Senin, 29 Oktober 2012

INJIL BARNABAS DAN SANGGAHAN PENGANUT KRISTEN ( DALAM SITUS INTERNET )

             PENOLAKAN   PENGANUT   KRISTEN TERHADAP
INJIL  BARNABAS DAN TANGGAPAN ATASNYA


Masih ada sanggahan-sanggahan lain dari penganut Kristen atas Injil Barnabas. Sebenarnya sanggahan yang disajikan tidak lebih dari kutipan yang dikutip dari kutipan yang justru dikutip dari kutipan pula. Ada rantai kutipan sanggahan yang sama sehingga yang disajikan tidak lebih dari ocehan burung beo karena mengulang-ulang sanggahan yang sama atas Injil Barnabas. Apalagi  sanggahan yang diulang-ulang  produk kutipan tersebut tanpa kajian atau analisis. Benar-benar ocehan burung beo . Berikut disajikan sanggahan penganut Kristus yang dicuplik dari situs internet, sekaligus disertakan tanggapannya.

1.      Pernyataan  sanggahan : This  Gospel  teaches  that  Satan  is  the creator of hell ( Barnabas, chapter 35 ), whereas the Qur’an teaches that God is Creator of hell (Surah 25:11) “ - Injil ini mengajarkan bahwa Setan adalah pencipta neraka ( Barnabas pasal 35 ), sebaliknya Al Qur’an mengajarkan bahwa Allah adalah Pencipta neraka ( Surah 25 : 11 ) “.

TANGGAPAN  :
Sayang sekali , sanggahan di atas tidak menyebut ayat berapa pada pasal 35 Injil Barnabas yang mengatakan bahwa Setan adalah pencipta neraka. Kekaburan demikian ditambah lagi dengan cara penulisan kata “ creator “ ( dengan huruf “ c “ kecil ) untuk “ Satan “ dan kata “ Creator     ( dengan huruf “ C “ besar ) untuk “ God “. Kita asumsikan saja tidak ada pembedaan makna antara “ Creator “ dengan “ creator “ berdasarkan huruf  “ C “ besar kecil dalam pernyataan sanggahan penganut Kristen.  Apakah benar seperti yang dikatakan dalam sanggahan di atas , bahwa menurut Injil Barnabas pasal 35 , Setan adalah pencipta neraka, sebaiknya kita baca ayat Injil Barnabas ayat  pasal 35 tersebut. Pasal 25 terdiri atas 27 ayat. Tema yang diangkat dalam pasal 35 adalah bagaimana kejatuhan Iblis/Setan ketika Allah menciptakan “ gumpalan dari tanah “. Kisah yang diceritakan adalah dialog Yesus dengan para murid setelah kembali dari Yerusalem dan kemudian menuju ke padang belantara di belakang Yarden ( ayat 1-2 ). Diawali dengan pertanyaan murid :  Ya guru, katakanlah kepada kami bagaimana Setan itu jatuh karena kesombongan “ (ayat 3) maka Yesus menjelaskannya.  Yesus mengakhirinya dengan penjelasan mengapa ada pusar pada manusia ( ayat 27 ). Itulah yang tercatat dalam pasal 35. Tetapi tidak ada satu katapun yang menyatakan bahwa setan yang menciptakan neraka. Lalu dari mana si Kristen tersebut mendapatkan informasi demikian sehingga mempertentangkannya dengan ayat Al Qur’an Surah 25 : 11 ?  Jelaslah betapa kebohongan telah dimainkan oleh si Kristen untuk menyanggah Injil Barnabas.

2.    Pernyataan sanggahan : “ According to the teaching of this Gospel when the Tawrat became contaminated, God sent another book, the Zabur or Psalms. When this was altered by people, God gave the Injil - the Gospel to replace it. This theory holds that when a divine book is altered or corrupted, God sends another book. Consequently, when the Gospel was corrupted God sent the Qur’an. This raises an important question with regard to the Gospel of Barnabas. If, as many Muslims believe, this is an unaltered version of the true and original Gospel, then there was no need to send the Qur’an to replace it  “ - : “ Menurut pengajaran Injil ini, ketika Taurat terkontaminasi , Allah menurunkan kitab lain , Zabur atau Psalms. Ketika kitab ini diubah oleh manusia, Allah memberi Injil – the Gospel untuk menggantinya . Berpegang pada teori ini, ketika sebuah kitab Ilahiah diubah atau dirusak, Allah mengirim kitab lain. Konsekwensinya, ketika Injil dirusak, Allah menurunkan Al Qur’an. Hal ini memunculkan pertanyaan penting berkenaan dengan Injil Barnabas. Jika sebagaimana yang dipercaya banyak Muslim, Injil Barnabas adalah versi yang tidak mengalami pengubahan dari Injil yang benar dan asli, berarti tidak dibutuhkan untuk menurunkan Al Qur’an untuk menggantikannya “ .

TANGGAPAN  :
Penganut Kristen penyaji sanggahan di atas tidak menunjuk ayat Injil Barnabas yang menyatakan “ … sebuah kitab Ilahiah diubah atau dirusak, Allah mengirim kitab lain “ sehubungan dengan pernyataannya :  According to the teaching of this Gospel ……“ ( = Menurut pengajaran Injil ini …... ).  Arah yang dituju dengan pernyataan tersebut sangat jelas adalah ummat Islam. Mengapa demikian karena dalam tuduhan penganut Kristen, ummat Islam sangat apresiasif atas Injil Barnabas dan menjadikannya sebagai dalil dalam dialog dan polemik sesuai dengan kalimat pernyataannya : “…… sebagaimana yang dipercaya banyak Muslim, Injil Barnabas adalah versi yang tidak mengalami pengubahan dari Injil yang benar dan asli, berarti tidak dibutuhkan untuk menurunkan Al Qur’an untuk menggantikannya “. Jika mengikuti alur logika dalam pernyataan di atas, terlihat sangat mengagumkan. Tapi pernyataan tersebut muncul dari alur logika yang “ telanjang bulat “ karena tidak mempertimbangkan aspek-aspek penting tentang iman ummat Islam terhadap kitab-kitab  dan menduga bahwa INJIL BARNABAS itulah yang dimaksud dengan INJIL yang diturunkan kepada Nabi Isa Al Masih as. ( Yesus Kristus ) dan diimani ummat Islam.
Untuk diketahui oleh seluruh penganut Kristen – supaya jangan salah kaprah terus menerus – bahwa Taurat, Zabur, dan Injil , ketiganya berturut-turut adalah kitab yang diturunkan kepada Nabi Musa as., Nabi Daud as dan Nabi Isa Al Masih as. Dan kitab-kitab itu dalam keutuhan masing-masing , sudah tidak diketahui lagi keberadaannya. Tertinggal sekarang adalah catatan ucapan dan ajaran para nabi yang bercampur aduk dengan karangan manusia , sehingga keberadaan ajaran para nabi tersebut bagaikan sebutir intan di tengah lautan pasir kotor karangan manusia. Oleh karena itu, ummat Islam tidak pernah percaya bahwa Bibel/Alkitab ( Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru ) yang sekarang menjadi kitab suci agama Kristen dan diakui kanonik oleh penganut Kristen adalah Taurat – Zabur dan Injil. Tetapi ummat Islam mengakui bahwa di dalamnya masih terselip dan tersisa ajaran para Nabi, yang keberadaannya sebagaimana dikatakan  adalah bagaikan sebutir intan di tengah lautan pasir kotor karangan manusia. Begitu pula dengan INJIL BARNABAS , bukanlah Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa Al Masih as. melainkan CATATAN AJARAN YANG DISAMPAIKAN NABI ISA AL MASIH as. Dibandingkan dengan INJI-INJIL KANONIK – ( Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas dan Injil Yahya ), sangat jelas bahwa yang tertulis dalam Injil Barnabas lebih asli dan lebih menunjukkan kemurnian tauhid serta keutuhan ajaran para Nabi  dalam rantai misi kenabian .Tidak seperti  yang tercatat dalam INJI-INJIL KANONIK – ( Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas dan Injil Yahya ) yang mengantar manusia untuk MENYEMBAH TIGA TUHAN , apapun apologi yang dikemukakan penganut Kristen untuk mengklaim diri sebagai PENGANUT TAUHID tetapi berwajah TRINITAS – TRITUNGGAL, di mana penganut Kristen sendiri masih bingung menjelaskannya.  Ketika kitab-kitab para Nabi sudah tidak diketahui lagi juntrungannya , maka dalam alur logika si penganut Kristen , bukankah wajar dengan kehadiran Al Qur’an  menggantikan kitab-kitab terdahulu untuk membimbing kembali MANUSIA-MANUSIA SESAT PARA MENYEMBAH TIGA TUHAN agar kembali menyembah TUHAN YANG  ESA ? Tetapi jangan dihubungkan dengan “ MENGGANTIKAN INJIL BARNABAS “ karena – sekali lagi - INJIL BARNABAS , bukanlah Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa Al Masih as. melainkan CATATAN AJARAN YANG DISAMPAIKAN NABI ISA AL MASIH as. dan isi ajaran yang terkandung di dalamnya lebih asli dan lebih menunjukkan kemurnian tauhid sertakeutuhan ajaran para Nabi  dalam rantai misi kenabian !
Tetapi sebenarnya, kehadiran sebuah kitab suci selalu dikaitkan dengan kehadiran Nabi/Rasul Allah. Dan kehadiran Nabi/Rasul Allah bukan semata-mata karena kitab suci terdahulu sudah mengalami perubahan atau terkorup melainkan karena ummat manusia telah menyimpang dari ajaran dasar yaitu TAUHID.  Rantai risalah kenabian pasti memberi ajaran dasar yang sama, sejak Nabi Adam as sampai kepada Nabi Muhammad saw, yaitu TAUHID KEPADA ALLAH dan MENYAKSIKAN BAHWA NABI MUHAMMAD SAW ADALAH NABI TERAKHIR ( Nabi Akhir Zaman ). Tidak mungkin risalah kenabian dari antara para Rasul Allah saling bertolak belakang atau saling berjumplitan satu dengan yang lain. Allah TUHAN YANG MAHA ESA menganugerahkan rahmat-Nya dengan mengutus para Nabi/Rasul Allah – terakhir adalah Nabi Muhammad saw – untuk membimbing MANUSIA-MANUSIA SESAT PENYEMBAH TIGA TUHAN atau PENYEMBAH TUHAN LAIN SELAIN ALLAH. Untuk melaksanakan misi risalah, para Nabi/Rasul Allah dibekali dengan KITAB dan terakhir adalah AL QUR’AN sebagai kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Jadi kehadiran Al Qur’an jangan dilihat sebagai pengganti kitab terdahulu yang sudah mengalami pengubahan oleh tangan-tangan manusia lalu di- logika-kan secara ngawur bahwa dengan kehadiran Al Qur’an berarti INJIL BARNABAS sudah mengalami perubahan , kemudian mempertanyakan mengapa ummat Islam mengagung-agungkan INJIL BARNABAS sebagai INJIL ASLI.  Melainkan kehadiran Al Qur’an harus dilihat sebagai konsekwensi logis dari pengutusan Nabi Muhammad saw yaitu sebagai “ alat “ atau “ senjata “ melaksanakan risalah kenabian sebab setiap Nabi yang diutus sebagai Rasul Allah pasti disertakan KITAB ALLAH. Jangan dilihat bahwa pengutusan seorang Nabi/Rasul Allah sebagai akibat dari proses “ penggantian “ KITAB ALLAH YANG LAMA oleh KITAB ALLAH YANG BARU karena sudah mengalami pengubahan oleh manusia.
Jelaslah betapa kelirunya pernyataan sanggahan yang disajikan penganut Kristen tersebut. Dan kekeliruan tersebut semakin jelas jika mengikuti alur logika yang dikemukakannya.Kita kembali kepada pernyataannya : “ Konsekwensinya, ketika Injil dirusak, Allah menurunkan Al Qur’an. Hal ini memunculkan pertanyaan penting berkenaan dengan Injil Barnabas. Jika sebagaimana yang dipercaya banyak Muslim, Injil Barnabas adalah versi yang tidak mengalami pengubahan dari Injil yang benar dan asli, berarti tidak dibutuhkan untuk menurunkan Al Qur’an untuk menggantikannya  “. Pertanyaan penting yang perlu diajukan sehubungan pernyataannya tersebut, apakah selama ini penganut Kristen berpegang kepada INJIL BARNABAS ? Jawaban yang sangat pasti : TIDAK !  Tidak mungkin menjawab : YA ! Mengapa tidak berpegang pada INJIL BARNABAS ? Ada dua jawaban yang bisa disajikan yaitu pilihan pertama : “ KARENA SELAMA INI, INJIL BARNABAS DISEMBUNYIKAN “ atau pilihan kedua : “ KARENA INJIL BARNABAS BARU DIBUAT PADA ABAD KE-16 “ sebagaimana yang menjadi tuduhan penganut Kristen terhadap Injil Barnabas. Jika si Kristen penyaji sanggahan konsekwen dengan pernyataan sanggahannya, tentu akan memilih jawaban  : “ KARENA SELAMA INI, INJIL BARNABAS DISEMBUNYIKAN “ karena kondisi demikianlah baru tepat  untuk pernyataan yang menyinggung urutan penurunan Kitab.  Berarti dia mengakui Injil Barnabas telah ada sejak Kristen Awal dan menjadi pegangan penganut Kristen, cuma kemudian disembunyikan. Apakah demikian ? . Tidak mungkin karena bertentangan dengan kepercayaan Kristen ! Berarti beralih ke pilihan kedua . Tetapi jika si Kristen penyaji sanggahan memilih       “ KARENA INJIL BARNABAS BARU DIBUAT PADA ABAD KE-16 “ sebagaimana yang menjadi tuduhan penganut Kristen terhadap Injil Barnabas lalu bagaimana bisa menyinggung urutan penurunan Kitab : INJIL BARNABAS kemudian AL QUR’AN ? Bukankan Al Qur’an mulai diwahyukan pada abad ke-6 M sedangkan tuduhan penganut Kristen , Injil Barnabas dibuat pada abad ke-16 ? Terlihat betapa janggalnya pernyataan sanggahan si penganut Kristen tersebut. Dengan logika     telanjang bulat  “ tanpa memperhatikan aspek-aspek penting yang dikaitkan   dengan  keberadaan  Injil  Barnabas,  si  penganut  Kristen  telah  keliru  dengansanggahannya tersebut.

3.    Pernyataan anggahan : “ According  to  some  Muslims  understanding  the original Gospel descended upon Jesus. While the Gospel of Barnabas does indeed claim that it descended into the heart of Jesus ( Barnabas, chapter 10 ), it does not specify that Jesus received God’s words precisely from a heavenly copy of the book. The writer does not appear to subscribe to this Muslim view of inspiration “ -  : “ Menurut sejumlah orang Muslim memahamkan bahwa Injil asli diturunkan kepada Yesus. Ketika Injil Barnabas dengan serta merta mengklaim bahwa Yesus menerima kalimat-kalimat Tuhan ke dalam hati Yesus ( Barnabas pasal 10 ), di mana yang demikian itu berarti menetapkan bahwa Yesus menerima kalimat-kalimat Allah yang terkopi secara persis dari sebuah kitab surga. Si Penulis tidak memunculkan pendukung pandangan Muslim tentang pengilhaman ini  

TANGGAPAN  :
Pernyataan terakhir dari sanggahan di atas : “ Si Penulis tidak memunculkan pendukung pandangan Muslim tentang pengilhaman ini    cukup menarik . Sebuah pernyataan yang sangat bodoh . Bagaimana mungkin  si Penulis Injil Barnabas  memunculkan pandangan Muslim tentang pengilhaman, padahal Injil Barnabas ditulis pada awal-awal kelahiran agama Kristen , sekitar 600 tahun sebelum munculnya agama Islam ?. Harusnya si Penganut Kristen membuktikan terlebih dahulu bahwa Injil Barnabas baru muncul pada abad ke-16 sebagaimana yang menjadi    “ omelan “ penganut Kristen dalam menyanggah Injil Barnabas. Justru dengan pernyataan bodoh tersebut , secara tidak sadar dia mengakui bahwa keberadaan Injil Barnabas jauh lebih awal dari masa kelahiran agama Islam.  Kalau seandainya Injil Barnabas baru muncul sesudah keliahiran agama Islam atau muncul pada abad ke-16 , si Penganut Kristen bisa berharap bahwa penulis Injil Barnabas akan “ memunculkan pendukung pandangan Muslim tentang pengilhaman ini  “. Kenyataannya “ pendukung pandangan Muslim tentang pengilhaman ini  “ tidak ada dalam Injil Barnabas. Berarti Injil Barnabas telah ada jauh sebelum munculnya agama Islam dan lebih pasti muncul di abad awal kelahiran agama Kristen atau di masa para murid-murid utama Yesus.
Rupanya si Kristen karena ketidak –tahuannya telah terjebak dengan istilah “ diturunkan “ yang dalam bahasa Arab adalah : NAZALA dengan beberapa kata kembangan : NUZULAN , UNZILA, ANZALA, TANZIY-LU, NUZZILA, MUNAZZALUN, TUNAZZALA dan sebagainya.  Dalam keterjebakan tersebut , si Kristen memahamkan bahwa sejumlah orang Muslim berpandangan : ADA KITAB INJIL YANG SECARA FISIK BERUPA SEBUAH BUKU DITURUNKAN KEPADA YESUS. Kita tidak tahu sejumlah orang Muslim mana yang mengatakan pemahaman demikian dan bagaimana bunyi pernyataan mereka tentang hal itu , karena si Kristen hanya berkicau , tidak menyajikan bukti-bukti yang mendukung kicauannya. Sedangkan di sisi lain Injil Barnabas menegaskan bahwa Yesus . Hal ini dapat dibaca dalam Barnabas pasal 10 ayat 3-4 :
Maka dipersembahkanlah kepadanya oleh Malaikat Jibril sebuah kitab laksana kaca yang berkilauan. Maka meresaplah dalam kalbu Yesus yang sudah mengetahui dengannya apa yang telah diperbuat Allah dan apa yang difirmankan Allah dan apa yang dikehendaki oleh Allah sehingga segala sesuatu terbuka jelas baginya.
Demikian itu adalah proses nuzul firman Allah kepada Yesus dan proses nuzul seperti itu juga menjadi salah satu bagian proses nuzul firman Allah kepada Nabi Muhammad saw karena ada bentuk proses nuzul lainnya. Kita yakin, tidak ada Ulama Islam yang berpendapat bahwa KITAB INJIL diturunkan dalam bentuk sebuah buku secara fisik kepada Yesus ( Nabi Isa Al Masih as) seperti yang dikatakan si Penganut Kristen .

4.     Pernyataan sanggahan : “ Christ is portrayed as having voiced and believed the Muslim creed, Shahada, "There is no God but Allah and Muhammad is his prophet". This creed was not laid down until 600 years after Jesus. Even in the Qur’an it is never given as one complete statement at one time “ -  : “ Mesiah digambarkan sebagaimana yang diucapkan dan diimani kredo Muslim : Syahadat : “ Tidak ada Tuhan kecuali Allah dan Muhammad  adalah  Rasul-  Nya “. Syahadat ini tidak digunakan hingga 600 tahun sesudah Yesus. Begitu pula dalam Al Qur’an , hal itu tidak pernah diberikan dalam satu keutuhan pernyataan pada satu waktu “.

TANGGAPAN  :
Si Kristen  menyajikan pernyataan sanggahan tersebut karena dalam Injil Barnabas pasal 39 ayat 14 dikisahkan :
Ketika Adam telah berdiri di atas kedua kakinya, ia melihat di angkasa sebuah tulisan yang bersinar-sinar  seperti matahari, bunyinya : “ Tidak ada Tuhan melainkan Allah, Muhammad Rasulullah “.
Memang syahadat (credo Islam) : “ Asyhadu an laa ilaaha illallaahu wa asyhadu anna Muhammadur Rasulullah “ ( Aku bersaksi , tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi Muhammad Rasulullah ) baru ada sekitar 600 tahun sesudah Yesus. Dan kisah terbacanya syahadat tersebut oleh Adam usai diciptakan, sesungguhnya merupakan nubuatan dan pemberitahuan oleh Allah kepada Nabi Adam as tentang akan munculnya seorang NABI AKHIR ZAMAN dari anak cucu turunannya. Informasi dan penubuatan tersebut diterangkan atau diuraikan lebih rinci pada ayat-ayat selanjutnya ( baca ayat 16 sd. Ayat 22 ). Oleh karena itu tidak bisa dituntut, syahadat tersebut harus berlaku pada setiap kehadiran para Nab/Rasul Allah sebelum Nabi Muhammad saw jika benar yang disebutkan Injil Barnabas. Sifat penubuatan menyebabkan syahadat baru berlaku ketika Nabi Muhammad saw datang membawa ajaran   Islam . Dan pada masa setiap Nabi/Rasul Allah sebelum Nabi Muhammad saw membawa syariat sendiri-sendiri sesuai dengan ruang dan waktu kehadiran masing-masing Nabi/Rasul Allah, namun setiap Nabi/Rasul Allah tersebut PASTI MENUBUATKAN KEDATANGAN RASUL AKHIR ZAMAN yaitu NABI MUHAMMAD SAW.

5.        Pernyataan sanggahan : “This Gospel presents Jesus and his mission as being identical to that of John the Baptist in the role of forerunner to the Messiah, who is Muhammad  ( Barnabas, chapters 42-44 and 220 ). The author has completely omitted John the Baptist and his ministry, whilst both the Qur’an and the New Testament acknowledge John's prophethood and teach that he was a forerunner of Jesus. Moreover, the Qur'an accepts Jesus as the Messiah but the Jesus in this gospel refuses to accept this title. In several passages this gospel openly suggests that Jesus is not the Messiah  ( Barnabas, chapters 42, 82, 83, 96, 97, 198,  206 ) “ -  :  Injil ini menyatakan Yesus dan missinya identik dengan Yahya Pembaptis dalam perannya sebagai pendahulu dari Messiah, yaitu Muhammad ( Barnabas , pasal 42– 44 dan 220). Si Penulis sepenuhnya  telah mengabaikan Yahya Pembaptis dan pelayanannya, padahal Al Qur’an dan Perjanjian Baru mengakui kenabian Yahya. dan  mengajarkan bahwa ia adalah seorang pendahulu bagi Yesus. Selain itu Al Qur’an mengakui Yesus sebagai Mesiah  tetapi Yesus dalam Injil ini menolak mengakui gelar tersebut. Dalam beberapa pasal, Injil ini secara terbuka mengajarkan bahwa Yesus bukan Messiah ( Barnabas , pasal-pasal 42,82,83, 96,97, 198, 206 ) “.

