PEMBICARAAN MENGENAI INJIL BARNABAS
Di dalam kesamaan tema kisah yang diceritakan , tidak diragukan lagi adanya
perbedaan-perbedaan antara yang disajikan Injil Kanonik ( Matius , Markus ,
Lukas dan Yahya ) dengan Injil Barnabas , terutama yang menyangkut hal-hal yang
mendasar dari segi kepercayaan . Sejumlah perbedaan dengan analisisnya ,
disajikan berikut ini
a.
PERNYATAAN TENTANG ANAK DAUD DAN HUBUNGANNYA DENGAN MESIAS YANG DITUNGGU .
Kita baca , Matius 22 : 41 – 46 ( lihat pula Markus 22 : 35-37 ; Lukas 20 :
41-44 ) berikut :
Tatkala orang Paris lagi berhimpun , bertanyalah Yesus
kepada mereka itu , katanya :
“ Apakah pikiran kamu tentang Kristus itu ? Anak siapakah
Dia ? maka sahut mereka itu kepadanya : “ ANAK DAUD “
Maka kata Yesus kepada mereka itu : “ Kalau begitu ,
bagaimanakah Daud itu sendiri memanggil Dia : ‘ Tuhan ‘ dengan ilham Roh
demikian :
‘ Bahwa Tuhan telah berfirman kepada Tuhanku : “ Duduklah
Engkau di sebelah kananku sehingga aku menaklukkan segala musuhmu di bawah
kakimu “.
Jika Daud sendiri memanggil Dia : ‘ Tuhan ‘ bagaimanakah
pula Ia jadi Anaknya ?
Maka seorang pun
tiada dapat menyahut sepatah katapun
kepadanya dan dari pada hari itu juga , seorangpun tiada berani menyoal Dia
lagi .
Apakah Yesus sedang berteka-teki ? .
Ya Yesus sedang berteka-teki , itulah kesan yang muncul ketika membaca kisah
yang disajikan Injil Kanonik ini karena
tidak ada penjelasan Yesus atas “ teka-teki “ yang disampaikannya . Gambaran “
berteka-teki “ tidak bisa dihapuskan karena dalam konsep Kristen : “ Yesus
adalah anak Daud “ dan “ Yesus adalah Kristus ( Messias ) yang
ditunggu-tunggu “ . Dengan kisah di atas , Yesus telah memper-tentangkan
antara figur “ ANAK DAUD “ dengan
figur “ MESSIAS “. Selama berada
dalam konteks kepercayaan Kristen bahwa “
Yesus adalah anak Daud dan Yesus
adalah Kristus ( Messias ) yang
ditunggu-tunggu kaum Yahudi “ maka pertanyaan Yesus dalam kisah yang
diceritakan di atas : “Jika Daud sendiri memanggil Dia : ‘ Tuhan ‘
bagaimanakah pula Ia jadi Anaknya ? “ tidak lebih dari sebuah teka-teki dan
ternyata ketika tidak terjawab oleh kaum Parisi , tidak ada penjelasan Yesus mengenai pertanyaan
tersebut . Menjadi pertanyaan , apakah
misi Yesus adalah bermain teka-teki dan kemudian membiarkan teka-teki itu tidak
terjawab tanpa penjelasan ? Ketika menurut
kisah di atas , Yesus ber “ teka-teki
“ mempertentangkan figur “ ANAK DAUD “ dengan figur “ MESSIAS “ sesungguhnya memberi
pemahaman bahwa masih ada lanjutan dari kisah yang diceritakan Injil Kanonik yaitu
berupa penjelasan Yesus tentang mengapa
: “ Jika Daud sendiri memanggil Dia :‘
Tuhan ‘ bagaimanakah pula Ia jadi Anak-Nya ? “. Tapi apa penjelasannya ? Ternyata Injil
Kanonik berdiam diri , tidak menjelaskannya . Ada yang hilang dari kisah
tersebut yaitu penjelasan Yesus atas “ teka-teki “ yang diajukannya. Ada yang sangat
berat dan sangat krusial bila disajikan sehingga harus disembunyikan.
