PENOLAKAN PENGANUT
KRISTEN TERHADAP
INJIL BARNABAS DAN
TANGGAPAN ATASNYA
Masih ada sanggahan-sanggahan lain dari penganut
Kristen atas Injil Barnabas. Sebenarnya sanggahan yang disajikan tidak lebih
dari kutipan yang dikutip dari kutipan yang justru dikutip dari kutipan pula.
Ada rantai kutipan sanggahan yang sama sehingga yang disajikan tidak lebih dari
ocehan burung beo karena mengulang-ulang sanggahan yang sama atas Injil
Barnabas. Apalagi sanggahan yang
diulang-ulang produk kutipan tersebut
tanpa kajian atau analisis. Benar-benar ocehan burung beo . Berikut disajikan
sanggahan penganut Kristus yang dicuplik dari situs internet, sekaligus disertakan
tanggapannya.
1. Pernyataan
sanggahan : ” This
Gospel teaches that Satan is the creator of hell ( Barnabas, chapter 35 ),
whereas the Qur’an teaches that God is Creator of hell (Surah 25:11) “ - “ Injil ini mengajarkan bahwa Setan adalah
pencipta neraka ( Barnabas pasal 35 ), sebaliknya Al Qur’an mengajarkan bahwa
Allah adalah Pencipta neraka ( Surah 25 : 11 ) “.
TANGGAPAN :
Sayang sekali , sanggahan di atas
tidak menyebut ayat berapa pada pasal 35 Injil Barnabas yang mengatakan bahwa
Setan adalah pencipta neraka. Kekaburan demikian ditambah lagi dengan cara
penulisan kata “ creator “ ( dengan huruf “ c “ kecil ) untuk “ Satan “ dan kata
“ Creator
“ ( dengan huruf “ C “ besar ) untuk
“ God “. Kita asumsikan saja tidak ada pembedaan makna antara “ Creator
“ dengan “ creator “ berdasarkan huruf
“ C “ besar kecil dalam pernyataan sanggahan penganut Kristen. Apakah benar seperti yang dikatakan dalam
sanggahan di atas , bahwa menurut Injil Barnabas pasal 35 , Setan adalah
pencipta neraka, sebaiknya kita baca ayat Injil Barnabas ayat pasal 35 tersebut. Pasal 25 terdiri atas 27
ayat. Tema yang diangkat dalam pasal 35 adalah bagaimana kejatuhan Iblis/Setan
ketika Allah menciptakan “ gumpalan dari tanah “. Kisah yang
diceritakan adalah dialog Yesus dengan para murid setelah kembali dari
Yerusalem dan kemudian menuju ke padang belantara di belakang Yarden ( ayat 1-2
). Diawali dengan pertanyaan murid : “ Ya guru, katakanlah kepada kami bagaimana
Setan itu jatuh karena kesombongan “ (ayat 3) maka Yesus
menjelaskannya. Yesus mengakhirinya
dengan penjelasan mengapa ada pusar pada manusia ( ayat 27 ). Itulah yang
tercatat dalam pasal 35. Tetapi tidak ada satu katapun yang menyatakan bahwa
setan yang menciptakan neraka. Lalu dari mana si Kristen tersebut mendapatkan
informasi demikian sehingga mempertentangkannya dengan ayat Al Qur’an Surah 25
: 11 ? Jelaslah betapa kebohongan telah
dimainkan oleh si Kristen untuk menyanggah Injil Barnabas.
2. Pernyataan sanggahan : “ According to the teaching of this Gospel when the Tawrat became
contaminated, God sent another book, the Zabur or Psalms. When this was altered
by people, God gave the Injil - the Gospel to replace it. This theory holds
that when a divine book is altered or corrupted, God sends another book. Consequently,
when the Gospel was corrupted God sent the Qur’an. This raises an important
question with regard to the Gospel of Barnabas. If, as many Muslims believe,
this is an unaltered version of the true and original Gospel, then there was no
need to send the Qur’an to replace it “
- : “ Menurut pengajaran Injil ini,
ketika Taurat terkontaminasi , Allah menurunkan kitab lain , Zabur atau Psalms.
Ketika kitab ini diubah oleh manusia, Allah memberi Injil – the Gospel untuk
menggantinya . Berpegang pada teori ini, ketika sebuah kitab Ilahiah diubah
atau dirusak, Allah mengirim kitab lain. Konsekwensinya, ketika Injil dirusak,
Allah menurunkan Al Qur’an. Hal ini memunculkan pertanyaan penting berkenaan
dengan Injil Barnabas. Jika sebagaimana yang dipercaya banyak Muslim, Injil
Barnabas adalah versi yang tidak mengalami pengubahan dari Injil yang benar dan
asli, berarti tidak dibutuhkan untuk menurunkan Al Qur’an untuk menggantikannya
“ .
TANGGAPAN :
Penganut Kristen penyaji
sanggahan di atas tidak menunjuk ayat Injil Barnabas yang menyatakan “ … sebuah kitab Ilahiah diubah atau dirusak,
Allah mengirim kitab lain “ sehubungan dengan pernyataannya : “ According
to the teaching of this Gospel ……“ ( = Menurut pengajaran Injil ini …... ). Arah yang dituju dengan pernyataan tersebut
sangat jelas adalah ummat Islam. Mengapa demikian karena dalam tuduhan penganut
Kristen, ummat Islam sangat apresiasif atas Injil Barnabas dan menjadikannya
sebagai dalil dalam dialog dan polemik sesuai dengan kalimat pernyataannya :
“…… sebagaimana yang dipercaya banyak
Muslim, Injil Barnabas adalah versi yang tidak mengalami pengubahan dari Injil
yang benar dan asli, berarti tidak dibutuhkan untuk menurunkan Al Qur’an untuk
menggantikannya “. Jika mengikuti alur logika dalam pernyataan di atas,
terlihat sangat mengagumkan. Tapi pernyataan tersebut muncul dari alur logika
yang “ telanjang bulat “ karena tidak mempertimbangkan aspek-aspek
penting tentang iman ummat Islam terhadap kitab-kitab dan menduga bahwa INJIL BARNABAS itulah yang
dimaksud dengan INJIL yang diturunkan kepada Nabi Isa Al Masih as. ( Yesus
Kristus ) dan diimani ummat Islam.
Untuk diketahui oleh seluruh
penganut Kristen – supaya jangan salah
kaprah terus menerus – bahwa Taurat, Zabur, dan Injil , ketiganya berturut-turut
adalah kitab yang diturunkan kepada Nabi Musa as., Nabi Daud as dan Nabi Isa Al
Masih as. Dan kitab-kitab itu dalam keutuhan masing-masing , sudah tidak
diketahui lagi keberadaannya. Tertinggal sekarang adalah catatan ucapan dan
ajaran para nabi yang bercampur aduk dengan karangan manusia , sehingga keberadaan
ajaran para nabi tersebut bagaikan sebutir intan di tengah lautan pasir kotor
karangan manusia. Oleh karena itu, ummat Islam tidak pernah percaya bahwa
Bibel/Alkitab ( Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru ) yang sekarang menjadi
kitab suci agama Kristen dan diakui kanonik oleh penganut Kristen adalah Taurat
– Zabur dan Injil. Tetapi ummat Islam mengakui bahwa di dalamnya masih terselip
dan tersisa ajaran para Nabi, yang keberadaannya sebagaimana dikatakan adalah bagaikan sebutir intan di tengah
lautan pasir kotor karangan manusia. Begitu pula dengan INJIL BARNABAS ,
bukanlah Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa Al Masih as. melainkan CATATAN
AJARAN YANG DISAMPAIKAN NABI ISA AL MASIH as. Dibandingkan dengan INJI-INJIL
KANONIK – ( Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas dan Injil Yahya ), sangat
jelas bahwa yang tertulis dalam Injil Barnabas lebih asli dan lebih menunjukkan
kemurnian tauhid serta keutuhan ajaran para Nabi dalam rantai misi kenabian .Tidak
seperti yang tercatat dalam INJI-INJIL
KANONIK – ( Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas dan Injil Yahya ) yang
mengantar manusia untuk MENYEMBAH TIGA TUHAN , apapun apologi yang dikemukakan
penganut Kristen untuk mengklaim diri sebagai PENGANUT TAUHID tetapi berwajah
TRINITAS – TRITUNGGAL, di mana penganut Kristen sendiri masih bingung
menjelaskannya. Ketika kitab-kitab para
Nabi sudah tidak diketahui lagi juntrungannya , maka dalam alur logika si
penganut Kristen , bukankah wajar dengan kehadiran Al Qur’an menggantikan kitab-kitab terdahulu untuk
membimbing kembali MANUSIA-MANUSIA SESAT PARA MENYEMBAH TIGA TUHAN agar kembali
menyembah TUHAN YANG ESA ? Tetapi jangan
dihubungkan dengan “ MENGGANTIKAN INJIL BARNABAS “ karena – sekali lagi - INJIL
BARNABAS , bukanlah Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa Al Masih as.
melainkan CATATAN AJARAN YANG DISAMPAIKAN NABI ISA AL MASIH as. dan isi ajaran
yang terkandung di dalamnya lebih asli dan lebih menunjukkan kemurnian tauhid
sertakeutuhan ajaran para Nabi dalam rantai misi kenabian !
Tetapi sebenarnya, kehadiran
sebuah kitab suci selalu dikaitkan dengan kehadiran Nabi/Rasul Allah. Dan
kehadiran Nabi/Rasul Allah bukan semata-mata karena kitab suci terdahulu sudah
mengalami perubahan atau terkorup melainkan karena ummat manusia telah
menyimpang dari ajaran dasar yaitu TAUHID.
Rantai risalah kenabian pasti memberi ajaran dasar yang sama, sejak Nabi
Adam as sampai kepada Nabi Muhammad saw, yaitu TAUHID KEPADA ALLAH dan
MENYAKSIKAN BAHWA NABI MUHAMMAD SAW ADALAH NABI TERAKHIR ( Nabi Akhir Zaman ). Tidak mungkin
risalah kenabian dari antara para Rasul Allah saling bertolak belakang atau
saling berjumplitan satu dengan yang lain. Allah TUHAN YANG MAHA ESA
menganugerahkan rahmat-Nya dengan mengutus para Nabi/Rasul Allah – terakhir adalah Nabi Muhammad saw –
untuk membimbing MANUSIA-MANUSIA SESAT PENYEMBAH TIGA TUHAN atau PENYEMBAH
TUHAN LAIN SELAIN ALLAH. Untuk melaksanakan misi risalah, para Nabi/Rasul Allah
dibekali dengan KITAB dan terakhir adalah AL QUR’AN sebagai kitab yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Jadi kehadiran Al Qur’an jangan dilihat
sebagai pengganti kitab terdahulu yang sudah mengalami pengubahan oleh
tangan-tangan manusia lalu di- logika-kan secara ngawur bahwa dengan kehadiran
Al Qur’an berarti INJIL BARNABAS sudah mengalami perubahan , kemudian mempertanyakan
mengapa ummat Islam mengagung-agungkan INJIL BARNABAS sebagai INJIL ASLI. Melainkan kehadiran Al Qur’an harus dilihat
sebagai konsekwensi logis dari pengutusan Nabi Muhammad saw yaitu sebagai “ alat “ atau “ senjata “ melaksanakan risalah kenabian sebab setiap Nabi yang
diutus sebagai Rasul Allah pasti disertakan KITAB ALLAH. Jangan dilihat bahwa
pengutusan seorang Nabi/Rasul Allah sebagai akibat dari proses “ penggantian “ KITAB ALLAH YANG LAMA oleh
KITAB ALLAH YANG BARU karena sudah mengalami pengubahan oleh manusia.
Jelaslah betapa kelirunya
pernyataan sanggahan yang disajikan penganut Kristen tersebut. Dan kekeliruan
tersebut semakin jelas jika mengikuti alur logika yang dikemukakannya.Kita
kembali kepada pernyataannya : “ Konsekwensinya,
ketika Injil dirusak, Allah menurunkan Al Qur’an. Hal ini memunculkan
pertanyaan penting berkenaan dengan Injil Barnabas. Jika sebagaimana yang
dipercaya banyak Muslim, Injil Barnabas adalah versi yang tidak mengalami
pengubahan dari Injil yang benar dan asli, berarti tidak dibutuhkan untuk
menurunkan Al Qur’an untuk menggantikannya
“. Pertanyaan penting yang perlu diajukan sehubungan pernyataannya
tersebut, apakah selama ini penganut Kristen berpegang kepada INJIL BARNABAS ?
Jawaban yang sangat pasti : TIDAK ! Tidak
mungkin menjawab : YA ! Mengapa tidak berpegang pada INJIL BARNABAS ? Ada dua
jawaban yang bisa disajikan yaitu pilihan pertama : “ KARENA SELAMA INI, INJIL
BARNABAS DISEMBUNYIKAN “ atau pilihan kedua : “ KARENA INJIL BARNABAS BARU
DIBUAT PADA ABAD KE-16 “ sebagaimana yang menjadi tuduhan penganut Kristen
terhadap Injil Barnabas. Jika si Kristen penyaji sanggahan konsekwen dengan
pernyataan sanggahannya, tentu akan memilih jawaban : “ KARENA SELAMA INI, INJIL BARNABAS
DISEMBUNYIKAN “ karena kondisi demikianlah baru tepat untuk pernyataan yang menyinggung urutan
penurunan Kitab. Berarti dia mengakui
Injil Barnabas telah ada sejak Kristen Awal dan menjadi pegangan penganut
Kristen, cuma kemudian disembunyikan. Apakah demikian ? . Tidak mungkin karena
bertentangan dengan kepercayaan Kristen ! Berarti beralih ke pilihan kedua . Tetapi
jika si Kristen penyaji sanggahan memilih “ KARENA INJIL BARNABAS BARU DIBUAT PADA
ABAD KE-16 “ sebagaimana yang menjadi tuduhan penganut Kristen terhadap Injil
Barnabas lalu bagaimana bisa menyinggung urutan penurunan Kitab : INJIL
BARNABAS kemudian AL QUR’AN ? Bukankan Al Qur’an mulai diwahyukan pada abad
ke-6 M sedangkan tuduhan penganut Kristen , Injil Barnabas dibuat pada abad
ke-16 ? Terlihat betapa janggalnya pernyataan sanggahan si penganut Kristen
tersebut. Dengan logika “ telanjang bulat “ tanpa memperhatikan aspek-aspek penting
yang dikaitkan dengan keberadaan
Injil Barnabas, si penganut Kristen telah keliru dengansanggahannya tersebut.
3. Pernyataan anggahan : “ According to some Muslims understanding the original Gospel descended
upon Jesus. While the Gospel of Barnabas does indeed claim that it descended
into the heart of Jesus ( Barnabas, chapter 10 ), it does not specify that
Jesus received God’s words precisely from a heavenly copy of the book. The
writer does not appear to subscribe to this Muslim view of inspiration “ - : “ Menurut
sejumlah orang Muslim memahamkan bahwa Injil asli diturunkan kepada Yesus. Ketika
Injil Barnabas dengan serta merta mengklaim bahwa Yesus menerima
kalimat-kalimat Tuhan ke dalam hati Yesus ( Barnabas pasal 10 ), di mana yang demikian
itu berarti menetapkan bahwa Yesus menerima kalimat-kalimat Allah yang terkopi
secara persis dari sebuah kitab surga. Si Penulis tidak memunculkan pendukung
pandangan Muslim tentang pengilhaman ini “
TANGGAPAN :
Pernyataan terakhir dari
sanggahan di atas : “ Si Penulis tidak
memunculkan pendukung pandangan Muslim tentang pengilhaman ini “
cukup menarik . Sebuah pernyataan yang sangat bodoh . Bagaimana
mungkin si Penulis Injil Barnabas memunculkan pandangan Muslim tentang
pengilhaman, padahal Injil Barnabas ditulis pada awal-awal kelahiran agama
Kristen , sekitar 600 tahun sebelum munculnya agama Islam ?. Harusnya si
Penganut Kristen membuktikan terlebih dahulu bahwa Injil Barnabas baru muncul
pada abad ke-16 sebagaimana yang menjadi
“ omelan “ penganut Kristen dalam menyanggah Injil Barnabas. Justru
dengan pernyataan bodoh tersebut , secara tidak sadar dia mengakui bahwa
keberadaan Injil Barnabas jauh lebih awal dari masa kelahiran agama Islam. Kalau seandainya Injil Barnabas baru muncul sesudah
keliahiran agama Islam atau muncul pada abad ke-16 , si Penganut Kristen bisa
berharap bahwa penulis Injil Barnabas akan “ memunculkan pendukung pandangan Muslim tentang pengilhaman ini “. Kenyataannya “ pendukung pandangan Muslim tentang pengilhaman ini “ tidak ada dalam Injil Barnabas. Berarti Injil
Barnabas telah ada jauh sebelum munculnya agama Islam dan lebih pasti muncul di
abad awal kelahiran agama Kristen atau di masa para murid-murid utama Yesus.
Rupanya si
Kristen karena ketidak –tahuannya telah terjebak dengan istilah “ diturunkan “ yang dalam bahasa Arab
adalah : NAZALA dengan beberapa kata kembangan : NUZULAN , UNZILA, ANZALA,
TANZIY-LU, NUZZILA, MUNAZZALUN, TUNAZZALA dan sebagainya. Dalam keterjebakan tersebut , si Kristen
memahamkan bahwa sejumlah orang Muslim berpandangan : ADA KITAB INJIL YANG SECARA
FISIK BERUPA SEBUAH BUKU DITURUNKAN KEPADA YESUS. Kita tidak tahu sejumlah
orang Muslim mana yang mengatakan pemahaman demikian dan bagaimana bunyi
pernyataan mereka tentang hal itu , karena si Kristen hanya berkicau , tidak
menyajikan bukti-bukti yang mendukung kicauannya. Sedangkan di sisi lain Injil
Barnabas menegaskan bahwa Yesus . Hal ini dapat dibaca dalam Barnabas pasal 10
ayat 3-4 :
Maka dipersembahkanlah kepadanya oleh Malaikat Jibril
sebuah kitab laksana kaca yang berkilauan. Maka meresaplah dalam kalbu Yesus
yang sudah mengetahui dengannya apa yang telah diperbuat Allah dan apa yang
difirmankan Allah dan apa yang dikehendaki oleh Allah sehingga segala sesuatu
terbuka jelas baginya.
Demikian itu adalah proses nuzul firman
Allah kepada Yesus dan proses nuzul seperti itu juga menjadi salah satu bagian
proses nuzul firman Allah kepada Nabi Muhammad saw karena ada bentuk proses
nuzul lainnya. Kita yakin, tidak ada Ulama Islam yang berpendapat bahwa KITAB
INJIL diturunkan dalam bentuk sebuah buku secara fisik kepada Yesus ( Nabi Isa
Al Masih as) seperti yang dikatakan si Penganut Kristen .
4. Pernyataan sanggahan : “ Christ is portrayed as having
voiced and believed the Muslim creed, Shahada,
"There is no God but Allah and Muhammad is his prophet". This creed
was not laid down until 600 years after Jesus. Even in the Qur’an it is never
given as one complete statement at one time “ - : “ Mesiah
digambarkan sebagaimana yang diucapkan dan diimani kredo Muslim : Syahadat : “
Tidak ada Tuhan kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasul- Nya “. Syahadat ini
tidak digunakan hingga 600 tahun sesudah Yesus. Begitu pula dalam Al Qur’an ,
hal itu tidak pernah diberikan dalam satu keutuhan pernyataan pada satu waktu “.
TANGGAPAN :
Si
Kristen menyajikan pernyataan sanggahan
tersebut karena dalam Injil Barnabas pasal 39 ayat 14 dikisahkan :
Ketika Adam telah berdiri di atas kedua kakinya, ia
melihat di angkasa sebuah tulisan yang bersinar-sinar seperti matahari, bunyinya : “ Tidak ada
Tuhan melainkan Allah, Muhammad Rasulullah “.
Memang syahadat (credo Islam) : “
Asyhadu an laa ilaaha illallaahu wa
asyhadu anna Muhammadur Rasulullah “ ( Aku
bersaksi , tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi Muhammad Rasulullah
) baru ada sekitar 600 tahun sesudah Yesus. Dan kisah terbacanya syahadat
tersebut oleh Adam usai diciptakan, sesungguhnya merupakan nubuatan dan
pemberitahuan oleh Allah kepada Nabi Adam as tentang akan munculnya seorang
NABI AKHIR ZAMAN dari anak cucu turunannya. Informasi dan penubuatan tersebut
diterangkan atau diuraikan lebih rinci pada ayat-ayat selanjutnya ( baca ayat
16 sd. Ayat 22 ). Oleh karena itu tidak bisa dituntut, syahadat tersebut harus
berlaku pada setiap kehadiran para Nab/Rasul Allah sebelum Nabi Muhammad saw
jika benar yang disebutkan Injil Barnabas. Sifat penubuatan menyebabkan
syahadat baru berlaku ketika Nabi Muhammad saw datang membawa ajaran Islam . Dan pada masa setiap Nabi/Rasul
Allah sebelum Nabi Muhammad saw membawa syariat sendiri-sendiri sesuai dengan
ruang dan waktu kehadiran masing-masing Nabi/Rasul Allah, namun setiap
Nabi/Rasul Allah tersebut PASTI MENUBUATKAN KEDATANGAN RASUL AKHIR ZAMAN yaitu
NABI MUHAMMAD SAW.
5.
Pernyataan sanggahan : “This Gospel presents Jesus and
his mission as being identical to that of John the Baptist in the role of
forerunner to the Messiah, who is Muhammad ( Barnabas, chapters 42-44 and 220 ).
The author has completely omitted John the Baptist and his ministry, whilst
both the Qur’an and the New Testament acknowledge John's prophethood and teach
that he was a forerunner of Jesus. Moreover, the Qur'an accepts Jesus as the
Messiah but the Jesus in this gospel refuses to accept this title. In several
passages this gospel openly suggests that Jesus is not the Messiah ( Barnabas, chapters 42, 82, 83, 96, 97, 198,
206 ) “ - : “ Injil
ini menyatakan Yesus dan missinya identik dengan Yahya Pembaptis dalam perannya
sebagai pendahulu dari Messiah, yaitu Muhammad ( Barnabas , pasal 42– 44 dan 220).