TANGGAPAN  :
Tema sanggahan si Kristen adalah mempertentangkan Injil Barnabas dengan Al Qur’an. Aspek yang dipertentangkan pada sanggahan di atas yaitu mengenai FIGUR PENDAHULU DARI MESSIAH. Menurut si Kristen, pernyataan Injil Barnabas yang menyatakan bahwa YAHYA PEMBAPTIS sebagai PENDAHULU DARI MESSIAH ( Nabi Muhammad saw ) sebagaimana yang termuat dalam Injil Barnabas bertentangan dengan pernyataan Al Qur’an yang menegaskan bahwa Yahya Pembaptis adalah PENDAHULU UNTUK YESUS. Dan juga Injil Barnabas dalam pasal-pasal 42, 82, 83, 96, 97, 198 , 206  menegaskan bahwa YESUS BUKAN MESIAS.
Sayangnya, si Kristen tidak menyebutkan ayat Al Qur’an yang menyatakan Yahya Pembaptis adalah PENDAHULU BAGI YESUS, agar kita bisa membuktikan kebenaran pernyataan sanggahan si Kristen. Dan juga bagaimana pengertian dari “ PENDAHULU BAGI YESUS “. Masalah yang disanggah si Kristen sebenarnya sudah dibahas pada bagian 8 dengan judul  MEMBEDAH PERBEDAAN CERITA SATU PERISTIWA YANG SAMA  ANTARA INJIL KANONIK DENGAN INJIL BARNABAS “ dibawah sub judul “ IDENTIFIKASI TERHADAP YAHYA ATAUKAH TERHADAP YESUS ? “. Sebagai tanggapan atas sanggahan si Kristen mengenai Injil Barnabas  tersebut , dapat dilihat pada bagioan tersebut, namun perlu disajikan kembali secara singkat supaya sanggahan si Kristen tidak berlalu begitu saja. Pada ayat Barnabas 42 : 4-19 didapatkan kisah pertemuan orang-orang Lewi dan Ahli Taorat dengan Yesus. Orang-orang Lewi dan Ahli Torat datang melakukan klarifikasi kepada Yesus dalam konteks pengutusan, siapa sesungguhnya Yesus :
Dari itu mereka telah mengutus orang-orang Lewi dan sebagian ahli Torat untuk menanyakan kepadanya , kata mereka : “ Siapakah gerangan engkau “ ?
Maka Yesus telah mengakui dengan menyatakan : “ Sesungguhnya aku ini bukanlah Messias “.
Lalu mereka bertanya:“Adakah engkau Elia atau Yeremia atau salah satu nabi-nabi yang dahulu?.
Yesus menjawab : “ Bukan ! “
Ketika itu mereka bertanya : “ Siapakah gerangan engkau ini ? .
Katakanlah kepada kami agar kami mempersaksikan itu kepada mereka yang menyuruh kami “.
Ketika itu Yesus mengatakan : “ Aku ini adalah jeritan suara di seluruh Yudea , menjeritkan : ‘ Persiapkanlah jalan bagi Rasul Tuhan sebagaimana yang tertulis dalam Yesaya ‘ .
Berkatalah mereka : “ Jika engkau bukan Messias dan bukan Elia atau seorang Nabi yang lain, maka mengapakah engkau memberitakan suatu ajaran baru dan menjadikan dirimu lebih besar dari Messias ?
Yesus menjawab : “ Sesungguhnya mu’jizat yang dibuat oleh Allah melalui tanganku itu adalah membuktikan bahwa aku ini berbicara dengan apa yang dikehendaki Allah.
Dan aku tidak menghitung diriku seperti mereka yang kalian sebut itu
Karena aku tidak layak menguraikan tali-tali kasut atau ikatan terumpah Rasul Allah yang kalian namakan dia Messias
Pengisahan Injil Barnabas memberi informasi penting dan sangat mendasar sebagai berikut :
-       Yesus bukanlah Mesias yang ditunggu-tunggu orang Yahudi ( Bani Israil )
-       Yesus bukanlah Elia atau Yeremia atau salah satu nabi terdahulu
-    Yesus hadir sebagai pembuka jalan kehadiras RASUL ALLAH yang datang kemudian darinya ( “ Aku ini adalah jeritan suara di seluruh Yudea , menjeritkan : ‘ Persiapkanlah jalan bagi Rasul Tuhan sebagaimana yang tertulis dalam Yesaya  “ )
-       Yesus  berkedudukan lebih  rendah  dari  RASUL  ALLAH  yang datang sesudahnya 
( “.... aku tidak layak menguraikan tali-tali kasut atau ikatan terumpah Rasul Allah yang kalian namakan dia Messias  “ )
-   Mesias yang ditunggu-tunggu orang Yahudi ( Bani Israil ) adalah RASUL ALLAH yang datang sesudah Yesus .
Hal-hal yang disebutkan di atas menjadi keberatan bagi si Kristen yang terangkat dalam sanggahannya dan mengatakan bahwa justru Al Qur’an mengakui Yesus itulah Mesias, tanpa menyadari kelemahan pemahamannya terhadap ayat-ayat Al Qur’an , yang akan dijelaskan berikut nanti.  Ternyata kita jumpai pengisahan yang mirip dalam Injil Yahya dengan figur NABI PEMBUKA JALAN yang berbeda. Jika dalam Barnabas 42 : 4-19 , NABI PEMBUKA JALAN BAGI MESSIAS adalah Yesus , tetapi dalam Injil Yahya, NABI PEMBUKA JALAN bagi MESSIAS adalah Yahya Pembaptis . Kita baca ayat Yahya 1 : 19 – 27  berikut  :
Maka bertanyalah mereka itu kepadanya : “Maka inilah kesaksian Yahya itu tatkala orang Yahudi menyuruhkan beberapa  imam dan orang Lewi dari Yerusalem akan ertanya kepadanya demikian : “ Siapakah engkau ? “ 
Maka mengakulah ia dan tiada ia bersangkal ; maka mengakulah ia demikian : “ Aku ini bukannya Kristus itu “
Kalau  begitu , siapakah engkau ? Engkaukah Elia ? “ Maka katanya : “ Bukan “. “ Engkaukah nabi itu ? “ . Maka jawabnya : “ Bukan ! “.
Lalu  kata  mereka  itu  kepadanya  : “ Siapakah  gerangan  engkau ? Supaya dapat kami memberi jawab kepada orang   yang  menyuruhkan  kami  ini. Apakah  kata engkau akan hal dirimu ? “
Maka katanya : “ Aku inilah suara orang yang berseru-seru di padang belantara : ‘ Luruskan jalan Tuhan ! ‘ menurut seperti sabda nabi Yesaya “ .
Adapun orang yang disuruh itu , orang Parisi .
Maka mereka itu menanya dia serta berkata kepadanya : “ Jikalau engkau ini bukan Kristus dan  bukan  Elia  dan  bukan  nab i itu , apakah sebabnya  engkau  membaptiskan orang “ ?
Maka dijawab Yahya kepadanya , katanya  : “ Aku ini membaptiskan dengan air sahaja , tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tiada kamu kenal   .
Yaitu Dia yang  datang kemudian daripadaku  maka menguraikan tali kasutnya pun , aku ini tiada berlayak “.
Pengakuan Yahya sebagai bukan figur Kristus, dinyatakan juga pada ayat Yahya 3 : 28 : “  Maka kamu sendiri juga menyaksikan kepadaku bahwa aku telah berkata demikian : ‘ Aku ini bukan Kristus itu melainkan Aku disuruhkan terlebih dahulu dari padanya ‘ “ . Anehnya, identifikas figur NABI PEMBUKA JALAN BAGI MESSIAS, tidak diceritakan oleh ketiga Injil kanonik lainnya ( Injil Matius, Injil Markus dan Injil Lukas ). Mungkin ROH KUDUS kelupaan memberi isnpirasi kepada ketiga pengarang Injil kanonik tersebut sehingga mereka tidak menuliskannya. Biarkan penganut Kristen menjelaskan mengapa bisa demikian.
Kesamaan cerita kedua versi – Injil Barnabas dan Injil Yahya - tidak diragukan lagi kecuali oleh perbedaan subjek tokoh yang diidentifikasi oleh orang-orang Yahudi. Menurut Injil Yahya adalah YAHYA PEMBAPTIS , sedangkan menurut Injil Barnabas adalah  YESUS KRISTUS. Perbedaan tokoh dalam jalinan cerita yang sama , bagaimanapun  pasti membawa perbedaan terhadap dasar dogma kepercayaan Kristen. Pertanyaan penting, mana yang benar, apakah yang dikisahkan Injil Barnabas ataukah yang dikisahkan Injil Yahya ?  Tidak diragukan lagi, penganut Kristen pasti menolak kisah dari Injil Barnabas dan menerima kisah dari Injil Yahya. Dapat dimaklumi. Kalau begitu, mari kita kaji pengisahan dalam Injil-Injil Kanonik .
Menyimak versi Injil Yahya ( Yahya 1 : 19-27 ) tidak diungkapkan dasar bagi  orang Yahudi sehingga menyuruh beberapa imam dan orang Lewi dari Yerusalem mengidentifikasi Yahya. Tiba-tiba saja mereka bertanya  : “ Siapakah engkau ? “ . Kehebohan apa yang dilakukan Yahya sehingga mendorong kaum Yahudi perlu mengindentifikasi terhadapYahya ? Adakah Yahya membawa satu ajaran baru di kalangan Yahudi ? Tidak ! Yahya hanya melanjutkan tradisi dan ajaran Musa , sehingga tidak perlu memunculkan  kehebohan “ yang mendorong kaum Yahudi melakukan klarifikasi terhadap dirinya. Yahya tidak melakukan mukjizat satupun yang bisa mengundang kehebohan . Ayat Yahya 10 : 41  menegaskan : “  Maka banyak orang yang datang kepadanya serta berkata : “ Memang Yahya , suatupun tiada berbuat tanda ajaib , ....... “. Oleh karena itu klarifikasi terhadap Yahya Pembaptis, sangat aneh. Tanpa angin, tanpa hujan langsung mengklarifikasi Yahya Pembaptis. Jelas, pengisahan Injil Yahya terlihat janggal.
Berbeda dari pengisahan Injil Yahya, dalam alur cerita yang sama , Injil Barnabas justru mengisahkan bahwa identifikasi terhadap Yesus dilakukan karena : “.... mengapakah engkau memberitakan suatu ajaran baru dan menjadikan dirimu lebih besar dari Messias ? “ . Jadi, ada  kehebohan “ yang dibawa Yesus sehingga kaum Yahudi perlu melakukan klarifikasi : “ Siapa-kah gerangan engkau ?“. Kehebohan muncul karena Yesus banyak melakukan mukjizat yang luar biasa , yang  terungkap dari pernyataan Yesus ketika menjawab pertanyaan utusan kaum Yahudi : “ Sesungguhnya mu’jizat yang dibuat oleh Allah melalui tanganku itu adalah membuktikan bahwa aku ini berbicara dengan apa yang dikehendaki Allah “. (Barnabas 42 :17 ).  Fokus klarifikasi pada kedua versi ( – Injil Yahya dan Injil Barnabas – ) sama yaitu apakah Yahya Pembaptis ( menurut versi Injil Yahya ) ataukah Yesus Kristus ( menurut versi Injil Barnabas ) adalah : Messias, Elia atau Nabi lain ?.  Dan Yahya ( versi Injil Yahya ) atau Yesus    ( versi Injil Barnabas ) , sama-sama menolak sebagai figur dari : Messias, Elia atau Nabi lain . 
Penolakan Yahya Pembaptis sebagai Messias, Elia atau Nabi lain , dalam Injil Yahya, sudah jelas. Penolakan Yesus sebagai “ Messias “ dalam Injil Barnabas juga sangat jelas . Tetapi kita tidak mendapatkan penolakan tersurat Yesus sebagai Mesias seperti penolakan Yahya , tidak didapatkan dalam Injil-Injil Kanonik, tetapi didapatkan sejumlah pernyataan Yesus yang mengindikasikan penolakan dirinya sebagai Mesias. Dalam Perjanjian Baru terungkap pesan Yesus sebagai berikut :
Lalu ia berpesan kepada murid-muridnya , JANGAN MENGATAKAN kepada seorang juapun bahwa IA-LAH KERISTUS adanya   ( Mat. 16 : 20 )
Dan lebih tegas lagi adalah pesannya ketika Peterus yang menunjuk Yesus sebagai ” Keristus yang daripada Allah  “ , yaitu  :
JANGAN MENGATAKAN YANG DEMIKIAN kepada seorang juapun ....( Luk.9 : 21).
Pernyataan pesan Yesus : “ Jangan mengatakan .....IA-lah KERISTUS  “( Mat. 16 : 20  ) dan  Jangan mengatakan yang demikian .....  (  Luk. 9 : 21  )  menghasilkan  tafsir yang beragam di kalangan para ahli  Kristen sendiri  . Salah satu dari tafsir tersebut menegaskan bahwa Yesus dengan pernyataannya tersebut bukannya tidak mengakui dirinya adalah Keristus , bahkan sangat sadar jika dirinya adalah Keristus yang justru ditunggu-tunggu oleh kaum Yahudi.  Cuma Yesus khawatir akan ditangkap dan dibunuh oleh orang-orang Yahudi dan pasukan Romawi sedangkan keberadaannya sebagai Keristus belum saatnya dinyatakan sehingga Yesus melarang murid-muridnya mengatakan demikian. Tafsir yang demikian memang menjadi pegangan umum penganut Kristen. Tafsir demikian sangat lemah. Kapan Yesus baru menyatakan dirinya sebagai Kristus, padahal dalam perjalanan menyampaikan ajarannya, Yesus tidak pernah menyebut dirinya sebagai Kristus ?
Tafsir  lain  dari  sejumlah  ahli  Bibel  yaitu  YESUS  MENOLAK  DIRINYA  DISEBUT  KERISTUS  ( = Menahem, Ratu Adil, Nabi Akhir Zaman ) karena memang Yesus sangat sadar bahwa dirinya bukanlah Keristus ( = Menahem , Ratu Adil , Nabi Akhir Zaman ) yang dijanjikan sebagaimana ciri yang disebutkan dalam kitab suci . Donald Guthrie dalam bukunya  Teologi Perjanjian   Baru “ ( hal. 272 ) menegaskan :
Tafsiran yang lebih radikal ........ ialah bahwa YESUS TIDAK PERNAH MENGANGGAP DIRINYA MESIAS , tetapi hanya sebagai  CALON MESIAS......   “.
Dan adanya tafsir yang demikian, juga diungkap Karel A.Steenbrink dalam bukunya   Perkembangan Teologi Dalam Dunia Kristen Modern  “ ( hal.32 ) :
Ada  juga  yang  mengatakan  bahwa  Yesus  sama  sekali  TIDAK  MENYETUJUI PENDAPAT MURID-MURIDNYA,menegur mereka agar mereka TIDAK BOLEH MENGATAKAN HAL YANG KURANG BENAR TENTANG DIRINYA . Tafsir ini diperkuat oleh perkataan dalam kalimat terakhir dari kutipan di atas . Para murid dengan Petrus sebagai juru bicara mengakui Yesus sebagai raja penyelamat atau Mesias, tetapi Yesus bicara tentang dirinya sebagai  anak manusia.  Jelas di  sini , bahwa Yesus mengoreksi pendapat murid-muridnya .
Juga diungkapkan dengan gamblang oleh Tom Jacobs dalam bukunya yang berjudul   PAULUS “ ( hal. 122 )  :
Kiranya cukup jelas bahwa Yesus sendiri tidak pernah menyebut diri ” Kristus ” . Apapun juga latar belakang teologinya , kiranya secara historis benar apa yang dikatakan dalam Yo. 6 : 15 :     “ Karena Yesus tahu bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa dia dengan paksa untuk menjadikan Dia , raja . Ia menyingkir pulang ke gunung , seorang diri “. Yesus tidak pernah mau menjadi ” KRISTUS ” , tidak dalam arti politik dan juga tidak dalam arti keagamaan .
Apa komentar kita atas pernyataan para Ahli Bibel di atas padahal mereka mengkajinya dari Injil-Injil kanonik, bukan mengkaji dari Injil Barnabas ? Satu jawaban yang pasti yaitu para pakar Bibel menegaskan : YESUS BUKAN KERISTUS ( = Menahem , Ratu Adil , Nabi Akhir Zaman ). Ketika Yesus BUKAN KRISTUS , berarti Nabi yang datang sesudahnya itulah KRISTUS /MESSIAS  ( = Menahem , Ratu Adil , Nabi Akhir Zaman ). Dengan demikian, pengisahan Barnabas tentang figur NABI PEMBUKA JALAN BAGI MESIAS adalah pengisahan yang benar dan diakui pakar Bibel dari kalangan Kristen sendiri.
Melihat perbedaan versi Injil Yahya dan Injil Barnabas tentang figur PEMBUKA JALAN BAGI MESSIAS, yaitu Yahya Pembaptis dan Yesus , kita melihat  salah satu dari dua kemungkinan. Pertama, mungkin ucapan tersebut dilontarkan oleh satu orang saja, tetapi salah satu versi adalah hasil pengubahan sehingga Yahya 1 : 27 menyatakan kedudukan Yahya terhadap “ Dia yang  datang kemudian daripadaku  “ atau Barnabas 42 : 19 menyatakan kedudukan Yesus terhadap      Rasul Allah yang kalian namakan dia Messiah “ . Lalu mana yang diubah dan mana hasil pengubahan ? Menjawab pertanyaan tersebut kita lihat pada kemungkinan kedua, baik Yahya ataupun Yesus sama-sama memberi kesaksian tentang kedatangan Messias ( dalam pengertian : MENAHEM, NABI AKHIR ZAMAN , bukan dalam pengertian YANG DIURAP ). Dalam kemungkinan yang demikian, sesungguhnya Yahya tidak berbicara mengenai Yesus sebab berbicara tentang “ NUBUAT “ kenabian adalah berbicara dalam skala waktu yang sangat lama : RATUSAN TAHUN bahkan ribuan tahun, sedangkan jarak waktu antara Yahya Pembaptis dengan Yesus menurut kelahiran hanya 6 bulan saja dan menurut pelaksanaan misi , keduanya hampir besamaan, tidak berjarak waktu . Yahya Pembaptis dan Yesus berada semasa. Oleh karena itu Yahya tidak berbicara mengenai Yesus yang ada di sampingnya melainkan berbicara mengenai figur NABI AKHIR ZAMAN  yang akan datang ratusan tahun sesudahnya. Hal yang sama dilakukan pula oleh Yesus, sehingga keduanya bernubuat dalam kalimat yang hampir sama. Dan jangan dilupakan pula , pemahaman atas pernyataan Yahya Pembaptis : “ Dia yang  datang kemudian daripadaku “ sebagai ditujukan kepada Yesus, tidak lebih dari interpretasi dogma Kekristenan semata-mata karena dalam pernyataan Yahya Pembaptis sama sekali tidak menyebut Yesus. Dengan demikian, berdasarkan bahasan yang disajikan, pernyataan Injil Barnabas lebih asli dari pernyataan Injil Yahya atau sebenarnya kedua pernyataan baik Injil Barnabas ataupun Injil Yahya sama-sama berbicara tentang kedatangan NABI AKHIR ZAMAN. Hal yang memperkuat analisis tersebut , bisa disimak dialog Yesus – Peterus : “ APA KATA ORANG TENTANG AKU ? “ yang terngkat dalam Injil-Injil kanonik . Kita baca  ayat Matius 16 : 13-20  ( band. Markus     8 : 27-30 , Lukas  9 : 18 -21  ) berikut :
Setelah sampai Yesus ke jajahan Kaisaria Pilipi, bertanyalah ia kepada murid-muridnya, katanya : “ Menurut kata orang, siapakah Anak Manusia ? “ .
Maka berkatalah mereka itu : “Ada yang mengatakan Yahya Pembaptis; dan ada yang mengatakan: Elia ; ada pula yang mengatakan : Yeremia atau seorang dari antara segala nabi “.
Maka kata Yesus kepada mereka itu : “ Tetapi kata kamu itu, siapakah Aku ? “.
Maka sahut Simon Peterus : “ Tuhanlah Kristus , Anak Allah yang hidup “.
Lalu jawab Yesus serta berkata kepadanya:“ Berbahagialah engkau hai Simon anak Yunus ! karena bukannya keadaan manusia yang menyatakan hal itu kepadamu melainkan Bapaku di surga “.
Maka Aku pun  berkata kepadamu, bahwa engkau inilah Peterus dan di atas batu ini Aku akan membangunkan sidangku ; dan segala pintu alam maut pun tiada akan dapat mengalahkan dia.
Maka Aku akan memberi kepada engkau anak kunci kerajaan surga  dan barang apa yang engkau ikatkan di atas bumi, itupun terikat juga di surga dan barang apa yang engkau orakkan di atas bumi, itupun terorak juga di surga “
Lalu ia berpesan kepada murid-muridnya , JANGAN MENGATAKAN KEPADA SEORANG JUAPUN BAHWA IA-LAH KRISTUS ADANYA .
Ada yang janggal dari kisah versi Injil Matius. Ketika Simon Peterus berkata “ Tuhanlah Kristus , Anak Allah yang hidup “ dan itu dipuji setinggi-tingginya oleh Yesus , lalu mengapa Yesus sesudah itu berkata kepada para murid : “  JANGAN MENGATAKAN KEPADA SEORANG JUAPUN BAHWA IA-LAH KRISTUS ADANYA “ ?. Mengapa Yesus melarang pemberian kesaksian tentang dirinya sebagai Kristus kepada orang lain padahal dalam kepercayaan Kristen , Yesus adalah Kristus dan seharusnya dalam setiap perjalanan misinya  menunjukkan diri sebagai Kristus ?  Pengajaran Paulus pun selalu menekankan bahwa Yesus adalah Kristus . Tetapi justru Yesus melarang mengatakannya kepada seorang jua pun. Hal yang sama dapat dibaca dalam Markus 8 : 27-30 , yaitu ketika Peterus berkata    Tuhanlah Kristus ! “ maka Yesus  berpesan amat sangat kepada mereka itu , JANGAN MENGATAKAN DEMIKIAN DARI HALNYA KEPADA SEORANG JUAPUN ! “. Begitu pula dalam Lukas 9: 18 -21, Yesus berpesan “ amat sangat kepada mereka itu sambil melarang : JANGAN MENGATAKAN YANG DEMIKIAN KEPADA SEORANG JUAPUN ! “.  Larangan yang sangat jelas dan menunjukkan Yesus mengakui diri BUKAN KRISTUS ( - dalam pengertian : MENAHEM, NABI AKHIR ZAMAN, bukan dalam pengertian : YANG DIURAP - ).
Penganut Kristen pasti berapologi bahwa Yesus melarang demikian karena belum waktunya untuk menyatakan diri sebagai Kristus. Lalu kapan waktunya ? Atau ada pula penganut Kristen yang berapologi karena Yesus takut ditangkap pasukan Romawi jika menyatakan diri sebagai Kristus. Mengapa takut ? Kalau takut, bukankah sebaiknya Yesus tidak usah saja menyampaikan ajarannya dan cukup duduk-duduk di rumahnya ? Justru pernyataan Yesus : “ JANGAN MENGATAKAN KEPADA SEORANG JUAPUN BAHWA IA-LAH KRISTUS ADANYA “ menunjukkan bahwa memang YESUS BUKAN KRISTUS !.
Ada hal lain yang perlu diragukan pada “ kesaksian “ Peterus tentang Yesus yang diceritakan Injil Matius tersebut : Sesungguhnya engkau adalah al-Masih anak Allah. Jika seseorang meyakini sesuatu hal maka keyakinan itu akan dinyatakan dan dijalani dalam segala aktivitas sepanjang hidupnya . Kesaksian yang dikutip merupakan perwujudan keyakinan Peterus . Dan kita bisa berharap bahwa pernyataan kesaksian yang sama akan tetap dinyatakan oleh Peterus. Tetapi bagaimana fakta yang terjadi ?  Mari kita simak kisah Peterus dan pernyataannya  yang diceritakan Kisah Rasul-Rasul berikut :
BAHWA Tuhan Ibrahim dan Tuhan Ishak dan Tuhan Yakub yaitu Tuhan nenek moyang kita, mempermuliakan HAMBA-NYA yaitu YESUS  .................  (  KRR. 3 : 13 )
Karena dengan sesungguhnya di dalam negeri ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta dengan orang kafir dan segala kaum Israil itu sudah berhimpun melawan YESUS HAMBA-MU yang kudus yang telah kau urapi . ( KRR. 4 : 27  )
Serta mengedangkan tangan kuasamu akan menyembuhkan orang dan mengadakan beberapa tanda ajaib dan mujizat dengan nama YESUS HAMBA-MU  yang kudus . ( KRR. 4 : 30 )
MAKA KATA Peterus : Emas perak tidak ada padaku tetapi apa yang ada padaku , itulah aku berikan kepadamu yaitu : Dengan nama YESUS KRISTUS ORANG NAZARET ( KRR. 3 : 6  )
Maka ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh segenap kaum Israil , bahwa dengan nama YESUS KRISTUS ORANG NAZARET..................... (  KRR.  4 : 10 )
Hai orang Israil, dengarlah olehmu perkataanku ini : Adapun YESUS ORANG NAZARET itu seorang yang disahkan Allah kepadamu dengan perbuatan kuasa dan mujizat dan tanda ajaib yang diadakan   Allah  dengan  tangan  Yesus  di  antara  kamu , seperti  yang  kamu  ketahui    sendiri . (  KRR.    2 : 22 )
Dari hal YESUS ORANG NAZARET itu , bagaimana Allah sudah mengurapi dia denga Rohu’lkudus dan kuasa ........................... (  KRR.  10 : 38 )
Tidak ada satupun pernyataan kesaksian Peterus terhadap Yesus sebagai KRISTUS  ANAK ALLAH YANG HIDUP , sesuai dengan pernyataannya : “  Tuhanlah Kristus , Anak Allah yang hidup yang diceritakan Injil Matius 16 : 16. Ke mana kesaksian tersebut ? Tidak berbekas sama sekali . Justru Peterus hanya mengatakan tentang Yesus dalam batas yang sangat wajar dan normal :    YESUS HAMBA-MU  “ dan “ YESUS KRISTUS ORANG NAZARET  “. Dengan pernyataan yang wajar , tidak ada satu noktah petunjuk bahwa Peterus memiliki keyakinan bahwa Yesus adalah  “ KRISTUS  ANAK ALLAH YANG HIDUP “ seperti yang menjadi keyakinan penganut Kristen. Oleh karena itu pernyataan Peterus yang disebutkan dalam versi Injil Matius 16 : 16 : “Tuhanlah Kristus, Anak Allah yang hidup  diragukan kebenarannya sebagai pernyataan Peterus dan lebih diyakinkan sebagai tambahan yang diberikan pengarang Injil Matius . Tetapi pernyataan-pernyataan Peterus yang dikisahkan KRR sangat sesuai dengan yang tergambar dalam kisah yang disajikan INJIL BARNABAS .
Dengan demikian , dialog Yesus –Peterus yang termuat dalam Injil Matius sebagai sesuatu yang palsu . Kajian-kajian yang disajikan  memberikan gambaran bahwa kisah yang diceritakan Injil Barnabas memang asli dibandingkan dengan versi Injil Matius dan lebih asli dibandingkan dengan versi Injil Markus dan Injil Lukas . Kesimpulan atas bahasa yang disajikan, justru Injil-Injil kanonik sendiri bila dipahami secara kritis sesungguhnya membuktikan bahwa YESUS BUKAN KRISTUS ( - dalam pengertian : MENAHEM, NABI AKHIR ZAMAN, bukan pengertian : YANG DIURAP - ) , sejalan dengan pernyataan Injil Barnabas yang hendak disanggah. Oleh karena itu betapa salahnya si Penganut Kristen dengan pernyataannya “ Injil ini secara terbuka mengajarkan bahwa Yesus bukan Messiah …… “.
Selanjutnya si Penganut Kristen berkata : “ Selain itu Al Qur’an mengakui Yesus sebagai  Mesiah  “. Rupanya si Penganut Kristen berbicara tentang ayat Al Qur’an tetapi tidak memahami Al Qur’an. Al Qur’an menyebut Yesus ( dalam Islam : Nabi Isa as ) dengan “ AL MASIH “. Tetapi maksud Al Qur’an dengan “ AL MASIH “ pada Nabi Isa as.( Yesus ), apakah MENAHEM ( NABI AKHIR ZAMAN ) ? Ataukah hanya sebatas dalam arti “ DIBASUH, DIUSAP, DIURAP “ ? Ternyata, sekalipun menyebut Nabi Isa as dengan “ AL MASIH “, Al Qur’an justru berbicara tentang kesaksian Yesus ( Nabi Isa as.) mengenai kedatangan RASUL ALLAH sesudahnya bernama “ AHMAD ( atau : MUHAMMAD ) “ . Ayat  Al  Qur’an  surah  Ash  Shaaf  ayat 6 mengungkapkan :
Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata : " Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan ( datangnya ) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad ( Muhammad) " …
Pernyataan Al Qur’an ayat Ash Shaaf 6 membuktikan  bahwa Al Qur’an  TIDAK MENGAKUI Yesus sebagai MENAHEM ( NABI AKHIR ZAMAN ) tetapi mengakui Yesus adalah orang YANG DIURAP sehingga karenanya bergelar ALMASIH sebagaimana juga tradisi Islam menyebut DAJJAL PENYESAT dengan “ AL MASIH “. Oleh karena itu tidak ada pertentangan antara Al Qur’an dengan INJIL BARNABAS berkenaan dengan kedatangan RASUL ALLAH – MENAHEM – NABI AKHIR ZAMAN seperti yang dituduhkan si Penganut Kristen dalam sanggahannya tersebut. Yang ada pertentangan antara KHAYALAN SI KRISTEN TENTANG AL QUR’AN dengan INJIL BARNABAS.  
Dari bahasan yang disajikan nyatalah betapa kelirunya si Penganut Kristen dengan pernyataan sanggahannya tersebut. Disarankan kepada semua penganut Kristen, sebelum memberi komentar Al Qur’an pelajari Al Qur’an terlebih dahulu, supaya tidak terjadi kengawuran, sebab kebenaran Al Qur’an tidak dibangun oleh khayalan penganut Kristen.