Ternyata Injil Barnabas menyajikan cerita
yang hampir mirip dan Yesus dalam kisah yang diceritakan tidak sedang berteka-teki . Berarti ada
penjelasan untuk pertanyaan itu . Dalam hal ini INJIL BARNABAS lebih jujur
daripada Injil-Injil Kanonik. Memang misi kenabian bukan bertujuan untuk bermain
teka-teki . Kita simak ayat Barnabas 43 : 20-31 sebagai berikut :
Yakub menanyakan: “Ya, Guru , katakanlah kepada kam : ‘ Dengan
siapakah perjanjian itu dibuat ?
Karena orang-orang Yahudi mengatakan : dengan ISHAK
Dan orang-orang Ismaeli mengatakan dengan : ISMAIL ‘
Yesus menjawab : “ Putera siapakah gerangan Daud itu dan
dari keturunan yang manakah ia ?”
Yakub menjawab : “ Dari Ishak karena Ishak adalah ayah
Yakub dan Yakub adalah ayah Yahuda , yang Daud itu dari keturunannya “ .
Maka di saat itu , Yesus berkata : “ Jadi apabila Rasul Allah itu tiba maka dari turunan siapakah gerangan dia itu ? “
Di jawab oleh para murid : “ Daripada Daud “
Maka Yesus : “ Janganlah
kamu menipu dirimu .
Karena Daud memanggilnya di alam rohani : “ RABBI “ ,
demikian katanya : ‘ Allah berfirman kepada RABBI-ku : “ Duduklah engkau di
sisi kanan-Ku supaya Kujadikan musuh-musuhmu tempat berpijak untuk kedua kakimu
“
Tuhan akan mengirimkan tongkatmu yang mempunyai kekuasaan
di tengah lawan- lawanmu ‘ .
Maka apabila Rasul Allah
yang kamu namakan dia : MESSIAS itu putera DAUD maka bagaimanakah Daud
menanamakan dia itu RABBI ?
Sekali lagi , Injil Barnabas tidak sedang
menyajikan kisah Yesus yang berteka-teki
. Oleh karena itu , Injil Barnabas ( Barnabas 43 : 31 ) menyajikan “ Jawaban “ atas “ teka-teki
“ tersebut sebagai lanjutannya :
Percayalah kamu kepadaku
karena aku bertutur benar kepadamu bahwa PERJANJIAN ITU DIBUAT DENGAN ISMAIL ,
BUKAN DENGAN ISHAK !
Ini berarti MESSIAS yang dijanjikan berasal dari TURUNAN ISMAIL, bukan dari
turunan Ishak. Hal ini sejalan dengan “ teka-teki “ yang ditampilkan Yesus : “ Jika Daud sendiri memanggil Dia : ‘ Tuhan ‘
bagaimanakah pula Ia jadi Anaknya ? “ (
Matius 22 : 41 – 46 ; Markus 22 :
35-37 ; Lukas 20 : 41-44 ). Artinya , karena Yesus adalah ANAK DAUD , maka
Yesus bukanlah Messias itu ! Sebuah
kesimpulan yang tidak bisa dihindari sebagai penjelasan dari teka-teki tersebut.
Tetapi penjelasan ini hilang ditelan perjalanan waktu dalam proses penulisan
dan penyalinan Bibel . Dari sisi ini , jelas kisah yang disajikan Injil
Barnabas lebih asli dari yang dikisahkan oleh Injil Kanonik ( Matius 22 : 41 – 46 ; Markus 22 : 35-37 ; Lukas 20 : 41-44 ). Ada
yang hilang pada kisah yang disajikan Injil Kanonik . Mengapa dihilangkan ?
b.
IDENTIFIKASI TERHADAP YAHYA ATAUKAH
TERHADAP YESUS ?
Mari kita baca ayat Yahya 1 : 19 – 27 berikut
:
Maka bertanyalah mereka itu kepadanya : “Maka inilah
kesaksian Yahya itu tatkala orang Yahudi menyuruhkan beberapa imam dan orang Lewi dari Yerusalem akan
bertanya kepadanya demikian : “ Siapakah engkau ? “
Maka mengakulah ia dan tiada ia bersangkal ; maka
mengakulah ia demikian : “ Aku ini bukannya Kristus itu “
Kalau begitu ,
siapakah engkau ? Engkaukah Elia ? “ Maka katanya : “ Bukan “. “ Engkaukah nabi
itu ? “ . Maka jawabnya : “ Bukan ! “.
