangkan Injil Matius menyajikannya dalam istilah yang berbeda : “ Menurut kata orang, siapakah Anak  Manusia ? “. Analisis terhadap ayat-ayat Bibel, ternyata sebutan “ Anak Manusia “ tidak mutlak menunjuk kepada Yesus Kristus. Seringkali didapatkan Yesus menempatkan diri berbeda dengan “ Anak Manusia “ yang disebutnya. Dan jika yang dimaksud dengan “ Anak Manusia “ dalam pertanyaan itu adalah Yesus sendiri mengapa Yesus tidak menyatakan secara langsung : “ tentang Aku “ seperti halnya dalam versi Injil Markus dan Injil Lukas ?  Oleh karena itu,  sebutan “ Anak Manusia “ dalam versi Injil Matius  dapat diyakinkan sebagai perubahan yang disengaja oleh pengarang Injil Matius. Menarik pula diperhatikan , respon Yesus atas pernyataan Peterus : “ Tuhan-lah Kristus , Anak Allah yang hidup “ dalam versi Injil Markus dan versi Injil Lukas ternyata bukan memuji Peterus seperti yang disajikan Injil Matius melainkan yang ada ialah “ LARANGAN YESUS “ berupa : JANGAN MENGATAKAN YANG DEMIKIAN KEPADA SEORANG JUAPUN !  Penggambaran yang diberikan Injil Markus dan Injil Lukas sejalan dengan yang disajikan INJIL BARNABAS . Sama-sama tidak ada kata pujian kepada Peterus dan sebaliknya yang ada ialah larangan kepada para murid untuk mengatakan tentang Yesus seperti yang dikatakan Peterus . Cuma dalam Injil Barnabas,  larangan itu penuh dengan kemarahan disertai ancaman keras karena pernyataan Peterus tersebut merusak akidah Tauhid .
Selanjutnya baik disimak lanjutan pujian Yesus kepada Peterus dalam  Matius 16  : 18-19   :
Maka Aku pun berkata kepadamu, bahwa engkau inilah Peterus dan di atas batu ini Aku akan membangunkan sidangku ; dan segala pintu alam maut pun tiada akan dapat mengalahkan dia .
Maka  Aku akan memberi kepada  engkau anak  kunci  kerajaan  surga  dan  barang apa yang engkau ikatkan di atas bumi , itupun terikat juga di surga dan barang apa yang engkau orakkan di atas bumi , itupun teorak juga di surga “
Apa yang dipahami dari kata-kata pujian Yesus kepada Peterusnya dalam ayat di atas ?  Tidak bisa tidak , Peterus  akan menjadi penerus dan pengganti yang akan melaksanakan misi Yesus sepeninggal Yesus : “ Engkau inilah Peterus dan di atas batu ini Aku akan membangunkan sidangku  “ - “ Aku akan memberi kepada engkau anak kunci kerajaan surga “. Tetapi bagaimana faktanya ? Ternyata penerus dan pengganti yang melaksanakan misi Yesus dan memimpin Jemaat Yerusalem adalah Yakub , saudara Yesus sendiri , bukan Peterus . Hal ini menimbulkan tanda tanya, sejauh manakah kebenaran ayat Matius 16 : 18 -19 yang mengandung pujian Yesus kepada Peterus lantaran Peterus memberi kesaksian : “ Tuhanlah Kristus , Anak Allah yang hidup  “ tersebut ketika fakta menunjuk pada hal yang berbeda sama sekali ? Seorang sarjana Bibel Dr. Enslin berpendapat , pujian dan penetapan Yesus atas Peterus tersebut tidak lain adalah penambahan yang dilakukan pada masa belakangan  dan tidak mungkin disebut sebagai sabda Yesus yang asli . Dalam bukunya “ The Prophet from Nazareth “ halaman 165 Dr. Enslin berkata : “ Dari seluruh kandungan Bibe , kata  ‘ gereja ‘ hanya tersebut dua  kali . Pertama , untuk menjustifikasi keberadaan gereja yang terpisah dari synagoga Yahudi dan kedua sebagai perlawanan yang disengaja terhadap klaim keunggulan Yerusalem yang muncul kemudian karena dipimpin oleh Yakobus , saudara laki-laki Yesus[7] )
Dengan demikian , dialog Yesus –Peterus yang termuat dalam Injil Matius sebagai sesuatu yang palsu . Kajian-kajian yang disajikan  memberikan gambaran bahwa kisah yang diceritakan Injil Barnabas memang asli dibandingkan dengan versi Injil Matius dan lebih asli dibandingkan dengan versi Injil Markus dan Injil Lukas .

d.        MENGOBATI ORANG BUTA DI HARI SABBATH  .

Kisah orang buta yang disembuhkan Yesus di hari sabbath , dalam Injil Kanonik kalau tidak khilaf  hanya diceritakan Injil Yahya, sedangkan Injil Matius , Injil Markus dan Injil Lukas tidak menyebutnya sama sekali. Akan  dibandingkan  kisah  orang  buta  antara versi Injil Yahya
dengan Injil Barnabas .
A.      Menurut Injil Yahya  ( Yahya 9 : 1 -  41  )
Tatkala Ia lalu , dilihatnya seorang yang buta dari mula jadinya .
Lalu murid-muridnya bertanya kepadanya , katanya : “ Ya Rabbi, siapakah yang berbuat dosa , orang inikah atau ibu-bapanyakah , sehingga ia buta dari mula jadinya ?
Maka jawab Yesus : “Bukan orang ini berbuat dosa dan bukan orang tuanya melainkan supaya kekayaan Allah dinyatakan kepadanya .
Selagi hari siang , wajiblah kita mengerjakan pekerjaan Allah yang menyuruhkan Aku . Karena malam akan datang , apabila seorangpun tiada dapat bekerja .
Selama Aku di dalam dunia ini , Akulah terang dunia  .
Setelah Ia berkata demikian , lalu Ia berludah ke tanah serta membuat tanah itu lembek dengan ludahnya , disampaikannya tanah lembek itu kepada mata orang buta itu .
sambil berkata kepadanya : “ Pergilah engkau basuh di kolam SILOAM “ yang diterjemahkan artinya : SURUHAN.
Maka pergilah ia membasuh lalu kembalilah ia dengan celik matanya .
Maka kata orang sekampungnya dan orang lain pun yang dahulu nampak dia meminta sedekah :     “ Bukankah ia ini , dia yang sudah duduk meminta sedekah itu ?“.
Maka ada orang yang mentgatakan : “ Inilah dia “. Ada pula yang mengatakan : “ Bukan , hanya serupa dengan dia “ . Ia sendiri berkata : “ Akulah dia “.
Lalu kata mereka itu kepadanya : “ Bagaimanakah matamu dapat celik ? “
Maka sahutnya : “ Ada seorang yang bernama Yesus , membuat tanah itu lembek lalu disapukannya kepada mataku sambil katanya : “ Pergilah engkau basuh ke kolam  Siloam “. Maka pergilah aku basuh ke situ , lalu aku pun nampaklah “.
Lalu kata mereka itu bertanya kepadanya :“ Di manakah orang itu ?“ . Maka jawabnya : “ Aku tidak tahu “.
Maka mereka itupun membawa orang yang dahulu buta itu kepada orang Parisi .
Adapun hari itu hari Sabbat ketika Yesus membuat tanah itu lembik dan mencelikkan matanya .