Si Penulis sepenuhnya telah mengabaikan
Yahya Pembaptis dan pelayanannya, padahal Al Qur’an dan Perjanjian Baru
mengakui kenabian Yahya. dan mengajarkan
bahwa ia adalah seorang pendahulu bagi Yesus. Selain itu Al Qur’an mengakui
Yesus sebagai Mesiah tetapi Yesus dalam
Injil ini menolak mengakui gelar tersebut. Dalam beberapa pasal, Injil ini
secara terbuka mengajarkan bahwa Yesus bukan Messiah ( Barnabas , pasal-pasal
42,82,83, 96,97, 198, 206 ) “.
TANGGAPAN :
Tema sanggahan si Kristen adalah
mempertentangkan Injil Barnabas dengan Al Qur’an. Aspek yang dipertentangkan
pada sanggahan di atas yaitu mengenai FIGUR PENDAHULU DARI MESSIAH. Menurut si
Kristen, pernyataan Injil Barnabas yang menyatakan bahwa YAHYA PEMBAPTIS
sebagai PENDAHULU DARI MESSIAH ( Nabi Muhammad saw ) sebagaimana yang termuat
dalam Injil Barnabas bertentangan dengan pernyataan Al Qur’an yang menegaskan
bahwa Yahya Pembaptis adalah PENDAHULU UNTUK YESUS. Dan juga Injil Barnabas
dalam pasal-pasal 42, 82, 83, 96, 97,
198 , 206 menegaskan bahwa YESUS BUKAN MESIAS.
Sayangnya, si
Kristen tidak menyebutkan ayat Al Qur’an yang menyatakan Yahya Pembaptis adalah
PENDAHULU BAGI YESUS, agar kita bisa membuktikan kebenaran pernyataan sanggahan
si Kristen. Dan juga bagaimana pengertian dari “ PENDAHULU BAGI YESUS “. Masalah
yang disanggah si Kristen sebenarnya sudah dibahas pada bagian 8 dengan judul “ MEMBEDAH PERBEDAAN CERITA SATU PERISTIWA
YANG SAMA ANTARA INJIL KANONIK DENGAN
INJIL BARNABAS “ dibawah sub judul “ IDENTIFIKASI TERHADAP YAHYA ATAUKAH TERHADAP YESUS ? “. Sebagai
tanggapan atas sanggahan si Kristen mengenai Injil Barnabas tersebut , dapat dilihat pada bagioan
tersebut, namun perlu disajikan kembali secara singkat supaya sanggahan si
Kristen tidak berlalu begitu saja. Pada ayat Barnabas 42 : 4-19 didapatkan
kisah pertemuan orang-orang Lewi dan Ahli Taorat dengan Yesus. Orang-orang Lewi
dan Ahli Torat datang melakukan klarifikasi kepada Yesus dalam konteks
pengutusan, siapa sesungguhnya Yesus :
Dari itu mereka telah mengutus orang-orang Lewi dan sebagian
ahli Torat untuk menanyakan kepadanya , kata mereka : “ Siapakah gerangan
engkau “ ?
Maka Yesus telah mengakui dengan menyatakan : “
Sesungguhnya aku ini bukanlah Messias “.
Lalu mereka bertanya:“Adakah engkau Elia atau Yeremia
atau salah satu nabi-nabi yang dahulu?.
Yesus menjawab : “ Bukan ! “
Ketika itu mereka bertanya : “ Siapakah gerangan engkau
ini ? .
Katakanlah kepada kami agar kami mempersaksikan itu
kepada mereka yang menyuruh kami “.
Ketika itu Yesus mengatakan : “ Aku ini adalah jeritan suara
di seluruh Yudea , menjeritkan : ‘ Persiapkanlah jalan bagi Rasul Tuhan
sebagaimana yang tertulis dalam Yesaya ‘ .
Berkatalah mereka : “ Jika engkau bukan Messias dan bukan
Elia atau seorang Nabi yang lain, maka mengapakah engkau memberitakan suatu ajaran
baru dan menjadikan dirimu lebih besar dari Messias ?
Yesus menjawab : “ Sesungguhnya mu’jizat yang dibuat oleh
Allah melalui tanganku itu adalah membuktikan bahwa aku ini berbicara dengan
apa yang dikehendaki Allah.
Dan aku tidak menghitung diriku seperti mereka yang
kalian sebut itu
Karena aku
tidak layak menguraikan tali-tali kasut atau ikatan terumpah Rasul Allah yang
kalian namakan dia Messias
Pengisahan Injil Barnabas memberi
informasi penting dan sangat mendasar sebagai berikut :
- Yesus bukanlah Mesias yang ditunggu-tunggu
orang Yahudi ( Bani Israil )
- Yesus bukanlah Elia atau Yeremia atau
salah satu nabi terdahulu
- Yesus hadir sebagai pembuka jalan
kehadiras RASUL ALLAH yang datang kemudian darinya ( “ Aku ini adalah jeritan suara di seluruh Yudea , menjeritkan : ‘
Persiapkanlah jalan bagi Rasul Tuhan sebagaimana yang tertulis dalam Yesaya “ )
- Yesus
berkedudukan lebih rendah dari RASUL
ALLAH yang datang sesudahnya
( “.... aku tidak layak menguraikan tali-tali kasut
atau ikatan terumpah Rasul Allah yang kalian namakan dia Messias “ )
- Mesias
yang ditunggu-tunggu orang Yahudi ( Bani Israil ) adalah RASUL ALLAH yang
datang sesudah Yesus .
Hal-hal yang disebutkan di atas menjadi
keberatan bagi si Kristen yang terangkat dalam sanggahannya dan mengatakan
bahwa justru Al Qur’an mengakui Yesus itulah Mesias, tanpa menyadari kelemahan
pemahamannya terhadap ayat-ayat Al Qur’an , yang akan dijelaskan berikut
nanti. Ternyata kita jumpai pengisahan
yang mirip dalam Injil Yahya dengan figur NABI PEMBUKA JALAN yang berbeda. Jika
dalam Barnabas 42 : 4-19 , NABI PEMBUKA JALAN BAGI MESSIAS adalah Yesus ,
tetapi dalam Injil Yahya, NABI PEMBUKA JALAN bagi MESSIAS adalah Yahya
Pembaptis . Kita baca ayat Yahya 1 : 19 – 27
berikut :
Maka bertanyalah mereka itu kepadanya : “Maka inilah
kesaksian Yahya itu tatkala orang Yahudi menyuruhkan beberapa imam dan orang Lewi dari Yerusalem akan ertanya kepadanya demikian : “ Siapakah engkau ? “
Maka mengakulah ia dan tiada ia bersangkal ; maka
mengakulah ia demikian : “ Aku ini bukannya Kristus itu “
Kalau begitu ,
siapakah engkau ? Engkaukah Elia ? “ Maka katanya : “ Bukan “. “ Engkaukah nabi
itu ? “ . Maka jawabnya : “ Bukan ! “.
Lalu kata mereka
itu kepadanya : “ Siapakah gerangan engkau ? Supaya dapat kami memberi jawab kepada orang yang menyuruhkan kami ini. Apakah kata engkau akan hal dirimu ? “
Maka katanya : “ Aku inilah suara orang yang berseru-seru
di padang belantara : ‘ Luruskan jalan Tuhan ! ‘ menurut seperti sabda nabi
Yesaya “ .
Adapun orang yang disuruh itu , orang Parisi .
Maka mereka itu menanya dia serta berkata kepadanya : “
Jikalau engkau ini bukan Kristus dan
bukan Elia dan
bukan nab i itu , apakah
sebabnya engkau membaptiskan orang “ ?
Maka dijawab Yahya kepadanya , katanya : “ Aku ini membaptiskan dengan air sahaja ,
tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tiada kamu kenal .
Yaitu Dia
yang datang kemudian daripadaku maka menguraikan tali kasutnya pun , aku ini
tiada berlayak “.
Pengakuan Yahya sebagai bukan figur Kristus, dinyatakan juga pada ayat
Yahya 3 : 28 : “ Maka kamu sendiri juga menyaksikan kepadaku bahwa aku telah berkata
demikian : ‘ Aku ini bukan Kristus itu melainkan Aku disuruhkan terlebih dahulu
dari padanya ‘ “ . Anehnya, identifikas figur NABI PEMBUKA JALAN BAGI
MESSIAS, tidak diceritakan oleh ketiga Injil kanonik lainnya ( Injil Matius,
Injil Markus dan Injil Lukas ). Mungkin ROH KUDUS kelupaan memberi isnpirasi
kepada ketiga pengarang Injil kanonik tersebut sehingga mereka tidak menuliskannya.
Biarkan penganut Kristen menjelaskan mengapa bisa demikian.
Kesamaan cerita kedua versi – Injil Barnabas dan Injil Yahya - tidak
diragukan lagi kecuali oleh perbedaan subjek tokoh yang diidentifikasi oleh
orang-orang Yahudi. Menurut Injil Yahya adalah YAHYA PEMBAPTIS , sedangkan
menurut Injil Barnabas adalah YESUS
KRISTUS. Perbedaan tokoh dalam jalinan cerita yang sama , bagaimanapun pasti membawa perbedaan terhadap dasar dogma
kepercayaan Kristen. Pertanyaan penting, mana yang benar, apakah yang
dikisahkan Injil Barnabas ataukah yang dikisahkan Injil Yahya ? Tidak diragukan lagi, penganut Kristen pasti
menolak kisah dari Injil Barnabas dan menerima kisah dari Injil Yahya. Dapat
dimaklumi. Kalau begitu, mari kita kaji pengisahan dalam Injil-Injil Kanonik .
Menyimak versi Injil Yahya ( Yahya 1 : 19-27 ) tidak diungkapkan dasar bagi
orang
Yahudi sehingga menyuruh beberapa imam dan orang Lewi dari Yerusalem
mengidentifikasi Yahya. Tiba-tiba saja mereka bertanya : “
Siapakah engkau ? “ . Kehebohan apa yang dilakukan Yahya sehingga mendorong
kaum Yahudi perlu mengindentifikasi terhadapYahya ? Adakah Yahya membawa satu
ajaran baru di kalangan Yahudi ? Tidak ! Yahya hanya melanjutkan tradisi dan
ajaran Musa , sehingga tidak perlu memunculkan
“ kehebohan “ yang mendorong
kaum Yahudi melakukan klarifikasi terhadap dirinya. Yahya tidak melakukan
mukjizat satupun yang bisa mengundang kehebohan . Ayat Yahya 10 : 41 menegaskan : “ Maka
banyak orang yang datang kepadanya serta berkata : “ Memang Yahya , suatupun tiada berbuat tanda ajaib , ....... “.
Oleh karena itu klarifikasi terhadap Yahya Pembaptis, sangat aneh. Tanpa angin,
tanpa hujan langsung mengklarifikasi Yahya Pembaptis. Jelas, pengisahan Injil
Yahya terlihat janggal.
Berbeda dari pengisahan Injil Yahya, dalam alur cerita
yang sama , Injil Barnabas justru mengisahkan bahwa identifikasi terhadap Yesus
dilakukan karena : “.... mengapakah
engkau memberitakan suatu ajaran baru dan menjadikan dirimu lebih besar dari
Messias ? “ . Jadi, ada “ kehebohan “ yang dibawa Yesus sehingga
kaum Yahudi perlu melakukan klarifikasi : “
Siapa-kah gerangan engkau ?“. Kehebohan muncul karena Yesus banyak
melakukan mukjizat yang luar biasa , yang terungkap dari pernyataan Yesus ketika
menjawab pertanyaan utusan kaum Yahudi : “ Sesungguhnya
mu’jizat yang dibuat oleh Allah melalui tanganku itu adalah membuktikan bahwa
aku ini berbicara dengan apa yang dikehendaki Allah “. (Barnabas 42 :17
). Fokus klarifikasi pada kedua versi (
– Injil Yahya dan Injil Barnabas – ) sama yaitu apakah Yahya Pembaptis (
menurut versi Injil Yahya ) ataukah Yesus Kristus ( menurut versi Injil
Barnabas ) adalah : Messias, Elia atau
Nabi lain ?. Dan Yahya ( versi Injil
Yahya ) atau Yesus ( versi Injil Barnabas ) , sama-sama menolak
sebagai figur dari : Messias, Elia atau
Nabi lain .
Penolakan Yahya Pembaptis
sebagai Messias, Elia atau Nabi lain
, dalam Injil Yahya, sudah jelas. Penolakan Yesus sebagai “ Messias “ dalam Injil Barnabas juga
sangat jelas . Tetapi kita tidak mendapatkan penolakan tersurat Yesus sebagai
Mesias seperti penolakan Yahya , tidak didapatkan dalam Injil-Injil Kanonik,
tetapi didapatkan sejumlah pernyataan Yesus yang mengindikasikan penolakan
dirinya sebagai Mesias. Dalam Perjanjian Baru terungkap pesan Yesus sebagai
berikut :
Lalu ia berpesan kepada
murid-muridnya , JANGAN MENGATAKAN kepada seorang juapun bahwa
IA-LAH KERISTUS adanya ( Mat. 16 : 20 )
Dan lebih tegas lagi adalah pesannya ketika Peterus yang menunjuk Yesus
sebagai ” Keristus yang daripada Allah
“ , yaitu :
JANGAN MENGATAKAN YANG DEMIKIAN kepada seorang juapun ....( Luk.9 : 21).
Pernyataan
pesan Yesus : “ Jangan mengatakan .....IA-lah KERISTUS “( Mat. 16 : 20 ) dan “ Jangan mengatakan yang
demikian ..... “ ( Luk.
9 : 21 )
menghasilkan tafsir yang beragam
di kalangan para ahli Kristen
sendiri . Salah satu dari tafsir tersebut menegaskan bahwa
Yesus dengan pernyataannya tersebut bukannya tidak mengakui dirinya adalah
Keristus , bahkan sangat sadar jika dirinya adalah Keristus yang justru
ditunggu-tunggu oleh kaum Yahudi. Cuma
Yesus khawatir akan ditangkap dan dibunuh oleh orang-orang Yahudi dan pasukan
Romawi sedangkan keberadaannya sebagai Keristus belum saatnya dinyatakan
sehingga Yesus melarang murid-muridnya mengatakan demikian. Tafsir yang
demikian memang menjadi pegangan umum penganut Kristen. Tafsir demikian sangat lemah. Kapan Yesus baru
menyatakan dirinya sebagai Kristus, padahal dalam perjalanan menyampaikan
ajarannya, Yesus tidak pernah menyebut dirinya sebagai Kristus ?
Tafsir lain dari sejumlah ahli Bibel yaitu YESUS MENOLAK DIRINYA DISEBUT KERISTUS ( = Menahem, Ratu Adil, Nabi Akhir Zaman
) karena memang Yesus sangat sadar bahwa dirinya bukanlah Keristus ( = Menahem , Ratu
Adil , Nabi Akhir Zaman ) yang dijanjikan sebagaimana ciri yang disebutkan
dalam kitab suci . Donald Guthrie dalam bukunya ” Teologi Perjanjian Baru “ ( hal. 272 ) menegaskan :
Tafsiran
yang lebih radikal ........ ialah bahwa YESUS TIDAK
PERNAH MENGANGGAP DIRINYA MESIAS , tetapi hanya sebagai ”
CALON MESIAS...... “.
Dan adanya tafsir yang demikian, juga diungkap Karel
A.Steenbrink dalam bukunya ” Perkembangan
Teologi Dalam Dunia Kristen Modern “
( hal.32 ) :
Ada juga
yang mengatakan bahwa Yesus sama
sekali TIDAK MENYETUJUI PENDAPAT MURID-MURIDNYA,menegur mereka agar mereka
TIDAK BOLEH MENGATAKAN HAL YANG KURANG BENAR TENTANG DIRINYA . Tafsir
ini diperkuat oleh perkataan dalam kalimat terakhir dari kutipan di atas . Para
murid dengan Petrus sebagai juru bicara mengakui Yesus sebagai raja penyelamat
atau Mesias, tetapi Yesus bicara tentang dirinya sebagai anak manusia.
Jelas di sini , bahwa
Yesus mengoreksi pendapat murid-muridnya .
Juga diungkapkan dengan
gamblang oleh Tom Jacobs dalam bukunya yang berjudul ” PAULUS “ ( hal. 122
) :
Kiranya cukup jelas bahwa Yesus sendiri tidak
pernah menyebut diri ” Kristus ” . Apapun juga latar belakang teologinya
, kiranya secara historis benar apa yang dikatakan dalam Yo. 6 : 15
: “
Karena Yesus tahu bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa dia dengan
paksa untuk menjadikan Dia , raja . Ia menyingkir pulang ke gunung , seorang
diri “. Yesus tidak pernah mau menjadi ” KRISTUS ” , tidak dalam arti
politik dan juga tidak dalam arti keagamaan .
Apa komentar kita atas pernyataan para Ahli Bibel di atas padahal mereka
mengkajinya dari Injil-Injil kanonik, bukan mengkaji dari Injil Barnabas ? Satu
jawaban yang pasti yaitu para pakar Bibel menegaskan : YESUS BUKAN KERISTUS (
= Menahem , Ratu Adil , Nabi Akhir Zaman
). Ketika Yesus BUKAN KRISTUS , berarti Nabi yang datang sesudahnya itulah
KRISTUS /MESSIAS ( = Menahem
, Ratu Adil , Nabi Akhir Zaman ). Dengan demikian, pengisahan Barnabas
tentang figur NABI PEMBUKA JALAN BAGI MESIAS adalah pengisahan yang benar dan
diakui pakar Bibel dari kalangan Kristen sendiri.
Melihat perbedaan versi Injil Yahya dan
Injil Barnabas tentang figur PEMBUKA JALAN BAGI MESSIAS, yaitu Yahya Pembaptis
dan Yesus , kita melihat salah satu dari
dua kemungkinan. Pertama, mungkin ucapan tersebut dilontarkan oleh satu orang
saja, tetapi salah satu versi adalah hasil pengubahan sehingga Yahya 1 : 27
menyatakan kedudukan Yahya terhadap “ Dia
yang datang kemudian daripadaku “ atau Barnabas 42 : 19 menyatakan
kedudukan Yesus terhadap “ Rasul
Allah yang kalian namakan dia Messiah “ . Lalu mana yang diubah dan mana
hasil pengubahan ? Menjawab pertanyaan tersebut kita lihat pada kemungkinan kedua,
baik Yahya ataupun Yesus sama-sama memberi kesaksian tentang kedatangan Messias
( dalam pengertian : MENAHEM, NABI AKHIR ZAMAN , bukan dalam pengertian YANG
DIURAP ). Dalam kemungkinan yang demikian, sesungguhnya Yahya tidak berbicara
mengenai Yesus sebab berbicara tentang “ NUBUAT “ kenabian adalah berbicara
dalam skala waktu yang sangat lama : RATUSAN TAHUN bahkan ribuan tahun, sedangkan
jarak waktu antara Yahya Pembaptis dengan Yesus menurut kelahiran hanya 6 bulan
saja dan menurut pelaksanaan misi , keduanya hampir besamaan, tidak berjarak
waktu . Yahya Pembaptis dan Yesus berada semasa. Oleh karena itu Yahya tidak
berbicara mengenai Yesus yang ada di sampingnya melainkan berbicara mengenai
figur NABI AKHIR ZAMAN yang akan datang
ratusan tahun sesudahnya. Hal yang sama dilakukan pula oleh Yesus, sehingga
keduanya bernubuat dalam kalimat yang hampir sama. Dan jangan dilupakan pula ,
pemahaman atas pernyataan Yahya Pembaptis : “ Dia yang datang kemudian
daripadaku “ sebagai ditujukan kepada Yesus, tidak lebih dari interpretasi
dogma Kekristenan semata-mata karena dalam pernyataan Yahya Pembaptis sama
sekali tidak menyebut Yesus. Dengan demikian, berdasarkan bahasan yang
disajikan, pernyataan Injil Barnabas lebih asli dari pernyataan Injil Yahya
atau sebenarnya kedua pernyataan baik Injil Barnabas ataupun Injil Yahya
sama-sama berbicara tentang kedatangan NABI AKHIR ZAMAN. Hal yang memperkuat
analisis tersebut , bisa disimak dialog Yesus – Peterus : “ APA KATA ORANG TENTANG AKU ? “ yang terngkat dalam Injil-Injil
kanonik . Kita baca ayat Matius 16 :
13-20 ( band. Markus 8 : 27-30 , Lukas 9 : 18 -21
) berikut :
Setelah sampai Yesus ke jajahan Kaisaria Pilipi,
bertanyalah ia kepada murid-muridnya, katanya : “ Menurut kata orang, siapakah
Anak Manusia ? “ .
Maka berkatalah mereka itu : “Ada yang mengatakan Yahya
Pembaptis; dan ada yang mengatakan: Elia ; ada pula yang mengatakan : Yeremia
atau seorang dari antara segala nabi “.
Maka kata Yesus kepada mereka itu : “ Tetapi kata kamu
itu, siapakah Aku ? “.
Maka sahut Simon Peterus : “ Tuhanlah Kristus , Anak
Allah yang hidup “.
Lalu jawab Yesus serta berkata kepadanya:“ Berbahagialah
engkau hai Simon anak Yunus ! karena bukannya keadaan manusia yang menyatakan
hal itu kepadamu melainkan Bapaku di surga “.
Maka Aku pun
berkata kepadamu, bahwa engkau inilah Peterus dan di atas batu ini Aku
akan membangunkan sidangku ; dan segala pintu alam maut pun tiada akan dapat
mengalahkan dia.
Maka Aku akan memberi kepada engkau anak kunci kerajaan
surga dan barang apa yang engkau ikatkan
di atas bumi, itupun terikat juga di surga dan barang apa yang engkau orakkan
di atas bumi, itupun terorak juga di surga “
Lalu ia berpesan kepada
murid-muridnya , JANGAN MENGATAKAN
KEPADA SEORANG JUAPUN BAHWA IA-LAH KRISTUS ADANYA .
Ada yang janggal dari kisah versi Injil Matius.
Ketika Simon Peterus berkata “ Tuhanlah
Kristus , Anak Allah yang hidup “ dan itu dipuji setinggi-tingginya oleh
Yesus , lalu mengapa Yesus sesudah itu berkata kepada para murid : “ JANGAN MENGATAKAN KEPADA SEORANG JUAPUN
BAHWA IA-LAH KRISTUS ADANYA “ ?. Mengapa Yesus melarang pemberian
kesaksian tentang dirinya sebagai Kristus kepada orang lain padahal dalam
kepercayaan Kristen , Yesus adalah Kristus dan seharusnya dalam setiap
perjalanan misinya menunjukkan diri
sebagai Kristus ? Pengajaran Paulus pun
selalu menekankan bahwa Yesus adalah Kristus . Tetapi justru Yesus melarang
mengatakannya kepada seorang jua pun. Hal yang sama dapat dibaca dalam Markus 8 : 27-30 ,
yaitu ketika Peterus berkata “
Tuhanlah Kristus ! “ maka Yesus
berpesan“ amat
sangat kepada mereka itu , JANGAN MENGATAKAN DEMIKIAN DARI HALNYA KEPADA SEORANG JUAPUN ! “. Begitu pula dalam Lukas 9: 18 -21, Yesus berpesan “ amat sangat kepada mereka itu sambil
melarang : JANGAN MENGATAKAN YANG DEMIKIAN KEPADA SEORANG JUAPUN ! “. Larangan yang sangat jelas dan menunjukkan
Yesus mengakui diri BUKAN KRISTUS ( - dalam pengertian : MENAHEM, NABI AKHIR
ZAMAN, bukan dalam pengertian : YANG DIURAP - ).