6.    Pernyataan sanggahan : “  Many Muslims believe that Allah has sent 124,000 prophets into the world, but this Gospel places the count at 144,000 (Barnabas, chapter 17) “ - “ Banyak orang Muslim yang percaya bahwa Allah mengutus  124.000  Nabi ke dunia tetapi Injil ini menyatakan jumlah 144.000 ( Barnabas , pasal 17 ) “.

TANGGAPAN  :
Injil Barnabas yang menyebut  jumlah Nabi 144.000 orang terdapat pada pasal 17 ayat 21. Dan oleh si Kristen dipertentangkan dengan “ pendapat dari banyak orang Muslim “ tanpa menyajikan dan mengutip bagaimana bunyi “ pendapat dari banyak orang Muslim “ tentang jumlah nabi tersebut . Bukannya dipertentangkan dengan ayat Al Qur’an atau Hadist. Dalam Al Qur’an tidak pernah disebut jumlah Nabi yang diutus kecuali Allah menyatakan kepada Nabi Muhammad saw , Sang Penerima Wahyu : “ Ada yang diceritakan dan ada yang tidak diceritakan “. Seharusnya si Penganut Kristen  mengajukan referensi dari sumber Islam, apakah benar  pendapat dari banyak orang Muslim “ menyatakan jumlah Nabi sebanyak 124.000 dan juga mempertimbangkan bagaimana dengan pendapat “ sebagian besar orang Muslim “ yang tidak menyatakan jumlah Nabi sebanyak itu. Dengan demikian, sanggahan si Penganut Kristen terhadap Injil Barnabas dengan memperbandingkan pernyataan Injil Barnabas pasal 17 ayat 21 tentang jumlah Nabi 144.000 dengan “ pendapat dari banyak orang Muslim “ tentang jumlah Nabi 124.000 sangat tidak layak sehingga sebenarnya tidak perlu ditanggapi. Namun supaya pembaca tidak terjebak oleh pernyataan sanggahan yang tidak layak, terpaksa disajikan tanggapan ini. Hanya menjadi pertanyaan, apakah perbedaan mengenai jumlah Nabi cukup substantif untuk dipertentangkan antara yang disebut Injil Barnabas dengan yang dikatakan oleh si Penganut  Kristen :  pendapat dari banyak orang Muslim dalam rangka mengajak ummat Islam agar ramai-ramai menolak Injil Barnabas ?. Seharusnya si Penganut  Kristen begitu pula penganut Kristen lainnya perlu mengetahui bahwa pengakuam jumlah nabi berapapun besar nominalnya, bukan bagian dari  syahadat “ ( kredo ) kaum Muslimin dan jika menolak jumlah tersebut – terkecuali Nabi-nabi sebanyak 25 Rasul yang namanya disebut dalam Al Qur’an – tidak menyebabkan keluar dari Islam. Oleh karena itu jika hendak mempertentangkan Injil Barnabas dengan Al Qur’an, angkatlah aspek- aspek mendasar yang menyangkut akidah dan iman kaum Muslimin. Jangan mengangkat masalah-masalah yang tidak bermakna sedikitpun bagi keimanan. Jumlah yang disajikan Injil Barnabas masih lebih baik daripada Injil-Injil kanonik yang tidak berbicara apa-apa mengenai jumlah nabi.

7.     Pernyataan sanggahan : “ It tells us that God sent a group of believers to hell for 70,000 years (Barnabas, chapter 137), whereas the Qur’an says that God would not harm a believer even so much as by the weight of an ant ( Surah 4 : 40 )  -  :   Dikatakan kepada kita bahwa Allah mengutus sekumpulan orang beriman ke neraka selama 70.000 tahun ( Barnabas , pasal 137 ),  sebaliknya Al Qur’an menyatakan bahwa Allah tidak akan merugikan orang-orang beriman hatta sekalipun seberat seekor semut ( Surah 4 : 40 ) “.

TANGGAPAN  :
Injil Barnabas pasal 137 , ayat 1 berbunyi : “  Maka di saat itu Rasul Allah memohon : ‘Ya Tuhan, ada di antara kaum mukmin yang telah tinggal di neraka tujuh puluh ribu tahun ‘ “. Sebenarnya pasal 137  menubuatkan tentang kehadiran Nabi Muhammad saw , yang dalam ayat tersebut dikatakan “ Rasul Allah “ yaitu bagaimana Nabi Muhammad saw melepasklan orang mukmin dari neraka dan sudah tinggal di neraka selama 70.000 tahun. Dan hebatnya si Penganut Kristen dalam pernyataan sanggahannya mempertentangkan dengan ayat Al Qur’an An Nisaa’ 40 ( Qs. 4 : 40 ) yang menyatakan : “  Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar “. Sulit dipahami, aspek apa yang hendak dipertentangkan oleh si Penganut Kristen antara ayat Barnabas 137 : 1 dengan ayat  An Nisaa’ 40 ( Qs. 4 : 40 ), sebab ayat An Nisaa’ 40 ( Qs. 4 : 40 ) berbicara mengenai pahala yang diterima oleh seorang mukmin bila melakukan kebajikan sekalipun kebajikan yang dilakukan hanya sebesar atom . Allah tetap akan memberikan imbalan . Dan ayat An Nisaa’ 40  ( Qs. 4 : 40 ) tidak menafikan bahwa seorang mukmin akan dimasukkan ke dalam neraka akibat dosa-dosa yang dilakukan. Dan setelah beberapa lama dalam neraka menjalani proses  penyucian “ , lalu si mukmin tersebut dikeluarkan dari neraka dan dimasukkan dalam surga. Orang mukmin seluruhnya akan dimasukkan ke dalam surga, ada yang masuk langsung ke dalam surga tanpa hisab ada dan ada yang dimasukkan ke dalam neraka terlebih dahulu baru kemudian dimasukkan ke dalam surga. Dan berapa lama seorang mukmin berada dalam neraka bergantung pada kadar dosa yang dilakukan selama hidupnya di dunia atau bergantung sungguh pada rahmat Tuhan. Oleh karena itu, tidak tertutup kemungkinan ada orang mukmin berada dalam neraka selama 70.000 tahun. Sedangkan orang Kristen dan non Muslim lainnya akan dimasukkan ke dalam neraka selama-lamanya, tidak keluar-keluar menjalani siksaan yang pedih karena mereka syirik kepada Allah dengan menyembah  dan menjadikan manusia sebagai tuhan mereka.
Kembali kita saksikan kengawuran si Penganut Kristen yang mempertentangkan ayat Barnabas 137 : 1 dengan ayat An Nisaa’ 40 ( Qs. 4 : 40 ).

8.        Pernyataan sanggahan : “ According to this gospel, there are nine heavens and ten hells ( Barna- bas, chapters 52,57,178 ). However, the Qur'an teaches only seven heavens  ( Surah 2:29 ) “ - : “ Menurut Injil in , ada sembilan surga dan sepuluh neraka ( Barnabas , pasal 52, 57,178 ). Akan tetapi Al Qur’an mengajarkan hanya tujuh surga ( Surah 2 : 29 ) “.