Maka bertanyalah pula orang Parisi kepadanya , bagaimana halnya ia mendapat penglihatan . Maka katanya kepada mereka itu : “ Ditaruhnya tanah lembik pada amtaku dan aku basuh lalu aku nampak “.
Maka berkatalah setengah orang Parisi itu : “ orang itu bukan daripada Allah karena tiada Ia menurut hukum hari Sabbat “. Ada pula orang yang berkata : “ Bagaimanakah seorang berdosa dapat mengadakan tanda yang demikian ?  “. Maka berpihak-pihaklah di antara mereka itu .
Oleh sebab itu, bertanyalah mereka kepada orang yang dahulu buta itu : “ Apakah kata engkau dari hal Dia karena Ia sudah mencelikkan matamu ?“. Maka sahutnya : “ Nabi –lah ia “.
Maka tiadalah orang Yahudi itu percaya bahwa dahulu ia buta dan sekarang matanya nampak sehingga dipanggilnya ibu bapa orang yang dapat penglihatannya itu ,
lalu bertanyalah mereka itu kepadanya , katanya : “ Ia inikah anakmu , yang kamu katakan ia buta dari mula jadinya ? Bagaimanakah ia nampak sekarang ini ? “
Maka sahut inu-bapanya serta berkata : “ Kami kenal bahwa ia  ini anak kami dan lagi ia buta dari mula jadinya ,  tetapi bagaimana jalannya sekarang ia dapat penglihatan , tiadalah kami tahu atau siapa yang mencelikkan matanya tiada juga kami tahu . Tanyalah dia sendiri , ia sudah akil balig , biarlah ia sendiri memberi tahu akan hal dirinya “.
Ibu-bapanya berkata demikian itu sebab mereka itu takut akan orang Yahudi ; karena orang  Yahudi  sudah  sepakat  bahwa  jikalau  ada orang yang mengaku Dia itu Kristus , orang itu dibuang dari rumah sembahyang .
Oleh sebab itu , kata ibu bapanya : ia sudah akil balig , tanyalah dia sendiri .
Maka mereka itupun memanggil orang dahulunya buta itu sekali lagi serta berkata kepadanya :       “ Hormatkanlah Allah ! Kami ini tahu bahwa orang itu seorang berdosa “.
Lalu sahutnya : “Entahlah ia orang berdosa, tiadalah aku tahu, hanya satu perkara aku tahu: Bahwa dahulu aku buta dan sekarang aku nampak “.
Lalu  kata  mereka  itu pula kepadanya : “ Apakah  diperbuatnya  pada  engkau ? Bagaimanakah Ia
mencelikkan matamu ? “ .
Maka sahutnya kepada mereka itu : “ Sudah aku katakan kepadamu, tetapi tiada juga kamu dengarkan. Apakah sebabnya kamu hendak mendengar lagi ? Maukah kamu juga menjadi  muridnya ? “.
Lalu mereka menghinakan dia serta berkata :“Engkau inilah muridnya tetapi kami ini murid Musa .
Kami ini  tahu bahwa Allah sudah berfirman kepada Musa ; tetapi akan orang ini , tiada kami tahu dari mana datangnya .
Maka sahut orang itu serta berkata kepada mereka itu : “ Heran sekali itu , kamu tiada tahu dari mana datangnya sedang ia sudah mencelikkan mataku.
Kita tahu bahwa Allah tiada mendengarkan orang yang berbuat dosa hanya orang yang menyembah Allah dan yang melakukan kehendak-Nya , ialah saja yang didengarkannya .
Semenjak awal dunia ini , belum pernah kedengaran halnya orang mencelikkan mata manusia , yang buta dari mula jadinya .
Jikalau orang itu bukan daripada Allah , tiadalah dapat memperbuat apa-apa “ .
Lalu jawab mereka itu serta berkata kepadanya : “ Engkau ini lahir di dalam dosa semata-mata , maka engkau mau mengajar kami-kah ? “ . Maka mereka itu membuangkan dia keluar.
Apabila  didengar  oleh  Yesus  bahwa  orang  itu  sudah  dibuang  orang  keluar ,  lalu berkatalah Ia kepadanya tatkala berjumpa dengan dia : “ Percayakah engkau akan Anak Allah ? “.
Lalu sahut orang itu, katanya : “ Siapakah Dia itu , ya Rabbi , supaya hamba boleh percaya akan Dia “.
Maka kata Yesus kepadanya : “ Engkau sudah nampak Dia dan yang bertutur dengan engkau , itulah Dia “.
Maka katanya : “ Ya Tuhan hamba percaya “. Lalu ia sujud menyembah Dia .
Maka kata Yesus : “ Kedatanganku ke dalam dunia ini karena hal hukuman, supaya orang yang tiada nampak itu boleh nampak dan orang yang nampak itu menjadi buta “.
Maka beberapa orang Parisi yang beserta dengan Yesus mendengar perkataan ini , lalu berkata kepadanya : “ Kami pun butakah ? “.
Lalu kata Yesus kepada mereka itu : “ Jikalau kamu buta , tiadalah kamu berdosa ; tetapi sebab kamu berkata :’ Kami nampak ‘ , kekallah dosamu “.

B.       Menurut Injil Barnabas  ( Barnabas pasal 156 – pasal 157 – pasal 158 : 1-5 )
Syahdan ketika Yesus ke luar dari rumah peribadatan setelah ia sembahyang tengah hari, bertemulah ia dengan seorang buta .
Maka ditanyalah ia oleh para muridnya, kata mereka : “ Ya guru , siapakah gerangan yang berdosa terhadap orang ini, ayahnyakah atau ibunya sehingga ia dilahirkan      buta ? “ .
Yesus menjawab : “ Bukan ayahnya pun bukan ibunya yang bersalah ,
Akan tetapi Allah menciptakannya demikian .Begitulah menjadi kesaksian bagi Injil“. 
Maka setelah Yesus memanggil si buta itu , ia meludah di atas tanah kemudian mengurap tanah itu lalu ditaruhkannya di mata si buta itu .
Lalu ia berkata kepadanya : “ Pergilah ke kolam, SALUAM dan mandilah “.
Maka pergilah si buta itu dan setelah ia mandi , celiklah matanya .
Dan ketika ia dalam perjalanan pulang ke rumah, banyak orang yang bertemu dengan, mengatakan: “ Jika orang ini buta maka dapat kukatakan dengan penuh kepastian bahwa ia adalah orang yang biasa duduk di depan pintu yang indah di rumah peribadatan itu “.
Dan sebagian yang lain mengatakan : “ Sungguh orang itu dia sendiri tetapi bagaimanakah ia dapat melihat ? “
Maka bertanyalah mereka kepadanya : “ Adakah engkau ini orang buta yang biasa duduk di ambang pintu indah rumah peribadatan itu ? “.
Ia menjawab : “ Ya saya sendiri , menagapa ? “
Mereka bertanya : “ Bagaimanakah engkau dapat menemukan matamu kembali ? “.
Ia  menjawab : “  Sesungguhnya ada seorang yang telah meramu tanah kemudian meludahnya dan meletakkannya di mataku .
Kemudian ia mengatakan kepadaku : ‘ Pergilah engkau mandi di kolam SALUAM ‘.
Lalu pergilah aku mandi di sana , kemudian celiklah aku sekarang. Maha berkatlah Tuhan Israil “.
Maka  ketika  orang  yang  tadinya  buta  itu  kembali  berada  di  depan pintu indah dari rumah peribadatan , maka berita itu tersebarlah di seluruh Yerusalem .