Penganut
Kristen pasti berapologi bahwa Yesus melarang demikian karena belum waktunya
untuk menyatakan diri sebagai Kristus. Lalu kapan waktunya ? Atau ada pula
penganut Kristen yang berapologi karena Yesus takut ditangkap pasukan Romawi
jika menyatakan diri sebagai Kristus. Mengapa takut ? Kalau takut, bukankah
sebaiknya Yesus tidak usah saja menyampaikan ajarannya dan cukup duduk-duduk di
rumahnya ? Justru pernyataan Yesus : “ JANGAN
MENGATAKAN KEPADA SEORANG JUAPUN BAHWA IA-LAH KRISTUS ADANYA “ menunjukkan
bahwa memang YESUS BUKAN KRISTUS !.
Ada hal lain yang perlu
diragukan pada “ kesaksian “ Peterus
tentang Yesus yang diceritakan Injil Matius tersebut : “ Sesungguhnya engkau adalah
al-Masih anak Allah “. Jika seseorang meyakini sesuatu hal maka
keyakinan itu akan dinyatakan dan dijalani dalam segala aktivitas sepanjang
hidupnya . Kesaksian yang dikutip merupakan perwujudan keyakinan Peterus . Dan
kita bisa berharap bahwa pernyataan kesaksian yang sama akan tetap dinyatakan
oleh Peterus. Tetapi bagaimana fakta yang terjadi ? Mari kita simak kisah Peterus dan
pernyataannya yang diceritakan Kisah
Rasul-Rasul berikut :
BAHWA Tuhan Ibrahim dan
Tuhan Ishak dan Tuhan Yakub yaitu Tuhan nenek moyang kita, mempermuliakan HAMBA-NYA yaitu YESUS ................. ( KRR. 3 : 13 )
Karena dengan
sesungguhnya di dalam negeri ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta dengan
orang kafir dan segala kaum Israil itu sudah berhimpun melawan YESUS HAMBA-MU yang kudus yang telah
kau urapi . ( KRR. 4 : 27 )
Serta mengedangkan tangan
kuasamu akan menyembuhkan orang dan mengadakan beberapa tanda ajaib dan mujizat
dengan nama YESUS HAMBA-MU yang kudus . ( KRR. 4 : 30 )
MAKA KATA Peterus : Emas
perak tidak ada padaku tetapi apa yang ada padaku , itulah aku berikan kepadamu
yaitu : Dengan nama YESUS KRISTUS ORANG
NAZARET ( KRR. 3 : 6 )
Maka ketahuilah oleh kamu
sekalian dan oleh segenap kaum Israil , bahwa dengan nama YESUS KRISTUS ORANG NAZARET..................... ( KRR. 4 : 10 )
Hai orang Israil,
dengarlah olehmu perkataanku ini : Adapun
YESUS ORANG NAZARET itu seorang yang disahkan Allah kepadamu dengan
perbuatan kuasa dan mujizat dan tanda
ajaib yang diadakan Allah dengan tangan Yesus di antara kamu , seperti yang
kamu ketahui sendiri . ( KRR. 2 : 22 )
Dari hal YESUS ORANG NAZARET itu , bagaimana
Allah sudah mengurapi dia denga Rohu’lkudus dan kuasa
........................... ( KRR. 10 : 38 )
Tidak ada satupun pernyataan kesaksian Peterus
terhadap Yesus sebagai KRISTUS ANAK
ALLAH YANG HIDUP , sesuai dengan pernyataannya : “ Tuhanlah Kristus , Anak Allah yang hidup
“ yang diceritakan Injil Matius 16 :
16. Ke mana kesaksian tersebut ? Tidak berbekas sama sekali . Justru Peterus
hanya mengatakan tentang Yesus dalam batas yang sangat wajar dan normal : “ YESUS
HAMBA-MU “ dan “ YESUS KRISTUS ORANG NAZARET “. Dengan pernyataan yang wajar , tidak ada
satu noktah petunjuk bahwa Peterus memiliki keyakinan bahwa Yesus adalah “ KRISTUS
ANAK ALLAH YANG HIDUP “ seperti yang menjadi keyakinan penganut Kristen.
Oleh karena itu pernyataan Peterus yang disebutkan dalam versi Injil Matius 16
: 16 : “Tuhanlah Kristus, Anak Allah yang hidup “ diragukan kebenarannya
sebagai pernyataan Peterus dan lebih diyakinkan sebagai tambahan yang diberikan
pengarang Injil Matius . Tetapi pernyataan-pernyataan Peterus yang dikisahkan
KRR sangat sesuai dengan yang tergambar dalam kisah yang disajikan INJIL
BARNABAS .
Dengan demikian , dialog Yesus –Peterus yang termuat
dalam Injil Matius sebagai sesuatu yang palsu . Kajian-kajian yang
disajikan memberikan gambaran bahwa
kisah yang diceritakan Injil Barnabas memang asli dibandingkan dengan versi
Injil Matius dan lebih asli dibandingkan dengan versi Injil Markus dan Injil
Lukas . Kesimpulan atas bahasa yang disajikan, justru Injil-Injil kanonik
sendiri bila dipahami secara kritis sesungguhnya membuktikan bahwa YESUS BUKAN
KRISTUS ( - dalam pengertian : MENAHEM, NABI AKHIR ZAMAN, bukan pengertian :
YANG DIURAP - ) , sejalan dengan pernyataan Injil Barnabas yang hendak
disanggah. Oleh karena itu betapa salahnya si Penganut Kristen dengan pernyataannya “ Injil ini secara terbuka mengajarkan bahwa Yesus bukan
Messiah …… “.
Selanjutnya si Penganut
Kristen berkata : “ Selain itu Al Qur’an mengakui Yesus sebagai Mesiah
… “. Rupanya si Penganut Kristen berbicara tentang ayat Al Qur’an
tetapi tidak memahami Al Qur’an. Al Qur’an menyebut Yesus ( dalam Islam : Nabi
Isa as ) dengan “ AL MASIH “. Tetapi maksud Al Qur’an dengan “ AL MASIH “ pada
Nabi Isa as.( Yesus ), apakah MENAHEM ( NABI AKHIR ZAMAN ) ? Ataukah hanya
sebatas dalam arti “ DIBASUH, DIUSAP, DIURAP “ ? Ternyata, sekalipun menyebut
Nabi Isa as dengan “ AL MASIH “, Al Qur’an justru berbicara tentang kesaksian
Yesus ( Nabi Isa as.) mengenai kedatangan RASUL ALLAH sesudahnya bernama “
AHMAD ( atau : MUHAMMAD ) “ . Ayat Al Qur’an surah
Ash Shaaf ayat 6 mengungkapkan :
Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam
berkata : " Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah
kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira
dengan ( datangnya ) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya
Ahmad ( Muhammad) " …
Pernyataan Al Qur’an ayat Ash
Shaaf 6 membuktikan bahwa Al Qur’an TIDAK MENGAKUI Yesus sebagai MENAHEM ( NABI
AKHIR ZAMAN ) tetapi mengakui Yesus adalah orang YANG DIURAP sehingga karenanya
bergelar ALMASIH sebagaimana juga tradisi Islam menyebut DAJJAL PENYESAT dengan
“ AL MASIH “. Oleh karena itu tidak ada pertentangan antara Al Qur’an dengan
INJIL BARNABAS berkenaan dengan kedatangan RASUL ALLAH – MENAHEM – NABI AKHIR
ZAMAN seperti yang dituduhkan si Penganut Kristen dalam sanggahannya tersebut.
Yang ada pertentangan antara KHAYALAN SI KRISTEN TENTANG AL QUR’AN dengan INJIL
BARNABAS.
Dari bahasan yang disajikan
nyatalah betapa kelirunya si Penganut Kristen dengan pernyataan sanggahannya
tersebut. Disarankan kepada semua penganut Kristen, sebelum memberi komentar Al
Qur’an pelajari Al Qur’an terlebih dahulu, supaya tidak terjadi kengawuran,
sebab kebenaran Al Qur’an tidak dibangun oleh khayalan penganut Kristen.
6. Pernyataan sanggahan : “ Many Muslims believe that Allah has sent 124,000 prophets into the
world, but this Gospel places the count at 144,000 (Barnabas, chapter 17) “
- “ Banyak orang Muslim yang percaya
bahwa Allah mengutus 124.000 Nabi ke dunia tetapi Injil ini menyatakan
jumlah 144.000 ( Barnabas , pasal 17 ) “.
TANGGAPAN :
Injil Barnabas yang menyebut jumlah Nabi 144.000 orang terdapat pada pasal
17 ayat 21. Dan oleh si Kristen dipertentangkan dengan “ pendapat dari banyak orang Muslim “ tanpa menyajikan dan mengutip
bagaimana bunyi “ pendapat dari banyak
orang Muslim “ tentang jumlah nabi tersebut . Bukannya dipertentangkan dengan
ayat Al Qur’an atau Hadist. Dalam Al Qur’an tidak pernah disebut jumlah Nabi
yang diutus kecuali Allah menyatakan kepada Nabi Muhammad saw , Sang Penerima
Wahyu : “ Ada yang diceritakan dan ada
yang tidak diceritakan “. Seharusnya si Penganut Kristen mengajukan referensi dari sumber Islam,
apakah benar “ pendapat dari banyak orang Muslim “ menyatakan jumlah Nabi sebanyak
124.000 dan juga mempertimbangkan bagaimana dengan pendapat “ sebagian besar orang Muslim “ yang tidak
menyatakan jumlah Nabi sebanyak itu. Dengan demikian, sanggahan si Penganut Kristen
terhadap Injil Barnabas dengan memperbandingkan pernyataan Injil Barnabas pasal
17 ayat 21 tentang jumlah Nabi 144.000 dengan “ pendapat dari banyak orang Muslim “ tentang jumlah Nabi 124.000
sangat tidak layak sehingga sebenarnya tidak perlu ditanggapi. Namun supaya
pembaca tidak terjebak oleh pernyataan sanggahan yang tidak layak, terpaksa
disajikan tanggapan ini. Hanya menjadi pertanyaan, apakah perbedaan mengenai
jumlah Nabi cukup substantif untuk dipertentangkan antara yang disebut Injil
Barnabas dengan yang dikatakan oleh si Penganut
Kristen : “ pendapat dari banyak orang Muslim “ dalam rangka mengajak ummat Islam agar
ramai-ramai menolak Injil Barnabas ?. Seharusnya si Penganut Kristen begitu pula penganut Kristen lainnya perlu
mengetahui bahwa pengakuam jumlah nabi berapapun besar nominalnya, bukan bagian
dari “ syahadat “ ( kredo ) kaum Muslimin dan jika menolak jumlah tersebut
– terkecuali
Nabi-nabi sebanyak 25 Rasul yang namanya disebut dalam Al Qur’an –
tidak menyebabkan keluar dari Islam. Oleh karena itu jika hendak
mempertentangkan Injil Barnabas dengan Al Qur’an, angkatlah aspek- aspek
mendasar yang menyangkut akidah dan iman kaum Muslimin. Jangan mengangkat
masalah-masalah yang tidak bermakna sedikitpun bagi keimanan. Jumlah yang
disajikan Injil Barnabas masih lebih baik daripada Injil-Injil kanonik yang
tidak berbicara apa-apa mengenai jumlah nabi.
7. Pernyataan sanggahan : “ It tells us that God sent a
group of believers to hell for 70,000 years (Barnabas, chapter 137), whereas
the Qur’an says that God would not harm a believer even so much as by the
weight of an ant ( Surah 4 : 40 ) “
- : “ Dikatakan
kepada kita bahwa Allah mengutus sekumpulan orang beriman ke neraka selama
70.000 tahun ( Barnabas , pasal 137 ),
sebaliknya Al Qur’an menyatakan bahwa Allah tidak akan merugikan orang-orang
beriman hatta sekalipun seberat seekor semut ( Surah 4 : 40 ) “.
TANGGAPAN :
Injil Barnabas pasal 137 , ayat 1
berbunyi : “ Maka di saat itu Rasul Allah memohon : ‘Ya Tuhan, ada di antara kaum
mukmin yang telah tinggal di neraka tujuh puluh ribu tahun ‘ “. Sebenarnya
pasal 137 menubuatkan tentang kehadiran
Nabi Muhammad saw , yang dalam ayat tersebut dikatakan “ Rasul Allah “ yaitu
bagaimana Nabi Muhammad saw melepasklan orang mukmin dari neraka dan sudah
tinggal di neraka selama 70.000 tahun. Dan hebatnya si Penganut Kristen dalam pernyataan sanggahannya
mempertentangkan dengan ayat Al Qur’an An Nisaa’ 40 ( Qs. 4 : 40 ) yang menyatakan : “ Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah,
dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya
dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar “. Sulit dipahami,
aspek apa yang hendak dipertentangkan oleh si Penganut Kristen antara ayat
Barnabas 137 : 1 dengan ayat An Nisaa’
40 ( Qs. 4 : 40 ), sebab ayat An Nisaa’ 40 ( Qs. 4 : 40 ) berbicara mengenai
pahala yang diterima oleh seorang mukmin bila melakukan kebajikan sekalipun
kebajikan yang dilakukan hanya sebesar atom . Allah tetap akan memberikan
imbalan . Dan ayat An Nisaa’ 40 ( Qs.
4 : 40 ) tidak menafikan bahwa seorang mukmin akan dimasukkan ke dalam neraka
akibat dosa-dosa yang dilakukan. Dan setelah beberapa lama dalam neraka
menjalani proses “ penyucian “ , lalu si mukmin tersebut
dikeluarkan dari neraka dan dimasukkan dalam surga. Orang mukmin seluruhnya
akan dimasukkan ke dalam surga, ada yang masuk langsung ke dalam surga tanpa
hisab ada dan ada yang dimasukkan ke dalam neraka terlebih dahulu baru kemudian
dimasukkan ke dalam surga. Dan berapa lama seorang mukmin berada dalam neraka
bergantung pada kadar dosa yang dilakukan selama hidupnya di dunia atau
bergantung sungguh pada rahmat Tuhan. Oleh karena itu, tidak tertutup
kemungkinan ada orang mukmin berada dalam neraka selama 70.000 tahun. Sedangkan
orang Kristen dan non Muslim lainnya akan dimasukkan ke dalam neraka
selama-lamanya, tidak keluar-keluar menjalani siksaan yang pedih karena mereka
syirik kepada Allah dengan menyembah dan
menjadikan manusia sebagai tuhan mereka.
Kembali kita saksikan kengawuran
si Penganut Kristen yang mempertentangkan ayat Barnabas 137 : 1 dengan ayat An
Nisaa’ 40 ( Qs. 4 : 40 ).
8.
Pernyataan sanggahan : “ According to this gospel, there
are nine heavens and ten hells (
Barna- bas, chapters 52,57,178 ). However, the Qur'an teaches only seven heavens ( Surah 2:29 ) “ - : “ Menurut Injil in , ada sembilan surga dan
sepuluh neraka ( Barnabas , pasal 52, 57,178 ). Akan tetapi Al Qur’an
mengajarkan hanya tujuh surga ( Surah 2 : 29 ) “.
TANGGAPAN :
Ayat
Barnabas pasal 52 yang menyebut “ SEPULUH NERAKA “ adalah ayat 1. Ayat lainnya dalam pasal 52
dengan jumlah 20 ayat, tidak ada yang menyebut jumlah neraka. Benarkah
ayat Barnabas 52 : 1 menyatakan ada
sepuluh neraka ? Untuk jelasnya dikutipan ayat Barnabas 52 : 1 yang berisi
ucapan Yesus sebagai berikut :
Sesungguhnya
kukatakan kepadamu bahwa hari pembalasan Allah itu akan menjadi dahsyat
sehingga ORANG-ORANG YANG TERKUTUK ITU
MEMILIH SEPULUH NERAKA daripada pergi untuk mendengar Allah berfirman
kepada mereka dengan kemarahan yang sangat.
Perhatikan ! Adakah ayat Barnabas 52 : 1 menyebut
jumlah neraka ada SEPULUH ? Ayat tersebut hanya berbicara mengenai sikap
ORANG-ORANG TERKUTUK yaitu daripada mereka mendengar kemarahan Allah , mereka
lebih baik memilih SEPULUH NERAKA . Jadi tidak ada pemahaman bahwa jumlah
neraka ada SEPULUH. Dalam Barnabas pasal 52 , sama sekali tidak disebut tentang
SURGA. Kita simak ayat Barnabas pasal
57. Ayat yang menyebut “ SEPULUH NERAKA “
dijumpai pada ayat 3, yang dikutipkan berikut :
Dan tiap
pukulan yang dipukulkan kepada Setan itu SEBERAT SEPULUH KALI NERAKA.
Dari
29 ayat dalam Barnabas pasal 57 , selain ayat 3 tersebut, tidak dijumpai ayat
lain yang menyatakan “ SEPULUH NERAKA “. Benarkah ayat Barnabas 57 : 3 menyatakan ada sepuluh neraka ? Sungguh bodoh
memahaminya demikian karena Barnabas pasal 57 berbicara mengenai hukuman untuk
IBLIS/SETAN nanti di akhirat , yaitu akan dihukum seberat SEPULUH KALI NERAKA.
Bukan ada sepuluh neraka . Satu ekstrapolasi berlebih-lebihan. Ketika Injil
Barnabas berbicara mengenai hukuman yang diterima IBLIS/SETAN sebesar SEPULUH
KALI NERAKA tapi si Kristen memahaminya sebagai BANYAK NERAKA ADA SEPULUH. Dan
anehnya, si Kristen meliwati pasal 59 ayat 2
dari Injil Barnabas yang justru menegaskan ADA TUJUH TINGKAT NERAKA .
Mengapa diliwati dan tidak diperhatikan ? Dalam ajaran para Ulama Islam,
Neraka atau dalam bahasa Al Qur’an :
NAAR disebutkan : Neraka Jahannam, Neraka Jahim , Neraka Wail, Neraka Hawiyah,
Neraka Sa’ir , Neraka Huthamah dan Neraka Saqar, yang jumlahnya juga TUJUH.
Dan juga dalam Barnabas pasal 57 , sama sekali tidak
disebut tentang SURGA. Berikutnya kita
simak Barnabas pasal 178 yang hanya berbicara tentang SURGA , dan tidak
menyinggung NERAKA. Juga disebut mengenai “ SEMBILAN LANGIT “ yaitu pada ayat 6 :
Sungguh kukatakan kepadamu bahwa LANGIT
itu ada sembilan., di antaranya terletak bintang-bintang yang bergerak dan
jarak antara satu dengan yang lain ialah sama dengan perjalanan seseorang lima
ratus tahun “.
Setelah menyimak ayat Barnabas pasal 52, 57 dan 178 ,
sekarang kita simak ayat Al Baqarah 29 (
Qs. 2 : 29 ) dengan terjemahan dikutip sebagai berikut :
Dia-lah
Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak
(menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui
segala sesuatu.
Terlihat
ayat Al Baqarah 29 ( Qs. 2 : 29 ) tidak pernah mengatakan jumlah
surga ada tujuh. Yang dikatakan oleh ayat Al Baqarah 29 ( Qs. 2 : 29 ) adalah JUMLAH LANGIT ada tujuh,
bukan jumlah surga ada tujuh. Kata “ sab’a
samaawaati “ tidak dimaknakan dengan
“ TUJUH SURGA“. Kata “samaawaati “
hanya berarti “ LANGIT “ dan selalu dipadankan
dengan penciptaan “ BUMI “ ( al-ardh ).
Ketika ayat Barnabas 52 : 1, begitu pula ayat Barnabas 57 : 3 tidak pernah mengatakan jumlah neraka ada
sepuluh dan sama sekali tidak menyebut surga, dan ketika ayat Barnabas pasal 178 ayat 6 tidak pernah
mengatakan jumlah surga ada 9 melainkan hanya mengatakan jumlah langit ada
9 dan sama sekali tidak menyebut jumlah neraka, ternyata si Penganut Kristen
penyanggah Injil Barnabas
mempertentangkannya dengan ayat Al Qur’an Al Baqarah
29 ( Qs. 2 : 29 ) yang
dikatakannya menyatakan surga ada tujuh dengan
berkata : “ Menurut Injil ini , ada sembilan surga dan sepuluh neraka ( Barnabas , pasal 52, 57,178 ). Akan
tetapi Al Qur’an mengajarkan hanya tujuh surga
( Surah 2 : 29 ) “ padahal yang dikatakan Al
Baqarah 29 ( Qs. 2 : 29 ) adalah jumlah langit ada
tujuh, maka adakah yang lebih ngawur dari pernyataan sanggahan si Penganut Kristen tersebut ?. Sangat
mengherankan, apa dasarnya sehingga mempertentangkan ayat Al
Baqarah 2 ( Qs. 2 : 29 ) dengan ayat (
Barnabas , pasal 52, 57,178 ) ? Kebenaran apa yang diperoleh dengan kengawuran pernyataan
untuk menyanggah Injil Barnabas? Untuk diketahui oleh penganut Kristen,
berdasarkan ayat Al Qur’an, surga itu banyak
begitu pula neraka, tidak
dibatasi 9 atau 10. Mengenai surga atau
dalam bahasa Al Qur’an : JANNAH, disebutkan : Jannatu ‘Adn, Jannatul Firdaus, Jannatul Ma’wa
, Jannatul Khuldi, Jannatun Na’im, Darus
Salam, Darul Jalal, Darul Jinan, Darul Qarar, Darul Bawar, Darul Maqamah dan
sebagainya. Terlepas dari kekeliruan
tuduhan tersebut, mungkin ada penganut Kristen yang berkilah : “ Oke, baiklah tuduhan tersebut kami akui
keliru karena mengatakan Injil Barnabas ada menyebut 9 surga padahal seharusnya
seharusnya 9 langit dan mengatakan ayat Al Qur’an Al
Baqarah 29 ( Qs. 2 : 29 ) ada menyebut 7 surga padahal
yang sebenarnya 7 langit. Nah , bagaimana dengan fakta baru yang terangkat di mana Injil
Barnabas mengatakan ada 9 langit dan ayat Al Qur’an Al
Baqarah 29 ( Qs. 2 : 29 ) ada menyebut 7
langit ? Bukankah itu berarti Injil Barnabas bertentangan dengan Al Qur’an ? “. Penganut Kristen mungkin merasa bangga karena dapat mengajukan
fakta pertentangan tersebut. Tetapi tidak menyadari akan kelemahan dan
kekurangan pengetahuannya tentang Al Qur’an, Bahasa Arab dan masalah numerika.