TANGGAPAN  :
Ayat Barnabas pasal 52 yang menyebut “ SEPULUH NERAKA “ adalah ayat 1. Ayat lainnya dalam pasal 52  dengan jumlah 20 ayat, tidak ada yang menyebut jumlah neraka. Benarkah ayat Barnabas 52 : 1  menyatakan ada sepuluh neraka ? Untuk jelasnya dikutipan ayat Barnabas 52 : 1 yang berisi ucapan Yesus sebagai berikut :
Sesungguhnya kukatakan kepadamu bahwa hari pembalasan Allah itu akan menjadi dahsyat sehingga ORANG-ORANG YANG TERKUTUK ITU MEMILIH SEPULUH NERAKA daripada pergi untuk mendengar Allah berfirman kepada mereka dengan kemarahan yang sangat.
Perhatikan ! Adakah ayat Barnabas 52 : 1 menyebut jumlah neraka ada SEPULUH ? Ayat tersebut hanya berbicara mengenai sikap ORANG-ORANG TERKUTUK yaitu daripada mereka mendengar kemarahan Allah , mereka lebih baik memilih SEPULUH NERAKA . Jadi tidak ada pemahaman bahwa jumlah neraka ada SEPULUH. Dalam Barnabas pasal 52 , sama sekali tidak disebut tentang SURGA.  Kita simak ayat Barnabas pasal 57.  Ayat yang menyebut “ SEPULUH NERAKA “ dijumpai pada ayat 3, yang dikutipkan berikut :
Dan tiap pukulan yang dipukulkan kepada Setan itu SEBERAT SEPULUH KALI NERAKA.
Dari 29 ayat dalam Barnabas pasal 57 , selain ayat 3 tersebut, tidak dijumpai ayat lain yang menyatakan “ SEPULUH NERAKA “. Benarkah ayat Barnabas 57 : 3  menyatakan ada sepuluh neraka ? Sungguh bodoh memahaminya demikian karena Barnabas pasal 57 berbicara mengenai hukuman untuk IBLIS/SETAN nanti di akhirat , yaitu akan dihukum seberat SEPULUH KALI NERAKA. Bukan ada sepuluh neraka . Satu ekstrapolasi berlebih-lebihan. Ketika Injil Barnabas berbicara mengenai hukuman yang diterima IBLIS/SETAN sebesar SEPULUH KALI NERAKA tapi si Kristen memahaminya sebagai BANYAK NERAKA ADA SEPULUH. Dan anehnya, si Kristen meliwati pasal 59 ayat 2  dari Injil Barnabas yang justru menegaskan ADA TUJUH TINGKAT NERAKA . Mengapa diliwati dan tidak diperhatikan ? Dalam ajaran para Ulama Islam,  Neraka atau dalam bahasa Al Qur’an : NAAR disebutkan : Neraka Jahannam, Neraka Jahim , Neraka Wail, Neraka Hawiyah, Neraka Sa’ir , Neraka Huthamah dan Neraka Saqar, yang jumlahnya juga TUJUH.
Dan juga dalam Barnabas pasal 57 , sama sekali tidak disebut tentang SURGA.  Berikutnya kita simak Barnabas pasal 178 yang hanya berbicara tentang SURGA , dan tidak menyinggung NERAKA. Juga disebut mengenai “ SEMBILAN LANGIT “  yaitu pada ayat 6 :
Sungguh kukatakan kepadamu bahwa LANGIT itu ada sembilan., di antaranya terletak bintang-bintang yang bergerak dan jarak antara satu dengan yang lain ialah sama dengan perjalanan seseorang lima ratus tahun “.
Setelah menyimak ayat Barnabas pasal 52, 57 dan 178 , sekarang kita simak ayat Al Baqarah  29 ( Qs. 2 : 29 ) dengan terjemahan dikutip sebagai berikut :
Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.
Terlihat ayat Al Baqarah  29  ( Qs. 2 : 29 ) tidak pernah mengatakan jumlah surga ada tujuh. Yang dikatakan oleh ayat Al Baqarah 29  ( Qs. 2 : 29 ) adalah JUMLAH LANGIT ada tujuh, bukan jumlah surga ada tujuh. Kata  sab’a samaawaati  “ tidak dimaknakan dengan “ TUJUH SURGA“. Kata “samaawaati “ hanya berarti  “ LANGIT “ dan selalu dipadankan dengan penciptaan  “ BUMI “ ( al-ardh ).  
Ketika ayat Barnabas 52 : 1, begitu pula  ayat Barnabas 57 : 3  tidak pernah mengatakan jumlah neraka ada sepuluh dan sama sekali tidak menyebut surga, dan ketika  ayat Barnabas pasal 178 ayat 6 tidak pernah mengatakan jumlah surga ada  9  melainkan hanya mengatakan jumlah langit ada 9 dan sama sekali tidak menyebut jumlah neraka, ternyata si Penganut Kristen penyanggah Injil Barnabas  mempertentangkannya dengan ayat Al Qur’an  Al Baqarah  29  ( Qs. 2 : 29 ) yang dikatakannya menyatakan surga ada tujuh  dengan berkata : “  Menurut Injil ini , ada sembilan surga dan sepuluh  neraka ( Barnabas , pasal 52, 57,178 ). Akan tetapi Al Qur’an mengajarkan hanya tujuh surga  ( Surah 2 : 29 ) “ padahal yang dikatakan Al Baqarah  29  ( Qs. 2 : 29 ) adalah jumlah langit ada tujuh, maka adakah yang lebih ngawur dari pernyataan sanggahan si Penganut  Kristen tersebut ?. Sangat mengherankan, apa dasarnya sehingga mempertentangkan ayat Al Baqarah  2 ( Qs. 2 : 29 ) dengan ayat ( Barnabas , pasal 52, 57,178 ) ? Kebenaran apa yang diperoleh dengan kengawuran pernyataan untuk menyanggah Injil Barnabas? Untuk diketahui oleh penganut Kristen, berdasarkan ayat Al Qur’an, surga itu banyak  begitu pula neraka,  tidak dibatasi  9 atau 10. Mengenai surga atau dalam bahasa Al Qur’an : JANNAH, disebutkan :  Jannatu ‘Adn, Jannatul Firdaus, Jannatul Ma’wa , Jannatul Khuldi, Jannatun Na’im,  Darus Salam, Darul Jalal, Darul Jinan, Darul Qarar, Darul Bawar, Darul Maqamah dan sebagainya.  Terlepas dari kekeliruan tuduhan tersebut, mungkin ada penganut Kristen yang berkilah : “ Oke, baiklah tuduhan tersebut kami akui keliru karena mengatakan Injil Barnabas ada menyebut 9 surga padahal seharusnya seharusnya 9 langit dan mengatakan ayat Al Qur’an Al Baqarah  29  ( Qs. 2 : 29 ) ada menyebut 7 surga padahal yang sebenarnya 7 langit. Nah , bagaimana dengan  fakta baru yang terangkat di mana Injil Barnabas mengatakan ada 9 langit dan ayat Al Qur’an Al Baqarah  29 ( Qs. 2 : 29 ) ada menyebut 7 langit ? Bukankah itu berarti Injil Barnabas bertentangan dengan Al Qur’an ? “. Penganut Kristen mungkin merasa bangga karena dapat mengajukan fakta pertentangan tersebut. Tetapi tidak menyadari akan kelemahan dan kekurangan pengetahuannya tentang Al Qur’an, Bahasa Arab dan masalah numerika. Yang mengherankan adalah mempertentangkan pernyataan Injil Barnabas  tentang “ 9 langit “ dengan pernyataan Al Qur’an tentang “ 7 langit “ ketika kitab suci agama Kristen sendiri yang bernama BIBEL/ALKITAB tidak berbicara apa-apa tentang bilangan “ jumlah “ . Mana yang lebih tidak benar, apakah Injil Barnabas ataukah Bibel/Alkitab ? Selanjutnya mengenai “ kontradiksi “ pernyataan Injil Barnabas  tentang “ 9 langit “ dengan pernyataan Al Qur’an tentang “ 7 langit “ yang disajikan tersebut, pertanyaan yang perlu diajukan kepada penganut Kristen yaitu  :
-       Apa yang dimaksud dengan “ langit “ ( as-samaa-a ) dalam Al Qur’an dan apa pula yang dimaksud dengan “ 7 – tujuh “ yang tersebut dalam Al Qur’an dan bahasa Arab ?
-     Apa yang dimaksud dengan “ langit “ dalam Injil Barnabas dan bagaimana masalah angka     9 – sembilan “ yang disebut dalam Injil Barnabas ketika dhubungkan dengan tradisi Kristen ?
Langit dalam bahasa Arab adalah : TIAP-TIAP YANG ADA DI ATAS KITA atau DI SEBELAH ATAS. Ternyata kita dapati dalam Al Qur’an penjelasan tentang “ langit “ ( as-samaa’a ) dalam tiga kata kunci : “ binaa-an “ ( Al Baqarah 22 ) - “ tibaa-qan “ atau lapisa/tingkat ( Nuh 15 ) dan “ saf-qan  mahfuudhan “ ( Al Anbiyaa’ 15 ). Oleh karena itu jika menyinggung ayat Al Baqarah 29   yang menyebut “ TUJUH LANGIT “ harus dikaitkan dengan kata-kata kunci tersebut. Ketika berbicara mengenai langit sebagai “ binaa-an “ maka harus dikaitkan dengan benda-benda langit, seperti bintang dan planet . Ketika berbicara mengenai langit sebagai “ tibaa-qan “ maka harus dikaitkan dengan “ lapisan-lapisan “ seperti atmofsir, ionosfer dan sebagainya. Dan ketika berbicara mengenai langit sebagai “ saf-qan mahfuudhan “ atau “ atap “ berarti berbicara  mengenai susunan pelindung bumi misalnya lapisan ozon yang berfungsi sebagai atap bagi kehidupan bumi dari radiasi ultra violet . Lalu mana yang diinginkan oleh penganut Kristen untuk dibandingkan dengan “ 9 langit “ yang disebut Injil Barnabas ? Apakah “ binaa-an “ ataukah “ tibaa-qan “ atau “ saf-qan  mahfuudhan “ ? Kemudian perlu diketahui , kata “ tujuh “ dalam bahasa Arab bukan semata-mata ukuran nominal melainkan menunjukkan : BANYAK. Dengan demikian, jika disebut “ TUJUH LANGIT “ bisa berarti BANYAK  LANGIT. Dan memang langit itu banyak. Dan oleh penganut Kristen , pernyataan Al Qur’an tentang  “ TUJUH LANGIT “ dipertentangkan dengan pernyataan Injil Barnabas tentang “ SEMBILAN LANGIT “. Lalu apa tujuan mempertentangkannya ? Apakah penganut Kristen setuju jika yang benar adalah “ TUJUH LANGIT “ sebagaimana yang dinyatakan Al Qur’an dan yang tidak benar adalah “ SEMBILAN LANGIT “ yang dinyatakan Injil Barnabas ? Ataukah sebaliknya yang benar adalah Injil Barnabas dan yang salah adalah Al Qur’an ? Menjawab pertanyaan tersebut, penganut Kristen sendiri harus memiliki konsep ajaran tentang JUMLAH LANGIT. Lalu berapa jumlah langit menurut BIBEL/ALKITAB ? Ternyata Bibel/Alkitab sama sekali tidak mengajarkan apa-apa tentang JUMLAH LANGIT ! Menjadi pertanyaan, apakah penganut Kristen tidak memiliki tradisi pengetahuan mengenai JUMLAH LANGIT  ketika Bibel/Alkitab, kitab suci mereka tidak menyebukan apa-apa tentang hal itu ? Menjawab pertanyaan demikian , kita diingatkan dengan sebuah lempeng tembaga berukir berasal dari OBELISCUS PAMPHILIUS karya ATHANASIUS yang menggambarkan mengenai HARMONI LANGIT. Dalam lempeng tersebut terukir SEMBILAN LANGIT turun dari surga yang dicitrakan dengan SEEKOR ULAR BERKEPALA TIGA dan berhenti di atas bumi. Setiap langit mempunyai sebuah MUSE ( RUH ) yang sesuai :
-       THALIA  milik BUMI
-       CLIO  milik BULAN
-       CALLIOPE  milik MERCURIUS
-       TERPSICHORE  milik VENUS
-       MELPOMENE milik  MATAHARI
-       ERATO milik MARS
-       EUTERPE milik YUPITER
-       POLYHYMNIA  milik SATURNUS
-       URANIA milik LANGIT ( dengan bintang-bintang tetap )
Lalu di atas LANGIT ( dengan bintang-bintang tetap ), “ Ketua Muse “ yaitu APOLLO menciptakan harmoni di antara LANGIT-LANGIT tersebut. Dan di atas APOLLO terdapat simbol segitiga : TRINITAS . ( baca Annemarie  Schimmel,  The Mystery of Numbers ).
Nah, apa yang dapat kita katakan dengan fakta ini ? Ternyata tradisi Kristen dengan kepercayaan TRINITAS–nya justru memiliki pemahaman bahwa LANGIT ADA SEM-BILAN !!! Cocok dengan pernyataan Injil Barnabas bahwa ada “ SEMBILAN LANGIT “. Dengan demikian, ketika mempertentangkan pernyataan Al Qur’an tentang “ 7 langit “ dengan pernyataan Injil Barnabas tentang “ 9 langit “ maka dari sudut tradisi Kristen, pernyataan Injil Barnabas telah didukung, yang berarti  pernyataan Al Qur’an adalah salah. Tetapi mengapa  mengajak ummat Islam untuk bersama-sama menolak Injil Barnabas dengan mengangkat aspek perbedaan jumlah langit antara Al Qur’an dengan Injil Barnabas padahal tradisi Kristen justru mendukung  9 langit “ ? Bukankah sikap dan tindakan demikian merupakan satu kegilaan dan kengawuran ? Seharusnya penganut Kristen mendukung pernyataan Injil Barnabas tentang “ 9 langit “ karena sesuai dengan tradisi Kristen dan menolak pernyataan Al Qur’an tentang “ 7 langit “. Baru demikian yang benar. Terlihatlah motif penganut Kristen sehingga mengangkat perbedaan jumlah langit antara Al Qur’an dengan Injil Barnabas.
Berbicara mengenai “ 9 langit “ , memang dalam peradaban-peradaban kuno menyebut keberadaan langit ke 9 sebagai langit tertinggi dan berada di luar 7 langit yang berplanet.  Keberadaan 9 langit kemudian menjadi tradisi Kristen sekalipun Bibel/Alkitab samasekali tidak  menyebut mengenai bilangan langit.  Mircea Eliade menjelaskan mengenai “ 9 langit “ tersebut sebagai daerah-daerah kosmis . Kosmologi Islam juga menegaskan bahwa alam semesta ( sistem tata surya) dibangun dengan  9 langit. Dan hal ini tidak perlu dipertentangkan dengan pernyataan Al Qur’an mengenai “ 7 langit “ karena istilah “ langit “ yang disebut dalam kosmologi Islam menunjukkan lapisan batas yang menyelimuti benda-benda langit : Bulan – Merkurius – Venus – Matahari – Mars –Yupiter, dan Saturnus. Kemudian langit ke-8  berisi bintang-bintang dengan kedudukan tetap dan langit ke-9 disebut dengan “ falaqul aflaq “ – langitnya langit – dan tidak mempunyai bintang-bintang. Dengan melihat fakta ini, sangatlah tidak benar mempertentangkan pernyataan Al Qur’an tentang “ 7 langit “ dengan pernyataan Injil Barnabas tentang  9 langit “.

9.   Pernyataan sanggahan : “ In this Gospel, it is stated that before the last day there will be a fifteen-day schedule of step-by-step destruction (Barnabas, chapter 53). It further states that on the thirteenth day the heavens shall be rolled up like a book and every living thing shall die. All this is in clear contradiction with the Qur’an, which states that men will be alive until the last day ( Surah 80:33-37 ). Nowhere does the Qur’an mention the death of the holy angels, but asserts that they will still perform their duty ( Surah 69: 15-17 ) “ yang diterjemahkan : “  Dalam Injil ini, dinyatakan bahwa sebelum hari kiamat akan ada lima belas hari yang secara teratur terjadi penghancuran setahap demi setahap ( Barnabas pasal 53 ). Selanjutnya dinyatakan bahwa pada hari ketiga-belas, langit digulung seperti sebuah buku dan setiap sesuatu yang hidup akan mati. Semua ini jelas berkontradiksi dengan Al Qur’an yang menyatakan bahwa manusia akan hidup hingga hari kiamat ( Surah 80 : 33 – 37 ). Tidak satupun ayat Al Qur’an menyatakan kematian dari malaikat suci tetapi
menyatakan dengan tegas bahwa para malaikat akan tetap menjalankan tugas  mereka  “.

TANGGAPAN  :
Benarkah yang dikatakan Injil Barnabas pasal 53  berkontradiksi dengan ayat Al Qur’an Surah 80 ayat 33 – 37 ?  Hanya menunjuk Surah 80 ayat 33 – 37 tapi tidak menyajikan isi Surah 80 ayat 33 – 37 . Apakah cukup hanya dengan ayat Surah 80 ayat 33 – 37 untuk dipertentangkan terhadap ayat Injil Barnabas pasal 53  tanpa memperhatikan ayat-ayat Al Qur’an, lainnya yang juga berbicara tentang hari kiamat dan tanpa meperhatikan pernyataan hadist ? Jika si Penganut Kristen hanya membatasi  pada ayat Al Qur’an Surah 80 ayat 33 – 37 untuk dipertentangkan dengan ayat Injil Barnabas pasal 53, sangat jelaslah ketidak-benarannya dan sekaligus menunjukkan kebodohannya . Ingat, berbicara tentang ajaran Islam maka dua komponen utama ajaran Islam yaitu AL QUR’AN dan HADIST , tidak bisa dilepaskan.
Mari kita perhatikan Injil Barnabas pasal 53 , yang mengungkapkan penjelasan Yesus tentang keadaan-keadaan yang terjadi ketika hari kiamat tiba.  
-       Sebelum hari kiamat tiba,  terjadi bencana berupa berlangsung peperangan dahsyat dan memusnahkan. Juga terjadi  seorang ayah membunuh anaknya dan sebaliknya anak membunuh ayahnya. Negeri-negeri hancur binasa. Terjadi wabah yang memusnahkan yang membawa kematian manusia yang banyak sehingga karena banyaknya mayat tidak ditemukan lagi manusia yang bisa membawa mayat-mayat ke kuburan dan  ditinggalkan begitu saja untuk menjadi makanan binatang buas. Kelaparan merajalela sedemikian sehingga sepotong roti menjadi lebih mahal dari sebongkah emas. Tidak lagi terdengar manusia memohon ampun kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa  akan dosa-dosa mereka bahkan justru mengumpat Allah. ( ayat 1 – 10 )
-  Muncul tanda-tanda alam yang menunjukkan mulai tibanya hari kiamat dengan proses-proses yang berlangsung selama 15 hari ( ayat 11 – 33 ), yaitu :
·  Hari Pertama , berputarnya matahari diorbitnya tanpa cahaya , bahkan menjadi hitam seperti pencelup baju.            
·      Hari Kedua, bulan berbalik menjadi darah dan bumi dibasahi oleh darah laksana embun.
·      Hari Ketiga, bintang-bintang saling bertabrakan.
·      Hari Keempat, batu-batu kecil bertumbukan dengan batu-batu besar.
·      Hari Kelima, menangis tanaman dan rumput dengan air mata darah
·      Hari Keenam, air laut meluap setinggi seratus lima puluh hasta dan berhenti seperti tembok spanjang siang hari
·      Hari Ketujuh, air laut yang meluap surut kembali hingga tidak tidak terlihat.
·    Hari Kedelapan, burung-burung , binatang darat dan binatang laut berkumpul dengan teriakan dan jeritan-jeritan
·  Hari Kesembilan, turun hujan salju yang menakutkan dan memusnahkan sehingga kurang dari sepersepuluh dari hidup, bisa selamat.
·     Hari  Kesepuluh, datang  kilat  dan  guruh  yang  menakutkan  sehingga  sepertiga gunung-gunung terbelah dan terbakar.
·      Hari Kesebelas, air sungai mengalir mundur ke hilir dan berupa darah.
·      Hari Kedua Belas, semua makhluk merintih dan menjerit.
·     Hari Ketiga Belas, langit dilipat seperti lipatan buku, dan api dihujankan sehingga mati seluruh yang hidup.
·      Hari Keempat Belas, terjadi gempa dahsyat, puncak-puncak gunung berhamburan di udara laksana burung-burung. Bumi menjadi datar rata.
·      Hari Kelima Belas, malaikat-malaikat Allah mati, dan tidak ada yang hidup kecuali Allah sendiri.
Demikian gambaran peristiwa kiamat menurut Injil Barnabas pasal 53. Supaya dibedakan dengan saat kebangkitan, yang terjadi sesudah proses penghancuran. Apakah semua yang digambarkan Injil Barnabas tentang proses pengahncurtalan alam semesta pada hari kiamat tersebut bertentangan dengan Al Qur’an dan Hadist ? ( Jangan hanya dengan ayat Al Qur’an Surah 80 ayat 33 – 37 ).  Untuk itu mari kisa simak Surah 80 ayat 33 – 37 yang ditunjuk si Kristen, dan kemudian berikutnya bisa pula dilengkapi ayat-ayat Al Qur’an lainnya juga Hadist. Terjemahan Surah 80 ayat 33 – 37, adalah demikian :
Dan apabila datang suara yang memekakkan ( tiupan sangkakala yang kedua ), pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya, Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.
Mana dari ayat Al Qur’an Surah 80 ayat 33 – 37 yang terjemahannya dikutipkan di atas yang  berkontradiksi dengan Injil Barnabas pasal 53 ? . Yang dilukiskan oleh Surah 80 ayat 33 – 37
adalah kondisi sikap manusia ketika tiba hari penghancuran , sejalan dengan pengisahan Injil Barnabas pasal 53 ayat 27  : ” ..merintih dan menjeritlah semuah makhluk ”. Lalu apanya yang mau dipertentangkan? Tampak sekali khayalan si Penganut Kristen dalam sanggahannya dan menghasilkan kebohongan pernyataannya. Demikianlah cara penganut Kristen dalam membela kebenarannya ” yaitu dengan memanipulasi makna ayat-ayat kitab suci dan hanya main tunjuk ayat tanpa menyajikan isi ayat yang ditunjuk. Dan orang pun mengira sebagai pernyataan yang benar tetapi ternyata adalah dusta dan kebohongan.
Mengenai keadaan langit yang dilipat atau digulung sebagaimana yang dilukiskan Injil Barnabas pasal 53 ayat 28 , kita dapatkan kesesuaiannya dengan ayat-ayat Al Qur’an antara lain ayat Az Zumar 67 ( s.39 : 67 )  :  ”.... padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya ...”. Dan ayat At Taqwir 1  ( s. 81 : 1 ) : ” Apabila matahari digulung ”. Lalu apa yang mau dikontradiksikan antara ajaran Islam ( Al Qur’an dan Hadist ) dengan Injil Barnabas pasal 53 ayat 28 ? Lihat ayat Al Qur’an dan Hadist yang berbicara tentang hari kiamat dan jangan hanya melihat Surah 80 ayat 33 – 37 saja yang hanya berbicara tentang kondisi manusia pada hari kiamat.
Begitu pula dengan pernyataan sanggahannya : ” ..... dan setiap sesuatu yang hidup akan mati. Semua ini jelas berkontradiksi dengan Al Qur’an yang menyatakan bahwa manusia akan hidup hingga hari kiamat ( Surah 80 : 33 – 37 )  ” . Pernyataan sanggahan yang benar-benar menunjukkan kengawuran . Tunjukkan  ayat dalam Surah 80 : 33 – 37 yang menyatakan manusia akan hidup hingga hari kiamat ?  Gambaran yang diberikan Surah 80 : 33 – 37 hanya berbicara mengenai keadaan manusia ketika “ tiupan sangkakala kedua “ , tanda hari kiamat tiba. yang diikuti kematian bagi segala sesuatu yang hidup termasuk manusia. Dan itu pula yang digambarkan Injil Barnabas  pasal 53 ayat 29  : “ ….Seluruh yang hidup akan mati “. Sangat mengherankan, atas dasar apa sehingga si Kristen mempertentangkan Injil Barnabas  pasal 53 ayat 29 dengan ayat Al Qur’an Surah 80 : 33–37.
Selanjutnya si Kristen dalam sanggahannya menyatakan: “ Tidak satupun ayat Al Qur’an menyatakan kematian dari malaikat suci tetapi menyatakan dengan tegas bahwa para malaikat akan tetap menjalankan tugas mereka  “. Secara khusus, memang tidak ada satupun ayat Al Qur’an yang menyatakan kematian malaikat, sama seperti Jin, Iblis , para setan, binatang dan makhluk hidup lainnya tidak ada satupun ayat Al Qur’an yang menyatakan kematian mereka. Tetapi secara umum Al Qur’an menyatakan kepastian kematian makhluk-Nya yaitu : manusia, jin, Iblis , setan, binatang dan makhluk hidup lainnya. Dapat dibaca ayat Al Qur’an surah Ali ‘Imran 185 ( Qs. 3 : 185 ) – surah Al ‘Anbiya 35 ( Qs. 21 : 35 ) – surah Al Ankabuut 57 ( Qs. 29 : 57 ) : “ Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati …… “. Dengan pernyataan ayat-ayat Al Qur’an tersebut secara jelas malaikat juga akan mati, iblis dan setan juga akan mati, jin juga mati, binatang juga mati, sama seperti halnya manusia. Dan supaya diperhatikan pernyataan Injil Barnabas pasal 53 ayat 29  : “ …Seluruh yang hidup akan mati “ ternyata sama dengan pernyataan Al Qur’an : “ Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati“. ( Qs. 3 : 185- Qs.     21 : 35 - Qs. 29 : 57). Lalu atas dasar apa mempertentangkan pernyataan Injil Barnabas pasal 53 ayat 29  : “ … Seluruh yang hidup akan mati “ dengan Al Qur’an padahal Al Qur’an menyatakan hal yang sama ?  Apakah karena tidak tersebut dalam Surah 80 : 33 – 37 ?. Jika demikian alasannya maka benar-benar si Penganut Kristen keterlaluan dalam sanggahannya. Lihatlah seluruh ayat Al Qur’an untuk menetapkan apakah pernyataan Injil Barnabas  pasal 53 ayat 29 bertentangan dengan ayat Al Qur’an atau tidak , jangan memaksakan harus diperbandingkan dengan ayat Al Qur’an Surah 80 : 33 – 37. Sikap demikian merupakan satu kebodohan yang keterlaluan dan sangat memalukan.
Marilah kita cermati kebodohan pernyataan sanggahan si Penganut Kristen : ” ..... dan setiap sesuatu yang hidup akan mati. Semua ini jelas berkontradiksi dengan Al Qur’an yang menyatakan bahwa manusia akan hidup hingga hari kiamat ( Surah 80 : 33 – 37 )  ”. Bagaimana bisa mengatakan kalimat ” ..... dan setiap sesuatu yang hidup akan mati ” bertentangan dengan Al Qur’an padahal kalimat ” ..... dan setiap sesuatu yang hidup akan mati ” justru menjadi pernyataan Al Qur’an sendiri ( dengan kalimat : Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati “. - Qs. 3: 185- Qs. 21 : 35 - Qs. 29 : 57-). Jika pernyataan sanggahan si Penganut Kristen dibenarkan ( - dan itu hanya dilakukan manusia kurang waras - ) maka apakah  ayat-ayat Al Qur’an Qs. 3: 185- Qs. 21 : 35 - Qs. 29 : 57 yang menyatakan : Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati “, juga “ berkontradiksi dengan Al Qur’an yang menyatakan bahwa manusia akan hidup hingga hari kiamat ( Surah 80 : 33 – 37 )  ”. Jelaslah betapa tidak benarnya pernyataan sanggahan si Kristen tersebut.

10.  Pernyataan sanggahan : “ In chapter 32, 66 and 67 of this gospel Jesus is reported to have said that offerings and sacrifices are not part of God's command but are man made traditions. In other words this gospel denies that God ordered burnt sacrifices in the Torah. However the Qur'an confirms that God did order the Israelites to offer sacrifices    ( Qur'an, Surah 2:67-72; Bible, Numbers 19:1-10 ) “ -  Dalam pasal 32, 66 dan 67 dari Injil ini, Yesus disebutkan telah berkata bahwa persembahan dan berkorban bukan bagian dari perintah Allah tetapi tradisi-tradisi dibuat manusia. Dengan kata lain, Injil ini  menyangkal bahwa Allah memerintahkan orang-orang Israel untuk mempersembahkan korban ( Qur’an , Surah 2 : 67 ; Bibel , Bilangan 19 : 1-9 ) “.

