Minggu, 07 Agustus 2011

PENGENALAN SINGKAT TENTANG BAHASA BIMA ( NGGAHI MBOJO ) 2

BAHASA BIMA ( NGGAHI MBOJO ) - BAHASA VOKALIS .

Salah satu ciri khas bahasa Bima ( Nggahi Mbojo ) adalah vokalis , seperti bahasa -bahasa lokal di baberapa wilayah di Sulawesi , daerah Sumba dan Sawu ( Nusa Tenggara Timur ). Karena sifatnya bahasa vokalis , bahasa Bima ( Nggahi Mbojo ) tidak mengenal konsonan pada akhir kata atau akhir suku kata . Bahkan kosa kata bahasa luar yang memiliki konsonan pada akhir kata atau pada akhir suku kata , apabila dituturkan dalam bahasa Bima ( Nggahi Mbojo ) sebagai kata pinjaman ataupun dalam kekerabatan bahasa -bahasa Nusantara , pasti akan kehilangan konsonannya . Vokalisasi pada Bima ( Nggahi Mbojo ) dapat berupa penghilangan konsonan pada akhir kata , juga dapat berupa penambahan vokal pada konsonan akhir  dari suku kata  sekaligus sebagai penghilangan konsonan pada akhir kata  .

a.         Vokalisasi dengan penghilangan konsonan pada akhir kata . Misal  :

basin     (  b. Ing . )
motor    (  b. Ing . )
modar   (  b. Jawa ) 
lawang  (  b. Jawa )
wulan    (  b. Jawa )
jaran     (  b. Jawa )
omah     (  b.  Jawa )
ilung      ( b. Jawa ) 
lampah  ( b. Jawa )                 
--------->    
--------->    
--------->    
--------->    
--------->    
     --------->   
     --------->  
       --------- >
     --------- >
basi   ( tempayan
moto  ( motor )
moda  ( hilang )
lawa   ( gerbang , pintu )
wura  ( bulan )
jara    ( kuda )
uma    ( rumah )
     ilu     ( hidung )
     lampa ( berjalan )

b.        Vokalisasi dengan penambahan vokal pada konsonan akhir suku kata sekaligus penghilangan konsonan pada akhir kata . Misal  :

               fitnah                     --------- >     fitina
                      Berkah /berkat      --------- >      bareka
                      Waktu                   --------- >      wakatu
                      Qur’an                  --------- >      Qaro’a
                      Marbot                  --------- >      Marabo ( disingkat : Robo )

Bentuk-bentuk contoh  vokalisasi di atas dilihat dari perbandingan kosa kata semakna antara bahasa Bima ( Nggahi Mbojo ) dengan bahasa Jawa dalam kesatuan bahasa Nusantara dan juga dibandingkan dengan kosa kata pinjaman yang terdapat dalam bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa asing ( b.Inggeris dan b. Arab ).
Dari contoh  (a) terlihat vokalisasi pada akhir kata dalam bentuk penghilangan konsonan , sedangkan pada contoh (b) terjadi vokalisasi pada suku kata pertama dengan penambahan vokal sekaligus vokalisasi pada akhir kata dengan penghilangan konsonan . Pada contoh , kata “ fitnah “ yang terdiri dua suku kata : “ fit “ dan  “ nah “ terjadi penambahan   “ i  “ pada suku kata “ fit  “ menjadi “ fiti “ dan pengurangan konsonan  “ h  “ pada akhir suku kata yang kedua  “ nah “ menjadi  “ na “ sehingga kata  “ fitnah “ menjadi  “ fitina “         (   fitnah ----- > fit - nah ----- > fiti - na ; ) . Contoh lainnya , kata  “ waktu “ terdiri dari dua suku kata  “ wak  “ dan “ tu “ . Suku kata “ wak  “  mengalami vokalisasi dengan penambahan  vokal  ” a  ” menjadi  ” waka ” dan suku kata ” tu ” karena sudah vokalis , tidak mengalami pengurangan , sehingga  kata ” waktu ” menjadi   ” wakatu ”   (  waktu  ---- >  wak - tu  ---- >  waka –tu ) . Ada penambahan vokal ” a ” pada suku kata ” wak ” sehingga menjadi ” waka ” , kemudian ditambah dengan suku kata ” tu ” menjadi             ” wakatu ” . Hal yang demikian ini  dapat disimak pada kata  yang lain  misalnya kata      ” berkat ” dengan perubahan  :   berkat (  barkat ) ---- > bar- kat ------ > bareka ). Pada suku kata ” bar ” ditambah dengan vokal ” e ” menjadi ” bare ” , sedangkan pada suku kata ” kat ” , konsonan ” t ” pada akhir suku kata ” kat ” dihilangkan menjadi ” ka ” , lalu jadilah kata ” berkat ” atau ” barkat ” menjadi ” bareka ” dalam ucapan bahasa Bima       ( Nggahi Mbojo ). Tetapi tidak semua bentuk suku kata mengalami vokalisasi . Misalnya kata ” rantai ” dengan dua suku kata ” ran ” dan ” tai ” , ternyata kata ” ran ” tidak mengalami vokalisasi sebab dalam bahasa Bima , kata ” rantai ” adalah ” rante ”.
Beberapa contoh kosa kata dalam bahasa Bima ( Nggahi Mbojo ) yang dibandingkan dengan kosa kata dalam bahasa Indonesia yang menggambarkan adanya vokalisasi dengan penghilangan konsonan pada akhir kata disajikan berikut  :


Bahasa Indonesia


B. Bima ( Nggahi Mbojo )


                 a n g i n
     b u a h
     p u l u h
     h u j a n
     r a t u s
     h i d u n g
     p a n a s
     p a n a h
     k a p u r
     g u n t i n g
     u s a p
     air
    

     a n g i
     w u a
     mp u r u
     u r a
     r a t u
     i l u
     p a n a
     f a n a
     a f u
     n g g u n t i
            o s a
            oi 

Dari contoh diatas , bisa dilihat beberapa ciri bahasa Bima ( Nggahi Mbojo ) antara lain :

1.      Vokalisasi dengan penghilangan konsonan pada akhir kata  dan atau akhir suku kata.
2.      Perubahan konsonan . Pada  contoh  :
/ b / ----- > / w /     :  batu  ------ >  wadu   ;  bulan  ------ > wura
/ t /  ----- > / d  /     :  batu  ------ >  wadu
/ l /  ------ > / r /    :   bulan  ------ > wura
/ d / ------  > / l /    :   hidung  ----- > ilu
/ j /  ------ > / r /    :    hujan  -----  >  ura
/ p / ------ > / f  /   :    panah  ----- >  fana   ;  tetapi tidak selalu  / p / ----- > / f  /
                                  seperti  :   panas  ------ >  pana  .
3.      Nasalisasi . Pada contoh  : / p /  ------ >  / mp /  :  puluh ------ >  mpuru  .
4.      Penghilangan konsonan pada awal kata . Pada contoh : / h / pada kata “ hujan “ dan kata  “ hidung “  maka dalam bahasa Bima ( Nggahi Mbojo ) menjadi :  “ ura “ dan     “ ilu “.

Kajian atas ciri-ciri ini dapat ditelusuri pada kosa kata bahasa Bima ( Nggahi Mbojo ) yang dibandingkan dengan bahasa Nusantara atau bahasa daerah lainnya di Indonesia .

0 komentar:

Posting Komentar