Lalu kata mereka itu kepadanya : “ Siapakah
gerangan engkau ? Supaya dapat kami memberi jawab kepada orang
yang menyuruhkan kami ini . Apakah kata engkau akan hal dirimu ? “
Maka katanya : “ Aku inilah suara orang yang berseru-seru
di padang belantara : ‘ Luruskan jalan Tuhan ! ‘ menurut seperti sabda nabi
Yesaya “ .
Adapun orang yang disuruh itu , orang Parisi .
Maka mereka itu menanya dia serta berkata kepadanya : “
Jikalau engkau ini bukan Kristus dan bukan
Elia dan bukan nab
i itu , apakah sebabnya engkau membaptiskan orang “ ?
Maka dijawab Yahya kepadanya , katanya : “ Aku ini membaptiskan dengan air sahaja ,
tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tiada kamu kenal .
Yaitu Dia
yang datang kemudian daripadaku maka menguraikan tali kasutnya pun , aku ini
tiada berlayak “.
Pengakuan Yahya sebagai bukan figur Kristus, dinyatakan juga pada ayat
Yahya 3 : 28 : “ Maka kamu sendiri juga menyaksikan kepadaku bahwa aku telah berkata
demikian : ‘ Aku ini bukan Kristus itu melainkan Aku disuruhkan terlebih dahulu
dari padanya ‘ “ .
Kita bandingkan dengan yang disajikan
Injil Barnabas ( Barnabas 42 : 4-19 )
berikut :
Dari itu mereka telah mengutus orang-orang Lewi dan
sebagian ahli Torat untuk menanyakan kepadanya , kata mereka : “ Siapakah
gerangan engkau “ ?
Maka Yesus telah mengakui dengan menyatakan : “
Sesungguhnya aku ini bukanlah Messias “.
Lalu mereka bertanya:“Adakah engkau Elia atau Yeremia
atau salah satu nabi-nabi yang dahulu ?.
Yesus menjawab : “ Bukan ! “
Ketika itu mereka bertanya : “ Siapakah gerangan engkau
ini ? .
Katakanlah kepada kami agar kami mempersaksikan itu
kepada mereka yang menyuruh kami “.
Ketika itu Yesus mengatakan : “ Aku ini adalah jeritan
suara di seluruh Yudea ,
menjeritkan : ‘ Persiapkanlah jalan bagi Rasul Tuhan
sebagaimana yang tertulis dalam Yesaya ‘ .
Berkatalah mereka : “ Jika engkau bukan Messias dan bukan
Elia atau seorang Nabi yang lain, maka mengapakah engkau memberitakan suatu
ajaran baru dan menjadikan dirimu lebih besar dari Messias ?
Yesus menjawab : “ Sesungguhnya mu’jizat yang dibuat oleh
Allah melalui tanganku itu adalah membuktikan bahwa aku ini berbicara dengan
apa yang dikehendaki Allah.
Dan aku tidak menghitung diriku seperti mereka yang
kalian sebut itu
Karena aku
tidak layak menguraikan tali-tali kasut atau ikatan terumpah Rasul Allah yang
kalian namakan dia Messias
Kesamaan cerita dari kedua versi ini tidak diragukan lagi kecuali oleh
perbedaan subjek , yaitu kalau menurut Injil Kanonik , tokoh yang
diidentifikasi oleh orang-orang Yahudi itu adalah YAHYA PEMBAPTIS , sedangkan
menurut Injil Barnabas , tokoh dimaksud adalah
YESUS KRISTUS itu sendiri . Perbedaan tokoh ini dalam jalinan cerita
yang sama , bagaimanapun membawa perbedaan terhadap dasar dogma kepercayaan
Kristen .