Dari itu , ia didatangkan kepada kepala imam yang tadinya bersama-sama dengan para imam dan kaum Parisi , merundingkan sesuatu terhadap Yesus .
Maka ditanyalah ia oleh kepala imam , katanya : “ Apakah engkau buta sejak dilahirkan , wahai lelaki ? “.
Ia menjawab : “ Ya “
Kepala imam berkata : “ Wahai ! Berilah pujaan kepada Allah dan katakanlah kepada kami , siapakah Nabi yang terlihat olehmu dalam impian dan memberikan cahaya kepadamu ? Apakah Bapak kita Ibrahim atau Musa , khadim Allah itu ataukah Nabi yang lain ?. Karena selain mereka , tidaklah dapat berbuat sesuatu yang seperti ini “ .
Maka dijawablah oleh orang yang dilahirkan buta itu : “ Sebenarnya aku tidak pernah melihat sesuatu dalam impian , pun aku tidak disembuhkan oleh Ibrahim atau Musa maupun Nab-nabi yang lain  .
Akan tetapi ketika aku duduk di depan pintu rumah peribadatan , didekatkanlah aku oleh seorang kepadanya .
Maka setelah ia meramu tanah dengan ludahnya , ditaruhnya sebagian dari tanah itu di mataku lalu aku diutus ke kolam Saluam untuk mandi .
Kemudian  pergilah aku mandi, tiba-tiba aku kembali dengan terang  kedua mataku“.
Kemudian kepala imam menanyakan dia tentang nama orang tersebut .
Dijawablah oleh yang lahir buta itu :“ Bahwa dia tiada kuketahui namanya  kepadaku .
Akan tetapi ada seorang yang melihat dia memanggilku, katanya :“ Pergi dan mandilah “ sebagai-mana dikatakan oleh orang itu .
Karena dia adalah Yesus orang Nazaret , Nabi dan kudusnya Tuhan Israil “.
Kepala imam itu menanyakan : “ Barangkali dia telah menyembuhkan engkau pada hari ini yaitu Sabbat ? “.
Si buta itu menjawab : “ Ya, dia telah menyembuhkan aku hari ini “.
Kemudian kepala imam itu mengatakan : “ Lihatlah kamu sekarang betapa dosanya orang itu karena dia tidak menjaga kehormatan hari Sabbat “
Maka menjawablah si buta itu : “Aku tidak mengetahui apakah ia berdosa atau tidak .
Yang kuketahui yaitu bahwa aku ini tadinya buta kemudian aku dicelikkan olehnya “.
Kaum Parisi tidak mempercayai itu .
Dari itu mereka katakan kepada kepala imam : “ Utuslah seorang untuk memanggil ayah dan ibunya , karena mereka berdualah yang akan menceritakan kepada kita apa yang sebenarnya “.
Lalu diundanglah ayah bunda orang tersebut .
Setelah kedua orang itu datang, ditanyalah oleh kepala imam, katanya : “ Apakah orang ini anak kamu berdua ?”
Keduanya menjawab : “ Ya betul anak kami “.
Kepala imam menanyakan : “ Dia mengatakan bahwa ia dilahirkan buta dan sekarang ia celik , bagaimanakah kejadiannya ? “.
Ayah orng yang telah dilahirkan buta itu beserta ibundanya menjawab : “ Memang benar dia telah lahir buta , tetapi kami tidak mengetahui bagaimanakah ia mendapatkan terang .
Dia cukup dewasa , tanyakalah kepadanya , dia akan bertutur benar kepada kamu “.
Lalu kedua orang tua itu disuruh pulang , kemudian kepala imam itu kembali mengatakan kepada yang dilahirkan buta itu : “ Berilah pujaan kepada Allah , lalu bertuturlah yang sebenarnya “.
Sedang ayah bunda  si buta itu takut untuk berbicara .
Karena telah dikeluarkan sebuah perintah dari majelis orang-orang tua Romawi bahwa tidak diperbolehkan seorang memihak kepada Yesus, Nabi orang Yahudi itu ; jika tidak, maka hukumannya adalah mati .
Dan perintah itu dimintanya oleh Hakim .
Dari itu kedua orang tua si buta itu mengatakan : “Dia cukup dewasa , maka tanyalah kepadanya “.
Kemudian di sat itu kepala imam berkata kepada orang dilahirkan buta itu : “ Berilah pujaan kepada Allah dan katakanlah sebenarnya karena kami mengetahui bahwa orang yang engkau katakan telah menyembuhkan engkau itu , adalah  berdosa “.
Dijawablah oleh orang yang dilahirkan buta itu : “ Aku tidak mengetahui apakah dia seorang berdosa . Yang kuketahui ialah bahwa aku tadinya buta lalu aku diberinya cahaya .
Dan sudah barang tentu , sejak permulaan dunia hingga saat ini belum pernah ada seorang ( yang dilahirkan ) buta , dapat dicelikkan .
Sedang Allah tiada akan mendengarkan kepada orang-orang yang berdosa “.
Orang-orang Parisi menanyakan :“Apa yang telah diperbuatnya ketika ia menerangkan matamu ?“.
Di saat itu, orang yang dilahirkan buta itu merasa keheranan karena tidak imannya mereka , katanya  : ”  Telah  kuterangkan  kepadamu  sekalian , mengapa  kamu  kembali menanyakan pula ?
Apakah kamu ingin menjadi murid-muridnya ?
Ketika itu ia ditegor oleh kepala iman , katanya : “ Sungguh keseluruhanmu telah dilahirkan dalam dosa , apakah engkau akan mengajar kami ?
Enyahlah engkau dan jadilah murid orang itu .
Tetapi kami akan tetap menajdi murid-murid Musa dan kami ketahui bahwa Allah telah berbicara dengan Musa .
Sedang orang itu tidak kami ketahui darimana dia “
Maka dikeluarkannyalah dia dari perkumpulan dan rumah peribadatan dan dilaranglah ia bersembahyang bersama orang-orang suci dari Israil .
Da  pergilah orang yang dilahirkan buta itu untuk menjumpai Yesus
Maka dihiburlah dia oleh Yesus, katanya : “ Sungguh engkau tidak diberkahi di zaman manapun sebagaimana engkau sekarang .
Karena engkau diberkahi oleh Tuhan kita yang telah berfirman melalui Nabi-Nya Daud bapak kita tentang orang-orang yang dikasihi di dunia ini, fiirman-Nya : “ Mereka mengutuk dan Aku memberkati “.
Dan Ia berfirman melalui nabi Mikha : “  Sungguh Aku mengutuk berkahmu “.
Karena tanah tidak bertentangan dengan udara , air tidak bertentangan dengan api , cahaya tidak bertentangan dengan gelap , dingin tidak bertentangan dengan panas , kecintaan tidak bertentangan dengan kebencian , sebagaimana pertentangan kehendak Allah dengan kehendak dunia ini
Kisah penyembuhan orang buta dalam kedua versi – Injil Yahya dan Injil Barnabas - boleh dikatakan tidak berbeda sama sekali, mulai dari awal proses penyembuhan sampai kepada pengusirannya oleh orang-orang Parisi dan orang tua-tua Yahudi.  Tapi ada unsur dogma yang terkandung di dalamnya yang sangat berbeda .