Yang mengherankan adalah mempertentangkan pernyataan Injil Barnabas tentang “ 9
langit “ dengan pernyataan Al Qur’an tentang “ 7 langit “ ketika kitab suci agama Kristen sendiri yang bernama
BIBEL/ALKITAB tidak berbicara apa-apa tentang bilangan “ jumlah “ . Mana yang
lebih tidak benar, apakah Injil Barnabas ataukah Bibel/Alkitab ? Selanjutnya
mengenai “ kontradiksi “ pernyataan Injil Barnabas tentang “ 9
langit “ dengan pernyataan Al Qur’an tentang “ 7 langit “ yang disajikan tersebut, pertanyaan yang perlu diajukan kepada
penganut Kristen yaitu :
-
Apa yang dimaksud dengan “ langit
“ ( as-samaa-a ) dalam Al Qur’an dan apa
pula yang dimaksud dengan “ 7 – tujuh “ yang tersebut dalam Al
Qur’an dan bahasa Arab ?
- Apa yang dimaksud dengan “ langit “ dalam Injil Barnabas dan bagaimana
masalah angka “ 9 – sembilan “ yang
disebut dalam Injil Barnabas ketika dhubungkan dengan tradisi Kristen ?
Langit dalam
bahasa Arab adalah : TIAP-TIAP YANG ADA DI ATAS KITA atau DI SEBELAH ATAS.
Ternyata kita dapati dalam Al Qur’an penjelasan tentang “ langit “ ( as-samaa’a ) dalam tiga kata kunci : “ binaa-an
“ ( Al Baqarah 22 ) - “ tibaa-qan “ atau lapisa/tingkat (
Nuh 15 ) dan “ saf-qan mahfuudhan “ (
Al Anbiyaa’ 15 ). Oleh karena itu jika menyinggung ayat Al Baqarah 29 yang menyebut “ TUJUH LANGIT “ harus dikaitkan
dengan kata-kata kunci tersebut. Ketika berbicara mengenai langit sebagai “ binaa-an
“ maka harus dikaitkan dengan benda-benda langit, seperti bintang dan planet .
Ketika berbicara mengenai langit sebagai “ tibaa-qan “ maka harus dikaitkan
dengan “ lapisan-lapisan “ seperti atmofsir, ionosfer dan sebagainya. Dan
ketika berbicara mengenai langit sebagai “ saf-qan mahfuudhan “ atau “ atap “ berarti berbicara mengenai susunan pelindung bumi misalnya
lapisan ozon yang berfungsi sebagai atap bagi kehidupan bumi dari radiasi ultra
violet . Lalu mana yang diinginkan oleh penganut Kristen untuk dibandingkan
dengan “ 9 langit “ yang disebut
Injil Barnabas ? Apakah “ binaa-an “ ataukah “ tibaa-qan
“ atau “ saf-qan mahfuudhan “ ?
Kemudian perlu diketahui , kata “ tujuh
“ dalam bahasa Arab bukan semata-mata ukuran nominal melainkan menunjukkan :
BANYAK. Dengan demikian, jika disebut “ TUJUH LANGIT “ bisa berarti BANYAK LANGIT. Dan memang langit itu banyak. Dan oleh
penganut Kristen , pernyataan Al Qur’an tentang “ TUJUH LANGIT “ dipertentangkan dengan
pernyataan Injil Barnabas tentang “ SEMBILAN LANGIT “. Lalu apa tujuan
mempertentangkannya ? Apakah penganut Kristen setuju jika yang benar adalah “
TUJUH LANGIT “ sebagaimana yang dinyatakan Al Qur’an dan yang tidak benar
adalah “ SEMBILAN LANGIT “ yang dinyatakan Injil Barnabas ? Ataukah sebaliknya
yang benar adalah Injil Barnabas dan yang salah adalah Al Qur’an ? Menjawab
pertanyaan tersebut, penganut Kristen sendiri harus memiliki konsep ajaran
tentang JUMLAH LANGIT. Lalu berapa jumlah langit menurut BIBEL/ALKITAB ? Ternyata
Bibel/Alkitab sama sekali tidak mengajarkan apa-apa tentang JUMLAH LANGIT ! Menjadi
pertanyaan, apakah penganut Kristen tidak memiliki tradisi pengetahuan mengenai
JUMLAH LANGIT ketika Bibel/Alkitab,
kitab suci mereka tidak menyebukan apa-apa tentang hal itu ? Menjawab
pertanyaan demikian , kita diingatkan dengan sebuah lempeng tembaga berukir
berasal dari OBELISCUS PAMPHILIUS karya ATHANASIUS yang menggambarkan mengenai
HARMONI LANGIT. Dalam lempeng tersebut terukir SEMBILAN LANGIT turun dari surga
yang dicitrakan dengan SEEKOR ULAR BERKEPALA TIGA dan berhenti di atas bumi.
Setiap langit mempunyai sebuah MUSE ( RUH ) yang sesuai :
-
THALIA milik
BUMI
-
CLIO milik BULAN
-
CALLIOPE milik
MERCURIUS
-
TERPSICHORE
milik VENUS
-
MELPOMENE milik
MATAHARI
-
ERATO milik MARS
-
EUTERPE milik YUPITER
-
POLYHYMNIA milik
SATURNUS
- URANIA
milik LANGIT ( dengan bintang-bintang tetap )
Lalu di atas LANGIT ( dengan
bintang-bintang tetap ), “ Ketua Muse
“ yaitu APOLLO menciptakan harmoni di antara LANGIT-LANGIT tersebut. Dan di atas APOLLO terdapat simbol segitiga :
TRINITAS . ( baca Annemarie
Schimmel, The Mystery of Numbers ).
Nah, apa yang dapat kita katakan
dengan fakta ini ? Ternyata tradisi
Kristen dengan kepercayaan TRINITAS–nya justru memiliki pemahaman bahwa LANGIT
ADA SEM-BILAN !!! Cocok dengan pernyataan Injil Barnabas bahwa ada “ SEMBILAN LANGIT “. Dengan demikian,
ketika mempertentangkan pernyataan Al Qur’an tentang “ 7 langit “ dengan
pernyataan Injil Barnabas tentang “ 9 langit “ maka dari sudut tradisi
Kristen, pernyataan Injil Barnabas telah didukung, yang berarti pernyataan Al Qur’an adalah salah. Tetapi
mengapa mengajak ummat Islam untuk
bersama-sama menolak Injil Barnabas dengan mengangkat aspek perbedaan jumlah
langit antara Al Qur’an dengan Injil Barnabas padahal tradisi Kristen justru
mendukung “ 9 langit “ ? Bukankah sikap
dan tindakan demikian merupakan satu kegilaan dan kengawuran ? Seharusnya
penganut Kristen mendukung pernyataan Injil Barnabas tentang “ 9
langit “ karena sesuai dengan tradisi Kristen dan menolak pernyataan Al
Qur’an tentang “ 7 langit “. Baru demikian yang benar. Terlihatlah motif
penganut Kristen sehingga mengangkat perbedaan jumlah langit antara Al Qur’an
dengan Injil Barnabas.
Berbicara mengenai “ 9 langit “ ,
memang dalam peradaban-peradaban kuno menyebut keberadaan langit ke 9 sebagai
langit tertinggi dan berada di luar 7 langit yang berplanet. Keberadaan 9 langit kemudian menjadi tradisi
Kristen sekalipun Bibel/Alkitab samasekali tidak menyebut mengenai bilangan langit. Mircea Eliade menjelaskan mengenai “ 9 langit
“ tersebut sebagai daerah-daerah kosmis . Kosmologi Islam juga menegaskan bahwa
alam semesta ( sistem tata surya) dibangun dengan 9 langit. Dan hal ini tidak perlu
dipertentangkan dengan pernyataan Al Qur’an mengenai “ 7 langit “ karena
istilah “ langit “ yang disebut dalam kosmologi Islam menunjukkan lapisan batas
yang menyelimuti benda-benda langit : Bulan – Merkurius – Venus – Matahari – Mars
–Yupiter, dan Saturnus. Kemudian langit ke-8
berisi bintang-bintang dengan kedudukan tetap dan langit ke-9 disebut
dengan “ falaqul aflaq “ – langitnya
langit – dan tidak mempunyai bintang-bintang. Dengan melihat fakta ini,
sangatlah tidak benar mempertentangkan pernyataan Al Qur’an tentang “ 7 langit “ dengan pernyataan Injil
Barnabas tentang “ 9 langit “.
9. Pernyataan sanggahan : “ In this Gospel, it is stated
that before the last day there will be a fifteen-day schedule of step-by-step
destruction (Barnabas, chapter 53). It further states that on the thirteenth
day the heavens shall be rolled up like a book and every living thing shall
die. All this is in clear contradiction with the Qur’an, which states that men
will be alive until the last day ( Surah 80:33-37 ). Nowhere does the Qur’an
mention the death of the holy angels, but asserts that they will still perform
their duty ( Surah 69: 15-17 ) “ yang diterjemahkan : “ Dalam
Injil ini, dinyatakan bahwa sebelum hari kiamat akan ada lima belas hari yang
secara teratur terjadi penghancuran setahap demi setahap ( Barnabas pasal 53 ).
Selanjutnya dinyatakan bahwa pada hari ketiga-belas, langit digulung seperti
sebuah buku dan setiap sesuatu yang hidup akan mati. Semua ini jelas
berkontradiksi dengan Al Qur’an yang menyatakan bahwa manusia akan hidup hingga
hari kiamat ( Surah 80 : 33 – 37 ). Tidak satupun ayat Al Qur’an menyatakan
kematian dari malaikat suci tetapi
menyatakan dengan tegas bahwa para malaikat
akan tetap menjalankan tugas mereka “.
TANGGAPAN :
Benarkah yang dikatakan Injil Barnabas pasal
53 berkontradiksi dengan ayat Al Qur’an
Surah 80 ayat 33 – 37 ? Hanya menunjuk
Surah 80 ayat 33 – 37 tapi tidak menyajikan isi Surah 80 ayat 33 – 37 . Apakah
cukup hanya dengan ayat Surah 80 ayat 33 – 37 untuk dipertentangkan terhadap
ayat Injil Barnabas pasal 53 tanpa
memperhatikan ayat-ayat Al Qur’an, lainnya yang juga berbicara tentang hari
kiamat dan tanpa meperhatikan pernyataan hadist ? Jika si Penganut Kristen hanya membatasi pada ayat Al Qur’an Surah 80 ayat 33 – 37
untuk dipertentangkan dengan ayat Injil Barnabas pasal 53, sangat jelaslah
ketidak-benarannya dan sekaligus menunjukkan kebodohannya . Ingat, berbicara
tentang ajaran Islam maka dua komponen utama ajaran Islam yaitu AL QUR’AN dan
HADIST , tidak bisa dilepaskan.
Mari kita perhatikan Injil
Barnabas pasal 53 , yang mengungkapkan penjelasan Yesus tentang keadaan-keadaan
yang terjadi ketika hari kiamat tiba.
- Sebelum hari kiamat tiba, terjadi bencana berupa berlangsung peperangan
dahsyat dan memusnahkan. Juga terjadi
seorang ayah membunuh anaknya dan sebaliknya anak membunuh ayahnya.
Negeri-negeri hancur binasa. Terjadi wabah yang memusnahkan yang membawa
kematian manusia yang banyak sehingga karena banyaknya mayat tidak ditemukan
lagi manusia yang bisa membawa mayat-mayat ke kuburan dan ditinggalkan begitu saja untuk menjadi
makanan binatang buas. Kelaparan merajalela sedemikian sehingga sepotong roti
menjadi lebih mahal dari sebongkah emas. Tidak lagi terdengar manusia memohon
ampun kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa
akan dosa-dosa mereka bahkan justru mengumpat Allah. ( ayat 1 – 10 )
- Muncul tanda-tanda alam yang menunjukkan mulai
tibanya hari kiamat dengan proses-proses yang berlangsung selama 15 hari ( ayat
11 – 33 ), yaitu :
· Hari Pertama , berputarnya matahari
diorbitnya tanpa cahaya , bahkan menjadi hitam seperti pencelup baju.
· Hari Kedua, bulan berbalik menjadi darah
dan bumi dibasahi oleh darah laksana embun.
· Hari Ketiga, bintang-bintang saling
bertabrakan.
· Hari Keempat, batu-batu kecil bertumbukan
dengan batu-batu besar.
· Hari Kelima, menangis tanaman dan rumput
dengan air mata darah
· Hari Keenam, air laut meluap setinggi
seratus lima puluh hasta dan berhenti seperti tembok spanjang siang hari
· Hari Ketujuh, air laut yang meluap surut
kembali hingga tidak tidak terlihat.
· Hari Kedelapan, burung-burung , binatang
darat dan binatang laut berkumpul dengan teriakan dan jeritan-jeritan
· Hari Kesembilan, turun hujan salju yang
menakutkan dan memusnahkan sehingga kurang dari sepersepuluh dari hidup, bisa
selamat.
· Hari Kesepuluh, datang kilat dan guruh
yang menakutkan sehingga sepertiga gunung-gunung terbelah dan terbakar.
· Hari Kesebelas, air sungai mengalir mundur
ke hilir dan berupa darah.
· Hari Kedua Belas, semua makhluk merintih
dan menjerit.
· Hari Ketiga Belas, langit dilipat seperti
lipatan buku, dan api dihujankan sehingga mati seluruh yang hidup.
· Hari Keempat Belas, terjadi gempa dahsyat,
puncak-puncak gunung berhamburan di udara laksana burung-burung. Bumi menjadi
datar rata.
·
Hari
Kelima Belas, malaikat-malaikat Allah mati, dan tidak ada yang hidup kecuali
Allah sendiri.
Demikian gambaran peristiwa kiamat menurut
Injil Barnabas pasal 53. Supaya dibedakan dengan saat kebangkitan, yang terjadi
sesudah proses penghancuran. Apakah semua yang digambarkan Injil Barnabas
tentang proses pengahncurtalan alam semesta pada hari kiamat tersebut
bertentangan dengan Al Qur’an dan Hadist ? ( Jangan hanya dengan ayat Al Qur’an
Surah 80 ayat 33 – 37 ). Untuk itu mari
kisa simak Surah 80 ayat 33 – 37 yang ditunjuk si Kristen, dan kemudian
berikutnya bisa pula dilengkapi ayat-ayat Al Qur’an lainnya juga Hadist.
Terjemahan Surah 80 ayat 33 – 37, adalah demikian :
Dan apabila datang suara yang memekakkan
( tiupan sangkakala yang kedua ), pada hari ketika
manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya,
dari istri dan anak-anaknya, Setiap orang dari mereka pada hari
itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.
Mana dari ayat Al Qur’an Surah 80 ayat 33 – 37 yang terjemahannya
dikutipkan di atas yang berkontradiksi
dengan Injil Barnabas pasal 53 ? . Yang dilukiskan oleh Surah 80 ayat 33 – 37
adalah kondisi sikap manusia ketika tiba hari penghancuran , sejalan dengan
pengisahan Injil Barnabas pasal 53 ayat 27
: ” ..merintih dan menjeritlah
semuah makhluk ”. Lalu apanya yang mau dipertentangkan? Tampak sekali
khayalan si Penganut Kristen dalam sanggahannya dan menghasilkan kebohongan
pernyataannya. Demikianlah cara penganut Kristen dalam membela ” kebenarannya
” yaitu dengan memanipulasi makna ayat-ayat kitab suci dan hanya main tunjuk
ayat tanpa menyajikan isi ayat yang ditunjuk. Dan orang pun mengira sebagai
pernyataan yang benar tetapi ternyata adalah dusta dan kebohongan.
Mengenai keadaan langit yang dilipat atau digulung sebagaimana yang dilukiskan
Injil Barnabas pasal 53 ayat 28 , kita dapatkan kesesuaiannya dengan ayat-ayat
Al Qur’an antara lain ayat Az Zumar 67 ( s.39 : 67 ) :
”.... padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit
digulung dengan tangan kanan-Nya ...”. Dan ayat At Taqwir 1 (
s. 81 : 1 ) : ” Apabila matahari digulung ”. Lalu apa yang mau dikontradiksikan antara ajaran Islam ( Al Qur’an dan
Hadist ) dengan Injil Barnabas pasal 53 ayat 28 ? Lihat ayat Al Qur’an dan
Hadist yang berbicara tentang hari kiamat dan jangan hanya melihat Surah 80
ayat 33 – 37 saja yang hanya berbicara tentang kondisi manusia pada hari
kiamat.
Begitu pula dengan pernyataan sanggahannya : ” ..... dan setiap sesuatu yang hidup akan mati.
Semua ini jelas berkontradiksi dengan Al Qur’an yang menyatakan bahwa manusia
akan hidup hingga hari kiamat ( Surah 80 : 33 – 37 ) ” .
Pernyataan sanggahan yang benar-benar menunjukkan kengawuran . Tunjukkan ayat dalam Surah 80 : 33 – 37 yang
menyatakan manusia akan hidup hingga hari kiamat ? Gambaran yang diberikan Surah 80 : 33 – 37
hanya berbicara mengenai keadaan manusia ketika “ tiupan sangkakala kedua “ , tanda hari kiamat tiba. yang diikuti
kematian bagi segala sesuatu yang hidup termasuk manusia. Dan itu pula yang
digambarkan Injil Barnabas pasal 53 ayat
29 : “ ….Seluruh yang hidup akan mati “. Sangat mengherankan, atas dasar apa
sehingga si Kristen mempertentangkan Injil Barnabas pasal 53 ayat 29 dengan ayat Al Qur’an Surah
80 : 33–37.
Selanjutnya si Kristen dalam
sanggahannya menyatakan: “ Tidak satupun
ayat Al Qur’an menyatakan kematian dari malaikat suci tetapi menyatakan dengan
tegas bahwa para malaikat akan tetap menjalankan tugas mereka “. Secara khusus, memang tidak ada satupun
ayat Al Qur’an yang menyatakan kematian malaikat, sama seperti Jin, Iblis ,
para setan, binatang dan makhluk hidup lainnya tidak ada satupun ayat Al Qur’an
yang menyatakan kematian mereka. Tetapi secara umum Al Qur’an menyatakan
kepastian kematian makhluk-Nya yaitu : manusia, jin, Iblis , setan, binatang
dan makhluk hidup lainnya. Dapat dibaca ayat Al Qur’an surah Ali ‘Imran 185 (
Qs. 3 : 185 ) – surah Al ‘Anbiya 35 ( Qs. 21 : 35 ) – surah Al Ankabuut 57 (
Qs. 29 : 57 ) : “ Tiap-tiap
yang berjiwa akan merasakan mati …… “. Dengan pernyataan ayat-ayat Al
Qur’an tersebut secara jelas malaikat juga akan mati, iblis dan setan juga akan
mati, jin juga mati, binatang juga mati, sama seperti halnya manusia. Dan
supaya diperhatikan pernyataan Injil Barnabas pasal 53 ayat 29 : “ …Seluruh yang hidup akan mati “ ternyata
sama dengan pernyataan Al Qur’an : “ Tiap-tiap yang berjiwa akan
merasakan mati …“. (
Qs. 3 : 185- Qs. 21 : 35 - Qs. 29 : 57). Lalu atas dasar apa
mempertentangkan pernyataan Injil Barnabas pasal 53 ayat 29 : “ … Seluruh yang hidup akan mati “
dengan Al Qur’an padahal Al Qur’an menyatakan hal yang sama ? Apakah karena tidak tersebut dalam Surah 80 :
33 – 37 ?. Jika demikian alasannya maka benar-benar si Penganut Kristen keterlaluan
dalam sanggahannya. Lihatlah seluruh ayat Al Qur’an untuk menetapkan apakah pernyataan
Injil Barnabas pasal 53 ayat 29
bertentangan dengan ayat Al Qur’an atau tidak , jangan memaksakan harus diperbandingkan
dengan ayat Al Qur’an Surah 80 : 33 – 37. Sikap demikian merupakan satu
kebodohan yang keterlaluan dan sangat memalukan.
Marilah kita cermati kebodohan
pernyataan sanggahan si Penganut Kristen : ” ..... dan setiap sesuatu
yang hidup akan mati. Semua ini jelas berkontradiksi dengan Al Qur’an yang
menyatakan bahwa manusia akan hidup hingga hari kiamat ( Surah 80 : 33 – 37 ) ”.
Bagaimana bisa mengatakan kalimat ” ..... dan setiap sesuatu yang hidup akan mati ” bertentangan dengan Al Qur’an padahal kalimat ”
..... dan setiap sesuatu yang
hidup akan mati ” justru menjadi pernyataan Al Qur’an sendiri
( dengan kalimat : “ Tiap-tiap yang berjiwa akan
merasakan mati … “. -
Qs. 3: 185- Qs. 21 : 35 - Qs. 29 : 57-). Jika pernyataan sanggahan si Penganut Kristen dibenarkan ( - dan itu hanya dilakukan
manusia kurang waras - ) maka apakah
ayat-ayat Al Qur’an Qs. 3: 185- Qs. 21 : 35 - Qs. 29 : 57 yang
menyatakan : “ Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati … “, juga “ berkontradiksi
dengan Al Qur’an yang menyatakan bahwa manusia akan hidup hingga hari kiamat (
Surah 80 : 33 – 37 ) ”. Jelaslah betapa tidak benarnya
pernyataan sanggahan si Kristen tersebut.
10. Pernyataan sanggahan : “ In chapter 32, 66 and 67 of this
gospel Jesus is reported to have said that offerings and sacrifices are not
part of God's command but are man made traditions. In other words this gospel
denies that God ordered burnt sacrifices in the Torah. However the Qur'an
confirms that God did order the Israelites to offer sacrifices ( Qur'an, Surah 2:67-72; Bible, Numbers
19:1-10 ) “ - “ Dalam pasal 32, 66 dan 67 dari Injil ini,
Yesus disebutkan telah berkata bahwa persembahan dan berkorban bukan bagian
dari perintah Allah tetapi tradisi-tradisi dibuat manusia. Dengan kata lain,
Injil ini menyangkal bahwa Allah
memerintahkan orang-orang Israel untuk mempersembahkan korban ( Qur’an , Surah
2 : 67 ; Bibel , Bilangan 19 : 1-9 ) “.