TANGGAPAN  :
Benarkan Injil Barnabas dalam pasal-pasal yang ditunjuk – pasal 32 , pasal 66 dan pasal 67 – dilaporkan Yesus menyatakan bahwa  ” ....  persembahan dan berkorban bukan bagian dari perintah Allah tetapi tradisi-tradisi dibuat manusia “. ? Untuk itu mari disimak pasal-pasal Injil Barnabas tersebut untuk membuktikan apakah pernyataan sanggahan tersebut benar atau dusta.
1.    Apakah benar  pasal 32  Injil Barnabas  memuat pernyataan Yesus bahwa  ” .... persembahan dan berkorban bukan bagian dari perintah Allah tetapi tradisi-tradisi dibuat manusia “. ? Jelas si Kristen penyaji sanggahan telah menunjukkan kebohongan karena ayat 14 – 15 pasal 32 Injil Barnabas justru memuat pernyataan kutipan Yesus  tentang perintah Allah mengenai persembahan dan korban : “ Berilah kepadaKu sembelihan syukur dan persembahkan kepadaku nazar-nazarmu.  Karena apabila Aku lapar, Aku tidak akan meminta sesuatupun daripadamu karena segala sesuatu ditanganKu dan padaKu kelimpahan “ . Oleh karena itu betapa kelirunya pernyataan sanggahan si Kristen tersebut. Untuk memperjelas kekeliruan dan kebohongan sanggahan si Kristen, kita bahas point-point penting dalam pasal 32 yang terkait dengan “ persembahan dan korban “.
Pasal 32 mengungkapkan respon Yesus atas sikap munafik orang-orang Yahudi – para tokoh dan ahli Taurat – ketika mereka mempertanyakan murid-murid Yesus yang makan tanpa membasuh tangan terlebih dahulu, yang sudah menjadi tradisi Yahudi di rumah seorang tokoh dan ahli Taurat. ( ayat 1 sd. 5 ). Sikap kemunafikan para tokoh dan ahli Taurat terlukis dalam pertanyaan Yesus : “ Apakah kamu membatalkan syariat Allah untuk memelihara adat istiadatmu ? “. ( ayat 6 ).  Menjadi pertanyaan, syariat Allah yang mana yang dibatalkan oleh orang-orang Yahudi demi memelihara adat tradisi yang mereka  bangun ?  Dan bagaimana pula bentuk tradisi yang dibangun orang-orang Yahudi yang dikatakan Yesus membatalkan syariat Allah ?  Menjawab pertanyaan-pertanyaan demikian, perlu disimak pernyataan- pernyataan Yesus ketika menggambarkan sikap munafik orang-orang Yahudi ( para Imam dan Ahli Taurat ) yang terkandung dalam pertanyaannya mereka.  Yesus merincinya :
-    Para Ahli Taurat menyuruh orang-orang Yahudi untuk melakukan persembahan dan menazarkan segala sesuatu untuk Bait Allah. ( ayat 7 ).
-    Persembahan dan pembayaran yang dinazarkan berasal dari harta yang sedikit yang justru dibu- tuhkan untuk menyantuni orang-orang tua mereka. ( ayat 8 ).
-      Ketika orang-orang tua mereka meminta uang yang dinazarkan tersebut, maka anak-anak mereka menolak dengan mengatakan bahwa uang itu nazar kepada Allah sehingga orang-orang tua mereka ditimpa kemelaratan ( ayat 9 -10).
Mementingkan “ membayar nazar “ ( nazar yang diharuskan para Imam dan Ahli Taurat  dan keharusan demikian menjadi tradisi ) dalam tradisi yang dibangun rupanya lebih diutamakan daripada melepaskan kemelaratan keluarga. Ada pemaksaan keharusan bernazar dan membayar nazar oleh para Imam dan Ahli Taurat ketika di sisi lain membiarkan seseorang terjerat dalam kemiskinan dan kemelaratan , padahal  “ uang nazar “  ada tersedia dan dapat dipakai untuk mengatasi kemelaratan. Dalam tradisi yang dibangun , lebih utama membayar nazar  (yaitu  nazar yang “ dipaksakan “ para Imam dan Ahli Taurat ) daripada mengatasi kemiskinan dengan uang yang dipakai membayar nazar. Inilah yang disindir Yesus :  Wahai ahli Taurat yang bohong dan berpura-pura, adakah Allah menggunakan uang itu ? …………. Karena Allah tidak makan sebagaimana yang difirmankan melalui hamba-Nya Nabi Daud .‘ Adakah Aku memakan daging sapi an meminum darah domba?’ “. ( Barnabas 32 :  11, 13 ). Apalagi membayar nazar  yang pelaksanaannya “ dipaksakan “ para Imam dan Ahli Taurat  sebenarnya  bertujuan untuk memperkaya para Imam dan Ahli Taurat sebagaimana dikatakan Yesus :   Wahai kaum yang munafik, sesungguhnya  kamu berbuat demikian hanyalah memenuhi kantungmu dan arena itulah kamu pungut  cukai atas daun ingu dan permen“ (ayat 16 ). Itulah yang menjadi tujuan pernyataan Yesus : “ Apakah kamu membatalkan syariat Allah untuk memelihara adat istiadatmu ? “ bukan  diartikan :        ” ....  persembahan dan berkorban bukan bagian dari perintah Allah tetapi tradisi-tradisi dibuat manusia “.  Buktinya dalam ayat 14 – 15  pasal 32 Injil Barnabas , Yesus mengutip pernyataan ALLAH : “ Berilah kepadaKu sembelihan syukur dan persembahkan kepadaku Nazar-nazarmu.  Karena apabila Aku lapar, Aku tidak akan meminta sesuatupun daripadamu karena segala sesuatu ditanganKu dan padaKu kelimpahan “. Lalu bagaimana dikatakan bahwa menurut Injil Barnabas , Yesus menyatakan ” ....  persembahan dan berkorban bukan bagian dari perintah Allah tetapi tradisi-tradisi dibuat manusia “ ? .  Oleh karena itu betapa kelirunya pernyataan sanggahan si Kristen tersebut.
Selanjutnya mengenai  makan tanpa membasuh tangan dan kenajisan yang dilakukan murid-murid Yesus dan diprotes para Imam dan Ahli Taurat, Yesus menjelaskan dalam ayat 31 pasal 32 tersebut sebagai berikut :
Sesungguhnya kukatakan kepadamu sekalian bahwa makan roti dengan tangan yang tidak bersih, tidak akan menajiskan seseorang karena sesuatu yang masuk ke dalam manusia tidak menajiskan manusia itu, tetapi yang keluar dari manusia itu menajiskan manusia.
Pernyataan pasal 32 ayat 31 Injil Barnabas , tidak berbeda dengan penyajian Injil Matius      ( Matius 15 : 11 : “  Bukannya barang yang masuk ke dalam mulut itu menajiskan  melainkan barang yang keluar dari dalam mulut, itulah  yang menajiskan orang    ) dan Injil  Markus ( Markus 7 : 15 : “ Tiadalah barang sesuatupun yang datang dari luar orang serta masuk ke dalamnya dapat menajiskan dia. Hanyalah barang yang keluar dari dalam orang, itulah yang menajiskan dia  “ ).  Injil Lukas ( Lukas 11 : 37  ) yang juga bercerita tentang membasuh tangan ketika makan roti ( - diceritakan yang melakukan adalah Yesus, bukan murid-murid ) dan dipertanyakan oleh orang Parisi , ternyata tidak menyajikan  pernyataan Yesus seperti yang diungkap Injil Barnabas , Injil Matius dan Injil Markus di atas kecuali dengan redaksi yang sangat beda makna : “ Hai kamu yang bodoh,bukankah Yang menjadikan di sebelah luar , itu juga menjadikan yang di sebelah dalam ? “ (Lukas   11 : 40). Sedangkan Injil Yahya memang tidak berbicara sama sekali mengenai peristiwa tidak membasuh tangan ketika makan roti tersebut. 
2.    Pasal  66 dan  Pasal  67  Injil  Barnabas  adalah dua pasal yang bersambung dalam pengisahan satu peristiwa.  Si Penganut Kristen dalam sanggahannya telah menjadikan kedua pasal tersebut sebagai dalil bahwa    Yesus disebutkan telah berkata bahwa persembahan dan berkorban bukan bagian dari perintah Allah tetapi tradisi-tradisi dibuat manusia “ .  Rupanya ayat –ayat yang terkait dengan pasal 66 dan  pasal 67 Injil Barnabas dan dijadikan dasar sanggahan oleh si Penganut Kristen adalah pasal 66  ayat 15 – 17  dan pasal 67 ayat 4 yang dikutipkan berikut :   
Celakalah bagimu wahai ahli Taurat dan kaum Parisi !. Celakalah bagimu wahai para Imam dan orang-orang Lewi , karena kamu telah merusak cara penyembelihan korban-korban untuk Tuhan. Sehingga orang-orang yang datang untuk mempersembahkan korban-korbnan itu mempercayai bahwa Allah itu makan daging masak seperti manusia. ( Pasal 66 ayat 15 – 17 ) .
Akan tetapi Allah berfirman melalui Nabi Yeremia : “Jauhkanlah daripadaKu segala sembelih-anmu itu, sesungguhnya korban-korbanmu itu terbenci olehKu  “ ( Pasal 67 ayat 4 )
Menjadi pertanyaan, apakah ayat-ayat di atas menjadi bukti bahwa Injil Barnabas mengungkapkan bahwa Yesus disebutkan telah berkata bahwa persembahan dan berkorban bukan bagian dari perintah Allah tetapi tradisi-tradisi dibuat manusia “ ? Menyimak ayat 15-17 pasal 66 , ternyata sangat jauh dari hal tersebut dan tidak bisa dijadikan dalil tentang adanya pernyataan Yesus : “ per- sembahan dan berkorban bukan  bagian dari perintah Allah tetapi tradisi-tradisi dibuat manu- sia “ .  Pernyataan demikian hanyalah khayalan si Kristen, bukan ucapan Yesus.   Justru ayat-ayat tersebut menunjukkan adanya  perintah Allah untuk persembahan dan berkorban. Yang ditekankan oleh ayat 15-17 pasal 66 Injil Barnabas adalah : “ ….. para Imam dan orang-orang Lewi , …  telah merusak cara penyembelihan korban-korban untuk Tuhan “. Jadi, ada cara penyembelihan korban-korban  yang benar untuk Tuhan tetapi para Imam dan orang-orang Lewi telah merusak hakekat penyembelihan korban-korban untuk Tuhan tersebut sehingga menjadi tidak benar.
Selanjutnya mengenai ayat 4 pasal 67 Injil Barnabas, menjadi pertanyaan, apakah bunyi teks ayat menunjukkan  bahwa    persembahan dan berkorban bukan bagian dari perintah Allah tetapi tradisi-tradisi dibuat manusia “ ? Untuk memahami tujuan ayat ayat 4 pasal 67 Injil Barnabas dan sekaligus menjawab pertanyaan tersebut,  harus dilihat dasar munculnya pernyataan ayat tersebut .  Sebagai bandingan kita simak ayat Yesaya   1 : 11,13 berikut :
Apa guna kepadaKu kebanyakan korbanmu ? , demikianlah firman Tuhan. Jemulah Aku akan segala korban bakaran daripada domba jantan dan akan lemak segala lembu yang tambun, maka tiada Aku suka akan darah lembu muda atau anak domba atau kambing jantan
Jaangan lagi kamu membawa persembahan dengan cuma-cuma; bahwa pembakaran dupa itu kebencian kepadaKu, segala bulan baru dan sabat dan panggilan sidang berhimpun itu tersabarkan olehKu; demikianpun puasa dan segala hari raya.
Kita tidak bisa mengatakan bahwa Tuhan melarang melakukan persembahan korban. Pernyataan Tuhan dalam ayat Yesaya 1 : 11 memiliki alasan sebagaimana dinyatakan dalam ayat Yesaya 1 : 10  yang memuat seruan Yesaya :
Dengarlah olehmu firman Tuhan, hai segala penghulu Sodom, berilah telinga akan hukum Allah kita, hai bangsa Gomora.
Sangat jelas  bahwa  dituntut untuk mendengar dan melaksanakan hukum Allah. Lalu pada ayat Yesaya  2 : 6  ditegaskan mengapa Tuhan ” menolak ” umatNya  :
..... sebab mereka itu penuh dengan kejahatan terlebih daripada segala bangsa Masyrik.
Oleh karena itu, kita tidak bisa mengatakan bahwa berdasarkan ayat Yesaya 1 : 11,13, sesungguhnya persembahan dan korban tidak disuruh  oleh Tuhan melainkan menjelaskan bahwa Tuhan menolak persembahan dan korban yang disajikan ” umatNYa ” lantaran umatNya tidak melaksanakan hukum Tuhan dan banyak melakukan kejahatan. Apakah gunanya persembahan dan korban jika umatNya tidak melaksanakan hukumNya dan banyak melakukan kejahatan ?
Simak pula ayat Yeremia 6 : 20  yang dikutipkan berikut :
.......... Bahwa akan korban bakaranmu tiada Aku berkenan dan korban sembelihanmu tiada sedap bagiku. 
Kita juga tidak bisa mengatakan bahwa berdasarkan ayat Yeremia 6 : 20 , Tuhan melarang melakukan persembahan korban. Pernyataan Tuhan dalam ayat Yeremeia 6 : 20 memiliki alasan sebagaimana dinyatakan dalam ayat Yeremia 6 : 19  :
Dengarlah olehmu hai bumi ! Bahwa celaka yang Kudatangkan atas negeri ini, yaitu hasil segala kepikiran mereka itu sendiri, karena tiada diindahkannya segala firmanKu dan dibuangnya akan hukum-Ku. 
Juga kita tidak bisa mengatakan bahwa berdasarkan ayat Yeremia 6 : 20, sesungguhnya persembahan dan korban tidak disuruh  oleh Tuhan melainkan menjelaskan bahwa Tuhan  menolak persembahan dan korban yang disajikan ” umatNYa ” lantaran umatNya tidak mengindahkan firman Tuhan dan tidak melaksanakan hukum Tuhan. Apakah gunanya persembahan dan korban jika umatNya tidak mau mendengarkan firman Tuhan dan tidak melaksanakan hukumNya ? Penolakan Tuhan atas persembahan dan korban yang tercantum dalam ayat Yesaya 1 : 11,13 dan ayat Yeremia 6 : 20  tidak bisa diartikan  persembahan dan berkorban bukan bagian dari perintah Allah tetapi tradisi-tradisi dibuat manusia “ melainkan sikap Tuhan terhadap “ umatNya “ yang tidak mau mendengar firman-Nya, tidak mau melaksanakan hukum-Nya dan banyak melakukan kejahatan.
Seperti halnya ayat Yesaya 1 : 11,13 dan ayat Yeremia 6 : 20  yang memiliki alasan sehingga Tuan menolak persembahan dan korban dari  ” umat-Nya ” , ternyata ayat 4     pasal 67 Injil Barnabas juga memiliki alasan  sebagaimana  tercantum dalam Injil Barnabas pasal 67 ayat 5 -7 yang dikutipkan berikut : 
Karena sudah mendekatlah waktu yang padanya akan disempurnakan oleh Allah apa yang difirmankan oleh Tuhan kita melalui Nabi Hosea , firman-Nya : ” Aku akan memanggil kaum yang tidak terpilih itu menjadi kaum terpilih .
Dan sebagaimana Ia berfirman tentang Nabi Yehezkiel : ” Allah akan membuat perjanjian baru dengan kaumNya, tidak seperti yang telah diberikan kepada bapak-bapakmu, lalu tidak mereka tepati dan Allah akan mencabut hati mereka yang seperti batu, kemudian akan mengaruniakan mereka hati baru.
Dan semua itu akan terjadi karena kamu sekarang tidak bertindak menurut syariat-Nya padahal anak kunci itu ada padamu tetapi kamu tidak membuka, bahkan kamu menutup jalan terhadap mereka yang akan melawat padanya.
Berdasarkan alasan yang tersebut dalam Injil Barnabas pasal 67 ayat 5 – 7   sebagaimana yang dikutipkan, nyatalah bahwa pernyataan ayat Injil Barnabas Pasal 67 ayat 4 :  Jauh-kanlah daripadaKu segala sembelihanmu itu, sesungguhnya korban-korbanmu itu terbenci olehKu    tidak bisa diartikan sebagai “ Yesus disebutkan telah berkata bahwa persembahan dan berkorban bukan bagian dari perintah Allah tetapi tradisi-tradisi dibuat manusia melainkan dipahami karena ada dua alasan yang sangat penting yaitu : (1 ) karena orang-orang Yahudi    tidak bertindak menurut syariat-Nya   lagi dan (2 ) inilah yang sangat penting karena merupakan alasan penubuatan yaitu sudah mendekatlah waktu yang padanya akan disempurnakan oleh Allah ........ firman-Nya : ” Aku akan memanggil kaum yang tidak terpilih itu menjadi kaum terpilih ”. Arti penubuatan yang tercantum dalam kalimat ayat tersebut yaitu kenabian diberikan kepada ” kaum yang tidak terpilih ” sehingga kaum itu menjadi ” kaum terpilih ”. Dan waktu terjadinya sudah akan sampai. Siapa yang dimaksud dengan ” kaum yang tidak terpilih ” tersebut ? Bibel yang diakui kanonik oleh penganut Kristen, berkisah mengenai  Hajar dan anaknya Ismail , dibuang oleh Ibrahim ke belantara Paran demi memenuhi keinginan Sara supaya anaknya Ishak saja yang disayangi Ibrahim. Pembuangan atas Hajar dan anaknya Ismail hanya mengindikasikan sebagai ” kaum yang tidak terpilih ”, dan kemudian ternyata menjadi ” kaum terpilih ” dengan beralihnya kenabian dari Bani Israel ke Bani Ismail. Dan perlu diketahui, pernyataan Yesus dalam Injil Barnabas pasal 67 ayat 5 -6 sejalan dengan pernyataan Yesus dalam versi Injil Yahya : “ Hai perempuan , percayalah kepadaku,bahwa masanya akan datang apabila kamu akan menyembah Bapa itu , bukan di atas bukit ini dan bukan di Yerusalem . Pernyataan yang  juga mirip dengan versi Injil Yahya tersebut terdapat pula dalam  ayat lain versi Injil Barnabas  :  Akan tiba suatu saat di mana Allah menganugerahkan rahmat-Nya DI NEGERI LAIN dan orang dapat bersujud kepadaNya di tiap tempat dengan hak ........  “.  Perhatikan ! Orang menyembah Allah bukan lagi dibukit Samaria dan bukan lagi di Yerusalem ( versi Injil Yahya ). Kalau begitu di mana ? Allah menganugerahkan rahmatnya DI NEGERI LAIN !. ( versi Injil Barnabas ). Ini menunjukkan bahwa kenabian telah berpindah bukan lagi pada turunan Israil melainkan pada turunan Ibrahim yang lain . Dalam hal ini : TURUNAN ISMAIL yaitu Nabi Muhammad SAW  !  Pengalihan tugas kenabian, sejalan dengan penegasan Yesus sendiri dalam  Matius 21 : 43  :
Sebab itu Aku berkata kepadamu bahwa KERAJAAN ALLAH AKAN DIAMBIL DARI PADAMU dan diberikan kepada suatu bangsa yang menerbitkan buahnya.
Kerajaan Allah akan diambil dari kaum Yahudi ! Kerajaan Allah akan diserahkan kepada bangsa lain yang mampu memberikan buahnya ! . Atau menurut Injil Barnabas : “ Allah menganugerahkan rahmat-Nya DI NEGERI LAIN dan orang dapat bersujud kepadaNya di tiap tempat dengan hak ........  “. Juga sejalan dengan Yesaya 28 :  11 :
Maka  sebab itu Ia pun akan berfirman  kepada  bangsa  ini  dengan LIDAH YANG AJAIB  dan DENGAN BAHASA YANG LAIN  .
Jadi ada pengalihan kenabian dari Bani Israil/bangsa Yahudi sebagai alasan Tuhan               menolak ” persembahan dan korban dari ” umatNya ” ( bangsa Yahudi/Bani Israil ) dan penolakan tersebut bukan diartikan dengan persembahan dan berkorban bukan bagian dari perintah Allah tetapi tradisi-tradisi dibuat manusia “ seperti yang dikatakan si Kristen dalam sanggahannya.
Dari bahasan atas ayat-ayat Injil Barnabas pasal 32 , 66 dan 67 di atas , betapa kelirunya si Kristen dengan sanggahannya yang mempertentangkannya  dengan Al Qur’an Al Baqarah  67  termasuk juga mempertentangkannya dengan Bibel ayat Bilangan 19 : 1-9 . Jika si Kristen yang menyajikan sanggahan ternyata mengabaikan alasan Tuhan sehingga menolak persembahan dan korban dari “ umat-Nya ( Bani Israel/Bangsa Yahudi )  pada Injil Barnabas pasal 32, 66 dan 67 maka si Kristen harus pula mengabaikan alasan penolakan persembahan dan korban yang tercantum dalam ayat Yesaya  1 : 11,13 dan  ayat Yeremia 6 : 20. Dan jadilah kedua ayat Bibel ini bertentangan dengan ayat Bilangan 19 : 1-9. Dan mengherankan mengapa harus memanipulasi ayat Injil Barnabas ketika menyanggah Injil Barnabas. Sajikanlah menurut apa adanya dan berikanlah analisis. Baru demikian pembahasan yang benar, bukan dengan memanipulasi dengan sekedar main tunjuk ayat tanpa analisis. Dan memang begitulah cara-cara penganut Kristen mempertahankan “ kebenarannya “ yang sesat.
Selanjutnya setelah mempertentangkan pernyataan Injil Barnabas dengan Al Qur’an dalam rangka mengajak ummat Islam untuk sama-sama penganut Kristen menolak Injil Barnabas, tanpa kejujuran bahwa Bibel/Alkitab justru lebih bertentangan dengan Al Qur’an, si penganut Kristen  ( - yaitu penulis sanggahan terhadap Injil Barnabas dalam situs internet - ) menyajikan pernyataan-pernyataan dalam Injil Barnabas yang dituduhkan sebagai kesalahan dan saling berkontradiksi satu dengan yang lain. Beberapa pernyataan tuduhan tersebut telah disajikan pada bagian tanggapan atas pernyataan sanggahan sebelumnya. Berikut disajikan tuduhan si penganut Kristen yang belum disinggung disertai dengan tanggapan atasnya .