Versi Injil Yahya bercerita , ketika orang buta yang sudah bisa melihat sesudah diusir dari rumah sembahyang, datang menemui Yesus , terjadilah dialog keduanya – Yesus dengan si buta –dan berisi penekanan Yesus tentang dirinya sebagai “ ANAK ALLAH “ . Yesus, yang bagaimanapun dalam dogma Kristen mempunyai makna Yesus sebagai Tuhan .  Berikut dipetikkan kembali ayat dalam Injil Yahya tersebut .
Apabila didengar oleh Yesus bahwa orang itu sudah dibuang orang keluar , lalu berkatalah Ia kepadanya tatkala berjumpa dengan dia : “ Percayakah engkau akan Anak Allah ? “. Lalu sahut orang itu, katanya : “ Siapakah Dia itu , ya Rabbi , supaya hamba boleh percaya akan Dia “. Maka kata Yesus kepadanya : “ Engkau sudah nampak Dia dan yang bertutur dengan engkau , itulah    Dia “. Maka katanya : “ Ya Tuhan hamba percaya “. Lalu ia sujud menyembah Dia .Maka kata Yesus : “ Kedatanganku ke dalam dunia ini karena hal hukuman , supaya orang yang tiada nampak itu boleh nampak dan orang yang nampak itu menjadi buta “.
Dalam petilan ayat Injil Yahya di atas , Yesus mengakui diri sebagai “ ANAK ALLAH “ . Cuma bagaimana pemahaman “ ANAK ALLAH “ menurut Yesus yang mengucapkannya ? Apakah seperti yang menjadi dogma Kristen ? Pengakuan Yesus atas dirinya sebagai  “ANAK ALLAH “ tidak ada dalam versi Injil Barnabas, yang justru lebih mengedepankan aspek ajaran misi kenabian dari Yesus  dan tidak ada pemahaman Yesus sebagai Tuhan dan Anak Allah .
Maka dihiburlah dia oleh Yesus , katanya : “ Sungguh engkau tidak diberkahi di zaman manapun sebagaimana engkau sekarang . Karena engkau diberkahi oleh Tuhan kita yang telah berfirman melalui Nabi-Nya Daud bapak kita tentang orang-orang yang dikasihi di dunia ini, firman-Nya : “ Mereka mengutuk dan Aku memberkati “. Dan Ia berfirman melalui nabi Mikha : “  Sungguh Aku mengutuk berkahmu “. Karena tanah tidak bertentangan dengan udara , air tidak bertentangan dengan api , cahaya tidak bertentangan dengan gelap , dingin tidak bertentangan dengan panas , kecintaan tidak bertentangan dengan kebencian , sebagaimana pertentangan kehendak Allah dengan kehendak dunia ini
Bahkan ketika diinterogasi Kepala Imam Yahudi justru si buta sejak lahir memberi kesaksian tentang apa yang didengar ketika proses penyembuhannya : “Karena dia adalah Yesus orang Nazaret , Nabi dan kudusnya Tuhan Israil “. Tidak ada sebutan  “ ANAK ALLAH “ di dalam kesaksiannya  seperti yang tersebut dalam Injil Yahya pasca penyembuhan dan pengusiran si buta dari rumah sembahyang . Perbedaan demikian bisa saja diabaikan  sepanjang “ ANAK ALLAH “ dipahami hanya sekedar istilah ungkapan semata dan untuk menyatakan : SEORANG NABI , SEORANG YANG SALEH , SEORANG PEMBAWA KEBENARAN  dan  tidak dipahami sebagai “ ANAK ALLAH “ secara harfiah sebagaimana yang menjadi dogma Kristen sekarang. Perbedaan tersebut memunculkan pertanyaan , mana  dialog “ yang sesungguhnya terjadi , apakah yang dikisahkan Injil Yahya ataukah oleh Injil Barnabas . Penganut Kristen yang dari semula tidak menerima Injil Barnabas tentu tidak ingin melibatkan diri dengan pertanyaan ini karena bagaimana pun bagi penganut Kristen , Injil Yahya adalah Injil yang benar dan Injil Barnabas adalah Injil palsu . Tapi jika dikaji lebih jauh , pencantuman kesaksian diri oleh Yesus  sebagai “ ANAK ALLAH “ menimbulkan dugaan bahwa kesaksian Yesus untuk dirinya yang dinyatakan kepada si buta  adalah tambahan semata-mata yang dilakukan pengarang Injil Yahya.  Pertama , menyimak Injil Yahya mulai dari pasal 1 , baru pada ayat Yahya pasal 9 : 35-38  inilah Yesus secara langsung memberikan kesaksian atas dirinya sebagai “ ANAK ALLAH “ . Mengapa baru kepada si buta , Yesus memberikan kesaksian secara langsung atas dirinya , tidak pada peristiwa-peristiwa sebelumnya yang justru membutuhkan kesaksian langsung tersebut ?  Memang ada kesaksian Yesus pada ayat-ayat sebelumnya tetapi sebagai “ ANAK  MANUSIA “. Sebagai contoh ayat Yahya 8 : 28  :
Sebab itu berkatalah Yesus kepada mereka itu : “ Apabila kamu sudah menaikkan ANAK MANUSIA kelak , barulah kamu akan tahu bahwa AKU ITULAH DIA dan suatupu tiada aku perbuat dengan kehendakku sendiri melainkan sebagaimana Bapaku mengajar Aku, demikianlah Aku katakan
Dalam ayat Yahya 8 : 28, Yesus menyatakan diri sebagai “ANAK MANUSIA “ bukan  “ ANAK ALLAH “. Dan pada ayat Yahya 5 : 10 – 23 , Yesus berbicara tentang “ ANAK ITU  sebanyak 7 kali . Penerjemah Alkitab LAI memberi judul untuk bagian ini dengan “ Tuhan Yesus menyungguhkan dirinya sebagai Anak Allah “. Ini nerupakan kekeliruan akibat dorongan dogma yang dianut, sebab pada ayat Yahya 5 : 27, justru Yesus menegaskan dirinya sebagai : ANAK MANUSIA  :
Dan lagi diberinya kuasa kepadanya akan melakukan hukuman sebab IA ITULAH ANAK MANUSIA adanya .
Ayat Yahya  5 :  27  sebagai  kelanjutan ayat Yahya 5 : 19-23 , menjelaskan makna dari “ ANAK ITU “ yang tidak lain maksudnya adalah : ANAK MANUSIA .  Oleh karena itu , pengakuan diri Yesus kepada si buta sejak lahir sebagai “ ANAK ALLAH “ merupakan tambahan atau minimal kata “ ANAK ALLAH “ dalam tuturan Yesus merupakan pengubahan yang dilakukan pengarang atau penyalin Injil Yahya. Dengan demikian pengungkapan oleh INJIL BARNABAS lebih murni dan asli dari pada Injil Yahya .

e.         PERTEMUAN DENGAN PEREMPUAN SAMARIA .

Peristiwa pertemuan Yesus dengan perempuan Samaria ini hanya diungkapkan Injil Yahya sedangkan ketiga Injil kanonik lainnya ( Injil Matius , Injil Markus dan Injil Lukas ) tidak menyinggungya sama sekali .

A.      Menurut Injil Kanonik ( Injil Yahya  4 : 5 -42 )
Lalu datanglah Ia ke sebuah negeri di Samaria bernama Sikhar , dekat sebidang tanah yang dahulu telah diberikan oleh Yakub kepada Yusuf anaknya itu .
Maka di situlah perigi Yakub . Maka Yesus , sebab penat berjalan , segeralah duduk di sisi pergi itu yaitu kira-kira pukul dua belas tengah hari .