TANGGAPAN :
Benarkan Injil Barnabas dalam pasal-pasal
yang ditunjuk – pasal 32 , pasal 66 dan pasal 67 – dilaporkan Yesus menyatakan
bahwa ” .... persembahan
dan berkorban bukan bagian dari perintah Allah tetapi tradisi-tradisi dibuat
manusia “. ? Untuk itu mari disimak pasal-pasal Injil Barnabas tersebut
untuk membuktikan apakah pernyataan sanggahan tersebut benar atau dusta.
1. Apakah benar pasal 32 Injil Barnabas
memuat pernyataan Yesus bahwa ” .... persembahan dan berkorban bukan bagian dari perintah Allah tetapi
tradisi-tradisi dibuat manusia “. ? Jelas si Kristen penyaji sanggahan
telah menunjukkan kebohongan karena ayat 14 – 15 pasal 32 Injil Barnabas justru
memuat pernyataan kutipan Yesus tentang
perintah Allah mengenai persembahan dan korban : “ Berilah kepadaKu sembelihan
syukur dan persembahkan kepadaku nazar-nazarmu. Karena apabila Aku lapar, Aku
tidak akan meminta sesuatupun daripadamu karena segala sesuatu ditanganKu dan
padaKu kelimpahan “ . Oleh karena itu betapa kelirunya pernyataan sanggahan
si Kristen tersebut. Untuk memperjelas kekeliruan dan kebohongan sanggahan si
Kristen, kita bahas point-point penting dalam pasal 32 yang terkait dengan “
persembahan dan korban “.
Pasal 32 mengungkapkan
respon Yesus atas sikap munafik orang-orang Yahudi – para tokoh dan ahli Taurat
– ketika mereka mempertanyakan murid-murid Yesus yang makan tanpa membasuh tangan terlebih dahulu, yang sudah menjadi tradisi
Yahudi di rumah seorang tokoh dan ahli Taurat. ( ayat 1 sd. 5 ). Sikap kemunafikan
para tokoh dan ahli Taurat terlukis dalam pertanyaan Yesus : “ Apakah kamu membatalkan syariat Allah untuk
memelihara adat istiadatmu ? “. ( ayat 6 ).
Menjadi pertanyaan, syariat Allah yang mana yang dibatalkan oleh
orang-orang Yahudi demi memelihara adat tradisi yang mereka bangun ?
Dan bagaimana pula bentuk tradisi yang dibangun orang-orang Yahudi yang dikatakan
Yesus membatalkan syariat Allah ? Menjawab pertanyaan-pertanyaan demikian, perlu
disimak pernyataan- pernyataan Yesus ketika menggambarkan sikap munafik orang-orang
Yahudi ( para Imam dan Ahli Taurat ) yang terkandung dalam pertanyaannya
mereka. Yesus merincinya :
- Para Ahli Taurat menyuruh orang-orang Yahudi untuk
melakukan persembahan dan menazarkan segala sesuatu untuk Bait Allah. ( ayat 7
).
- Persembahan dan pembayaran yang dinazarkan berasal dari
harta yang sedikit yang justru dibu- tuhkan untuk menyantuni orang-orang tua
mereka. ( ayat 8 ).
- Ketika orang-orang tua mereka meminta uang yang
dinazarkan tersebut, maka anak-anak mereka menolak dengan mengatakan bahwa uang
itu nazar kepada Allah sehingga orang-orang tua mereka ditimpa kemelaratan (
ayat 9 -10).
Mementingkan “ membayar nazar
“ ( nazar yang diharuskan para Imam dan Ahli Taurat dan keharusan demikian menjadi tradisi ) dalam
tradisi yang dibangun rupanya lebih diutamakan daripada melepaskan kemelaratan
keluarga. Ada pemaksaan keharusan bernazar dan membayar nazar oleh para Imam
dan Ahli Taurat ketika di sisi lain membiarkan seseorang terjerat dalam kemiskinan
dan kemelaratan , padahal “ uang nazar
“ ada tersedia dan dapat dipakai untuk
mengatasi kemelaratan. Dalam tradisi yang dibangun , lebih utama membayar nazar
(yaitu nazar yang “ dipaksakan “ para Imam dan Ahli Taurat ) daripada mengatasi
kemiskinan dengan uang yang dipakai membayar nazar. Inilah yang disindir Yesus
: “ Wahai
ahli Taurat yang bohong dan berpura-pura, adakah Allah menggunakan uang itu ? ………….
Karena Allah tidak makan sebagaimana yang difirmankan melalui hamba-Nya Nabi
Daud .‘ Adakah Aku memakan daging sapi an meminum darah domba?’ “. (
Barnabas 32 : 11, 13 ). Apalagi membayar
nazar yang pelaksanaannya “ dipaksakan “ para Imam dan Ahli
Taurat sebenarnya bertujuan untuk memperkaya para Imam dan Ahli
Taurat sebagaimana dikatakan Yesus : “ Wahai kaum yang munafik, sesungguhnya kamu berbuat demikian hanyalah memenuhi
kantungmu dan arena itulah kamu pungut cukai atas daun ingu dan permen“ (ayat 16
). Itulah yang menjadi tujuan pernyataan Yesus : “ Apakah kamu membatalkan syariat Allah untuk memelihara adat istiadatmu
? “ bukan diartikan : ” ....
persembahan dan berkorban
bukan bagian dari perintah Allah tetapi tradisi-tradisi dibuat manusia “. Buktinya dalam ayat 14 – 15 pasal 32 Injil Barnabas , Yesus mengutip
pernyataan ALLAH : “ Berilah kepadaKu sembelihan syukur dan
persembahkan kepadaku Nazar-nazarmu. Karena apabila Aku lapar, Aku tidak akan
meminta sesuatupun daripadamu karena segala sesuatu ditanganKu dan padaKu
kelimpahan “. Lalu bagaimana dikatakan bahwa menurut Injil Barnabas , Yesus
menyatakan ” .... persembahan
dan berkorban bukan bagian dari perintah Allah tetapi tradisi-tradisi dibuat
manusia “ ? . Oleh karena itu betapa
kelirunya pernyataan sanggahan si Kristen tersebut.
Selanjutnya mengenai makan tanpa
membasuh tangan dan kenajisan yang dilakukan murid-murid Yesus dan diprotes
para Imam dan Ahli Taurat, Yesus menjelaskan dalam ayat 31 pasal 32 tersebut
sebagai berikut :
Sesungguhnya kukatakan
kepadamu sekalian bahwa makan roti dengan tangan yang tidak bersih, tidak akan
menajiskan seseorang karena sesuatu yang masuk ke dalam manusia tidak
menajiskan manusia itu, tetapi yang keluar dari manusia itu menajiskan manusia.
Pernyataan pasal 32 ayat 31 Injil Barnabas , tidak berbeda dengan penyajian
Injil Matius ( Matius 15 : 11 : “ Bukannya
barang yang masuk ke dalam mulut itu menajiskan
melainkan barang yang keluar dari dalam mulut, itulah yang menajiskan orang “ )
dan Injil Markus ( Markus 7 : 15 : “ Tiadalah barang sesuatupun yang datang dari
luar orang serta masuk ke dalamnya dapat menajiskan dia. Hanyalah barang yang
keluar dari dalam orang, itulah yang menajiskan dia “ ).
Injil Lukas ( Lukas 11 : 37 ) yang
juga bercerita tentang membasuh tangan ketika makan roti ( - diceritakan yang
melakukan adalah Yesus, bukan murid-murid ) dan dipertanyakan oleh orang Parisi
, ternyata tidak menyajikan pernyataan
Yesus seperti yang diungkap Injil Barnabas , Injil Matius dan Injil Markus di
atas kecuali dengan redaksi yang sangat beda makna : “ Hai kamu yang bodoh,bukankah Yang menjadikan di sebelah luar , itu juga
menjadikan yang di sebelah dalam ? “ (Lukas 11 : 40). Sedangkan Injil Yahya memang tidak
berbicara sama sekali mengenai peristiwa tidak membasuh tangan ketika makan
roti tersebut.
2. Pasal 66 dan Pasal 67 Injil Barnabas adalah dua
pasal yang bersambung dalam pengisahan satu peristiwa. Si Penganut Kristen dalam sanggahannya telah
menjadikan kedua pasal tersebut sebagai dalil bahwa “ Yesus disebutkan telah berkata bahwa
persembahan dan berkorban bukan bagian dari perintah Allah tetapi
tradisi-tradisi dibuat manusia “ .
Rupanya ayat –ayat yang terkait dengan pasal 66 dan pasal 67 Injil Barnabas dan dijadikan dasar sanggahan
oleh si Penganut Kristen adalah pasal 66
ayat 15 – 17 dan pasal 67 ayat 4
yang dikutipkan berikut :
Celakalah bagimu wahai ahli Taurat dan kaum Parisi !.
Celakalah bagimu wahai para Imam dan orang-orang Lewi , karena kamu telah
merusak cara penyembelihan korban-korban untuk Tuhan. Sehingga orang-orang yang
datang untuk mempersembahkan korban-korbnan itu mempercayai bahwa Allah itu
makan daging masak seperti manusia. (
Pasal 66 ayat 15 – 17 ) .
Akan tetapi Allah berfirman melalui Nabi Yeremia :
“Jauhkanlah daripadaKu segala sembelih-anmu itu, sesungguhnya korban-korbanmu
itu terbenci olehKu “ ( Pasal
67 ayat 4 )
Menjadi pertanyaan, apakah ayat-ayat di atas
menjadi bukti bahwa Injil Barnabas mengungkapkan bahwa “ Yesus disebutkan telah berkata bahwa
persembahan dan berkorban bukan bagian dari perintah Allah tetapi
tradisi-tradisi dibuat manusia “ ? Menyimak ayat 15-17 pasal 66 , ternyata
sangat jauh dari hal tersebut dan tidak bisa dijadikan dalil tentang adanya
pernyataan Yesus : “ per- sembahan dan berkorban bukan bagian dari
perintah Allah tetapi tradisi-tradisi dibuat manu- sia “ . Pernyataan demikian hanyalah khayalan si
Kristen, bukan ucapan Yesus. Justru
ayat-ayat tersebut menunjukkan adanya
perintah Allah untuk persembahan dan berkorban. Yang ditekankan oleh
ayat 15-17 pasal 66 Injil Barnabas adalah : “ ….. para Imam dan orang-orang Lewi , … telah merusak cara penyembelihan korban-korban
untuk Tuhan “. Jadi, ada cara penyembelihan korban-korban yang benar untuk Tuhan tetapi para Imam dan
orang-orang Lewi telah merusak hakekat penyembelihan korban-korban untuk Tuhan
tersebut sehingga menjadi tidak benar.
Selanjutnya mengenai ayat 4 pasal 67 Injil Barnabas, menjadi pertanyaan,
apakah bunyi teks ayat menunjukkan bahwa
“ persembahan dan berkorban bukan
bagian dari perintah Allah tetapi tradisi-tradisi dibuat manusia “ ? Untuk
memahami tujuan ayat ayat 4 pasal 67
Injil Barnabas dan sekaligus menjawab pertanyaan tersebut, harus
dilihat dasar munculnya pernyataan ayat tersebut . Sebagai bandingan kita simak ayat Yesaya 1 : 11,13 berikut :
Apa guna kepadaKu
kebanyakan korbanmu ? , demikianlah firman Tuhan. Jemulah Aku akan segala
korban bakaran daripada domba jantan dan akan lemak segala lembu yang tambun,
maka tiada Aku suka akan darah lembu muda atau anak domba atau kambing jantan
Jaangan lagi kamu membawa
persembahan dengan cuma-cuma; bahwa pembakaran dupa itu kebencian kepadaKu,
segala bulan baru dan sabat dan panggilan sidang berhimpun itu tersabarkan
olehKu; demikianpun puasa dan segala hari raya.
Kita tidak bisa mengatakan bahwa Tuhan melarang melakukan persembahan
korban. Pernyataan Tuhan dalam ayat Yesaya 1 : 11 memiliki alasan sebagaimana
dinyatakan dalam ayat Yesaya 1 : 10 yang
memuat seruan Yesaya :
Dengarlah olehmu firman
Tuhan, hai segala penghulu Sodom, berilah telinga akan hukum Allah kita, hai
bangsa Gomora.
Sangat jelas bahwa dituntut untuk mendengar dan melaksanakan hukum Allah.
Lalu pada ayat Yesaya 2 : 6 ditegaskan
mengapa Tuhan ” menolak ” umatNya :
..... sebab mereka itu
penuh dengan kejahatan terlebih daripada segala bangsa Masyrik.
Oleh karena itu, kita tidak bisa mengatakan
bahwa berdasarkan ayat Yesaya 1 : 11,13, sesungguhnya persembahan dan korban
tidak disuruh oleh Tuhan melainkan menjelaskan
bahwa Tuhan menolak persembahan dan korban yang disajikan ” umatNYa ” lantaran
umatNya tidak melaksanakan hukum Tuhan dan banyak melakukan kejahatan. Apakah
gunanya persembahan dan korban jika umatNya tidak melaksanakan hukumNya dan
banyak melakukan kejahatan ?
Simak pula ayat Yeremia 6 : 20 yang
dikutipkan berikut :
.......... Bahwa akan
korban bakaranmu tiada Aku berkenan dan korban sembelihanmu tiada sedap bagiku.
Kita juga tidak bisa mengatakan bahwa berdasarkan ayat Yeremia 6 : 20 ,
Tuhan melarang melakukan persembahan korban. Pernyataan Tuhan dalam ayat
Yeremeia 6 : 20 memiliki alasan sebagaimana dinyatakan dalam ayat Yeremia 6 :
19 :
Dengarlah olehmu hai bumi
! Bahwa celaka yang Kudatangkan atas negeri ini, yaitu hasil segala kepikiran
mereka itu sendiri, karena tiada diindahkannya segala firmanKu dan dibuangnya
akan hukum-Ku.
Juga kita tidak bisa mengatakan bahwa berdasarkan
ayat Yeremia 6 : 20, sesungguhnya persembahan dan korban tidak disuruh oleh Tuhan melainkan menjelaskan bahwa
Tuhan menolak persembahan dan korban
yang disajikan ” umatNYa ” lantaran umatNya tidak mengindahkan firman Tuhan dan
tidak melaksanakan hukum Tuhan. Apakah gunanya persembahan dan korban jika
umatNya tidak mau mendengarkan firman Tuhan dan tidak melaksanakan hukumNya ?
Penolakan Tuhan atas persembahan dan korban yang tercantum dalam ayat Yesaya 1
: 11,13 dan ayat Yeremia 6 : 20 tidak bisa
diartikan “ persembahan dan berkorban bukan bagian dari perintah Allah tetapi
tradisi-tradisi dibuat manusia “ melainkan sikap Tuhan terhadap “ umatNya “
yang tidak mau mendengar firman-Nya, tidak mau melaksanakan hukum-Nya dan
banyak melakukan kejahatan.
Seperti halnya ayat Yesaya 1 : 11,13 dan ayat Yeremia 6 : 20 yang memiliki alasan sehingga Tuan menolak
persembahan dan korban dari ” umat-Nya ”
, ternyata ayat 4 pasal 67 Injil
Barnabas juga memiliki alasan sebagaimana tercantum dalam Injil Barnabas pasal
67 ayat 5 -7 yang dikutipkan berikut :
Karena sudah mendekatlah waktu yang padanya akan
disempurnakan oleh Allah apa yang difirmankan oleh Tuhan kita melalui Nabi
Hosea , firman-Nya : ” Aku akan
memanggil kaum yang tidak terpilih itu menjadi kaum terpilih .
Dan sebagaimana Ia
berfirman tentang Nabi Yehezkiel : ” Allah
akan membuat perjanjian baru dengan kaumNya, tidak seperti yang telah diberikan
kepada bapak-bapakmu, lalu tidak
mereka tepati dan Allah akan mencabut hati mereka yang seperti batu,
kemudian akan mengaruniakan mereka hati baru.
Dan semua itu akan
terjadi karena kamu sekarang tidak
bertindak menurut syariat-Nya padahal anak
kunci itu ada padamu tetapi kamu tidak membuka, bahkan kamu menutup jalan
terhadap mereka yang akan melawat padanya.
Berdasarkan alasan yang tersebut dalam Injil Barnabas pasal 67 ayat 5 – 7 sebagaimana yang dikutipkan, nyatalah bahwa
pernyataan ayat Injil Barnabas Pasal 67 ayat 4 : “Jauh-kanlah daripadaKu segala sembelihanmu
itu, sesungguhnya korban-korbanmu itu terbenci olehKu “ tidak
bisa diartikan sebagai “ Yesus disebutkan
telah berkata bahwa persembahan dan berkorban bukan bagian dari perintah Allah
tetapi tradisi-tradisi dibuat manusia “ melainkan dipahami karena ada dua alasan yang
sangat penting yaitu : (1 ) karena orang-orang Yahudi “ tidak bertindak menurut syariat-Nya “ lagi dan (2 ) inilah yang sangat penting
karena merupakan alasan penubuatan yaitu sudah
mendekatlah waktu yang padanya akan disempurnakan oleh Allah ........ firman-Nya : ” Aku akan memanggil kaum yang tidak terpilih itu menjadi kaum terpilih
”. Arti penubuatan yang
tercantum dalam kalimat ayat tersebut yaitu kenabian diberikan kepada ” kaum yang tidak terpilih ” sehingga kaum
itu menjadi ” kaum terpilih ”. Dan
waktu terjadinya sudah akan sampai. Siapa yang dimaksud dengan ” kaum yang tidak terpilih ” tersebut ?
Bibel yang diakui kanonik oleh penganut Kristen, berkisah mengenai Hajar dan anaknya Ismail , dibuang oleh
Ibrahim ke belantara Paran demi memenuhi keinginan Sara supaya anaknya Ishak
saja yang disayangi Ibrahim. Pembuangan atas Hajar dan anaknya Ismail hanya
mengindikasikan sebagai ” kaum yang tidak
terpilih ”, dan kemudian ternyata menjadi ” kaum terpilih ” dengan
beralihnya kenabian dari Bani Israel ke Bani Ismail. Dan perlu diketahui, pernyataan Yesus dalam Injil Barnabas pasal 67 ayat 5 -6 sejalan dengan
pernyataan Yesus dalam versi
Injil Yahya : “ Hai perempuan ,
percayalah kepadaku,bahwa masanya akan
datang apabila kamu akan menyembah Bapa itu , bukan di atas bukit ini dan bukan
di Yerusalem “. Pernyataan
yang juga mirip dengan versi Injil Yahya
tersebut terdapat pula dalam ayat lain versi
Injil Barnabas : “ Akan tiba suatu saat di mana Allah
menganugerahkan rahmat-Nya DI NEGERI LAIN dan orang dapat bersujud kepadaNya di
tiap tempat dengan hak ........ “.
Perhatikan ! Orang menyembah Allah bukan lagi dibukit Samaria dan bukan
lagi di Yerusalem ( versi Injil Yahya ). Kalau begitu di mana ? Allah
menganugerahkan rahmatnya DI NEGERI LAIN !. ( versi Injil
Barnabas ). Ini menunjukkan bahwa kenabian telah berpindah bukan lagi pada
turunan Israil melainkan pada turunan Ibrahim yang lain . Dalam hal ini :
TURUNAN ISMAIL yaitu Nabi Muhammad SAW
! Pengalihan tugas kenabian, sejalan
dengan penegasan Yesus sendiri dalam Matius
21 : 43 :
Sebab itu Aku berkata
kepadamu bahwa KERAJAAN ALLAH AKAN
DIAMBIL DARI PADAMU dan diberikan kepada suatu bangsa yang menerbitkan
buahnya.
Kerajaan
Allah akan diambil dari kaum Yahudi ! Kerajaan Allah akan diserahkan kepada
bangsa lain yang mampu memberikan buahnya ! . Atau menurut Injil Barnabas : “ Allah
menganugerahkan rahmat-Nya DI NEGERI LAIN dan orang dapat bersujud kepadaNya di
tiap tempat dengan hak ........ “. Juga sejalan dengan Yesaya 28 :
11 :
Maka sebab itu Ia pun akan berfirman kepada
bangsa ini dengan LIDAH YANG AJAIB dan DENGAN BAHASA YANG LAIN .
Jadi ada pengalihan kenabian dari Bani Israil/bangsa Yahudi sebagai alasan
Tuhan ” menolak ” persembahan dan korban dari ” umatNya ” ( bangsa Yahudi/Bani Israil )
dan penolakan tersebut bukan diartikan dengan “ persembahan dan berkorban bukan bagian dari perintah Allah tetapi
tradisi-tradisi dibuat manusia “ seperti yang dikatakan si Kristen dalam
sanggahannya.
Dari bahasan atas ayat-ayat Injil Barnabas pasal 32 , 66 dan 67 di atas
, betapa kelirunya si Kristen dengan sanggahannya yang mempertentangkannya dengan Al Qur’an Al Baqarah 67
termasuk juga mempertentangkannya dengan Bibel ayat Bilangan 19 : 1-9 .
Jika si Kristen yang menyajikan sanggahan ternyata mengabaikan alasan Tuhan
sehingga menolak persembahan dan korban dari “ umat-Nya ( Bani Israel/Bangsa
Yahudi ) pada Injil Barnabas pasal 32,
66 dan 67 maka si Kristen harus pula mengabaikan alasan penolakan persembahan
dan korban yang tercantum dalam ayat Yesaya 1 : 11,13 dan ayat Yeremia 6 : 20. Dan
jadilah kedua ayat Bibel ini bertentangan dengan ayat Bilangan 19 : 1-9.
Dan mengherankan mengapa harus memanipulasi ayat Injil Barnabas ketika
menyanggah Injil Barnabas. Sajikanlah menurut apa adanya dan berikanlah
analisis. Baru demikian pembahasan yang benar, bukan dengan memanipulasi dengan
sekedar main tunjuk ayat tanpa analisis. Dan memang begitulah cara-cara
penganut Kristen mempertahankan “ kebenarannya “ yang sesat.