1.    Pernyataan sanggahan penganut Kristen : “  Herod (Antipas) is mentioned as having power and many soldiers at his command in Jerusalem and Judea ( Barnabas, chapter 214 ). This is a blunder because he ruled only in Galilee some sixty miles away. This gospel calls him a Gentile (Barnabas, chapter 217 ), although he was a practising Jew. He was only in Jerusalem to celebrate the feast of the Passover, which is why he was able to be consulted during Jesus' trial “ – “ Herodes ( Antipas ) ditegaskan mempunyai kekuasaan dan sejumlah serdadu di bawah komandonya di Yerusalem dan Yudea ( Barnabas pasal  214 )“. Hal ini merupakan sebuah kesalahan besar sebab ia memerintah hanya di Galilea, (sebuah wilayah) sekitar 60 mil jauhnya ( dari Yerusalem dan Yudea ). Injil ini menyebutnya seorang kafir ( Barnabas pasal 217 ), meskipun ia ( Herodes Antipas ) mempraktekan ke-Yahudi-an.  Ia ( Herodes Antipas ) di Yerusalem  hanya   untuk  merayakan  hari  raya  Paskah,  yang  mana  karenanya  mengapa  ia ( Herodes Antipas ) telah memeriksa selama pengadilan terhadap Yesus “.

TANGGAPAN :
Sanggahan si Penganut Kristen terhadap Injil Barnabas di atas dapat dipilah menjadi dua, yaitu  :
a.   Figur HERODES yang dimintai bantuan pasukan oleh Kepala Imam dan para Ahli Taurat untuk menangkap Yesus yang saat itu ada di Yerusalem untuk merayakan hari Paskah ( Pasah ). Menurut pemahaman si Penganut Kristen , figure HERODES yang disebut Injil Barnabas adalah HERODES ANTIPAS. Menurut si Penganut Kristen, hal yang disebutkan, tidak benar karena Yerusalem bukan wilayah kekuasaan HERODES ANTIPAS. Jadi, si Penganut Kristen mengukur wewenang pengiriman pasukan berdasarkan pada siapa penguasa wilayah tersebut.
b.       Injil Barnabas  menyebutkan  bahwa  HERODES  ANTIPAS  adalah  seorang  “  GENTILES  “. Istilah “ GENTILES “ mempunyai dua makna : BANGSA NON YAHUDI  dan BANGSA KAFIR . Dalam tradisi dan keyakinanYahudi,  kedua makna ini, bersinonim karena BANGSA NON YAHUDI  adalah BANGSA KAFIR . Dan menurut si Penganut Kristen, Injil Barnabas telah menyatakan sesuatu yang tidak benar, karena HERODES ANTIPAS mempraktekkan ke-Yahudian ( “ This gospel calls him a Gentile, although he was a practising Jew “ ).
Tanggapan atas sanggahan si Penganut Kristen di atas didasarkan kepada kedua aspek tersebut.
a.    SIAPAKAH HERODES YANG MENGIRIM BANTUAN PASUKAN UNTUK MENANG -KAP YESUS ?
Perlu diketahui oleh penganut Kristen, sesudah wafatnya, HERODES YANG AGUNG ( Herod The Great ) digantikan oleh anak-anaknya yaitu :
1.        HERODES ARKHELAUS, yang memerintah YUDEA yang berada di selatan dan mencakup wilayah pegunungan di sebelah utaranya : SAMARIA. Ibu kota pemerintahanya adalah YERUSALEM.
2.        HERODES ANTIPAS yang memerintah wilayah GALILEA  bagian utara dan PEREA yang terletak di sebelah timur sungai Yordan.
3.        FILIPUS , memerintah wilayah di sebelah timur sungai Yordan dan di sekitar Danau Galilea.
Ayat Injil Barnabas pasal 214 yang ditunjuk si Penganut Kristen sebagai bukti ketidak benaran Injil Barnabas adalah ayat 8 – 10 . Mari kita simak pasal 214 Injil Barnabas  ayat 8-10  yang dikutipkan sebagai berikut :
Lalu ia ( Kepala Imam, ZA ) mengutus seorang Parisi kepada HAKIM dan HERODES untuk mendatangkan barisan-barisan tentara.
Maka kedua orang itu ( HAKIM dan HERODES, ZA ) memberikan kepadanya ( yi. Kepada Yudas Iskariot , ZA ) karena mereka khawatir akan khalayak ramai.
Lalu mereka memanggul senjata mereka dan keluarlah mererka dari Yerusalem dengan obor-obor dan lampu-lampu di atas tongkat-tongkat 
Persoalannya bermula ketika  si Penganut Kristen merespon ayat Injil Barnabas pasal 214 ayat    8 -10 : “ Lalu ia ( Kepala Imam, ZA ) mengutus seorang Parisi kepada HAKIM dan HERODES untuk mendatangkan barisan-barisan tentara “ . Menurut pemahaman si Penganut Kristen, ayat Injil Barnabas tersebut menyatakan bahwa HERODES ANTIPAS adalah PENGUASA ( RAJA )  YUDEA ( beribukota : YERUSALEM ) dengan berkata  bahwa Injil Barnabas mengatakan :  Herod (Antipas) is mentioned as having power and many soldiers at his command in Jerusalem and Judea -  Herodes ( Antipas ) ditegaskan mempunyai kekuasaan dan sejumlah serdadu di bawah komandonya di Yerusalem dan Yudea ) “ berdasarkan bunyi Injil Barnabas pasal 214 ayat 8 -10 .  Padahal Injil Barnabas pasal  214 tidak pernah mengatakan demikian. Kemudian setelah menunjuk HERODES ANTIPAS sebagai “ HERODES “ yang dimaksud Injil Barnabas pasal 214 ayat 8 -10,  kemudian si Penganut Kristen menuduh : “  Hal ini merupakan sebuah kesalahan besar sebab ia memerintah hanya di Galilea, (sebuah wilayah) sekitar 60 mil jauhnya ( dari Yerusalem dan Yudea ) “. Apakah Injil Barnabas ada menyatakan bahwa Penguasa di Yudea dengan ibu kota Yerusalem adalah Herodes Antipas ? Itu hanya penafsiran si Penganut Kristen atas kalimat Injil Barnabas : “ Lalu ia ( Kepala Imam, ZA ) mengutus seorang Parisi kepada HAKIM dan HERODES untuk mendatangkan barisan-barisan tentara “. Tidak ada petunjuk dari Injil Barnabas  kecuali hanya mengatakan satu kata : HERODES ! Dan Injil Barnabas pasal 214 ayat 8 – 10 sama sekali tidak memastikan dan tidak menegaskan bahwa HERODES ANTIPAS sebagai  PENGUASA YERUSALEM.  Bisa saja yang dimaksud dengan HERODES YANG DIMINTAKAN BANTUAN PASUKAN UNTUK MENANGKAP YESUS adalah HERODES ANTIPAS sebagaimana yang dikatakan si Penganut Kristen atau bisa pula yang dimaksud adalah HERODES ARKHELAUS  selaku penguasa wilayah Yerusalem, yang bagaimanapun adalah pemilik otoritas pengamanan wilayahnya dari kekacauan. Memang HERODES ANTIPAS adalah PENGUASA ( RAJA ) GALILEA dan sekitarnya dan ia pada waktu peristiwa penangkapan Yesus berada di Yerusalem. Injil Lukas 23 : 5-7 yang menginformasikan :  
Maka makin berkeras kehendak mereka itu, katanya : “ Ia menghasut kaum itu sambil mengajar orang di seluruh tanah Yudea dari Galilea sampai ke tempat ini. Setelah Pilatus mendengar demikian, lalu ia bertanya, kalau orang itu orang Galilea. Setelah diketahuinya bahwa ia ( yi. Yesus, ZA ) terhisab kepada pemerintahan Herodes, maka disuruhnya bawa dia ( yi. Yesus, ZA ) kepada Herodes , YANG ADA PADA MASA ITU JUGA DI YERUSALEM.
Menurut  ayat Lukas 23 : 5-7 Pilatus mengirim Yesus ke Herodes karena diketahuinya bahwa Yesus adalah  rakyat Galilea sehingga terhisab kepada HERODES sebagai raja Galilea. Merujuk kepada alasan Pilatus demikian, dapat dipastikan bahwa HERODES yang disebut dalam ayat Lukas 23 : 8 -12 - di mana Yesus diserahkan kepadanya – tidak lain adalah HERODES yang menjadi RAJA GALILEA atau HERODES ANTIPAS.  Sebenarnya Injil Barnabas sendiri pada pasal 217 ayat 57 menegaskan hal sama :
Adapun Pilatus ( yaitu nama Hakim itu) maka agar supaya ia terlepas dari tuduhan, ia mengatakan: “ DIA ORANG GALILEA sedang HERODES ADALAH RAJA GALILEA “.
Kisah yang diceritakan  Injil Barnabas pasal 217 ayat 57 menunjukkan kesamaan yang kental dengan cerita  ayat Lukas 23 : 5-7. Yang dimaksud  “ HERODES RAJA GALILEA “ tidak lain adalah HERODES ANTIPAS yang kebetulan saat itu menurut Injil Lukas 23 : 5-7 : “ ADA PADA MASA ITU JUGA DI YERUSALEM “. Informasi  Injil Lukas 23 : 5-7  memberi makna bahwa memang Herodes (Antipas) adalah Raja Galilea seperti yang ditegaskan oleh Injil Barnabas pasal 217 ayat 57 . Dan ketika Yesus mau ditangkap, Herodes (Antipas)  PADA MASA ITU JUGA DI YERUSALEM. Kita tidak tahu, apa tujuan Herodes (Antipas )  berada di Yerusalem. Apakah hadir untuk mengikuti perayaan HARI PASAH ( PASKAH ) ? Ataukah hadir mengunjungi saudaranya HERODES ARKELAUS ? Atau bisa sekaligus kedua-duanya ?. Dan juga informasi Injil Lukas 23 : 5-7 di atas berlingkup terbatas yaitu  Pilatus menyerahkan urusan kepada HERODES – RAJA GALILEA karena Yesus adalah orang Galilea. Tetapi penjelasan demikian tidaklah serta memberi kepastian bahwa “HERODES“ yang dimintakan bantuan pasukan oleh Kepala Imam dan para Ahli Taurat sebagaimana yang tersebut dalam ayat Injil Barnabas pasal 214  ayat 8 - 10 : Lalu ia ( Kepala Imam, ZA ) mengutus seorang Parisi kepada HAKIM dan HERODES untuk mendatangkan barisan-barisan tentara “ adalah HERODES ANTIPAS. Melainkan HERODES dimaksud, bisa HERODES ANTIPAS atau bisa pula HERODES ARKHELAUS. Keduanya memiliki peluang sebagai HERODES YANG MEMBERI BANTUAN PASUKAN UNTUK MENANGKAP YESUS. Bahkan keduanya sama- sama berpartisipasi dalam memberikan bantuan pasukan dimaksud. Hal ini bisa dijelaskan sebagai berikut :

a.1. KEMUNGKINAN HERODES YANG MEMBERI BANTUAN PASUKAN UNTUK MENANG KAP YESUS ADALAH HERODES ANTIPAS

Kehadiran dan keberadaan HERODES ANTIPAS RAJA GALILEA  di Yerusalem, tidak boleh diartikan bahwa Herodes ( Antipas ) adalah RAJA YERUSALEM dan kemudian dimintakan bantuannya oleh para Imam Yahudi untuk mengirimkan pasukan yang akan menangkap Yesus. Inilah yang telah dilakukan si Penganut Kristen dalam memahami Injil Barnabas  pasal 214 ayat 8-10 . Mengartikan demikian hanya menunjukkan kekeliruan entah akibat kebodohan atau kekeliruan yang manusiawi. Dan perlu diketahui kehadiran HERODES ANTIPAS RAJA GALILEA di Yerusalem adalah bersama-sama pasukannya. Ayat Lukas 23 : 8-12  berkisah demikian :
Apabila Herodes melihat Yesus, maka sangatlah ia sukacita karena sudah lama ia hendak melihat dia, sebab didengarnya banyak dari hal dia dan harap juga ia melihat suatu mukjizat yang diperbuatnya. Lalu disoalnya dia dengan beberapa banyak pertanyaantetapi Yesus tiada menyahut suatu apapun kepadanya.
Maka segala kepala Imam dan ahli Torat itupun berdirilah  menuduh dia dengan kerasnya.
Maka HERODES BESERTA DENGAN LASYKARNYA itupun mengejikan sambil mengolok-olokkan dia, dikenakannya pakaian yang indah kepadanya, disuruhnya bawa kembali kepada PILATUS.
Berdasarkan ayat Lukas 23 : 12  tahulah kita bahwa HERODES ANTIPAS BERADA DI YERUSALEM BERSAMA PASUKANNYA. Hal ini memberi peluang bahwa HERODES ANTIPAS –lah yang memberi bantuan pasukan untuk menangkap Yesus. Dan hal itu tidak harus dikaitkan dengan status wilayah kekuasan. Yerusalem adalah wilayah kekuasaan Herodes Arkhelaus , tetapi Herodes Antipas ada di Yerusalem bersama pasukannya. Lalu apa yang salah dengan pengisahan dalam Injil Barnabas  pasal 214  ayat 8-10 : “ …. mengutus seorang Parisi kepada HAKIM dan HERODES untuk mendatangkan barisan-barisan tentara  “ ? gara-gara HERODES ANTIPAS bukan penguasa Yerusalem ?.

a.2.  KEMUNGKINAN HERODES  YANG MEMBERI BANTUAN  PASUKAN  UNTUK  MENANGKAP YESUS ADALAH HERODES ARKHELAUS.

Herodes Arkhelaus adalah penguasa tanah Yudea dan ibu kotanya Yerusalem. Selaku penguasa wilayah Yudea, dia bertanggung jawab hukum atas wilayah kekuasaannya dan memiliki otoritas sepenuhnya untuk mengambil tindakan bagi keamanan dan keselamatan negeri di bawah kekuasaannya tersebut . Oleh karena itu tidak ada yang salah ketika Injil Barnabas  pasal 214 ayat 8-10 menginformasikan Kepala Imam dan Ahli Taurat  : “ …mengutus seorang Parisi kepada HAKIM dan HERODES untuk mendatangkan barisan-barisan tentara “ maka dengan serta merta Herodes Arkhelaus mengirim pasukannya. Dalam hal ini, dalam kedudukannya sebagai Penguasa Yudea ( beribu kota : Yerusalem ) , Herodes Arkhelaus mengambil tindakan dengan mengirim pasukannya untuk menangkap Yesus karena berdasarkan laporan Kepala Imam dan para Ahli Taurat, Yesus adalah pembuat kekacauan. Sangat wajar. Dan kebetulan pula, saudaranya Herodes Antipas sebagai penguasa Galilea – di mana Yesus menjadi rakyatnya – berada pula di Yerusalem. Bukanlah tidak mungkin kedua penguasa bersaudara tersebut, bersatu padu memberikan dukungan pasukan untuk menangkap Yesus, sesuai dengan permintaan Kepala Imam dan para Ahli Taurat.
Dengan demikian, tidaklah tepat menafsirkan “ HERODES “ yang disebut dalam Injil Barnabas  pasal 214 ayat 8-10  sebagai HERODES ANTIPAS , seperti yang dikatakan si Penganut Kristen.
Terlihat tuduhan si Penganut Kristen bahwa “ Herod (Antipas) is mentioned as having power and many soldiers at his command in Jerusalem and Judea …“ ( Herodes ditegaskan mempunyai kekuasaan dan sejumlah serdadu di bawah komandonya di Yerusalem dan Yudea ……) sebagai sesuatu pernyataan yang gegabah.  Dan kekegabahan semakin kental ketika dituduhkan lanjut bahwa Injil Barnabas telah melakukan blunder  ( kesalahan besar) ketika mengisahkan pasukan Herodes keluar dari Yerusalem untuk menangkap Yesus. Kehadiran HERODES ANTIPAS beserta lasykarnya di Yerusalem tidak berarti ia HARUS sebagai Penguasa Yerusalem dan tidak menutup kemungkinan mengirim anggota pasukannya untuk menangkap Yesus ketika diminta oleh para Imam dan ahli Torat karena memang ia hadir di Yerusalem bersama pasukannya. Dan tidak tertutup pula kemungkinan yang mengirim pasukan itu Herodes Arkhelaus sebagai penguasa yang bertanggung jawab atas keamanan Yerusalem ketika dilaporkan Yesus membuat kekacauan berdasarkan laporan Kepala Imam dan para Ahli Taurat.

b.      APAKAH HERODES ANTIPAS SEORANG “ GENTILES “ ATAU YAHUDI ?
Selanjutnya si penganut Kristen berkata : “ Injil ini menyebutnya seorang kafir ( Barnabas pasal 217 ), meskipun ia ( Herodes Antipas ) mempraktekan ke-Yahudi-an “. Ayat dimaksud adalah Barnabas pasal 217 ayat 62 , yang berbunyi sebagai berikut :
Karena Herodes adalah dari golongan bangsa-bangsa lain dan ia menyembah tuhan-tuhan palsu dan dusta dan ia hidup dengan adat istiadat ummat-ummat yang najis.
Dalam teks Injil Barnabas 217 : 62 di atas disebutkan “ BANGSA-BANGSA LAIN “ dan dalam pernyataan sanggahan atas Injil Barnabas , si penganut Kristen menyebut dengan istilah  KAFIR “. Sebelum tanggapan diberikan, dibahas terlebih dahulu mengenai kedua istilah tersebut : “ BANGSA-BANGSA LAIN “ dan “ BANGSA-BANGSA LAIN “. Ada kosa kata bahasa Inggeris yang terkait dengan kedua istilah tersebut yaitu “ GENTILES “.
Kata “ GENTILES “ diartikan : KAUM NON YAHUDI. Dalam pandangan orang Yahudi , sesungguhnya orang-orang NON YAHUDI setingkat dengan BINATANG, yang wajib mengabdi kepada kaum Yahudi selaku UMAT TUHAN.  Bahkan Yesus sendiri menurut Injil-injil Kanonik menilai ORANG NON YAHUDI SAMA BAHKAN LEBIH RENDAH DERAJATNYA DARI ANJING. Berikut dikutipkan ayat Injil kanonik dimaksud :
Maka adalah SEORANG PEREMPUAN KANANI  datang dari jajahan itu serta berteriak,katanya :
“ Ya Tuhan, ya Anak Daud, kasihankanlah hamba ; karena anak hamba yang perempuan dirasuk setan terlalu sangat.
Tetapi sepatah katapun tiada dijawab oleh Yesus kepada PEREMPUAN ITU. Maka datanglah murid-muridnya meminta kepadanya serta berkata : “ Suruhlah PEREMPUAN ITU pergi karena ia berteriak-teriak di belakang kita “.
Maka jawab Yesus, katanya : “ Tiadalah AKU DISURUHKAN kepada yang lain HANYA KEPADA SEGALA DOMBA YANG SESAT DARI ANTARA BANI ISRAIL “.
Maka datanglah PEREMPUAN ITU sujud menyembah dia, katanya:  Ya Tuhan, tolonglah hamba “
Tetapi jawab Yesus, katanya : “ TIADA PATUT DI AMBIL ROTI DARI ANAK-ANAK LALU MENCAMPAKKAN KEPADA ANJING ! “. ( Matius 15 : 22 – 27 ).
Pengisahan yang sama dijumpai dalam ayat Markus  7 : 25 – 27 , tetapi bukan dikatakan SEORANG PEREMPUAN KANANI  melainkan “  PEREMPUAN ITU SEORANG GERIKA BANGSA SIRO PUNIKA “. Jelas, ORANG KANANI bukanlah ORANG YUNANI. Perbedaan yang tersaji menunjukkan fakta sesungguhnya mengenai “ BIBEL/ALKITAB “ yang menjadi kitab suci agama Kristen . Dan hebatnya , kisah yang diceritakan tidak ada dalam Injil Lukas dan Injil Yahya. Mengapa tidak ada pada kedua Injil tersebut ? Rupanya ROH KUDUS kelupaan mengilhami pengarang Injil Lukas dan Injil Yahya sehingga tidak tercatat oleh Injil Lukas dan Injil Yahya tetapi tercatat oleh Injil Matius dan Injil Markus.
Demikian pandangan Yahudi kepada manusia non Yahudi. Kedudukan kaum NON YAHUDI
yang sejajar dengan binatang dalam pandangan kaum Yahudi karena kepercayaan kaum Non Yahudi adalah menyembah berhala sehingga kata “ GENTILES “ juga dimaknakan dengan  “ KAFIR “. Oleh karena itu tidaklah mengherankan bila Yesus selaku orang Yahudi menyebut atau membandingkan perempuan Kanaan ( menurut Matius ) atau perempuan Gerika ( menurut Markus ) dengan ANJING. Itulah Yesus , TUHAN yang disembah penganut Kristen, rupanya TUHAN yang tidak bisa membedakan MANUSIA dengan ANJING.
Kembali kepada pembicaraan tentang  status dari HERODES yaitu HERODES ANTIPAS yang terangkat dalam tuduhan si Penganut Kristen : “ This gospel calls him a Gentile ( Barnabas, chapter   217 ), although he was a practising Jew “ ( Injil ini menyebutnya seorang kafir ( Barnabas pasal 217 ), meskipun ia ( Herodes Antipas ) mempraktekan ke-Yahudi-an). Pertanyaan, siapakah Herodes dimaksud dan benarkah Herodes Antipas mempraktekkan ajaranYahudi? Menjawab pertanyaan ini , kita kembalikan kepada Injil-Injil kanonik dan tulisan para pakar dari kalangan Kristen sendiri. Status Keyahudian HERODES ANTIPAS perlu dikaji. Ayahnya - yaitu HERODES YANG AGUNG  ( Herod The Great ) -  beribu Yahudi dengan ayah bernama ANTIPATER berasal dari bangsa Idumea. Jadi, berdarah campuran Yahudi, tidak murni Yahudi ( baca James D. Tabor : “ THE JESUS DYNASTY  “ – ed. Bhs. Indonesia :“ Dinasti Yesus “ hal. 47 ), walaupun dalam tradisi Yahudi, status Keyahudian seseorang dilihat dari ibunya. Kaisar Romawi, AGUSTUS (- sebelumnya bernama OKTAVIANUS dengan kedudukan sebagai Jenderal Romawi dan berhasil menjadi Kaisar Romawi setelah mengalahkan pesaingnya : ANTONIUS -) memberi gelar “ Raja Orang Yahudi “ kepada Herodes Yang Agung dan menjadi raja bawahan paling penting di kawasan timur Kekaisaran Romawi ( James. D.Tabor, hal. 109 ).  Tindakan pertama Herodes Yang Agung sebagai “ Raja Yahudi “ adalah mengekssekusi empat puluh lima dari tujuh puluh anggota Sanhedrin ( Dewan Hukum Yahudi ). Di Samaria, ia membangun SEBASTE yang berfungsi sebagai benteng pelindung kota, lengkap dengan SEBUAH KUIL BAGI KAISAR AGUSTUS  ( James. D. Tabor , hal. 120 ).
Kemudian Herodes Yang Agung diganti oleh anak-anaknya antara lain HERODES ANTIPAS yang diangkat sebagai Penguasa Galilea. Antipas dan Arkhelaus bertumbuh dan dididik di Roma di bawah petunjuk Kaisar secara langsung ( James. D. Tabor , hal. 120 ). Antipas , Arkhelaus dan Filipus, beda ibu. Memang Herodes mempunyai 9 isteri dan sejumlah anak. Ibu dari Herodes Antipas adalah seorang WANITA SAMARIA bernama  MALTAKHE ( James. D. Tabor , hal. 131 ).  Dari tradisi Yahudi, karena ibunya bukan Yahudi melainkan seorang Samaria maka status Keyahudian Herodes Antipas seharusnya menjadi tidak terakui.
Dan apakah HERODES ANTIPAS adalah seorang yang menjalankan syariat Yahudi ? Untuk diketahui, HERODES ANTIPAS adalah penguasa ( raja ) Galilea yang telah membunuh YAHYA PEMBAPTIS. Injil Kanonik yaitu Injil Matius 14 : 3 – 12  mengungkapkan alasan Herodes Antipas membunuh Yahya Pembaptis , yang dikutipkan sebagai berikut :
Adapun HERODES itu sudah menangkap Yahya lalu diikatnya dia dan dimasukkannya ke dalam penjara oleh sebab HERODIAH , isteri PHILIPUS, saudaranya itu, karena Yahya telah berkata kepada HERODES : ‘ Haramlah bagimu beristerikan dia ‘.
Maka HERODES hendak membunuh dia tetapi takut pula ia akan orang banyak karena mereka itu menilik Yahya itu seorang nabi. Tetapi pada perjamuan hari lahir HERODES, menarilah anak Herodiah yang perempuan itu di tengah orang serta menyukakan hati  baginda.
Oleh sebab itu bersumpah-janjilah HERODES  akan memberi padanya barang apa yang dimintanya. Maka anak perempuan itu telah dihasut oleh bundanya sebab itu katanya : “ Berilah kepada patik kepala Yahya Pembaptis di sini di dalam sebuah dulang “.
Maka berdukacitalah hati baginda tetapi oleh sebab sumpah itu dan lagi oleh sebab segala orang yang duduk santap sehidangan dengan dia , dititahkannya berikan juga.
Lalu disuruhkannya orang pergi memancung kepala Yahya di dalam penjara. Maka kepala itupun dibawa oranglah di dalam sebuah dulang dan diberikan kepada anak perempuan itu, maka ia pun membawa kepada bundanya.
Maka datanglah murid-murid Yahya mengambil mayatnya lalu menguburkannya dia ; maka pergilah mereka itu memberitahu kepada Yesus.

