BAHASA BIMA ( NGGAHI MBOJO ) - BAHASA VOKALIS .
Salah satu ciri khas bahasa Bima ( Nggahi Mbojo ) adalah vokalis , seperti bahasa -bahasa lokal di baberapa wilayah di Sulawesi , daerah Sumba dan Sawu ( Nusa Tenggara Timur ). Karena sifatnya bahasa vokalis , bahasa Bima ( Nggahi Mbojo ) tidak mengenal konsonan pada akhir kata atau akhir suku kata . Bahkan kosa kata bahasa luar yang memiliki konsonan pada akhir kata atau pada akhir suku kata , apabila dituturkan dalam bahasa Bima ( Nggahi Mbojo ) sebagai kata pinjaman ataupun dalam kekerabatan bahasa -bahasa Nusantara , pasti akan kehilangan konsonannya . Vokalisasi pada Bima ( Nggahi Mbojo ) dapat berupa penghilangan konsonan pada akhir kata , juga dapat berupa penambahan vokal pada konsonan akhir dari suku kata sekaligus sebagai penghilangan konsonan pada akhir kata .
a. Vokalisasi dengan penghilangan konsonan pada akhir kata . Misal :
basin ( b. Ing . ) motor ( b. Ing . ) modar ( b. Jawa ) lawang ( b. Jawa ) wulan ( b. Jawa ) jaran ( b. Jawa ) omah ( b. Jawa ) ilung ( b. Jawa ) lampah ( b. Jawa ) | ---------> ---------> ---------> ---------> ---------> ---------> ---------> --------- > --------- > | basi ( tempayan moto ( motor ) moda ( hilang ) lawa ( gerbang , pintu ) wura ( bulan ) jara ( kuda ) uma ( rumah ) ilu ( hidung ) lampa ( berjalan ) |
b. Vokalisasi dengan penambahan vokal pada konsonan akhir suku kata sekaligus penghilangan konsonan pada akhir kata . Misal :
fitnah --------- > fitina
Berkah /berkat --------- > bareka
Waktu --------- > wakatu
Qur’an --------- > Qaro’a
Marbot --------- > Marabo ( disingkat : Robo )
Bentuk-bentuk contoh vokalisasi di atas dilihat dari perbandingan kosa kata semakna antara bahasa Bima ( Nggahi Mbojo ) dengan bahasa Jawa dalam kesatuan bahasa Nusantara dan juga dibandingkan dengan kosa kata pinjaman yang terdapat dalam bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa asing ( b.Inggeris dan b. Arab ).
Dari contoh (a) terlihat vokalisasi pada akhir kata dalam bentuk penghilangan konsonan , sedangkan pada contoh (b) terjadi vokalisasi pada suku kata pertama dengan penambahan vokal sekaligus vokalisasi pada akhir kata dengan penghilangan konsonan . Pada contoh , kata “ fitnah “ yang terdiri dua suku kata : “ fit “ dan “ nah “ terjadi penambahan “ i “ pada suku kata “ fit “ menjadi “ fiti “ dan pengurangan konsonan “ h “ pada akhir suku kata yang kedua “ nah “ menjadi “ na “ sehingga kata “ fitnah “ menjadi “ fitina “ ( fitnah ----- > fit - nah ----- > fiti - na ; ) . Contoh lainnya , kata “ waktu “ terdiri dari dua suku kata “ wak “ dan “ tu “ . Suku kata “ wak “ mengalami vokalisasi dengan penambahan vokal ” a ” menjadi ” waka ” dan suku kata ” tu ” karena sudah vokalis , tidak mengalami pengurangan , sehingga kata ” waktu ” menjadi ” wakatu ” ( waktu ---- > wak - tu ---- > waka –tu ) . Ada penambahan vokal ” a ” pada suku kata ” wak ” sehingga menjadi ” waka ” , kemudian ditambah dengan suku kata ” tu ” menjadi ” wakatu ” . Hal yang demikian ini dapat disimak pada kata yang lain misalnya kata ” berkat ” dengan perubahan : berkat ( barkat ) ---- > bar- kat ------ > bareka ). Pada suku kata ” bar ” ditambah dengan vokal ” e ” menjadi ” bare ” , sedangkan pada suku kata ” kat ” , konsonan ” t ” pada akhir suku kata ” kat ” dihilangkan menjadi ” ka ” , lalu jadilah kata ” berkat ” atau ” barkat ” menjadi ” bareka ” dalam ucapan bahasa Bima ( Nggahi Mbojo ). Tetapi tidak semua bentuk suku kata mengalami vokalisasi . Misalnya kata ” rantai ” dengan dua suku kata ” ran ” dan ” tai ” , ternyata kata ” ran ” tidak mengalami vokalisasi sebab dalam bahasa Bima , kata ” rantai ” adalah ” rante ”.
Beberapa contoh kosa kata dalam bahasa Bima ( Nggahi Mbojo ) yang dibandingkan dengan kosa kata dalam bahasa Indonesia yang menggambarkan adanya vokalisasi dengan penghilangan konsonan pada akhir kata disajikan berikut :
Bahasa Indonesia | B. Bima ( Nggahi Mbojo ) |
a n g i n b u a h p u l u h h u j a n r a t u s h i d u n g p a n a s p a n a h k a p u r g u n t i n g u s a p air | a n g i w u a mp u r u u r a r a t u i l u p a n a f a n a a f u n g g u n t i o s a oi |
Dari contoh diatas , bisa dilihat beberapa ciri bahasa Bima ( Nggahi Mbojo ) antara lain :
1. Vokalisasi dengan penghilangan konsonan pada akhir kata dan atau akhir suku kata.
2. Perubahan konsonan . Pada contoh :
/ b / ----- > / w / : batu ------ > wadu ; bulan ------ > wura
/ t / ----- > / d / : batu ------ > wadu
/ l / ------ > / r / : bulan ------ > wura
/ d / ------ > / l / : hidung ----- > ilu
/ j / ------ > / r / : hujan ----- > ura
/ p / ------ > / f / : panah ----- > fana ; tetapi tidak selalu / p / ----- > / f /
seperti : panas ------ > pana .
3. Nasalisasi . Pada contoh : / p / ------ > / mp / : puluh ------ > mpuru .
4. Penghilangan konsonan pada awal kata . Pada contoh : / h / pada kata “ hujan “ dan kata “ hidung “ maka dalam bahasa Bima ( Nggahi Mbojo ) menjadi : “ ura “ dan “ ilu “.
0 komentar:
Posting Komentar