Selanjutnya
setelah mempertentangkan pernyataan Injil Barnabas dengan Al Qur’an dalam
rangka mengajak ummat Islam untuk sama-sama penganut Kristen menolak Injil
Barnabas, tanpa kejujuran bahwa Bibel/Alkitab justru lebih bertentangan dengan
Al Qur’an, si penganut Kristen ( - yaitu
penulis sanggahan terhadap Injil Barnabas dalam situs internet - ) menyajikan
pernyataan-pernyataan dalam Injil Barnabas yang dituduhkan sebagai kesalahan
dan saling berkontradiksi satu dengan yang lain. Beberapa pernyataan tuduhan
tersebut telah disajikan pada bagian tanggapan atas pernyataan sanggahan
sebelumnya. Berikut disajikan tuduhan si penganut Kristen yang belum disinggung
disertai dengan tanggapan atasnya .
1. Pernyataan sanggahan penganut Kristen : “ Herod
(Antipas) is mentioned as having power and many soldiers at his command in
Jerusalem and Judea ( Barnabas, chapter 214 ). This is a blunder because he
ruled only in Galilee some sixty miles away. This gospel calls him a Gentile
(Barnabas, chapter 217 ), although he was a practising Jew. He was only in
Jerusalem to celebrate the feast of the Passover, which is why he was able to
be consulted during Jesus' trial “ – “ Herodes
( Antipas ) ditegaskan mempunyai kekuasaan dan sejumlah serdadu di bawah
komandonya di Yerusalem dan Yudea ( Barnabas pasal 214 )“. Hal ini merupakan sebuah kesalahan
besar sebab ia memerintah hanya di Galilea, (sebuah wilayah) sekitar 60 mil
jauhnya ( dari Yerusalem dan Yudea ). Injil ini menyebutnya seorang kafir (
Barnabas pasal 217 ), meskipun ia ( Herodes Antipas ) mempraktekan ke-Yahudi-an.
Ia ( Herodes Antipas ) di Yerusalem
hanya untuk merayakan hari raya Paskah, yang mana karenanya mengapa ia (
Herodes Antipas ) telah memeriksa selama pengadilan terhadap Yesus “.
TANGGAPAN :
Sanggahan si
Penganut Kristen terhadap Injil Barnabas di atas dapat dipilah menjadi dua,
yaitu :
a. Figur HERODES yang dimintai bantuan pasukan oleh Kepala
Imam dan para Ahli Taurat untuk menangkap Yesus yang saat itu ada di Yerusalem
untuk merayakan hari Paskah (
Pasah ). Menurut pemahaman si Penganut Kristen , figure HERODES yang disebut
Injil Barnabas adalah HERODES ANTIPAS. Menurut si Penganut Kristen, hal yang
disebutkan, tidak benar karena Yerusalem bukan wilayah kekuasaan HERODES
ANTIPAS. Jadi, si Penganut Kristen mengukur wewenang pengiriman pasukan
berdasarkan pada siapa penguasa wilayah tersebut.
b.
Injil Barnabas menyebutkan bahwa HERODES ANTIPAS adalah
seorang “ GENTILES “. Istilah “ GENTILES “ mempunyai dua makna : BANGSA NON
YAHUDI dan BANGSA KAFIR . Dalam tradisi
dan keyakinanYahudi, kedua makna ini,
bersinonim karena BANGSA NON YAHUDI
adalah BANGSA KAFIR . Dan menurut si Penganut Kristen, Injil Barnabas
telah menyatakan sesuatu yang tidak benar, karena HERODES ANTIPAS mempraktekkan
ke-Yahudian ( “ This gospel calls him a Gentile, although he was a practising Jew “
).
Tanggapan atas sanggahan si Penganut Kristen di atas didasarkan kepada
kedua aspek tersebut.
a.
SIAPAKAH HERODES
YANG MENGIRIM BANTUAN PASUKAN UNTUK MENANG -KAP YESUS ?
Perlu diketahui oleh penganut Kristen, sesudah wafatnya, HERODES YANG AGUNG ( Herod The Great )
digantikan oleh anak-anaknya yaitu :
1.
HERODES ARKHELAUS,
yang memerintah YUDEA yang berada di selatan dan mencakup wilayah pegunungan di
sebelah utaranya : SAMARIA. Ibu kota pemerintahanya adalah YERUSALEM.
2.
HERODES ANTIPAS
yang memerintah wilayah GALILEA bagian
utara dan PEREA yang terletak di sebelah timur sungai Yordan.
3.
FILIPUS ,
memerintah wilayah di sebelah timur sungai Yordan dan di sekitar Danau Galilea.
Ayat Injil Barnabas pasal 214 yang ditunjuk si Penganut Kristen sebagai
bukti ketidak benaran Injil Barnabas adalah ayat 8 – 10 . Mari kita simak pasal
214 Injil Barnabas ayat 8-10 yang dikutipkan sebagai berikut :
Lalu ia ( Kepala
Imam, ZA ) mengutus seorang Parisi kepada HAKIM dan HERODES untuk mendatangkan
barisan-barisan tentara.
Maka kedua
orang itu ( HAKIM dan HERODES, ZA ) memberikan kepadanya ( yi. Kepada Yudas
Iskariot , ZA ) karena mereka khawatir akan khalayak ramai.
Lalu mereka memanggul senjata mereka dan
keluarlah mererka dari Yerusalem dengan obor-obor dan lampu-lampu di atas
tongkat-tongkat
Persoalannya
bermula ketika si Penganut Kristen
merespon ayat Injil Barnabas pasal 214 ayat
8 -10 : “ Lalu ia ( Kepala Imam,
ZA ) mengutus seorang Parisi kepada HAKIM dan HERODES untuk mendatangkan
barisan-barisan tentara “ . Menurut pemahaman si Penganut Kristen, ayat
Injil Barnabas tersebut menyatakan bahwa HERODES ANTIPAS adalah PENGUASA ( RAJA
) YUDEA ( beribukota : YERUSALEM )
dengan berkata bahwa Injil Barnabas
mengatakan : “ Herod
(Antipas) is mentioned as having power and many soldiers at his command in
Jerusalem and Judea - Herodes ( Antipas ) ditegaskan mempunyai
kekuasaan dan sejumlah serdadu di bawah komandonya di Yerusalem dan Yudea )
“ berdasarkan bunyi Injil Barnabas pasal 214 ayat 8 -10 . Padahal Injil Barnabas pasal 214 tidak pernah mengatakan demikian.
Kemudian setelah menunjuk HERODES ANTIPAS sebagai “ HERODES “ yang dimaksud
Injil Barnabas pasal 214 ayat 8 -10,
kemudian si Penganut Kristen menuduh : “
Hal ini merupakan sebuah kesalahan
besar sebab ia memerintah hanya di Galilea, (sebuah wilayah) sekitar 60 mil
jauhnya ( dari Yerusalem dan Yudea ) “. Apakah Injil Barnabas ada menyatakan
bahwa Penguasa di Yudea dengan ibu kota Yerusalem adalah Herodes Antipas ? Itu
hanya penafsiran si Penganut Kristen atas kalimat Injil Barnabas : “ Lalu ia ( Kepala Imam, ZA ) mengutus seorang
Parisi kepada HAKIM dan HERODES untuk mendatangkan barisan-barisan tentara “.
Tidak ada petunjuk dari Injil Barnabas
kecuali hanya mengatakan satu kata : HERODES ! Dan Injil Barnabas pasal
214 ayat 8 – 10 sama sekali tidak memastikan dan tidak menegaskan bahwa HERODES
ANTIPAS sebagai PENGUASA YERUSALEM. Bisa saja yang dimaksud dengan HERODES YANG
DIMINTAKAN BANTUAN PASUKAN UNTUK MENANGKAP YESUS adalah HERODES ANTIPAS
sebagaimana yang dikatakan si Penganut Kristen atau bisa pula yang dimaksud
adalah HERODES ARKHELAUS selaku penguasa
wilayah Yerusalem, yang bagaimanapun adalah pemilik otoritas pengamanan
wilayahnya dari kekacauan. Memang HERODES ANTIPAS adalah PENGUASA ( RAJA )
GALILEA dan sekitarnya dan ia pada waktu peristiwa penangkapan Yesus berada di
Yerusalem. Injil Lukas 23 : 5-7 yang menginformasikan :
Maka makin berkeras kehendak mereka itu,
katanya : “ Ia menghasut kaum itu sambil mengajar orang di seluruh tanah Yudea
dari Galilea sampai ke tempat ini. Setelah Pilatus mendengar demikian, lalu ia
bertanya, kalau orang itu orang Galilea. Setelah diketahuinya bahwa ia ( yi. Yesus, ZA )
terhisab kepada pemerintahan Herodes, maka disuruhnya bawa dia ( yi. Yesus,
ZA ) kepada Herodes , YANG ADA PADA MASA ITU JUGA DI YERUSALEM.
Menurut ayat Lukas 23 : 5-7
Pilatus mengirim Yesus ke Herodes karena diketahuinya bahwa Yesus adalah rakyat Galilea sehingga terhisab kepada
HERODES sebagai raja Galilea. Merujuk kepada alasan Pilatus demikian, dapat
dipastikan bahwa HERODES yang disebut dalam ayat Lukas 23 : 8 -12 - di mana
Yesus diserahkan kepadanya – tidak lain adalah HERODES yang menjadi RAJA
GALILEA atau HERODES ANTIPAS. Sebenarnya Injil Barnabas sendiri pada pasal
217 ayat 57 menegaskan hal sama :
Adapun Pilatus ( yaitu nama Hakim itu)
maka agar supaya ia terlepas dari tuduhan, ia mengatakan: “ DIA ORANG GALILEA sedang HERODES ADALAH RAJA GALILEA “.
Kisah yang
diceritakan Injil Barnabas pasal 217
ayat 57 menunjukkan kesamaan yang kental dengan cerita ayat Lukas 23 : 5-7. Yang dimaksud “ HERODES RAJA GALILEA “ tidak lain adalah
HERODES ANTIPAS yang kebetulan saat itu menurut Injil Lukas 23 : 5-7 : “ ADA
PADA MASA ITU JUGA DI YERUSALEM “. Informasi Injil Lukas 23 : 5-7 memberi makna bahwa memang Herodes (Antipas)
adalah Raja Galilea seperti yang ditegaskan oleh Injil Barnabas pasal 217 ayat
57 . Dan ketika Yesus mau ditangkap, Herodes (Antipas) PADA
MASA ITU JUGA DI YERUSALEM. Kita
tidak tahu, apa tujuan Herodes (Antipas )
berada di Yerusalem. Apakah hadir untuk mengikuti perayaan HARI PASAH (
PASKAH ) ? Ataukah hadir mengunjungi saudaranya HERODES ARKELAUS ? Atau bisa
sekaligus kedua-duanya ?. Dan juga informasi Injil Lukas 23 : 5-7 di atas
berlingkup terbatas yaitu Pilatus
menyerahkan urusan kepada HERODES – RAJA GALILEA karena Yesus adalah orang
Galilea. Tetapi penjelasan demikian tidaklah serta memberi kepastian bahwa
“HERODES“ yang dimintakan bantuan pasukan oleh Kepala Imam dan para Ahli Taurat
sebagaimana yang tersebut dalam ayat Injil Barnabas pasal 214 ayat 8 - 10 : Lalu ia ( Kepala Imam, ZA ) mengutus seorang Parisi kepada HAKIM dan
HERODES untuk mendatangkan barisan-barisan tentara “ adalah HERODES ANTIPAS.
Melainkan HERODES dimaksud, bisa HERODES ANTIPAS atau bisa pula HERODES
ARKHELAUS. Keduanya memiliki peluang sebagai HERODES YANG MEMBERI BANTUAN
PASUKAN UNTUK MENANGKAP YESUS. Bahkan keduanya sama- sama berpartisipasi dalam
memberikan bantuan pasukan dimaksud. Hal ini bisa dijelaskan sebagai berikut :
a.1. KEMUNGKINAN HERODES YANG MEMBERI BANTUAN PASUKAN UNTUK MENANG KAP YESUS ADALAH HERODES
ANTIPAS
Kehadiran dan keberadaan HERODES ANTIPAS RAJA GALILEA di Yerusalem, tidak boleh diartikan bahwa
Herodes ( Antipas ) adalah RAJA YERUSALEM dan kemudian dimintakan bantuannya
oleh para Imam Yahudi untuk mengirimkan pasukan yang akan menangkap Yesus.
Inilah yang telah dilakukan si Penganut Kristen dalam memahami Injil
Barnabas pasal 214 ayat 8-10 . Mengartikan
demikian hanya menunjukkan kekeliruan entah akibat kebodohan atau kekeliruan
yang manusiawi. Dan perlu diketahui kehadiran HERODES ANTIPAS RAJA GALILEA di
Yerusalem adalah bersama-sama pasukannya. Ayat Lukas 23 : 8-12 berkisah demikian :
Apabila
Herodes melihat Yesus, maka sangatlah ia sukacita karena sudah lama ia hendak
melihat dia, sebab didengarnya banyak dari hal dia dan harap juga ia melihat
suatu mukjizat yang diperbuatnya. Lalu disoalnya dia dengan beberapa banyak
pertanyaantetapi Yesus tiada menyahut suatu apapun kepadanya.
Maka segala
kepala Imam dan ahli Torat itupun berdirilah
menuduh dia dengan kerasnya.
Maka HERODES BESERTA DENGAN LASYKARNYA itupun mengejikan sambil
mengolok-olokkan dia, dikenakannya pakaian yang indah kepadanya, disuruhnya
bawa kembali kepada PILATUS.
Berdasarkan ayat
Lukas 23 : 12 tahulah kita bahwa HERODES
ANTIPAS BERADA DI YERUSALEM BERSAMA PASUKANNYA. Hal ini memberi peluang bahwa
HERODES ANTIPAS –lah yang memberi bantuan pasukan untuk menangkap Yesus. Dan
hal itu tidak harus dikaitkan dengan status wilayah kekuasan. Yerusalem adalah
wilayah kekuasaan Herodes Arkhelaus , tetapi Herodes Antipas ada di Yerusalem
bersama pasukannya. Lalu apa yang salah dengan pengisahan dalam Injil
Barnabas pasal 214 ayat 8-10 : “ …. mengutus seorang Parisi kepada HAKIM dan HERODES untuk mendatangkan
barisan-barisan tentara “ ?
gara-gara HERODES ANTIPAS bukan penguasa Yerusalem ?.
a.2. KEMUNGKINAN HERODES YANG MEMBERI BANTUAN PASUKAN UNTUK MENANGKAP
YESUS ADALAH HERODES ARKHELAUS.
Herodes
Arkhelaus adalah penguasa tanah Yudea dan ibu kotanya Yerusalem. Selaku
penguasa wilayah Yudea, dia bertanggung jawab hukum atas wilayah kekuasaannya
dan memiliki otoritas sepenuhnya untuk mengambil tindakan bagi keamanan dan
keselamatan negeri di bawah kekuasaannya tersebut . Oleh karena itu tidak ada
yang salah ketika Injil Barnabas pasal
214 ayat 8-10 menginformasikan Kepala Imam dan Ahli Taurat : “ …mengutus
seorang Parisi kepada HAKIM dan HERODES untuk mendatangkan barisan-barisan
tentara “ maka dengan serta merta Herodes Arkhelaus mengirim pasukannya. Dalam
hal ini, dalam kedudukannya sebagai Penguasa Yudea ( beribu kota : Yerusalem )
, Herodes Arkhelaus mengambil tindakan dengan mengirim pasukannya untuk
menangkap Yesus karena berdasarkan laporan Kepala Imam dan para Ahli Taurat,
Yesus adalah pembuat kekacauan. Sangat wajar. Dan kebetulan pula, saudaranya
Herodes Antipas sebagai penguasa Galilea – di
mana Yesus menjadi rakyatnya – berada pula di Yerusalem. Bukanlah tidak
mungkin kedua penguasa bersaudara tersebut, bersatu padu memberikan dukungan
pasukan untuk menangkap Yesus, sesuai dengan permintaan Kepala Imam dan para
Ahli Taurat.
Dengan demikian,
tidaklah tepat menafsirkan “ HERODES “ yang disebut dalam Injil Barnabas pasal 214 ayat 8-10 sebagai HERODES ANTIPAS , seperti yang
dikatakan si Penganut Kristen.
Terlihat tuduhan
si Penganut Kristen bahwa “ Herod
(Antipas) is mentioned as having power and many soldiers at his command in
Jerusalem and Judea …“ ( Herodes
ditegaskan mempunyai kekuasaan dan sejumlah serdadu di bawah komandonya di
Yerusalem dan Yudea ……) sebagai sesuatu pernyataan yang gegabah. Dan kekegabahan semakin kental ketika
dituduhkan lanjut bahwa Injil Barnabas telah melakukan blunder ( kesalahan besar) ketika mengisahkan pasukan
Herodes keluar dari Yerusalem untuk menangkap Yesus. Kehadiran HERODES ANTIPAS
beserta lasykarnya di Yerusalem tidak berarti ia HARUS sebagai Penguasa
Yerusalem dan tidak menutup kemungkinan mengirim anggota pasukannya untuk
menangkap Yesus ketika diminta oleh para Imam dan ahli Torat karena memang ia
hadir di Yerusalem bersama pasukannya. Dan tidak tertutup pula kemungkinan yang
mengirim pasukan itu Herodes Arkhelaus sebagai penguasa yang bertanggung jawab
atas keamanan Yerusalem ketika dilaporkan Yesus membuat kekacauan berdasarkan
laporan Kepala Imam dan para Ahli Taurat.
b.
APAKAH HERODES
ANTIPAS SEORANG “ GENTILES “ ATAU YAHUDI ?
Selanjutnya si penganut Kristen berkata : “ Injil ini menyebutnya seorang kafir ( Barnabas pasal 217 ), meskipun ia
( Herodes Antipas ) mempraktekan ke-Yahudi-an “. Ayat dimaksud adalah
Barnabas pasal 217 ayat 62 , yang berbunyi sebagai berikut :
Karena Herodes adalah dari golongan bangsa-bangsa lain dan ia menyembah
tuhan-tuhan palsu dan dusta dan ia hidup dengan adat istiadat ummat-ummat yang
najis.
Dalam teks Injil Barnabas 217 :
62 di atas disebutkan “ BANGSA-BANGSA
LAIN “ dan dalam pernyataan sanggahan atas Injil Barnabas , si penganut
Kristen menyebut dengan istilah “ KAFIR “. Sebelum tanggapan diberikan, dibahas terlebih dahulu mengenai
kedua istilah tersebut : “ BANGSA-BANGSA LAIN “ dan “ BANGSA-BANGSA LAIN “. Ada
kosa kata bahasa Inggeris yang terkait dengan kedua istilah tersebut yaitu “
GENTILES “.
Kata “
GENTILES “ diartikan : KAUM NON YAHUDI. Dalam pandangan orang Yahudi , sesungguhnya
orang-orang NON YAHUDI setingkat dengan BINATANG, yang wajib mengabdi kepada
kaum Yahudi selaku UMAT TUHAN. Bahkan
Yesus sendiri menurut Injil-injil Kanonik menilai ORANG NON YAHUDI SAMA BAHKAN LEBIH
RENDAH DERAJATNYA DARI ANJING. Berikut dikutipkan ayat Injil kanonik dimaksud :
Maka adalah SEORANG
PEREMPUAN KANANI datang dari jajahan itu
serta berteriak,katanya :
“ Ya Tuhan,
ya Anak Daud, kasihankanlah hamba ; karena anak hamba yang perempuan dirasuk
setan terlalu sangat.
Tetapi
sepatah katapun tiada dijawab oleh Yesus kepada PEREMPUAN ITU. Maka datanglah
murid-muridnya meminta kepadanya serta berkata : “ Suruhlah PEREMPUAN ITU pergi
karena ia berteriak-teriak di belakang kita “.
Maka jawab
Yesus, katanya : “ Tiadalah AKU
DISURUHKAN kepada yang lain HANYA
KEPADA SEGALA DOMBA YANG SESAT DARI ANTARA BANI ISRAIL “.
Maka
datanglah PEREMPUAN ITU sujud menyembah dia, katanya: Ya Tuhan, tolonglah
hamba “
Tetapi jawab Yesus, katanya : “ TIADA PATUT DI AMBIL ROTI DARI ANAK-ANAK LALU MENCAMPAKKAN KEPADA
ANJING ! “. ( Matius 15 : 22 – 27 ).
Pengisahan yang sama dijumpai
dalam ayat Markus 7 : 25 – 27 , tetapi bukan dikatakan SEORANG
PEREMPUAN KANANI melainkan “ PEREMPUAN ITU SEORANG GERIKA BANGSA SIRO
PUNIKA “. Jelas, ORANG KANANI
bukanlah ORANG YUNANI. Perbedaan
yang tersaji menunjukkan fakta sesungguhnya mengenai “ BIBEL/ALKITAB “ yang
menjadi kitab suci agama Kristen . Dan hebatnya , kisah yang diceritakan tidak
ada dalam Injil Lukas dan Injil Yahya. Mengapa tidak ada pada kedua Injil
tersebut ? Rupanya ROH KUDUS kelupaan mengilhami pengarang Injil Lukas dan
Injil Yahya sehingga tidak tercatat oleh Injil Lukas dan Injil Yahya tetapi
tercatat oleh Injil Matius dan Injil Markus.
Demikian pandangan Yahudi kepada
manusia non Yahudi. Kedudukan kaum NON YAHUDI
yang sejajar dengan binatang
dalam pandangan kaum Yahudi karena kepercayaan kaum Non Yahudi adalah menyembah
berhala sehingga kata “ GENTILES “ juga dimaknakan dengan “ KAFIR “. Oleh karena itu tidaklah
mengherankan bila Yesus selaku orang Yahudi menyebut atau membandingkan
perempuan Kanaan ( menurut Matius ) atau perempuan Gerika ( menurut Markus )
dengan ANJING. Itulah Yesus , TUHAN yang disembah penganut Kristen, rupanya TUHAN
yang tidak bisa membedakan MANUSIA dengan ANJING.
Kembali kepada pembicaraan
tentang status dari HERODES yaitu
HERODES ANTIPAS yang terangkat dalam tuduhan si Penganut Kristen : “ This gospel calls him a Gentile ( Barnabas,
chapter 217 ), although he was a
practising Jew “ ( Injil ini
menyebutnya seorang kafir (
Barnabas pasal 217 ), meskipun ia ( Herodes Antipas ) mempraktekan ke-Yahudi-an).