Maka datanglah seorang orang perempuan Samaria hendak mencedok air ; maka kata Yesus kepadanya : “ Aku minta minum “.
Karena murid-muridnya sudah pergi ke dalam negeri membeli makanan .
Maka  kata  perempuan Samaria itu kepadanya : “ Masakan  tuan  seorang Yahudi meminta  minum
 daripada saya seorang orang perempuan Samaria ? “ . Karena orang Yahudi memang tiada beramah-ramahan dengan orang Samaria .
Maka dijawab Yesus serta berkata kepadanya : “ Jikalau engkau mengetahui akan anugerah Allah dan akan siapa yang berkata kepadamu : ‘ Aku minta minum ‘ tak dapat tiada engkau pun  sudah  meminta kepadanya maka  sudahlah Ia memberi air yang hidup kepadamu  “.
Maka kata perempuan itu kepadanya : “ Ya tuan , tuan tidak ada barang sesuatu buat timba sedang perigi ini dalam ; dari manakah tuan peroleh air yang hidup itu ?
Masakah tuan lebih besar daripada Yakub moyang kami yang telah memberikan perigi ini kepada kami , maka ia sendiri minum daripadanya dan anak-anaknya dan sekalian kawan binatang hidup-hidupannya ? “.
Maka jawab Yesus serta berkata kepadanya : “ Barang siapa yang minum air ini ia akan dahaga pula , tetapi barang siapa yang minum air itu yang akan Kuberikan kepadanya , tiadalah ia akan dahaga selama-lamanya karena air yang Aku berikan kepadanya itu akan menjadi di dalamnya suatu mata air yang memancar sampai kepada hidup yang kekal “.
Maka kata perempuan itu kepadanya :“ Ya tuan, berilah hamba air itu supaya jangan kiranya hamba dahaga dan tak usah lagi hamba datang kemari mencedok air “.
Maka kata Yesus kepadanya : “ Pergilah panggil lakimu lalu datang kemari “.
Maka sahut perempuan itu , katanya : Hamba tiada berlaki “. Maka kata Yesus kepadanya : “ Benarlah katamu :’ Hamba tiada berlaki ‘ ,
karena lima orang sudah jadi lakimu dan yang sekarang ada padamu , itu memang bukan lakimu . Benarlah katamu itu “.
Lalu kata perempuan itu kepadanya : “ Wah tuan , hamba rasa , tuan seorang nabi .
Nenek moyang kami telah sembahyang di atas bukti ini maka kata kamu bahwa Yerusalem itulah tempat yang patut orang sembahyang “.
Maka kata Yesus kepadanya : “ Hai perempuan , percayalah kepadaku , bahwa MASANYA AKAN DATANG APABILA KAMU AKAN MENYEMBAH BAPA ITU, BUKAN DI ATAS BUKIT INI DAN BUKAN DI YERUSALEM .
Memang  kamu  ini  menyembah  barang  yang tiada kamu ketahui ; kami ini menyembah
barang yang kami ketahui karena selamat itu daripada orang Yahudi datangnya .
Tetapi masanya akan datang dan sekarang sudah sampai bahwa segala penyembah yangbbenar itu akan menyembah Bapa dengan roh dan kebenaran ; karena Bapa itu berkenan akan orang yang demikian itulah menyembah Dia .
Allah itu Roh adanya ; maka orang yang menyembah Dia , wajuiblah menyembah dengan roh dan kebenaran “.
Maka kata perempuan itu kepadanya : “ Hamba tahu Messias akan datang yang dinamai Kristus ; apabila Ia datang Ia akan mengabarkan segala perkara itu kepada kami “.
Maka kata Yesus kepadanya :“ AKULAH DIA YANG BERTUTUR DENGAN   ENGKAU “.
Pada ketika itu, datanglah murid-muridnya ; maka heranlah mereka itu sebab Yesus bertutur dengan seorang perempuan .Tetapi seorang pun tiada bertanya : “ Apakah Rabbi cari ? “ atau :      “ Apakah Rabbi cakapkan dengan dia ? “ .
Lalu perempuan itu meninggalkan buyungnya , pergi ke negeri serta berkata kepada segala orang .
“ Marilah lihat ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu perbuatanku . Bukankah Ia ini Kristus ? “.
Maka sekalian orang itupun pergi keluar dari negerinya lalu mendapatkan Yesus .

B.       Menurut Injil Barnabas ( Barnabas  pasal  81 : 6 -20 , pasal  82  dan pasal 83 )
Dan pagi-pagi benar pada suatu hari , Yesus telah sampai ke satu telaga yang telah dibuat Yakub lalu diberikannya kepada anaknya Yusuf .
Dan ketika Yesus merasa lelah dari perjalanan itu , ia mengutus para muridnya ke negeri untuk membeli makanan
Maka  duduklah  ia  di atas  sebuah  batu  di  tepi  telaga  itu , maka  tiba-tiba  datanglah seorang perempuan dari Samaria ke telaga itu untuk mengambil air .
Maka berkatalah Yesus kepada perempuan itu : “ Berilah aku minum “.
Maka dijawablah oleh perempuan itu : “ Tidakkah engkau malu sebagai seorang Ibrani meminta air minum daripadaku , sedang aku ini seorang Samaria ? “
Yesus menjawab : “ Wahai perempuan , andaikata engkau mengetahui siapa yang meminta minum daripadamu niscaya engkau akan meminta minum daripadanya “.
Perempuan itu menjawab : “ Dan bagaimana engkau akan memberikan minum kepadaku sedang engkau tidak memopunyai timba ataupun tali untuk menarik air dan telaga ini amat curam ? “.
Yesus menjawab : “ Wahai perempuan , barang siapa yang minum dari air telaga ini , ia akan merasa dahaga lagi; adapun yang minum dari air yang kuberikan kepadanya maka ia tidak akan dahaga selama-lamanya bahkan ia memberi minum kepada orang-orang dahaga sehingga mereka sampai kepada kehidupan abadi “.
Maka perempuan itu menjawab : “ Ya tuan , berilah aku dari airmu itu “
Yesus menjawab  : “ Pergi  dan panggillah  suamimu lalu kepadamu berdua aku berikan minum “.
Perempuan itu mengatakan : “ Aku tidak mempunyai suami “.
Yesus menjawab : “ Bagus ! Engkau bertutur dengan benar karena engkau pernah mempunyai lima suami , sedang yang ada bersamamu sekarang ini , bukan suamimu “.
Maka ketika perempuan itu mendengarkan itu , berdebarlah dia seraya mengatakan :  “ Ya tuan , dengan demikian kulihat engkau adalah seorang Nabi.
Dari itu aku bermohon kepadamu untuk menerangkan kepadaku ( tentang apa yang akan datang ) bahwa kaum Ibrani bersembahyang di atas gunung Zion di Bait Allah yang telah didirikan oleh Sulaiman di Yerusalem dan mereka mengatakan bahwa nikmat Allah dan rahmat-Nya berada di sana bukan di lain tempat.
Adapun kaumku maka mereka bersujud di atas gunung-gunung ini dan mereka mengatakan bahwa sujud itu harus di atas gunung-gunung Samaria saja , maka siapakah yang bersujud benar ? “
Di saat itu , Yesus menarik nafas panjang lalu menangis , katanya :
“ Celakalah bagimu hai negeri Yudea karena engkau berbangga mengatakan : ‘ Bait Allah , Bait Allah ‘ sedang engkau berperilaku seakan-akan tidak ada Tuhan , tenggelam dalam kemewahan dan pencarian-pencarian duniawi  .