Bandingkan dengan ayat Markus 6 : 17 – 29 . Herodes yang disebut dalam ayat Matius 14 : 3 – 12 ( Markus 6 : 17 – 29 ) adalah HERODEA ANTIPAS. Ada dua tindakan yang dilakukan HERODES ANTIPAS berdasarkan ayat Matius 14 : 3 – 12 ( Markus 6 : 17 – 29 ). Pertama  mengawini isteri saudaranya PHILIPUS, sebuah TINDAKAN YANG MELANGGAR SYARI’AT MUSA.  Dalam Imamat 18 : 16 ditegaskan :
JANGAN KAMU DENGAN BINI SAUDARAMU, sebab telah seketiduran ia dengan saudaramu.
Herodes Antipas memperisteri Herodiah isteri Philipus ketika Herodiah masih menjadi isteri  Philipus. Kedua yaitu membunuh Yahya Pembaptis, seorang Nabi. Menjadi pertanyaan, apakah mengawini isteri saudara ( yang melanggar syari’at Musa ) dan membunuh seorang Nabi adalah praktek Keyahudian ?  Betapa gegabahnya si Penganut Kristen dengan mengatakan HERODES ANTIPAS sebagai orang yang menjalankan amalan Yahudi ( “ he was a practising Jew “ – ia  ( Herodes Antipas ) mempraktekan ke-Yahudi-an). Lalu bagaimana dengan sikap Yesus terhadap Herodes Antipas ? Berikut dikutipkan pernyataan James D. Tabor dalam bukunya  The Dynasty Jesus “ ( hal 132 ) : “  Yesus menganggap rendah Herodeas Antipas beserta segala sesuatu yang ia wakili. Yesus menyinggung dengan nada sarkastis tentang orang-orang yang berpakaian berbahan halus dan indah-indah serta hidup dalam kemewahan istana kerajaan. Ia pernah secara langsung menjuluki Herodes  ( Antipas ) sebagai “ si Srigala “ . Ketika Herodes menginterogasinya beberapa saat sebelum ia disalibkan, Yesus bahkan menolak buka mulut di hadapannya “. Sikap Yesus yang demikian terhadap HERODES ANTIPAS hanya mengindikasikan betapa najisnya HERODES ANTIPAS, sehingga untuk berbicara saja dengannya, ternyata Yesus tidak mau.
Dari bahasan yang dikemukakan, ada tiga aspek perilaku Herodes Antipas. Pertama, bukan berdarah murni Yahudi karena ibunya orang Samaria, salah satu kelompok “ GENTILES “ ( dalam arti :  NON YAHUDI ). Kedua, pelanggar syariat Musa karena mengawini isteri saudaranya sendiri, Filipus dan membunuh Yahya Pembaptis, satu bentuk sikap “ GENTILES “ ( dalam arti : KAFIR ). Ketiga, Yesus menganggap rendah Herodes Antipas serta menjulukinya sebagai binatang serigala, dan menolak berbicara dengan Herodes Antipas yang bisa menunjukkan bahwa HERODES ANTIPAS  adalah sesorang yang NAJIS, sehingga tidapk pantas diajak berbicara. Ketiga aspek yang dikemukakan sudah menunjukkan betapa NAJIS-nya Herodes Antipas. Lalu apa salahnya jika Injil Barnabas juga mengatakan : “ Herodes ( Antipas ) adalah dari golongan bangsa-bangsa lain dan ia menyembah tuhan-tuhan palsu dan dusta dan ia hidup dengan adat istiadat ummat-ummat yang najis “ ?.

2.     Pernyataan sanggahan penganut Kristen : “  In chapter 80 it is stated that Daniel was only two years old when he was captured by Nebuchadnezzar. This conflicts with the account in the Bible ( Daniel chapter 2 ), which says that Nebuchadnezzar consulted Daniel in the second year of his reign concerning his dream. He was so impressed by Daniel's wisdom that he appointed him a ruler over the province of Babylon. If the testimony of this gospel is accepted then Daniel would have to be three years old at this point “ – Dalam pasal 80 dinyatakan bahwa Daniel berumur dua tahun ketika ditangkap Nebukadnezar. Ini bertentangan dengan catatan dalam Bibel ( Kitab Daniel pasal 2 ) yang berkata bahwa Nebukadnezar memeriksa Daniel dalam tahun kedua dari pemerintahannya berkenaan dengan mimpinya. Ia ( Nebukadnezar ) sedemikian terkesan oleh kearifan Daniel yaitu ia ditetapkan olehnya seorang penguasa atas provinsi di Babilonia. Jika kesaksian Injil ini diterima, maka Daniel berumur tiga tahun pada saat itu.

TANGGAPAN :
Pasal 80 Injil Barnabas yang menyebut Daniel berumur dua tahun ketika ditangkap Nebukadnezar ada pada ayat 7 yang berbunyi :
Dan Nebukadnezar telah mengambil Daniel sebagai tawanan sejak bayi bersama Hananya, Azarya dan Misail, yang umur mereka  tidak lebih dari dua tahun ketika mereka tertawan dan dipelihara di tengah-tengah sekelompok khadam penyembah berhala.
Jadi, Injil Barnabas pasal 80 ayat 7 HANYA MENCERITAKAN MASA BANI ISRAEL DIKUASAI OLEH KERAJAAN BABILONIA YANG DIPIMPIN NEBUKADNEZAR yaitu ketika Daniel, Hananya, Azarya dan Masail berumur di bawah 2 tahun. Kisah yang diceritakan Injil Barnabas 80 : 7 sejalan dengan kisah yang diceritakan Kitab Daniel 1 : 1- 7 sebagai berikut :
Sebermula, maka pada tahun yang ketiga daripada kerajaan Yoyakim, raja Yehuda, DATANGLAH NEBUKADNEZAR RAJA BABIL ke Yerusalem lalu baginda mengepung akan dia. ( ayat 1 )
Maka diserahkan Tuhan akan Yoyakim raja Yehuda itu kepada tangannya, demikianpun separuh dari segala bejana Bait Ullah; maka dibawanya akan dia ke tanah Sinear, ke rumah berhalanya dan disuruhnya bawa masuk segala bejana itu ke dalam gedung perbendaharaan berhalanya. ( ayat 2 )
Maka titah baginda kepada Aspenaz, penghulu penjawat istana, disuruhnya bawa serta akan beberapa orang dari Bani Israil yang asal dari raja dan dari orang besar-besar, yaitu beberapa orang muda-muda yang satupun tiada celanya dan yang baik parasnya dan beradab dan berbudi dan bijaksana dan senang diajar, yang layak akan mengerjakan pekerjaan dalam istana baginda, supaya mereka diajarkan suratan dan bahasa orang Kasdim.( ayat 3 – 4 )
Maka ditentukan baginda, riasa mereka itu pada tiap-tiap hari, yaitu bahagian ajapan daripada santapan baginda sendiri dan daripada air anggur santapan baginda pun. Maka akan lamanya pemeliharaan mereka itu ditentukan TIGA TAHUN kemudian boleh mereka menghadap hadirat baginda.( ayat 5 )
Maka di antaranya adalah DANIEL dan HANANYA dan MISAIL dan AZARYA , yang dari pada bani Yehuda.( ayat 6 )
Maka oleh penghulu penjawat istana itu, ditukarlah namanya, akan Daniel dinamainya BELTSAZAR dan akan Hananya itu SADERAKH dan akan Misail itu MESAKH  dan akan Azarya itu ABED-NEGO.( ayat 7 )
Perbedaannya terletak pada masalah umur dari Daniel – Hananya – Misail – Azarya.  Berdasarkan ayat Daniel 1 : 3-4, dipahami rupanya Daniel – Hananya – Misail – Azarya berumur remaja ( “ …. bawa serta akan beberapa orang dari Bani Israil yang asal dari raja dan dari orang besar-besar, yaitu beberapa orang muda-muda yang satupun tiada celanya   ….  “ ) ketika dibawa ke Babilonia untuk mengabdi di istana raja Babilonia. Sedangkan menurut Injil Barnabas 80 : 7 , Daniel – Hananya – Misail – Azarya di bawa ke Babilonia ketika masih bayi     ( di bawah umur 2 tahun ). Perbedaan ini menjadi dasar bagi si Penganut Kristen untuk menyanggah Injil Barnabas dengan menunjukkan ketidak-benaran Injil Barnabas tentang umur Daniel – Hananya – Misail – Azarya di bawah umur 2 tahun di bawa ke Babilonia ketika masih bayi. Untuk membuktikan ketidak-benarannya, pernyataan Injil Barnabas 80 : 7 di- “ godok “ oleh si Penganut Kristen dalam kesimpulan logika setelah ditumbukkan dengan ayat Daniel        2 : 1 : “ Hata maka pada TAHUN YANG KEDUA DARI PADA KERAJAAN NEBUKAD-NEZAR, bermimpilah baginda Nebukadnezar suatu mimpi yang berkhayal, maka sangatlah berdebarlah hati baginda, sehingga hilanglah tidur daripadanya “ . Ujung-ujung dari masalah mimpi raja yang diceritkan,  Daniel berperan memberikan tafsirnya. Gambaran yang diberikan ayat Daniel pasal 2 menunjukkan Daniel sudah dewasa, bukan bayi. Oleh karena itu, jika benar pernyataan Injil Barnabas 80 : 7 tentang Daniel di bawah ke Babilonia pada waktu bayi, lalu bagaimana mungkin Daniel memberi tafsir mimpi pada “TAHUN YANG KEDUA DARI PADA KERAJAAN NEBUKADNEZAR “ ? Apakah ketika berumur 3 tahun ? Demikianlah maksud si Penganut Kristen dengan sanggahannya.  Tetapi si Penganut Kristen telah keliru dalam metode penarikan kesimpulan demikian. Seharusnya yang perlu dipertanyakan si Penganut Kristen adalah : BENARKAH NEBUKADNEZAR BERMIMPI TERSEBUT KETIKA PADA TAHUN KEDUA PEMERINTAHANNYA ? Hal ini dulu yang harus dibuktikan si Penganut Kristen . Mari kita simak bersama-sama :
-       Pada tahun ke berapa pemerintahannya, Nebukadnezar menyerang dan menundukkan kerajaan Yehuda serta menguasai Yerusalem ? Bibel tidak mengungkapkannya. Tetapi diperkirakan minimal 1 tahun lebih. Ini dugaan yang cukup logis untuk diterima dibandingkan jika diperkirakan baru beberapa bulan menduduki tahta kerajaan.
-  Setelah berapa tahun , Daniel – Hananya – Misail – Azarya boleh bertemu dan menghadap raja Nebukadnezar ? Ayat Daniel 1 : 5 menegaskannya : SETELAH TIGA TAHUN.
-      Dengan demikian, setelah berapa lama Nebukadnezar memerintah ketika Daniel – Hananya – Misail – Azarya menghadap raja Nebukadnezar ( Daniel 1 : 18 ) ? Berdasarkan ayat-ayat sebelumnya, diperkirakan dalam masa 4 tahun lebih Nebukadnezar menjadi raja.
Berdasarkan penyimakan di atas, lalu bagaimana bisa dikisahkan bahwa PADA TAHUN KEDUA PEMERINTAHANNYA, Nebukadnezar bermimpi dan Daniel memberikan tafsir atas mimpi raja, padahal pada tahun kedua tersebut, Daniel masih berada di Yerusalem, atau baru beberapa bulan berada di Babilonia dan juga belum diperkenankan bertemu raja ?  Oleh karena itu pernyataan ayat Daniel 2 : 1  : “ Hata maka pada TAHUN YANG KEDUA DARI PADA KERAJAAN NEBUKADNEZAR, ber-mimpilah baginda Nebukadnezar suatu mimpi yang berkhayal,……  SANGAT TIDAK BENAR, sehingga tidak benar pula untuk dibenturkan dengan pernyataan ayat Injil Barnabas    80 : 7 , Daniel – Hananya – Misail – Azarya di bawa ke Babilonia ketika masih bayi  ( di bawah umur 2 tahun ). Melihat ketidak-logisan dari aspek waktu dalam kisah yang diceritakan kitab Daniel, JUSTRU YANG DICERITAKAN INJIL BARNABAS lebih benar dan lebih masuk akal. Oleh karena itu betapa tidak benarnya sanggahan atas Injil Barnabas yang disajikan si Penganut Kristen di atas.

3.       Pernyataan sanggahan penganut Kristen : “Chapter 91 relates the account of the amassing of three armies, each of 200,000 armed men in a battle over the question of Christ's deity. Under Roman rule at that time both the possession of arms and the manufacture of arms were strictly controlled. Also, according to the Encyclopaedia Britanica, the whole Roman regular army only numbered 300,000 at this time and half of these were reserves. There was only a small garrison in Judea until the Roman destruction of Jerusalem in 68-70 CE “ – Pasal 91  mengungkapkan , jumlah anggota tiga angkatan perang, masing-masing 200.000 anggota pasukan dalam sebuah kegaduhan berkaitan dengan soal ketuhanan Kristus. Menurut  undang-undang Romawi pada waktu itu,  jumlah tentara yang dimiliki ( the possession of arms )  dan pengadaan tentara ( the manufacture of arms ) , keduanya dibatasi secara teliti. Juga menurut Encyclopaedia Britanica, keseluruhan pasukan angkatan perang regular Romawi hanya sejumlah 300.000 pada masa itu dan separohnya pasukan cadangan. Jadi hanya ada sebuah garnisum kecil di Yudea hingga Romawi menghancurkan Yerusalem pada tahun   68 – 70 M.

TANGGAPAN :
Jumlah anggota pasukan Romawi yang disinggung dalam sanggahan si Penganut Kristen di atas terbaca dalam Injil Barnabas  pasal 91 ayat 10  dengan bunyi terjemahan :
Maka berkumpullah di Mezba setelah itu, TIGA PUAK TENTARA, tiap puak daripadanya berjumlah DUA RATUS RIBU ORANG bersenjatakan pedang.
Latar belakang sehingga terjadi konsolidasi pasukan Romawi di Mezba tersebut karena telah terjadi kerusuhan di kalangan Yahudi berkenaan dengan YESUS KRISTUS. Orang-orang Yahudi berkelompok – kelompok sesuai dengan pemahaman mereka tentang Yesus Kristus. Ada kelompok Yahudi yang berpendapat : “ YESUS ADALAH ALLAH YANG TELAH DATANG KE BUMI “. Ada kelompok Yahudi yang berpendapat : “ YESUS ADALAH ANAK ALLAH  “ dan ada kelompok Yahudi yang berpendapat : “ ALLAH ITU TIADA MENYERUPAI MANUSIA. DARI ITU, DIA TIADA BERANAK , TETAPI SEBENARNYA YESUS ORANG NAZARET ITU ADALAH NABI ALLAH “. Munculnya pendapat dan pemahaman demikian tentang Yesus Kristus karena sikap tanggapan orang-orang Yahudi terhadap mukjizat yang dilakukan Yesus Kristus . Dan muncul pemahaman orang Yahudi terhadap Yesus sebagai ALLAH , didorong pula oleh pengaruh kepercayaan tentara Romawi yang berkata : “ YESUS ITU ALLAH YANG DATANG MENILIK MEREKA “. Pertentangan “ akidah “ terhadap Yesus telah memuncul kerusuhan di seluruh Yudea selama 40 hari  ( yi. hari berpuasanya orang-orang Yahudi ) dengan mempersenjatai diri masing-masing, bahkan anak melawan ayah , saudara melawan saudara , dalam mempertahankan keyakinan masing-masing tentang Yesus.
Para Imam Yahudi, Pilatus dan Herodes terbeban untuk menenangkan konflik antar warga Yahudi tentang Yesus Kristus. Dan karena itu berkumpullah anggota pasukan garnisum Romawi untuk menjaga ketenangan masyarakat. Jumlah pasukan Romawi terdiri dari tiga “ resimen “ dan tiap-tiap “ resimen “ beranggotakan pasukan tentara sebanyak 200.000 orang. Demikianlah yang dikisahkan Injil Barnabas pasal 91 ayat 10.
Menjadi pertanyaan, apa yang salah dengan kisah yang disajikan Injil Barnabas tersebut ? Apakah karena tidak sesuai dengan Encyclopaedia Britanica yang menyatakan bahwa pasukan angkatan perang regular Romawi hanya sejumlah 300.000 pada masa itu dan separohnya pasukan cadangan ? . Permasalahannya bagaimana dapat dipastikan bahwa yang dikatakan Encyclopaedia Britanica lebih benar dari yang dikisahkan Injil Barnabas ? Dan jika pengisahan Injil Barnabas tersebut menurut si Penganut Kristen saling berkontradiksi dengan pengisahan lainnya lalu bagaimana isi pengisahan lain dimaksud  dalam Injil Barnabas berkaitan dengan nominal jumlah pasukan Romawi ? Tampaknya tidak ada pengisahan lain dalam Injil Barnabas yang dapat dikontradiksikan dengan Injil Barnabas pasal 91ayat 10. Dengan demikian, yang dimaksud dengan saling berkontradiksi tersebut yaitu berkontradiksinya pernyataan Injil Barnabas pasal 91 ayat 10 dengan pernyataan Encyclopaedia Britanica. Jika demikian halnya berarti BUKAN AYAT-AYAT INJIL BARNABAS YANG SALING BERKONTRADIKSI melainkan kontradiksi “ dua sumber informasi yang berbeda “ . Dan Injil Barnabas disalahkan karena tidak sesuai dengan yang dikatakan  Encyclopaedia Britanica . Sungguh aneh, Encyclopaedia Britanica menjadi standar untuk menilai kebenaran Injil Barnabas. Sejauh mana kebenaran sejarah masing-masing dari kedua pernyataan tersebut – antara Injil Barnabas pasal 91 ayat 10 dengan Encyclopaedia Britanica – perlu ditelusuri secara cermat. Tidak ada tempat untuk berlaku tidak adil dengan menetapkan pernyataan Encyclopaedia Britanica yang benar sedangkan pernyataan Injil Barnabas yang salah. Bersikap demikian hanya menunjukkan kebodohan.