Pertanyaan, siapakah Herodes dimaksud dan benarkah Herodes Antipas
mempraktekkan ajaranYahudi? Menjawab pertanyaan ini , kita kembalikan kepada
Injil-Injil kanonik dan tulisan para pakar dari kalangan Kristen sendiri. Status
Keyahudian HERODES ANTIPAS perlu dikaji. Ayahnya - yaitu HERODES YANG
AGUNG ( Herod The Great ) - beribu Yahudi dengan ayah bernama ANTIPATER
berasal dari bangsa Idumea. Jadi, berdarah campuran Yahudi, tidak murni Yahudi
( baca James D. Tabor : “ THE JESUS
DYNASTY “ – ed. Bhs. Indonesia :“ Dinasti Yesus “ hal. 47 ),
walaupun dalam tradisi Yahudi, status Keyahudian seseorang dilihat dari ibunya.
Kaisar Romawi, AGUSTUS (- sebelumnya bernama OKTAVIANUS dengan kedudukan
sebagai Jenderal Romawi dan berhasil menjadi Kaisar Romawi setelah mengalahkan
pesaingnya : ANTONIUS -) memberi gelar “ Raja
Orang Yahudi “ kepada Herodes Yang Agung dan menjadi raja bawahan paling
penting di kawasan timur Kekaisaran Romawi ( James. D.Tabor, hal. 109 ). Tindakan
pertama Herodes Yang Agung sebagai “ Raja Yahudi “ adalah mengekssekusi empat
puluh lima dari tujuh puluh anggota Sanhedrin ( Dewan Hukum Yahudi ). Di
Samaria, ia membangun SEBASTE yang berfungsi sebagai benteng pelindung kota,
lengkap dengan SEBUAH KUIL BAGI KAISAR
AGUSTUS ( James. D. Tabor , hal. 120 ).
Kemudian Herodes Yang Agung
diganti oleh anak-anaknya antara lain HERODES ANTIPAS yang diangkat sebagai
Penguasa Galilea. Antipas dan Arkhelaus bertumbuh dan dididik di Roma di bawah
petunjuk Kaisar secara langsung ( James.
D. Tabor , hal. 120 ). Antipas , Arkhelaus dan Filipus, beda ibu. Memang
Herodes mempunyai 9 isteri dan sejumlah anak. Ibu dari Herodes Antipas adalah seorang WANITA SAMARIA bernama MALTAKHE ( James. D. Tabor , hal. 131 ).
Dari tradisi Yahudi, karena ibunya bukan Yahudi melainkan seorang
Samaria maka status Keyahudian Herodes Antipas seharusnya menjadi tidak
terakui.
Dan apakah
HERODES ANTIPAS adalah seorang yang menjalankan syariat Yahudi ? Untuk
diketahui, HERODES ANTIPAS adalah penguasa ( raja ) Galilea yang telah membunuh
YAHYA PEMBAPTIS. Injil Kanonik yaitu Injil Matius 14 : 3 – 12 mengungkapkan alasan Herodes Antipas membunuh
Yahya Pembaptis , yang dikutipkan sebagai berikut :
Adapun
HERODES itu sudah menangkap Yahya lalu diikatnya dia dan dimasukkannya ke dalam
penjara oleh sebab HERODIAH , isteri PHILIPUS, saudaranya itu, karena Yahya
telah berkata kepada HERODES : ‘ Haramlah bagimu beristerikan dia ‘.
Maka HERODES
hendak membunuh dia tetapi takut pula ia akan orang banyak karena mereka itu
menilik Yahya itu seorang nabi. Tetapi pada perjamuan hari lahir HERODES,
menarilah anak Herodiah yang perempuan itu di tengah orang serta menyukakan
hati baginda.
Oleh sebab
itu bersumpah-janjilah HERODES akan
memberi padanya barang apa yang dimintanya. Maka anak perempuan itu telah
dihasut oleh bundanya sebab itu katanya : “ Berilah kepada patik kepala Yahya
Pembaptis di sini di dalam sebuah dulang “.
Maka
berdukacitalah hati baginda tetapi oleh sebab sumpah itu dan lagi oleh sebab
segala orang yang duduk santap sehidangan dengan dia , dititahkannya berikan
juga.
Lalu
disuruhkannya orang pergi memancung kepala Yahya di dalam penjara. Maka kepala
itupun dibawa oranglah di dalam sebuah dulang dan diberikan kepada anak
perempuan itu, maka ia pun membawa kepada bundanya.
Maka
datanglah murid-murid Yahya mengambil mayatnya lalu menguburkannya dia ; maka
pergilah mereka itu memberitahu kepada Yesus.
Bandingkan
dengan ayat Markus 6 : 17 – 29 . Herodes yang disebut dalam ayat Matius 14 : 3
– 12 ( Markus 6 : 17 – 29 ) adalah HERODEA ANTIPAS. Ada dua tindakan yang
dilakukan HERODES ANTIPAS berdasarkan ayat Matius 14 : 3 – 12 ( Markus 6 : 17 –
29 ). Pertama mengawini isteri
saudaranya PHILIPUS, sebuah TINDAKAN YANG MELANGGAR SYARI’AT MUSA. Dalam Imamat
18 : 16 ditegaskan :
JANGAN KAMU
DENGAN BINI SAUDARAMU, sebab telah seketiduran ia dengan saudaramu.
Herodes Antipas
memperisteri Herodiah isteri Philipus ketika Herodiah masih menjadi isteri Philipus. Kedua yaitu membunuh Yahya
Pembaptis, seorang Nabi. Menjadi pertanyaan, apakah mengawini isteri saudara ( yang
melanggar syari’at Musa ) dan membunuh seorang Nabi adalah praktek Keyahudian
? Betapa gegabahnya si Penganut Kristen
dengan mengatakan HERODES ANTIPAS sebagai orang yang menjalankan amalan Yahudi
( “ he was a practising Jew “ – ia ( Herodes Antipas ) mempraktekan ke-Yahudi-an). Lalu bagaimana
dengan sikap Yesus terhadap Herodes Antipas ? Berikut dikutipkan pernyataan James D. Tabor dalam bukunya “ The
Dynasty Jesus “ ( hal 132 ) : “ Yesus menganggap rendah Herodeas Antipas
beserta segala sesuatu yang ia wakili. Yesus menyinggung dengan nada sarkastis
tentang orang-orang yang berpakaian berbahan halus dan indah-indah serta hidup
dalam kemewahan istana kerajaan. Ia pernah secara langsung menjuluki Herodes ( Antipas ) sebagai “ si Srigala “
. Ketika Herodes menginterogasinya beberapa saat sebelum ia disalibkan, Yesus
bahkan menolak buka mulut di hadapannya “. Sikap Yesus yang demikian
terhadap HERODES ANTIPAS hanya mengindikasikan betapa najisnya HERODES ANTIPAS,
sehingga untuk berbicara saja dengannya, ternyata Yesus tidak mau.
Dari bahasan yang dikemukakan,
ada tiga aspek perilaku Herodes Antipas. Pertama, bukan berdarah murni Yahudi
karena ibunya orang Samaria, salah satu kelompok “ GENTILES “ ( dalam arti : NON YAHUDI ). Kedua, pelanggar syariat Musa
karena mengawini isteri saudaranya sendiri, Filipus dan membunuh Yahya
Pembaptis, satu bentuk sikap “ GENTILES “ ( dalam arti : KAFIR ). Ketiga, Yesus
menganggap rendah Herodes Antipas serta menjulukinya sebagai binatang serigala,
dan menolak berbicara dengan Herodes Antipas yang bisa menunjukkan bahwa
HERODES ANTIPAS adalah sesorang yang
NAJIS, sehingga tidapk pantas diajak berbicara. Ketiga aspek yang dikemukakan
sudah menunjukkan betapa NAJIS-nya Herodes Antipas. Lalu apa salahnya jika
Injil Barnabas juga mengatakan : “ Herodes ( Antipas ) adalah dari golongan
bangsa-bangsa lain dan ia menyembah tuhan-tuhan palsu dan dusta dan ia hidup
dengan adat istiadat ummat-ummat yang najis “ ?.
2.
Pernyataan sanggahan penganut Kristen : “ In
chapter 80 it is stated that Daniel was only two years old when he was captured
by Nebuchadnezzar. This conflicts with the account in the Bible ( Daniel
chapter 2 ), which says that Nebuchadnezzar consulted Daniel in the second year
of his reign concerning his dream. He was so impressed by Daniel's wisdom that
he appointed him a ruler over the province of Babylon. If the testimony of this
gospel is accepted then Daniel would have to be three years old at this point
“ – Dalam pasal 80 dinyatakan bahwa
Daniel berumur dua tahun ketika ditangkap Nebukadnezar. Ini bertentangan dengan
catatan dalam Bibel ( Kitab Daniel pasal 2 ) yang berkata bahwa Nebukadnezar
memeriksa Daniel dalam tahun kedua dari pemerintahannya berkenaan dengan
mimpinya. Ia ( Nebukadnezar ) sedemikian terkesan oleh kearifan Daniel yaitu ia
ditetapkan olehnya seorang penguasa atas provinsi di Babilonia. Jika kesaksian
Injil ini diterima, maka Daniel berumur tiga tahun pada saat itu.
TANGGAPAN :
Pasal 80 Injil Barnabas yang menyebut Daniel berumur dua tahun ketika
ditangkap Nebukadnezar ada pada ayat 7 yang berbunyi :
Dan Nebukadnezar telah mengambil Daniel
sebagai tawanan sejak bayi bersama Hananya, Azarya dan Misail, yang umur
mereka tidak lebih dari dua tahun ketika
mereka tertawan dan dipelihara di tengah-tengah sekelompok khadam penyembah
berhala.
Jadi, Injil
Barnabas pasal 80 ayat 7 HANYA MENCERITAKAN MASA BANI ISRAEL DIKUASAI OLEH
KERAJAAN BABILONIA YANG DIPIMPIN NEBUKADNEZAR yaitu ketika Daniel, Hananya, Azarya dan Masail berumur di bawah 2 tahun. Kisah
yang diceritakan Injil Barnabas 80 : 7 sejalan dengan kisah yang diceritakan
Kitab Daniel 1 : 1- 7 sebagai berikut :
Sebermula,
maka pada tahun yang ketiga daripada kerajaan Yoyakim, raja Yehuda, DATANGLAH NEBUKADNEZAR RAJA BABIL ke
Yerusalem lalu baginda mengepung akan dia. ( ayat 1 )
Maka
diserahkan Tuhan akan Yoyakim raja Yehuda itu kepada tangannya, demikianpun
separuh dari segala bejana Bait Ullah; maka dibawanya akan dia ke tanah Sinear,
ke rumah berhalanya dan disuruhnya bawa masuk segala bejana itu ke dalam gedung
perbendaharaan berhalanya. ( ayat 2
)
Maka titah
baginda kepada Aspenaz, penghulu penjawat istana, disuruhnya bawa serta akan
beberapa orang dari Bani Israil yang asal dari raja dan dari orang besar-besar,
yaitu beberapa orang muda-muda yang satupun tiada celanya dan yang baik
parasnya dan beradab dan berbudi dan bijaksana dan senang diajar, yang layak
akan mengerjakan pekerjaan dalam istana baginda, supaya mereka diajarkan
suratan dan bahasa orang Kasdim.( ayat 3
– 4 )
Maka
ditentukan baginda, riasa mereka itu pada tiap-tiap hari, yaitu bahagian ajapan
daripada santapan baginda sendiri dan daripada air anggur santapan baginda pun.
Maka akan lamanya pemeliharaan mereka itu ditentukan TIGA TAHUN kemudian boleh mereka menghadap hadirat baginda.( ayat 5 )
Maka di
antaranya adalah DANIEL dan HANANYA dan
MISAIL dan AZARYA , yang dari pada bani Yehuda.( ayat 6 )
Maka oleh penghulu penjawat istana itu, ditukarlah
namanya, akan Daniel dinamainya BELTSAZAR dan akan Hananya itu SADERAKH dan
akan Misail itu MESAKH dan akan Azarya
itu ABED-NEGO.( ayat 7 )
Perbedaannya
terletak pada masalah umur dari Daniel – Hananya – Misail – Azarya. Berdasarkan ayat Daniel 1 : 3-4, dipahami
rupanya Daniel – Hananya – Misail – Azarya berumur remaja ( “ …. bawa serta akan beberapa orang dari Bani
Israil yang asal dari raja dan dari orang besar-besar, yaitu beberapa orang
muda-muda yang satupun tiada celanya
…. “ ) ketika dibawa ke Babilonia
untuk mengabdi di istana raja Babilonia. Sedangkan menurut Injil Barnabas 80 :
7 , Daniel – Hananya – Misail – Azarya
di bawa ke Babilonia ketika masih bayi
( di bawah umur 2 tahun ). Perbedaan ini menjadi dasar bagi si Penganut
Kristen untuk menyanggah Injil Barnabas dengan menunjukkan ketidak-benaran
Injil Barnabas tentang umur Daniel –
Hananya – Misail – Azarya di bawah umur 2 tahun di bawa ke Babilonia ketika
masih bayi. Untuk membuktikan ketidak-benarannya, pernyataan Injil Barnabas 80
: 7 di- “ godok “ oleh si Penganut
Kristen dalam kesimpulan logika setelah ditumbukkan dengan ayat Daniel 2 : 1 : “ Hata maka pada TAHUN YANG KEDUA
DARI PADA KERAJAAN NEBUKAD-NEZAR, bermimpilah baginda Nebukadnezar suatu
mimpi yang berkhayal, maka sangatlah berdebarlah hati baginda, sehingga
hilanglah tidur daripadanya “ . Ujung-ujung dari masalah mimpi raja yang
diceritkan, Daniel berperan memberikan
tafsirnya. Gambaran yang diberikan ayat Daniel pasal 2 menunjukkan Daniel sudah
dewasa, bukan bayi. Oleh karena itu, jika benar pernyataan Injil Barnabas 80 :
7 tentang Daniel di bawah ke Babilonia pada waktu bayi, lalu bagaimana mungkin
Daniel memberi tafsir mimpi pada “TAHUN YANG KEDUA DARI PADA KERAJAAN NEBUKADNEZAR
“ ? Apakah ketika berumur 3 tahun ? Demikianlah maksud si Penganut Kristen
dengan sanggahannya. Tetapi si Penganut
Kristen telah keliru dalam metode penarikan kesimpulan demikian. Seharusnya
yang perlu dipertanyakan si Penganut Kristen adalah : BENARKAH NEBUKADNEZAR BERMIMPI TERSEBUT KETIKA PADA TAHUN KEDUA
PEMERINTAHANNYA ? Hal ini dulu yang harus dibuktikan si Penganut Kristen . Mari
kita simak bersama-sama :
-
Pada tahun ke berapa pemerintahannya, Nebukadnezar
menyerang dan menundukkan kerajaan Yehuda serta menguasai Yerusalem ? Bibel
tidak mengungkapkannya. Tetapi diperkirakan minimal 1 tahun lebih. Ini dugaan
yang cukup logis untuk diterima dibandingkan jika diperkirakan baru beberapa
bulan menduduki tahta kerajaan.
- Setelah berapa tahun , Daniel – Hananya – Misail –
Azarya boleh bertemu dan menghadap raja Nebukadnezar ? Ayat Daniel 1 : 5
menegaskannya : SETELAH TIGA TAHUN.
-
Dengan demikian, setelah berapa lama Nebukadnezar
memerintah ketika Daniel – Hananya – Misail – Azarya menghadap raja Nebukadnezar
( Daniel 1 : 18 ) ? Berdasarkan ayat-ayat sebelumnya, diperkirakan dalam masa 4
tahun lebih Nebukadnezar menjadi raja.
Berdasarkan penyimakan di atas,
lalu bagaimana bisa dikisahkan bahwa PADA TAHUN KEDUA PEMERINTAHANNYA,
Nebukadnezar bermimpi dan Daniel memberikan tafsir atas mimpi raja, padahal
pada tahun kedua tersebut, Daniel masih berada di Yerusalem, atau baru beberapa
bulan berada di Babilonia dan juga belum diperkenankan bertemu raja ? Oleh karena itu pernyataan ayat Daniel 2 :
1 : “ Hata maka pada TAHUN YANG KEDUA
DARI PADA KERAJAAN NEBUKADNEZAR, ber-mimpilah baginda Nebukadnezar suatu
mimpi yang berkhayal,…… “ SANGAT
TIDAK BENAR, sehingga tidak benar pula untuk dibenturkan dengan pernyataan ayat
Injil Barnabas 80 : 7 , Daniel –
Hananya – Misail – Azarya di bawa ke Babilonia ketika masih bayi ( di bawah umur 2 tahun ). Melihat
ketidak-logisan dari aspek waktu dalam kisah yang diceritakan kitab Daniel,
JUSTRU YANG DICERITAKAN INJIL BARNABAS lebih benar dan lebih masuk akal. Oleh
karena itu betapa tidak benarnya sanggahan atas Injil Barnabas yang disajikan
si Penganut Kristen di atas.
3. Pernyataan sanggahan penganut Kristen : “Chapter
91 relates the account of the amassing of three armies, each of 200,000 armed
men in a battle over the question of Christ's deity. Under Roman rule at that
time both the possession of arms and the manufacture of arms were strictly
controlled. Also, according to the Encyclopaedia Britanica, the whole Roman
regular army only numbered 300,000 at this time and half of these were
reserves. There was only a small garrison in Judea until the Roman destruction
of Jerusalem in 68-70 CE “ – Pasal
91 mengungkapkan , jumlah anggota tiga
angkatan perang, masing-masing 200.000 anggota pasukan dalam sebuah kegaduhan
berkaitan dengan soal ketuhanan Kristus. Menurut undang-undang Romawi pada waktu itu, jumlah tentara yang dimiliki ( the possession of arms ) dan pengadaan tentara ( the manufacture of arms ) , keduanya dibatasi
secara teliti. Juga menurut Encyclopaedia
Britanica, keseluruhan pasukan angkatan perang regular Romawi hanya
sejumlah 300.000 pada masa itu dan separohnya pasukan cadangan. Jadi hanya ada
sebuah garnisum kecil di Yudea hingga Romawi menghancurkan Yerusalem pada
tahun 68 – 70 M.
TANGGAPAN :
Jumlah anggota pasukan Romawi yang disinggung dalam sanggahan si
Penganut Kristen di atas terbaca dalam Injil Barnabas pasal 91 ayat 10 dengan bunyi terjemahan :
Maka berkumpullah di Mezba setelah itu, TIGA PUAK TENTARA, tiap puak
daripadanya berjumlah DUA RATUS RIBU
ORANG bersenjatakan pedang.
Latar belakang
sehingga terjadi konsolidasi pasukan Romawi di Mezba tersebut karena telah
terjadi kerusuhan di kalangan Yahudi berkenaan dengan YESUS KRISTUS.
Orang-orang Yahudi berkelompok – kelompok sesuai dengan pemahaman mereka
tentang Yesus Kristus. Ada kelompok Yahudi yang berpendapat : “ YESUS
ADALAH ALLAH YANG TELAH DATANG KE BUMI “. Ada kelompok Yahudi yang
berpendapat : “ YESUS ADALAH ANAK ALLAH
“ dan ada kelompok Yahudi yang berpendapat : “ ALLAH ITU TIADA MENYERUPAI
MANUSIA. DARI ITU, DIA TIADA BERANAK , TETAPI SEBENARNYA YESUS ORANG NAZARET
ITU ADALAH NABI ALLAH “. Munculnya pendapat dan pemahaman demikian
tentang Yesus Kristus karena sikap tanggapan orang-orang Yahudi terhadap
mukjizat yang dilakukan Yesus Kristus . Dan muncul pemahaman orang Yahudi
terhadap Yesus sebagai ALLAH , didorong pula oleh pengaruh kepercayaan tentara
Romawi yang berkata : “ YESUS ITU ALLAH YANG DATANG MENILIK MEREKA “.
Pertentangan “ akidah “ terhadap Yesus telah memuncul kerusuhan di seluruh
Yudea selama 40 hari ( yi. hari
berpuasanya orang-orang Yahudi ) dengan mempersenjatai diri masing-masing,
bahkan anak melawan ayah , saudara melawan saudara , dalam mempertahankan keyakinan
masing-masing tentang Yesus.
Para Imam
Yahudi, Pilatus dan Herodes terbeban untuk menenangkan konflik antar warga
Yahudi tentang Yesus Kristus. Dan karena itu berkumpullah anggota pasukan
garnisum Romawi untuk menjaga ketenangan masyarakat. Jumlah pasukan Romawi
terdiri dari tiga “ resimen “ dan tiap-tiap “ resimen “ beranggotakan pasukan
tentara sebanyak 200.000 orang. Demikianlah yang dikisahkan Injil Barnabas
pasal 91 ayat 10.
Menjadi
pertanyaan, apa yang salah dengan kisah yang disajikan Injil Barnabas tersebut
? Apakah karena tidak sesuai dengan Encyclopaedia
Britanica yang menyatakan bahwa pasukan angkatan perang regular Romawi
hanya sejumlah 300.000 pada masa itu dan separohnya pasukan cadangan ? .
Permasalahannya bagaimana dapat dipastikan bahwa yang dikatakan Encyclopaedia Britanica lebih benar
dari yang dikisahkan Injil Barnabas ? Dan jika pengisahan Injil Barnabas tersebut
menurut si Penganut Kristen saling berkontradiksi dengan pengisahan lainnya
lalu bagaimana isi pengisahan lain dimaksud dalam Injil Barnabas berkaitan dengan nominal
jumlah pasukan Romawi ? Tampaknya tidak ada pengisahan lain dalam Injil
Barnabas yang dapat dikontradiksikan dengan Injil Barnabas pasal 91ayat 10.
Dengan demikian, yang dimaksud dengan saling berkontradiksi tersebut yaitu
berkontradiksinya pernyataan Injil Barnabas pasal 91 ayat 10 dengan pernyataan Encyclopaedia Britanica. Jika demikian
halnya berarti BUKAN AYAT-AYAT INJIL BARNABAS YANG SALING BERKONTRADIKSI
melainkan kontradiksi “ dua sumber informasi yang berbeda “ .
Dan Injil Barnabas disalahkan karena tidak sesuai dengan yang dikatakan Encyclopaedia
Britanica . Sungguh aneh, Encyclopaedia
Britanica menjadi standar untuk menilai kebenaran Injil Barnabas. Sejauh
mana kebenaran sejarah masing-masing dari kedua pernyataan tersebut – antara
Injil Barnabas pasal 91 ayat 10 dengan Encyclopaedia
Britanica – perlu ditelusuri secara cermat. Tidak ada tempat untuk berlaku
tidak adil dengan menetapkan pernyataan
Encyclopaedia Britanica yang benar sedangkan pernyataan Injil Barnabas yang
salah. Bersikap demikian hanya menunjukkan kebodohan.