Maka perempuan ini telah menghukum neraka di atasmu di hari pembalasan .
Karena perempuan ini ingin mengetahui bagaimana ia menemukan nikmat dan rahmat di sisi    Allah “.
Kemudian ia menoleh kepada perempuan itu seraya berkata : “ Wahai perempuan , sesungguhnya kamu kaum Samaria bersujud kepada sesuatu yang tidak kamu kenal akan tetapi kita kaum Ibrani bersujud kepada yang kami kenal .
Sesungguhnya kukatakan kepadamu bahwa Allah itu Roh dan Hak dan wajiblah disujudi dengan roh dan hak.
Karena perjanjian Allah itu hanya diambil di Yerusalem di rumah peribatan Sulaiman bukan di tempat lain .
Tetapi percayalah kepadaku bahwa AKAN TIBA SUATU SAAT DI MANA ALLAH MENGANU-GERAHKAN RAHMATNYA DI NEGERI LAIN DAN ORANG DAPAT BERSUJUD   KEPADANYA   DI   TIAP  TEMPAT  DENGAN  HAK .  DAN  ALLAH  AKAN MENERIMA SEMBAHYANG HAKIKI DI TIAP TEMPAT DENGAN RAHMATNYA .
Maka menjawablah perempuan itu : “ Sesungguhnya kami ini sedang menantikan Messias maka apabila ia datang , dia akan mengajar kami “.
Yesus menjawab : “Apakah engkau mengetahui wahai perempuan, Messias itu pasti akan datang?“.
Ia menjawab : “ Ya , wahai tuan ! “.
Pada waktu itu berseri-serilah wajah Yesus .
Lalu berkata : “ Terlihatlah olehku wahai perempuan bahwa engkau ini adalah seorang yang beriman .
Jika demikian,maka ketahuilah bahwa dengan mengimankan Messias itu Allah akan menyelamatkan semua orang yang dipilih-Nya .
Maka wajiblah engkau ketahui tentang kedatangan  Messias itu “.
Perempuan itu berkata : “ Barangkali engkaulah dia Messias itu , wahai Tuan ? “.
Yesus menjawab : “Sesungguhnya benar aku diutus kepada rumah Israil sebagai Nabi keselamatan .
Akan tetapi Messias itu akan datang sesudah aku , seorang utusan dari Allah untuk seluruh dunia , yang karenanya Allah telah menciptakan dunia ini .
Maka  pada  waktu  itu ,  Allah  akan  disujudi  di  seluruh  dunia  dan  akan  terdapatlah
rahmat-Nya sehingga tahun Yobel yang kini jatuh tiap seratus tahun itu, akan dijadikan oleh Messias ( hari raya ) pada tiap tahun di setiap tempat.
Pada waktu itu, perempuan tadi meninggalkan tempayannya dan dengan cepatnya ia pergi ke negeri untuk memberitakan segala yang telah didengarnya dari Yesus .
Lalu pada waktu perempuan itu berbicra dengan Yesus, datanglah para muridnya dan heranlkah mereka bahwa ia berbicara dengan seorang perempuan begitu rupa .
Walaupun demikian , namun tidak seorangpun dari mereka yang menegurnya : “ Mengapa engkau berbicara demikian itu dengan seorang perempuan Samaria ? “ .

Memperbandingkan kedua versi , didapatkan kesamaan pada pokok kisah yang diceritakan .
Namun demikian terdapat perbedaan yang sangat mencolok bila dikaitkan dengan dogma Kristen. Dalam versi Injil Yahya diceritakan, ketika perempuan Samaria berkata :  Hamba tahu Messias akan datang yang dinamai Kristus ; apabila Ia datang Ia akan mengabarkan segala perkara itu kepada kami “, Yesus menyambutnya dengan berkata : “ AKULAH DIA YANG BERTUTUR DENGAN ENGKAU “. Ini berarti Yesus mengakui diri sebagai : MESSIAS. Tetapi versi Injil Barnabas bertentangan sekali dengan hal tersebut. Ketika perempuan itu  berkata : “ Sesungguhnya kami ini sedang menantikan Messias maka apabila ia datang , dia akan mengajar kami “ dan setelah diselingi dengan dialog lainnya kemudian perempuan itu berkata : “ Barangkali engkaulah dia Messias itu , wahai Tuan ? “ , ternyata Yesus menolaknya dengan menjawab : “ Sesungguhnya benar aku diutus kepada rumah Israil sebagai Nabi keselamatan  . Akan tetapi Messias itu akan datang sesudah aku , seorang utusan dari Allah untuk seluruh dunia , yang karenanya Allah telah menciptakan dunia ini  . Jadi Yesus menolak jika dirinya sebagai MESSIAS . Ada kontradiksi antara Injil Yahya dengan Injil Barnabas. Mana yang benar ? Lagi-lagi penganut Kristen akan menolak terjebak dengan pertanyaan ini karena bagi penganut Kristen , Injil Yahya adalah Injil yang sah sedangkan Injil Barnabas adalah Injil palsu . Tetapi jika benar-benar disimak tentang masalah ini  pada Injil Kanonik , jelas versi Injil Barnabas justru menunjukkan kebenaran karena ternyata dalam Injil Kanonik , didapatkan pernyataan Yesus yang menolak dirinya sebagai MESSIAS ( KRISTUS ). Hal ini telah dijelaskan sebelumnya ( lihat topik : PERNYATAAN TENTANG ANAK DAUD DAN HUBUNGANNYA DENGAN MESSIAS YANG DITUNGGU  dan topik : DIALOG YESUS – PETERUS  : “ APA KATA ORANG TENTANG AKU ? “ ) .
Ada  hal  yang  menarik  dalam  versi  Injil  Yahya  tersebut  karena  perempuan  Samaria  itu
berkata : “  Hamba tahu Messias akan datang yang dinamai Kristus ; apabila Ia datang Ia akan mengabarkan segala perkara itu kepada kami “ ( Yahya 4 : 25 ) . Versi Holy Bible menuliskan demikian : “ The woman saith unto him , I know that MESSI’AS as cometh , which is called CHRIST ;  when he is come , he will tell us all things “ . Berarti ada dua istilah yang secara substantif sangat berbeda yaitu : MESSIAS  dan KRISTUS . Yesus bisa saja disebut KRISTUS  tetapi bukan MESSIAS . Yang ditolak oleh Yesus adalah jika dia dikatakan sebagai MESSIAS yang ditunggu-tunggu oleh kaumnya ( Yahudi ) . Tetapi Injil Kanonik telah mencampur - aduk penggunaan kedua istilah ini . Pada teks-teks yang mengindikasikan penolakan Yesus sebagai     “ KRISTUS “ , tidak bisa tidak yang dimaksud sesungguhnya adalah penolakan Yesus sebagai : MESSIAS. Jadi ada konsep “ MESSIAS “ sebagai NABI AKHIR ZAMAN dan bukan                “ KRISTUS “ yang artinya  “ DIURAP – DIBASUH  “ . 