4.     Pernyataan sanggahan penganut Kristen : “  In chapter 127 of this gospel, Jesus is mentioned as preaching from the pinnacle of the Temple. This was hardly a suitable place from which to preach as it was about two hundred meters above the ground and so he would not have been heard “-  Pada pasal 127 dari Injil ini, Yesus disebutkan berkhotbah dari puncak Tempel . Ini adalah hampir tidak masuk akal  sebagai sebuah tempat yang sesuai untuk berkhotbah  karena berada pada ketinggian sekitar dua ratus meter di atas tanah  sehingga ia tidak akan terdengar.

TANGGAPAN :
Tinggi puncak Tempel  ( rumah sembahyang Yahudi , Kenisah )  sampai sekitar 200 meter sangat mengagumkan untuk masa itu. Kita bisa membayangkan betapa besarnya Tempel ( rumah sembahyang Yahudi – Kenisah ) tersebut sehingga puncaknya mencapai sekitar 200 meter. Tapi biarkanlah si Penganut Kristen berjalan dengan khayalannya. Bacalah berkali-kali Injil Barnabas pasal 127, maka siapapun  tidak akan menemukan adanya kalimat yang menyatakan bahwa Yesus berkhotbah di puncak Tempel. Satu-satunya ayat   pasal 127 yang menyebutkan tempat Yesus mengajar  adalah ayat 3 yang berbunyi :
Maka setelah pembacaan Mazmur , NAIKLAH YESUS KE ALTAR YANG BIASANYA DINAIKI OLEH AHLI TORAT
Rupanya si Penganut Kristen telah menyamakan ALTAR dengan PUNCAK TEMPEL ( rumah sembahyang, Kenisah ) sehingga ALTAR, oleh si Penganut Kristen dikatakan sebagai PUNCAK TEMPEL ( rumah sembahyang, Kenisah ). Ini merupakan satu kengawuran luar biasa. Bagaimana menyanggah Injil Barnabas dengan menyajikan satu kepalsuan tentang Injil Barnabas ?

5.    Pernyataan  sanggahan  penganut Kristen : “  Chapter 169 of this gospel portrays a European summer. This contrasts with the Palestinian summer where rain falls in winter and fields are parched in summer, it is anything but green as portrayed in the text. According to the context, Jesus was in the wilderness of Jordan where he certainly would not be enjoying beautiful European-type summer scenery “ - Pasal 169 dari Injil ini menceritakan musim panas Eropa ,yaitu setiap sesuatu menjadi hijau sebagaimana yang dilukiskan dalam teks. Ini kontras  dengan musim panas Palestina di mana hujan turun di musim dingin dan padang-padang menjadi kering gersang di musim panas . Menurut konteks, Yesus berada di padang belantara Yordan , di mana tentu saja ia tidak akan menikmati keindahan pemandangan musim panas Eropa.

TANGGAPAN :
Injil Barnabas pasal 169 yang dimaksud si Penganut Kristen sesungguhnya mengilustrasikan KEADAAN SURGA , BUKAN PEMANDANGAN ALAM MUSIM PANAS DI EROPA. Sangat mengherankan kengawuran si Penganut Kristen dalam upayanya menyanggah Injil Barnabas. Injil Barnabas pasal 169 TIDAK MENCERITAKAN PEMANDANGAN ALAM MUSIM PANAS DI EROPA ataupun PEMANDANGAN ALAM MUSIM PANAS DI PALESTINA. Kita tidak tahu, alasan yang dipakai si Penganut Kristen sehingga memahamkan illustrasi keadaan di surga sebagai keadaan  PEMANDANGAN ALAM MUSIM PANAS DI EROPA yang bgerkontradiksi dengan PEMANDANGAN ALAM MUSIM PANAS DI PALESTINA. Sungguh topik sanggahan yang tidak berkait dengan “ ketidak-benaran “ Injil Barnabas.

6.      Pernyataan sanggahan penganut Kristen : “  Haggai and Hosea are two separate prophets whose revelations are separately recorded in two books in the Old Testament but this gospel says that their story is related in the book of Daniel (Barnabas, chapter 185). His confusion concerning Bible references is further demonstrated in chapters 165 and 169 where he mixes quotations together “- Haggai dan Hosea adalah dua nabi  berbeda dimana  wahyu-wahyu dicatat terpisah dalam dua kitab dalam Perjanjian Lama, tetapi Injil ini mengatakan bahwa cerita kisah mereka tercantum dalam  Kitab Daniel ( Barnabas pasal 185 ). Kebingungannya mengenai referensi Bibel selanjutnya didemonstrasikan dalam pasal 165 dan 169 di mana ia mencampur aduk kutipan yang satu dengan yang lain.

TANGGAPAN :
Ada tiga pasal dalam Injil Barnabas yang disinggung si Penganut Kristen, yaitu pasal 185, pasal 165 dan pasal 169. Mengenai tuduhan atas pasal 169 sebagai pencampur-adukan referensi Bibel tidak dibicarakan lagi karena sudah jelas kebodohan si Penganut Kristen yang telah mengartikan suasana surga yang diceritakan Yesus dengan suasana musim panas di  Eropah. Sedangkan pasal 165 , juga tidak dibicarakan karena “ bentuk pencampur-adukan atas referensi Bibel “ dalam pasal 165  Injil Barnabas , tidak diketahui. Jadi akan dibicarakan hanya mengenai tuduhan atas ayat Injil Barnabas 185 : 8 yang  memuat cerita tentang PERMINTAAN YESUS KEPADA AHLI TORAT AGAR AHLI TORAT MENCERITAKAN TENTANG HAGAI DAN HOSEA. Berikut dikutipkan ayat Injil Barnabas 85 : 8 :
….. Kemudian Yesus mengatakan : “ Aku ingin engkau ceritakan kepadaku tentang HAGGAI  dengan Nabi Allah HOSEA agar kita ketahui orang Parisi yang sejati.
Lalu penyebutan  “ KITAB DANIEL “ dalam pembicaraan itu, diungkapkan dalam ayat 9 – 10 pada jawaban Ahli Torat :
Ahli Torat itu menjawab : “ Apa yang harus kukatakan ya guru. Sungguh kebanyakan orang tidak mempercayainya padahal itu TERCANTUM DALAM NABI DANIEL , akan tetapi demi mentaati suruhanmu, akan kuceritakan kebenaran itu …… “.
Ayat-ayat Injil Barnabas pasal 185 selanjutnya mengungkapkan cerita dari Ahli Torat tersebut yaitu mengenai HAGGAI yang menjadi pelayan NABI OBAYA dan bagaimana OBAYA  selalu memberi hadiah berupa makanan dan pakaian kepada HAGGAI tetapi selalu ditolak oleh HAGGAI. Tidak disebut sama sekali dalam pengisahan Ahli Torat itu mengenai HOSEA walaupun Yesus meminta agar Ahli Torat menceritakan kisah HAGGAI dan HOSEA . Dan kisah mereka dikatakan oleh Ahli Torat ada dalam KITAB DANIEL . Jadi inti dari sanggahan si Penganut Kristen di atas yaitu mempertanyakan bagaimana kisah HAGGAI dan HOSEA disebutkan dalam KITAB DANIEL padahal cerita dimaksud masing-masing ada dalam kitab menyebut nama mereka yaitu KITAB HAGGAI dan KITAB  HOSEA. Artinya , kisah HAGGAI dan HOSEA tidak tercantum dalam KITAB DANIEL melainkan ada dalam kitab masing-masing yaitu KITAB HAGGAI dan KITAB HOSEA . Demikian maksud si Penganut Kristen dengan sanggahannya tersebut .
Membaca KITAB DANIEL dalam THE OLD TESTAMENT ( Perjanjian Lama ) , memang tidak ada sama sekali disebutkan kisah-kisah tentang HAGGAI  dan HOSEA. Sebatas ini - tanpa mengembangkan pada permasalahan “ kitab-kitab “ dalam Bibel/Akitab khususnya Perjanjian Lama ( The Old Testament  ) - , dapat dikatakan adanya kekeliruan penyebutan nama HAGGAI dan HOSEA dalam ayat Barnabas pasal 185 ayat 8 sebagaimana yang dikatakan si Penganut Kristen. Tetapi jika dikembangkan kepada sejarah penulisan Bibel/Alkitab dan fakta-fakta keberadaan Bibel/Alkitab, maka muncul pertanyaan, apakah Kitab Daniel yang ada sekarang adalah benar-benar yang tertulis pada awalnya , tanpa mengalami perubahan ( tahrif ) di mana nama HAGGAI dan HOSEA tidak lagi tersebut dalam Bibel/Alkitab sekarang ? Dasar dari munculnya pertanyaan demikian karena faktanya ada ayat-ayat dalam KITAB DANIEL yang berdasarkan kajian kritis justru tidak benar. Sebagai contoh telah dikemukakan dalam tanggapan sebelumnya mengenai ayat Daniel 2 : 1 yang berkisah : “ Hata maka pada TAHUN YANG KEDUA DARI PADA KERAJAAN NEBUKADNEZAR, bermimpilah baginda Nebukadnezar suatu mimpi yang berkhayal, maka sangatlah berdebarlah hati baginda, sehingga hilanglah tidur daripadanya “ yang dihubungkan dengan keberadaan Daniel sebagai penakwil dari mimpi raja Nebukadnezar. Lebih jauh, tentu bukan pihak Kristen yang harus membuktikan tidak ada tahrif ( perubahan ) pada Kitab Daniel khususnya mengenai nama HAGGAI dan HOSEA melainkan pihak yang meragukannya. Tetapi fakta ayat seperti ayat Daniel 2 : 1 adalah bukti awal dari perubahan yang terjadi pada Kitab Daniel, apalagi sejumlah pakar Bibel/Alkitab menegaskan bahwa Kitab Daniel adalah kitab pseudopigraph. 
Hal yang menarik untuk diperhatikan yaitu dalam kitab Daniel disebutnya nama YEREMIA. Dikatakan dalam ayat Daniel 9 : 2 : “ Pada tahun yang pertama daripada kerajaannya maka camkanlah aku ini DANIEL, dalm Alkitab akan bilangan tahun, akan halnya Tuhan sudah berfirman kepada NABI YEREMIA yaitu bahwa dalam tujuh puluh tahun akan habis sudah segala kerusakan Yerusalem itu “. Pengisahan ini mengisyaratkan bahwa Yeremia hidup lebih awal dari Daniel, agar dapat berkata “ … akan halnya Tuhan sudah berfirman kepada NABI YEREMIA yaitu bahwa dalam tujuh puluh tahun akan habis sudah segala kerusakan Yerusalem itu “ . Lalu bagaimana sebenarnya ? Menurut Dr.J.Blommendaal dalam bukunya “ Pengantar kepada Perjanjian Lama “,  Yeremia mulai menjalankan misinya pada tahun 626 seb.M di masa Yosia menjadi raja Yehuda. Sedangkan Hosea hidup kira-kira tahun 750 seb. Masehi dan Haggai mulai menjalankan misinya di masa Darius raja Persia memerintah ( 521 – 485 seb. Masehi ). Sedangkan Daniel hidup di masa pembuangan orang-orang Yahudi Babilonia pada masa raja Nebukadnezar sekitar tahun 600-an seb. Masehi dan berlanjut pada masa raja Cyrus Yang Agung ( menurut istilah Bibel : KORESY ). Membandingkan masa hidup keempat tokoh tersebut-
berarti, HOSEA hidup dan menjalankan misi lebih awal sekitar hampir 150 tahun dari Daniel. Sedangkan dibandingkan dengan HAGGAI , maka Daniel hidup dan menjalakan misinya lebih awal sekitar 100 tahun. Dan Yeremia dan Daniel , hidup dan menjalankan misi pada masa yang sama, yaitu Daniel di wilayah Babel ( Babilonia ) dan Yeremia di wilayah utara.  Fakta hidup dalam masa yang sama antara Yeremia dan Daniel dengan wilayah pelayanan misi yang berbeda, tampaknya kurang tepat jika Daniel “ mengutip “ Yeremia. Lebih dimungkinkan bila Daniel mengutip Hosea, yang memang hidup dan menjalankan misi lebih awal dari Daniel sekitar 150 tahun. Jika analisis ini benar, berarti ketika penyalinan kitab Daniel dilakukan – menurut J. Sidlow Baxter dalam bukunya “ Explore The Book “ , ditulis pada tahun 165 seb. Masehi – telah terjadi penggantian dari nama “ Hosea “ menjadi “ Yeremia “. Dan mengenai penyebutan nama “ HAGGAI “ dalam Injil Banrnabs tersebut masih perlu dikaji lebih jauh.
Katakanlah bahwa tidak ada bukti terjadinya penghilangan nama HAGAI dan HOSEA dalam kitab Daniel ketika di sisi lain Injil Barnabas mengatakan kisah-kisah HAGGAI dan HOSEA disebutkan dalam kitab Daniel, maka harus dikatakan bahwa ada kekeliruan pernyataan Injil Barnabas tersebut. Namun apakah itu bisa menjadi bukti dan digeneralisasikan sebagai ketidak-benaran Injil Barnabas secara keseluruhan ? Jika bisa diambil penetapan seperti itu, maka hal serupa justru jauh lebih parah pada Bibel/Alkitab karena bagaimanapun bentuk pembelaan dikemukakan, haruslah diakui Bibel/Alkitab adalah KITAB SUCI PALSU karena menjadi BAK SAMPAH PENAMPUNG AYAT-AYAT YANG SALING BERTENTANGAN, AYAT-AYAT YANG TIDAK MASUK AKAL, KALIMAT-KALIMAT DAN KISAH-KISAH PORNO dan sebagainya “. Dan perlu pula diingat begitu banyak yang tercantum dalam Injil Barnabas berkesesuaian dengan  Injil-Injil Kanonik ( Injil- Injil yang diakui dan diterima oleh Gereja dan penganut Kristen ) , maka apabila generalisasi demikian diterima untuk menolak Injil Barnabas berarti semua ayat dalam Injil – Injil kanonik yang sama dengan Injil Barnabas , haruslah ditolak pula dan Injil-Injil Kanonik harus ditetapkan sebagai INJIL PALSU.

7.        Pernyataan sanggahan penganut Kristen : “  The writer claims that Jesus is not the Messiah and yet uses the messianic tittle "Son Of David" for him (Barnabas, chapters 11,19,21 and so on). In chapter 19 the primacy of Jesus is taught but refuted in chapters 54 and 55, where Muhammad is stated as having the primacy at the last judgement “ – Penulis ( Injil Barnabas ) mengklaim bahwa Yesus bukan Messiah dan hanya menggunakan gelar Messianik :  “ ANAK DAUD “ untuknya ( Barnabas pasal-pasal 11, 19, 21 dan sebgainya ). Dalam pasal 19, kelebihan Yesus diajarkan tetapi disangkal dalam pasal-pasal 54 dan 55 di mana Muhammad dinyatakan mempunyai kelebihan pada pengadilan akhirat.   

TANGGAPAN :
Ada dua tema yang terangkat dalam sanggahan si Penganut Kristen di atas. Pertama, masalah identifikasi MESSIAH  di mana menurut Injil Barnabas, Yesus bukanlah MESSIAH dan hanya sebagai ” ANAK DAUD ”. Masalah ini sudah dibahas panjang lebar dalam bagian terdahulu dan dari bahasan tersebut , memang YESUS BUKAN MESSIAH DALAM PENGERTIAN MENAHEM ( NABI AKHIR ZAMAN ) , bukan dalam pengertian ” DIURAP ” karena banyak tokoh-tokoh yang juga bergelar ” ALMASIH ” setelah melalui upacara PENGURAPAN. Kedua, adanya kontradiksi antara pengakuan atas kelebihan Yesus ( pasal 19)  tetapi pada pasal 54 dan 55 justru ditegaskan kelebihan Muhammad di pengadilan akhirat . Benarkan tuduhan si Penganut Kristen tersebut ? Mari kita simak pasal-pasal 19 , 54 dan 55 dari Injil Barnabas. Rupanya yang menjadi fokus dalam sanggahan si Penganut Kristen di atas menyangkut posisi Yesus di pengadilan akhirat nanti dibandingkan dengan RASUL ALLAH ( Muhammad saw ).  
Pasal 19 Injil Barnabas ayat 2 mengungkapkan pernyataan Yesus kepada murid-murid utama : Kamu akan duduk di sampingku di hari pembalasan untuk menjadi saksi-saksi atas kedua-belas cucu-cucu Israil. Yesus bersama murid-murid utama akan menjadi saksi untuk Bani Israil nanti di pengadilan akhirat, walaupun Yesus mengakui dan mengeluhkan ” SATU DARIPADA MEREKA ADALAH SETAN ” ( ayat 3 ).
Sedangkan pasal 54 menceritakan keadaan nanti diakhirat di mana empat malaikat utama            ( maksudnya : Jibril, Mikail, Rufail dan Uril ) dibangkitkan dan mencari RASUL ALLAH           ( Muhammad saw ) dan menjaganya. ( ayat 4-5 ), lalu diikuti dengan kebangkitan seluruh malaikat yang mengelilingi RASUL ALLAH ( Muhammad saw ) ( ayat 6 ). Sesudah itu dibangkitkan para nabi, yang kemudian datang mencium tangan RASUL ALLAH ( Muhammad saw ) ( ayat 7-8 ) . Disusul dengan kebangkitan manusia-manusia terpilih (orang-orang beriman ) yang  pada  berteriak : ” Ingatlah  kepada  kami ya Muhammad ” ( ayat 9 ). Gambaran keadaan hari kiamat sangat menakutkan, termasuk Yesus  tidak berani melihat ketakutan luar biasa pada saat itu. Hanya RASUL ALLAH ( Muhammad saw ) saja yang tidak takut. Gambaran yang diberikan juga menunjukkan kelebihan RASUL ALLAH ( Muhammad saw ). Dan kelebihan tersebut diungkapkan lebih mendalam dalam pasal 55. Menjadi pertanyaan, apakah ” kelebihan Yesus bersama Kedua-belas murid utama ” yang disebutkan terbatas hanya menjadi ” saksi-saksi atas kedua - belas  cucu - cucu Israil ” harus  dipertentangkan  dengan  ” kelebihan  RASUL  ALLAH        ( Muhammad ) ” yang diutus untuk seluruh ummat manusia ?  Tentu tidak tepat diperbandingkan  karena kedudukan Yesus dengan fungsi kenabiannya lebih terbatas dibandingkan dengan kedudukan ” RASUL ALLAH ( Muhammad ) ” yang fungsi kenabiannya meliputi seluruh alam semesta. Dan disayangkan, mengapa si Penganut Kristen tidak memperhatikan dan menyimak Injil Barnabas pasal 19 ayat 2 yang menegaskan bahwa Yesus diutus hanya sebagai ” saksi atas kedua-belas cucu-cucu Israil ” . Bukankah Injil Barnabas pasal 19 ayat 2 SEJALAN DENGAN AYAT-AYAT DALAM INJIL KANONIK ? Perhatikan ayat-ayat Bibel/Alkitab berikut :
These twelve Jesus sent forth, and comanded them, saying  ' Go not into the way of gentiles, and into city of the Sa-ma'rithans enter ye not. But go rather to the Lost Sheep of the house of Israel.  
Kedua belas murid ini dikirimkan oleh Yesus dan memerintahkan mereka katanya : " Janganlah  pergi ke jalannya orang-orang kafir dan jangan masuk ke setiap daerah orang-orang Samaria. Tetapi cukuplah pergi kepada DOMBA SESAT DARI KALANGAN ISRAEL.( Matius  10 : 5-6)
But he answered and said, ' I am not  sent but unto the Lost sheep of the  house of  Israel.
Tetapi ia menjawab dan berkata : " Aku tidak diutus melainkan kepada domba sesat dari kalangan Israel . ( Matius 15 : 24 )
And ,behold there was a man in Jerusalem whose name was Simeon ; and the name same man was juot and devout waiting for the consolation of Israel ; and the Holy Ghost was upon him  ".
Dan lihatlah, ada seorang laki-laki di Yerusalem yang bernama Simeon; dan orang itu adil dan saleh, menunggu PENGHIBUR BAGI ISRAEL; dan Roh Suci memenuhi atasnya ). ( Lukas 2 : 25 ).
But we trusted that it had been he which should have redeemed Israel; and beside all this, to day is third day since these things were done .
Tetapi kita percaya bahwa IA AKAN MENYELAMATKAN ISRAEL. Dan di samping itu semua, hari ini adalah hari ketiga sejak hal-hal itu terjadi  ).   ( Lukas 24 : 21 ).             
I pray for them ; I pray not for the world, but for them which thou has given me ; for they are thine 
Aku berdoa untuk mereka ; Aku berdoa BUKAN UNTUK SEISI DUNIA, melainkan untuk MEREKA YANG ENGKAU SERAHKAN KEPADAKU ; karena mereka adalah milikmu. ( Yahya  17 : 9 )
But we trusted that it had been he which should have redeemed Israel; and beside all this, to day is third day since these things were done  ".
Tetapi kita percaya bahwa IA AKAN MENYELAMATKAN ISRAEL. Dan di samping itu semua, hari ini adalah hari ketiga sejak hal-hal itu terjadi  ). Lukas 24 : 21 .             
Betapa samanya pernyataan Injil Barnabas pasal 19 ayat 2 ( Yesus diutus hanya sebagai ” saksi atas kedua-belas cucu-cucu Israil ” ) dengan pernyataan-pernyataan Injil-Injil Kanonik yang dikutipkan di atas tentang kehadiran Yesus yaitu hanya untuk Bani Israil . Mengapa menolak Injil Barnabas , dan anehnya mengaja ummat Islam untuk ukut menolaknya ? Ayat-ayat yang dikutipkan di atas menjadi bukti bahwa YESUS BUKAN MESSIAS ( dalam pengertian MENAHEM , NABI AKHIR ZAMAN ).
Dari pembahasan dan tanggapan atas sanggahan si Penganut Kristen kepada Injil Barnabas, terlihat betapa lemahnya sanggahan tersebut. Hal ini perlu direnungkan oleh semua penganut Kristen.