4. Pernyataan sanggahan penganut Kristen : “ In
chapter 127 of this gospel, Jesus is mentioned as preaching from the pinnacle
of the Temple. This was hardly a suitable place from which to preach as it was
about two hundred meters above the ground and so he would not have been heard “- Pada
pasal 127 dari Injil ini, Yesus disebutkan berkhotbah dari puncak Tempel . Ini
adalah hampir tidak masuk akal sebagai sebuah
tempat yang sesuai untuk berkhotbah
karena berada pada ketinggian sekitar dua ratus meter di atas tanah sehingga ia tidak akan terdengar.
TANGGAPAN :
Tinggi puncak
Tempel ( rumah sembahyang Yahudi ,
Kenisah ) sampai sekitar 200 meter
sangat mengagumkan untuk masa itu. Kita bisa membayangkan betapa besarnya
Tempel ( rumah sembahyang Yahudi – Kenisah ) tersebut sehingga puncaknya
mencapai sekitar 200 meter. Tapi biarkanlah si Penganut Kristen berjalan dengan
khayalannya. Bacalah berkali-kali Injil Barnabas pasal 127, maka siapapun tidak akan menemukan adanya kalimat yang
menyatakan bahwa Yesus berkhotbah di puncak Tempel. Satu-satunya ayat pasal 127 yang menyebutkan tempat Yesus
mengajar adalah ayat 3 yang berbunyi :
Maka setelah pembacaan Mazmur , NAIKLAH YESUS KE ALTAR
YANG BIASANYA DINAIKI OLEH AHLI TORAT
Rupanya si Penganut Kristen telah
menyamakan ALTAR dengan PUNCAK TEMPEL ( rumah sembahyang, Kenisah ) sehingga
ALTAR, oleh si Penganut Kristen dikatakan sebagai PUNCAK TEMPEL ( rumah
sembahyang, Kenisah ). Ini merupakan satu kengawuran luar biasa. Bagaimana
menyanggah Injil Barnabas dengan menyajikan satu kepalsuan tentang Injil
Barnabas ?
5. Pernyataan sanggahan penganut Kristen : “ Chapter
169 of this gospel portrays a European summer. This contrasts with the
Palestinian summer where rain falls in winter and fields are parched in summer,
it is anything but green as portrayed in the text. According to the context,
Jesus was in the wilderness of Jordan where he certainly would not be enjoying
beautiful European-type summer scenery “ - Pasal 169 dari Injil ini menceritakan musim panas Eropa ,yaitu setiap
sesuatu menjadi hijau sebagaimana yang dilukiskan dalam teks. Ini kontras dengan musim panas Palestina di mana hujan
turun di musim dingin dan padang-padang menjadi kering gersang di musim panas .
Menurut konteks, Yesus berada di padang belantara Yordan , di mana tentu saja
ia tidak akan menikmati keindahan pemandangan musim panas Eropa.
TANGGAPAN :
Injil Barnabas pasal 169 yang
dimaksud si Penganut Kristen sesungguhnya mengilustrasikan KEADAAN SURGA ,
BUKAN PEMANDANGAN ALAM MUSIM PANAS DI EROPA. Sangat mengherankan kengawuran si
Penganut Kristen dalam upayanya menyanggah Injil Barnabas. Injil Barnabas pasal
169 TIDAK MENCERITAKAN PEMANDANGAN ALAM MUSIM PANAS DI EROPA ataupun
PEMANDANGAN ALAM MUSIM PANAS DI PALESTINA. Kita tidak tahu, alasan yang dipakai
si Penganut Kristen sehingga memahamkan illustrasi keadaan di surga sebagai
keadaan PEMANDANGAN ALAM MUSIM PANAS DI
EROPA yang bgerkontradiksi dengan PEMANDANGAN ALAM MUSIM PANAS DI PALESTINA.
Sungguh topik sanggahan yang tidak berkait dengan “ ketidak-benaran “ Injil Barnabas.
6. Pernyataan sanggahan penganut Kristen : “ Haggai
and Hosea are two separate prophets whose revelations are separately recorded
in two books in the Old Testament but this gospel says that their story is
related in the book of Daniel (Barnabas, chapter 185). His confusion concerning
Bible references is further demonstrated in chapters 165 and 169 where he mixes
quotations together “- Haggai dan
Hosea adalah dua nabi berbeda dimana wahyu-wahyu dicatat terpisah dalam dua kitab
dalam Perjanjian Lama, tetapi Injil ini mengatakan bahwa cerita kisah mereka tercantum
dalam Kitab Daniel ( Barnabas pasal 185
). Kebingungannya mengenai referensi Bibel selanjutnya didemonstrasikan dalam
pasal 165 dan 169 di mana ia mencampur aduk kutipan yang satu dengan yang lain.
TANGGAPAN :
Ada tiga
pasal dalam Injil Barnabas yang disinggung si Penganut Kristen, yaitu pasal
185, pasal 165 dan pasal 169. Mengenai tuduhan atas pasal 169 sebagai
pencampur-adukan referensi Bibel tidak dibicarakan lagi karena sudah jelas
kebodohan si Penganut Kristen yang telah mengartikan suasana surga yang
diceritakan Yesus dengan suasana musim panas di
Eropah. Sedangkan pasal 165 , juga tidak dibicarakan karena “ bentuk pencampur-adukan atas referensi Bibel
“ dalam pasal 165 Injil Barnabas , tidak
diketahui. Jadi akan dibicarakan hanya mengenai tuduhan atas ayat Injil Barnabas
185 : 8 yang memuat cerita tentang PERMINTAAN YESUS KEPADA AHLI TORAT AGAR
AHLI TORAT MENCERITAKAN TENTANG HAGAI DAN HOSEA. Berikut dikutipkan ayat Injil
Barnabas 85 : 8 :
….. Kemudian Yesus mengatakan : “ Aku ingin engkau
ceritakan kepadaku tentang HAGGAI dengan
Nabi Allah HOSEA agar kita ketahui orang Parisi yang sejati.
Lalu penyebutan “ KITAB DANIEL “ dalam pembicaraan itu,
diungkapkan dalam ayat 9 – 10 pada jawaban Ahli Torat :
Ahli Torat itu menjawab : “ Apa yang harus kukatakan
ya guru. Sungguh kebanyakan orang tidak mempercayainya padahal itu TERCANTUM DALAM NABI DANIEL , akan
tetapi demi mentaati suruhanmu, akan kuceritakan kebenaran itu …… “.
Ayat-ayat Injil Barnabas pasal
185 selanjutnya mengungkapkan cerita dari Ahli Torat tersebut yaitu mengenai
HAGGAI yang menjadi pelayan NABI OBAYA dan bagaimana OBAYA selalu memberi hadiah berupa makanan dan
pakaian kepada HAGGAI tetapi selalu ditolak oleh HAGGAI. Tidak disebut sama
sekali dalam pengisahan Ahli Torat itu mengenai HOSEA walaupun Yesus meminta
agar Ahli Torat menceritakan kisah HAGGAI dan HOSEA . Dan kisah mereka
dikatakan oleh Ahli Torat ada dalam KITAB DANIEL . Jadi inti dari sanggahan si
Penganut Kristen di atas yaitu mempertanyakan bagaimana kisah HAGGAI dan HOSEA
disebutkan dalam KITAB DANIEL padahal cerita dimaksud masing-masing ada dalam
kitab menyebut nama mereka yaitu KITAB HAGGAI dan KITAB HOSEA. Artinya , kisah HAGGAI dan HOSEA tidak
tercantum dalam KITAB DANIEL melainkan ada dalam kitab masing-masing yaitu
KITAB HAGGAI dan KITAB HOSEA . Demikian maksud si Penganut Kristen dengan
sanggahannya tersebut .
Membaca KITAB DANIEL dalam THE
OLD TESTAMENT ( Perjanjian Lama ) , memang tidak ada sama sekali disebutkan
kisah-kisah tentang HAGGAI dan HOSEA. Sebatas
ini - tanpa mengembangkan pada
permasalahan “ kitab-kitab “ dalam Bibel/Akitab khususnya Perjanjian Lama ( The
Old Testament ) - , dapat dikatakan
adanya kekeliruan penyebutan nama HAGGAI dan HOSEA dalam ayat Barnabas pasal
185 ayat 8 sebagaimana yang dikatakan si Penganut Kristen. Tetapi jika
dikembangkan kepada sejarah penulisan Bibel/Alkitab dan fakta-fakta keberadaan
Bibel/Alkitab, maka muncul pertanyaan, apakah Kitab Daniel yang ada sekarang
adalah benar-benar yang tertulis pada awalnya , tanpa mengalami perubahan (
tahrif ) di mana nama HAGGAI dan HOSEA tidak lagi tersebut dalam Bibel/Alkitab
sekarang ? Dasar dari munculnya pertanyaan demikian karena faktanya ada
ayat-ayat dalam KITAB DANIEL yang berdasarkan kajian kritis justru tidak benar.
Sebagai contoh telah dikemukakan dalam tanggapan sebelumnya mengenai ayat
Daniel 2 : 1 yang berkisah : “ Hata maka
pada TAHUN YANG KEDUA DARI PADA KERAJAAN
NEBUKADNEZAR, bermimpilah baginda Nebukadnezar suatu mimpi yang berkhayal,
maka sangatlah berdebarlah hati baginda, sehingga hilanglah tidur daripadanya
“ yang dihubungkan dengan keberadaan Daniel sebagai penakwil dari mimpi raja
Nebukadnezar. Lebih jauh, tentu bukan pihak Kristen yang harus membuktikan
tidak ada tahrif ( perubahan ) pada Kitab Daniel khususnya mengenai nama HAGGAI
dan HOSEA melainkan pihak yang meragukannya. Tetapi fakta ayat seperti ayat
Daniel 2 : 1 adalah bukti awal dari perubahan yang terjadi pada Kitab Daniel,
apalagi sejumlah pakar Bibel/Alkitab menegaskan bahwa Kitab Daniel adalah kitab
pseudopigraph.
Hal yang menarik untuk
diperhatikan yaitu dalam kitab Daniel disebutnya nama YEREMIA. Dikatakan dalam
ayat Daniel 9 : 2 : “ Pada tahun yang
pertama daripada kerajaannya maka camkanlah aku ini DANIEL, dalm Alkitab akan
bilangan tahun, akan halnya Tuhan sudah berfirman kepada NABI YEREMIA yaitu
bahwa dalam tujuh puluh tahun akan habis sudah segala kerusakan Yerusalem itu
“. Pengisahan ini mengisyaratkan bahwa Yeremia hidup lebih awal dari Daniel,
agar dapat berkata “ … akan halnya Tuhan
sudah berfirman kepada NABI YEREMIA yaitu bahwa dalam tujuh puluh tahun akan
habis sudah segala kerusakan Yerusalem itu “ . Lalu bagaimana sebenarnya ? Menurut
Dr.J.Blommendaal dalam bukunya “ Pengantar kepada Perjanjian Lama “, Yeremia mulai menjalankan misinya pada tahun
626 seb.M di masa Yosia menjadi raja Yehuda. Sedangkan Hosea hidup kira-kira
tahun 750 seb. Masehi dan Haggai mulai menjalankan misinya di masa Darius raja
Persia memerintah ( 521 – 485 seb. Masehi ). Sedangkan Daniel hidup di masa
pembuangan orang-orang Yahudi Babilonia pada masa raja Nebukadnezar sekitar
tahun 600-an seb. Masehi dan berlanjut pada masa raja Cyrus Yang Agung (
menurut istilah Bibel : KORESY ). Membandingkan masa hidup keempat tokoh
tersebut-
berarti, HOSEA hidup dan
menjalankan misi lebih awal sekitar hampir 150 tahun dari Daniel. Sedangkan
dibandingkan dengan HAGGAI , maka Daniel hidup dan menjalakan misinya lebih awal
sekitar 100 tahun. Dan Yeremia dan Daniel , hidup dan menjalankan misi pada
masa yang sama, yaitu Daniel di wilayah Babel ( Babilonia ) dan Yeremia di
wilayah utara. Fakta hidup dalam masa
yang sama antara Yeremia dan Daniel dengan wilayah pelayanan misi yang berbeda,
tampaknya kurang tepat jika Daniel “ mengutip “ Yeremia. Lebih dimungkinkan
bila Daniel mengutip Hosea, yang memang hidup dan menjalankan misi lebih awal
dari Daniel sekitar 150 tahun. Jika analisis ini benar, berarti ketika
penyalinan kitab Daniel dilakukan – menurut
J. Sidlow Baxter dalam bukunya “ Explore The Book “ , ditulis pada tahun 165
seb. Masehi – telah terjadi penggantian dari nama “ Hosea “ menjadi “ Yeremia “. Dan mengenai penyebutan
nama “ HAGGAI “ dalam Injil Banrnabs tersebut masih perlu dikaji lebih jauh.
Katakanlah bahwa tidak ada bukti
terjadinya penghilangan nama HAGAI dan HOSEA dalam kitab Daniel ketika di sisi
lain Injil Barnabas mengatakan kisah-kisah HAGGAI dan HOSEA disebutkan dalam
kitab Daniel, maka harus dikatakan bahwa ada kekeliruan pernyataan Injil
Barnabas tersebut. Namun apakah itu bisa menjadi bukti dan digeneralisasikan
sebagai ketidak-benaran Injil Barnabas secara keseluruhan ? Jika bisa diambil
penetapan seperti itu, maka hal serupa justru jauh lebih parah pada
Bibel/Alkitab karena bagaimanapun bentuk pembelaan dikemukakan, haruslah diakui
Bibel/Alkitab adalah KITAB SUCI PALSU karena menjadi “ BAK SAMPAH PENAMPUNG AYAT-AYAT YANG SALING BERTENTANGAN, AYAT-AYAT YANG
TIDAK MASUK AKAL, KALIMAT-KALIMAT DAN KISAH-KISAH PORNO dan sebagainya “. Dan perlu pula diingat begitu banyak
yang tercantum dalam Injil Barnabas berkesesuaian dengan Injil-Injil Kanonik ( Injil- Injil yang diakui dan diterima
oleh Gereja dan penganut Kristen ) , maka apabila generalisasi demikian
diterima untuk menolak Injil Barnabas berarti semua ayat dalam Injil – Injil
kanonik yang sama dengan Injil Barnabas , haruslah ditolak pula dan Injil-Injil
Kanonik harus ditetapkan sebagai INJIL PALSU.
7.
Pernyataan sanggahan penganut Kristen : “ The
writer claims that Jesus is not the Messiah and yet uses the messianic tittle
"Son Of David" for him (Barnabas, chapters 11,19,21 and so on). In
chapter 19 the primacy of Jesus is taught but refuted in chapters 54 and 55,
where Muhammad is stated as having the primacy at the last judgement “ – Penulis ( Injil Barnabas ) mengklaim bahwa
Yesus bukan Messiah dan hanya menggunakan gelar Messianik : “ ANAK DAUD “ untuknya ( Barnabas pasal-pasal
11, 19, 21 dan sebgainya ). Dalam pasal 19, kelebihan Yesus diajarkan tetapi
disangkal dalam pasal-pasal 54 dan 55 di mana Muhammad dinyatakan mempunyai kelebihan
pada pengadilan akhirat.
TANGGAPAN :
Ada dua tema yang terangkat dalam sanggahan si
Penganut Kristen di atas. Pertama, masalah identifikasi MESSIAH di mana menurut Injil Barnabas, Yesus
bukanlah MESSIAH dan hanya sebagai ” ANAK DAUD ”. Masalah ini sudah dibahas
panjang lebar dalam bagian terdahulu dan dari bahasan tersebut , memang YESUS
BUKAN MESSIAH DALAM PENGERTIAN MENAHEM ( NABI AKHIR ZAMAN ) , bukan dalam pengertian
” DIURAP ” karena banyak tokoh-tokoh yang juga bergelar ” ALMASIH ” setelah
melalui upacara PENGURAPAN. Kedua, adanya kontradiksi antara pengakuan atas
kelebihan Yesus ( pasal 19) tetapi pada
pasal 54 dan 55 justru ditegaskan kelebihan Muhammad di pengadilan akhirat . Benarkan
tuduhan si Penganut Kristen tersebut ? Mari kita simak pasal-pasal 19 , 54 dan
55 dari Injil Barnabas. Rupanya yang menjadi fokus dalam sanggahan si Penganut
Kristen di atas menyangkut posisi Yesus di pengadilan akhirat nanti
dibandingkan dengan RASUL ALLAH ( Muhammad saw ).
Pasal 19 Injil Barnabas ayat 2 mengungkapkan
pernyataan Yesus kepada murid-murid utama : ” Kamu akan duduk di sampingku di hari pembalasan untuk menjadi saksi-saksi
atas kedua-belas cucu-cucu Israil
”. Yesus bersama murid-murid utama akan menjadi saksi untuk Bani Israil
nanti di pengadilan akhirat, walaupun Yesus mengakui dan mengeluhkan ” SATU DARIPADA MEREKA ADALAH SETAN ” (
ayat 3 ).
Sedangkan pasal 54
menceritakan keadaan nanti diakhirat di mana empat malaikat utama ( maksudnya : Jibril, Mikail, Rufail
dan Uril ) dibangkitkan dan mencari RASUL ALLAH ( Muhammad saw ) dan menjaganya. (
ayat 4-5 ), lalu diikuti dengan kebangkitan seluruh malaikat yang mengelilingi
RASUL ALLAH ( Muhammad saw ) ( ayat 6 ). Sesudah itu dibangkitkan para nabi,
yang kemudian datang mencium tangan RASUL ALLAH ( Muhammad saw ) ( ayat 7-8 ) .
Disusul dengan kebangkitan manusia-manusia terpilih (orang-orang beriman ) yang
pada berteriak : ” Ingatlah kepada kami
ya Muhammad ” ( ayat 9 ). Gambaran keadaan hari kiamat sangat menakutkan,
termasuk Yesus tidak berani melihat
ketakutan luar biasa pada saat itu. Hanya RASUL ALLAH ( Muhammad saw ) saja
yang tidak takut. Gambaran yang diberikan juga menunjukkan kelebihan RASUL
ALLAH ( Muhammad saw ). Dan kelebihan tersebut diungkapkan lebih mendalam dalam
pasal 55. Menjadi pertanyaan, apakah ” kelebihan Yesus bersama Kedua-belas murid
utama ” yang disebutkan terbatas hanya menjadi ” saksi-saksi atas kedua - belas
cucu - cucu Israil ” harus dipertentangkan
dengan ” kelebihan RASUL ALLAH ( Muhammad ) ” yang diutus untuk
seluruh ummat manusia ? Tentu tidak
tepat diperbandingkan karena kedudukan
Yesus dengan fungsi kenabiannya lebih terbatas dibandingkan dengan kedudukan ” RASUL
ALLAH ( Muhammad ) ” yang fungsi kenabiannya meliputi seluruh alam
semesta. Dan disayangkan, mengapa si Penganut Kristen tidak memperhatikan dan
menyimak Injil Barnabas pasal 19 ayat 2 yang menegaskan bahwa Yesus diutus
hanya sebagai ” saksi atas kedua-belas cucu-cucu Israil ” . Bukankah Injil Barnabas pasal 19 ayat 2 SEJALAN DENGAN
AYAT-AYAT DALAM INJIL KANONIK ? Perhatikan ayat-ayat Bibel/Alkitab berikut :
These
twelve Jesus sent forth, and comanded them, saying ' Go not into the way of gentiles, and into
city of the Sa-ma'rithans enter ye not. But go rather to the Lost Sheep of the
house of Israel.
Kedua
belas murid ini dikirimkan oleh Yesus dan memerintahkan mereka katanya : "
Janganlah pergi ke jalannya
orang-orang kafir dan jangan masuk ke setiap daerah orang-orang Samaria.
Tetapi cukuplah pergi kepada DOMBA SESAT DARI KALANGAN ISRAEL.( Matius
10 : 5-6)
But
he answered and said, ' I am not sent
but unto the Lost sheep of the house
of Israel.
Tetapi ia
menjawab dan berkata : " Aku tidak diutus melainkan kepada domba sesat
dari kalangan Israel . ( Matius 15 :
24 )
And
,behold there was a man in Jerusalem whose name was Simeon ; and the name same
man was juot and devout waiting for the consolation of Israel ; and the Holy
Ghost was upon him ".
Dan
lihatlah, ada seorang laki-laki di Yerusalem yang bernama Simeon; dan orang itu
adil dan saleh, menunggu PENGHIBUR BAGI
ISRAEL; dan Roh Suci memenuhi atasnya ). ( Lukas 2 : 25 ).
But
we trusted that it had been he which should have redeemed Israel; and beside
all this, to day is third day since these things were done .
Tetapi
kita percaya bahwa IA AKAN MENYELAMATKAN
ISRAEL. Dan di samping itu semua, hari ini adalah hari ketiga sejak hal-hal
itu terjadi ). ( Lukas 24 : 21 ).
I
pray for them ; I pray not for the world, but for them which thou has given me
; for they are thine
Aku
berdoa untuk mereka ; Aku berdoa BUKAN UNTUK SEISI DUNIA, melainkan
untuk MEREKA YANG ENGKAU SERAHKAN KEPADAKU ; karena mereka adalah
milikmu. ( Yahya 17 : 9 )
But we
trusted that it had been he which should have redeemed Israel; and beside all
this, to day is third day since these things were done ".
Tetapi
kita percaya bahwa IA AKAN MENYELAMATKAN
ISRAEL. Dan di samping itu semua, hari ini adalah hari ketiga sejak hal-hal
itu terjadi ). Lukas 24 : 21 .
Betapa
samanya pernyataan Injil Barnabas
pasal 19 ayat 2 ( Yesus diutus hanya sebagai ” saksi atas kedua-belas cucu-cucu
Israil ” ) dengan
pernyataan-pernyataan Injil-Injil Kanonik yang dikutipkan di atas tentang
kehadiran Yesus yaitu hanya untuk Bani Israil . Mengapa menolak Injil Barnabas
, dan anehnya mengaja ummat Islam untuk ukut menolaknya ? Ayat-ayat yang
dikutipkan di atas menjadi bukti bahwa YESUS BUKAN MESSIAS ( dalam pengertian
MENAHEM , NABI AKHIR ZAMAN ).
Dari pembahasan dan tanggapan atas sanggahan si
Penganut Kristen kepada Injil Barnabas, terlihat betapa lemahnya sanggahan
tersebut. Hal ini perlu direnungkan oleh semua penganut Kristen.