Tetapi sebenarnya penggunaan dua istilah tersebut secara bersamaan terlihat janggal . Istilah                Messias “ adalah kosa kata Aramic sedangkan istilah “ Kristus “ adalah kosa kata Yunani . Padahal kata “ Kristus “ adalah terjemahan bahasa Yunani untuk kata Aramic :  “ Al Masih “       ( Messias ) . Menyimak masalah ini , jelas sekali keberadaan petilan kalimat  Messias akan datang yang dinamai Kristus    dalam ayat Yahya 4 : 25 tersebut adalah tambahan baru . Terjemahan Emphatic Diaglott  oleh Benyamin Wilson dari Teks Yunani atas  Yahya 4 : 25  :     The woman says to him : ‘ I know That Messiah is coming , ( He being CALLED Christ  ) when he  comes , he will  tell us all things ‘ “. Perlu diperhatikan di sini , ternyata kata  He being CALLED Christ  “ ( Ia  dipanggil dengan Kristus )  berada dalam TANDA KURUNG !. Teks Yunani-nya memuat “ tanda kurung “ ini [8] ). Pertanyaan, mengapa diberi tanda  kurung ? Tanda kurung yang diberikan hanya menunjukkan tambahan baru yang diberikan oleh pengarang atau penyalin Injil Yahya dalam upaya menegaskan bahwa Messias yang dijanjikan itu adalah Yesus Kristus .  Jadi kalimat aslinya tanpa  petilah kalimat bertanda kurung  ( He being CALLED Christ  )  “ adalah : “ I know That Messiah is coming , when he  comes , he will  tell us all things  “ ( Aku tahu bahwa Messiah itu akan datang ; bilamana ia datang , ia akan mengajarkan kami segala sesuatu). Kalimat ini sejalan dengan Injil Barnabas yang mengungkap pernyataan perempuan Samaria tersebut : “ Sesungguhnya kami ini sedang menantikan Messias maka apabila ia datang , dia akan mengajar kami “.  Terlihat bahwa versi Injil Barnabas adalah yang asli , sedangkan versi Injil Yahya adalah teks yang tidak asli lagi .
Hal lain yang juga cukup menarik adalah pernyataan Yesus dalam versi Injil Yahya : “ Hai perempuan , percayalah kepadaku,bahwa masanya akan datang apabila kamu akan menyembah Bapa itu , bukan di atas bukit ini dan bukan di Yerusalem   . Atau dalam versi Injil Barnabas  :  Akan tiba suatu saat di mana Allah menganugerahkan rahmat-Nya  DI NEGERI LAIN dan orang dapat bersujud kepadaNya di tiap tempat dengan hak .........  “.  Perhatikan ! Bukan lagi dibukit Samaria dan bukan lagi di Yerusalem , orang menyembah Allah tapi Allah menganugerahkan rahmatnya DI NEGERI LAIN . Ini menunjukkan bahwa kenabian telah berpindah bukan lagi pada turunan Israil melainkan pada turunan Ibrahim yang lain . Dalam hal ini adalah TURUNAN ISMAIL yaitu Nabi Muhammad SAW  !  Pengalihan tugas kenabian ini memang sejalan dengan penegasan Yesus sendiri dalam  Matius 21 : 43  :
Sebab itu Aku berkata kepadamu bahwa KERAJAAN ALLAH AKAN DIAMBIL DARIPADAMU dan diberikan kepada suatu bangsa yang menerbitkan buahnya
Kerajaan Allah akan diambil dari kaum Yahudi ! Kerajaan Allah akan diserahkan kepada bangsa lain yang mampu memberikan buahnya ! . Sebuah pernyataan yang tidak memerlu-kan tafsir dan penjelasan yang rumit lagi . Tentu “ bangsa lain “ ini tidak bisa dilepaskan  dengan  Perjanjian  Allah  dengan  Ibrahim  , yaitu anak turunan Ibrahim menjadi berkat bagi semua bangsa di dunia  yang disebutkan dalam  ayat  Kejadian 12  : 3  .
Maka  Aku  akan  memberi  berkat  kepada  barang  siapa  yang memberkati akan dikau dan Aku akan memberi laknat kepada barang siapa yang melaknat dikau ; maka dari dalammu juga segala bangsa yang di atas bumi akan beroleh berkat  .
Jadi pernyataan versi Injil Yahya dan versi Injil Barnabas , sama-sama mengandung pernyataan
yang berbicara tentang pengalihan tugas kenabian dari kaum Yahudi ( Bani   Israil ) kepada
bangsa lain “ ( bangsa Arab ) , sesama turunan Ibrahim .
Pengalihan “ Kerajaan Allah “ dari kaum Yahudi kepada bangsa lain dapat disimak dalam perumpamaan dalam  Markus 12 : 1-10 , tentang  seorang pemilik kebun anggur “ yang menyewakan kepada “ penggarap-penggarap “ (  orang-orang dusun  ) , lalu pergi ke tempat lain . Ketika tiba musim panen tiba ,  pemilik kebun anggur “ itu menyuruh  seorang hambanya “ untuk meminta dan menerima bagian dari hasil kebun itu dari “ penggarap-penggarap “ (  orang-orang dusun  ) tadi .  Tetapi mereka justru mereka menangkap , memu-kulnya dan menyuruhnya pergi dengan tangan hampa . Kemudian “ pemilik kebun anggur  itu menyuruh  seorang hamba yang lain “ kepada  penggarap-penggarap “ (  orang-orang dusun ) itu tetapi mereka mereka memukulinya hingga kepalanya terluka dan mempermalu-kannya . Akhirnya “ pemilik kebun anggur “ itu menyuruh  anaknya yang dikasihinya “ . Tetapi “ penggarap-penggarap “ (orang-orang dusun  ) itu justru membunuh-nya . Bagaimana dengan tindakan yang akan dilakukan “ pemilik kebun anggur “ itu ?  TAK DAPAT TIADA IA AKAN DATANG MEMBUNUH SEGALA ORANG DUSUN ITU, LALU MEMBERIKAN KEBUN ANGGUR ITU KEPADA “ ORANG LAIN “.  Dapat dibaca pula pada Matius  21 : 33-46  dan Lukas  20 : 9- 19 .
Charles E. Carlson dalam  The Parables of the Triple Tradition “ mengusulkan tiga penafsiran atas perumpamaan dalam Markus 12 : 1-10  , yaitu [9] ):
1.         Perumpamaan tersebut bisa diartikan bahwa Allah akan berpaling dari orang-orang Yahudi
yang membunuh Anak-Nya dan ahli waris-Nya  ... kepada orang yang lebih layak untuk mengelola kebun anggur Allah , yaitu orang yang percaya Injil .
2.         Perumpamaan itu juga bisa menyiratkan bahwa Yesus meramalkna berpalingnya Allah dari orang Yahudi kepada orang kafir .
3.         Perumpamaan itu bisa dipahami mencerminkan prinsip reguler dalam ekonomi Allah seperti halnya Allah telah berpaling dari orang Yahudi kepada orang non Yahudi .
Dan menurut Craig A. Evans , penafsiran ketiga sedikit lebih meyakinkan daripada dua  penafsiran sebelumnya . Sebenarnya penafsiran atas perumpamaan Markus 12 : 1-10   akan menjadi lebih jelas jika dikaitkan dengan ayat Matius 21 : 43  karena perumpamaan itu  sejalan dengan ayat Matius 21 : 43 : “ KERAJAAN ALLAH AKAN DIAMBIL DARIPADAMU DAN DIBERIKAN KEPADA SUATU BANGSA YANG MENERBITKAN BUAHNYA “ .
Dalam perumpamaan itu , “ pemilik kebun anggur “ adalah perumpamaan bagi “ ALLAH TUHAN YANG MAHA ESA “,  kebun anggur “ adalah  “ KERAJAAN ALLAH “ atau         “ AGAMA / RISALAH  KENABIAN “, “ penggarap-penggarap ( orang-orang dusun ) “ adalah KAUM YAHUDI /BANI ISRAIL ; “hamba-Nya “ adalah PARA NABI ; “ anaknya yang dikasihinya “ adalah YESUS KRISTUS dan “ ORANG LAIN   adalah KAUM DI LUAR YAHUDI.  Dalam kesebandingan ini , perumpamaan itu menerangkan bahwa Allah Tuhan Yang Maha Esa memberikan “ KERAJAAN ALLAH “ atau  “ AGAMA / RISALAH  KENABIAN “ kepada kaum Yahudi/Bani Israil . Untuk menuntun mereka kepada ketaatan pada ajaran Tuhan lalu Allah Tuhan Yang Maha Esa mengutus para nabi . tetapi kaum Yahudi menolak , menyiksa bahkan membunuh para nabi tersebut . Akhirnya Allah Tuhan Yang Maha Esa mengutus Yesus Kristus , tetapi kaum Yahudi tetap  menolak bahkan membunuhnya . Oleh karena itu pada saatnya Allah Tuhan Yang Maha Esa akan menghukum kaum Yahudi/Banbi Israil dan menyerahkan “ KERAJAAN ALLAH “ atau  “ AGAMA / RISALAH  KENABIAN “ dengan mengutus seorang Nabi yang berasal dari luar Yahudi  .  Inilah Messias yang disebut-sebut . Jadi sesungguhnya pernyataan-pernyataan Bibel  ( Injil-Injil Kanonik ) , baik yang berupa pernyataan langsung atau berupa perumpamaan yang datang dari Yesus , sangat sesuai dengan pernyataan dalam Injil Barnabas tentang kehadiran Messias .




[1] ).  Apakah Yahya Pembaptis  menyaksikan turunnya Roh dari langit dan hinggap di atas Yesus ?  Hal ini dapat dibandingkan dengan kisah versi Injil Matius , Injil Markus dan Injil Lukas , yang justru menyaksikan Roh turun dari langit seperti burung merpati itu adalah Yesus  sendiri . Ayat Matius 3 : 16  : “ Setelah Yesus dibaptiskan , naiklah Ia dari dalam air dengan segera ,maka terbukalah langit lalu dilihatnya Roh Allah turun seperti seekor burung merpati datang keatasnya  “.  Lihat pula Markus 1 : 10  dan bandingkan dengan Lukas  3 : 21-22  tetapi tidak disebutkan apakah Yesus sendiri yang melihatnya . Jadi tidak ada dikatakan yang melihat adalah Yahya Pembaptis .  Oleh karena itu , diduga kuat bahwa ayat Yahya 3 : 32 yang pernyataan Yahya Pembaptis  yang menyatakan diri menyaksikan turunnya Roh dari langit seperti burung merpati itu , adalah tahrif ( perubahan ) yang dilakukan pengarang Injil Yahya .
[2] ) . Masalah Yesus membaptis dengan “ Rohu’lkudus “ dapat pula dibaca ayat Matius 3 : 11-12  tentang pernyataan Yahya Pembaptis , sebagai berikut :  
Sungguhpun aku ini membaptiskan kamu dengan air supaya kamu bertobat tetapi orang yang akan datang kemudian daripadaku , Ia-lah lebih berkuasa daripadaku , maka tiadalah berlayak aku menjadi aku menjadi pengangkat kasutnya . IA-LAH AKAN MEMBAPTISKAN KAMU DENGAN ROHU’LKUDUS DAN API .
Nyirunya ada dalam tangannya maka Ia akan membersihkan segenap tempat pengiriknya lalu Ia mengumpulkan gandumnya masuk ke dalam lumbung , tetapi sekamnya akan habis dibakarnya dengan api yang tiada dapat dipadamkan .
Bandingkan dengan ayat Lukas 3 : 15-17 dan ayat Markus 1 : 7-8 . Tetapi sebenarnya dalam ayat Matius 3 : 11-12  ini – begitu pula ayat Lukas 3 : 15-17 dan ayat Markus 1 : 7-8 - sama sekali tidak menyebut nama “ Yesus “  melainkan  berbicara tentang “ IA “ yang akan datang kemudian sesudah Yahya , sedangkan Yesus muncul pada periode waktu yang sama dengan kehadiran Yahya . Oleh karena itu , ayat Matius  3 : 11-12  merupakan ayat Bibel yang berisi nubuatan tentang kedatangan seorang Nabi Akhir zaman  - jauh sesudah masa Yahya , dan bukan pada masa Yahya Pembaptis . Figur Nabi Akhir Zaman ini hanya dapat dihubungkan dengan  : Nabi Muhammad SAW -  yang muncul jauh sesudah masa Yahya Pembaptis dan Yesus Kristus .
[3] ).  Dalam berbagai versi terjemahan , seperti Alkitab LAI Tahun 2000 ,  The Jerusalem Bible – New Testament , Kitab Suci Perjanjian Baru  LBI , The Four  Gospels dan lainnya sudah tidak lagi tercantum tanda kurung tersebut . Ini berarti , kalimat yang sebenarnya sebagai catatan pengarang telah menjadi “ ayat suci “ atau “ firman Allah “ . Sedangkan  Holy Bible , The Emphatic Diaglott , dan lainnya seperti halnya  Alkitab LAI 1968 ,  masih memuat kalimat tersebut dalam tanda kurung .
[4] ). Baca Matius 14 : 3 – 12 ; Markus 6 : 17- 29 ; Lukas  3 : 19-20 ; 9 : 7-9   
[5] ).   James D. Tabor , Dinasti Yesus , hal. 170
[6] ).  Memang ada kata-kata Peterus yang bisa menjadi petunjuk seakan-akan Peterus mengakui Yesus sebagai Tuhan . Ini dapat dibaca dalam KRR. 10 : 36 : “… yaitu sejahtera oleh YesusKristus , Ia-lah Tuhan atas sekalian  “. Tetapi sebutan “ TUHAN “ ini tidak menunjukkan pengertian seperti yang dikenakan pada Allah SWT . Kata           “ TUHAN “ di sini lebih tepat diartikan sama dengan : Penghulu , Sayyid , Yang Dipertuan , Gusti , dan semacamnya . Pemahaman ini dapat ditujuk kepada ayat KRR. 2 : 36  : “ …… Allah sudah menjadikan Yesus itu Tuhan dan Kristus ……   “. Nyata sekali dari ayat ini , sebutan “ Tuhan “ pada Yesus bukan karena dari asalnya Yesus adalah Tuhan , melainkan Allah melantiknya sebagai “ TUHAN . Oleh karena itulah , maka sebutan “ Tuhan “ yang dikenakan kepadaYesus , bukan dalam pengertian sebagai Tuhan yang disebut kepada  Allah SWT .
[7] ).  M.Thariq Quraish , pada pengantar buku  “ Naskah Laut Mati , Injil Barnabas Dan Perjanjian Baru –Studi Perbandingan    hal.. xxv.
[8] )  Teks Yunani ayat Yahya 4 : 25  adalah  : “ Λέγει αύτψ ή γνυή Οϊδα ότι Μεσσας έρχεται ( δ λεγόμενος Χριστός ) όταν έλθη έχείνος άναγγελεί ήμίν πάντα “. Ada tanda kurung pada   kalimat : “( δ λεγόμενος Χριστός ) “.
[9] ).  Craig A. Evans , hal 146-148 .