Apakah ada dua cerita dengan tokoh berbeda – yaitu YAHYA PEMBAPTIS dan
YESUS KRISTUS – dengan jalinan cerita yang sama ? Tampaknya mustahil . Diyakini bahwa ceritanya
satu tetapi oleh pengarangnya telah
dilakukan perubahan tentang “ tokoh “ yaitu dari YESUS KRISTUS MENJADI YAHYA PEMBAPTIS dalam Injil Kanonik , atau dari YAHYA
PEMBAPTIS MENJADI YESUS KRISTUS dalam Injil Barnabas . Mana di antara keduanya
yang melakukan perubahan tersebut ? Apakah pengarang Injil Kanonik ataukah
pengarang Injil Barnabas ? Menjawab
pertanyaan ini , perlu dilakukan pembedahan atas kedua versi kisah ini .
Menyimak versi Injil Kanonik ( Injil
Yahya 1 : 19-27 ) tidak diungkapkan apa yang menjadi dasar sehingga orang
Yahudi menyuruhkan beberapa imam dan
orang Lewi dari Yerusalem untuk mengidentifikasi Yahya . Tiba-tiba saja mereka
bertanya : “ Siapakah engkau ? “ . Kehebohan apa yang dilakukan Yahya sehingga mendorong kaum Yahudi perlu
menginden-tifikasi Yahya ? Adakah Yahya membawa satu ajaran baru di kalangan
Yahudi ? Tidak ! Yahya hanya melanjutkan tradisi dan ajaran Musa , sehingga
tidak perlu memunculkan “ kehebohan “ yang mendorong langkah kaum
Yahudi untuk melakukan klarifikasi terhadap dirinya. Yahya tidak melakukan
mukjizat satupun yang bisa mengundang kehebohan . Hal ini ditegaskan oleh ayat
Yahya 10 : 41 : “ Maka
banyak orang yang datang kepadanya serta berkata : “ Memang Yahya , suatupun tiada berbuat tanda ajaib , ....... “.
Ini berbeda dengan yang dikisahkan Injil Barnabas
, yaitu dalam kisah yang beralur sama , justru identifikasi terhadap Yesus
dilakukan karena : “.... mengapakah
engkau memberitakan suatu ajaran baru dan menjadikan dirimu lebih besar dari
Messias ? “ . Ada “ kehebohan “ yang
dibawa oleh Yesus sehingga kaum Yahudi perlu melakukan klarifikasi : “ Siapakah gerangan engkau ?“. Kehebohan
ini muncul karena Yesus banyak melakukan mukjizat yang luar biasa . Ini
terungkap dari pernyataan Yesus ketika menjawab pertanyaan utusan kaum Yahudi :
“ Sesungguhnya mu’jizat yang dibuat oleh
Allah melalui tanganku itu adalah membuktikan bahwa aku ini berbicara dengan
apa yang dikehendaki Allah “. ( Injil Barnabas : 42 : 17 ). Fokus klarifikasi pada kedua versi ( – Injil
Yahya dan Injil Bar-nabas – ) sama yaitu apakah Yahya Pembaptis ( menurut versi
Injil Yahya ) ataukah Yesus Kristus ( menurut versi Injil Barnabas ) adalah : Messias, Elia atau Nabi lain ?. Dan Yahya ( versi Injil Yahya ) atau Yesus ( versi
Injil Barnabas ) , sama-sama menolak sebagai figur dari : Messias, Elia atau Nabi lain .
Penolakan Yesus sebagai “ Messias “ sebagaimana yang diungkapkan
Injil Barnabas sesungguhnya ditunjang Injil
Kanonik . Dalam Perjanjian Baru terungkap pesan Yesus sebagai berikut :
Lalu ia berpesan kepada
murid-muridnya , JANGAN MENGATAKAN kepada seorang juapun bahwa
IA-LAH KERISTUS adanya ( Mat. 16 : 20 )
Dan lebih tegas lagi adalah pesannya ketika Peterus yang menunjuk Yesus
sebagai ” Keristus yang daripada Allah
“ , yaitu :
JANGAN MENGATAKAN YANG DEMIKIAN kepada seorang juapun ....( Luk.9 : 21).
Pernyataan pesan Yesus : “ Jangan mengatakan ......IA-lah
KERISTUS “ ( Mat. 16 : 20 )
dan “ Jangan mengatakan yang
demikian ..... “ ( Luk.
9 : 21 )
menghasilkan tafsir yang beragam
di kalangan para ahli Kristen
sendiri . Salah satu dari tafsir ini
menegaskan bahwa Yesus dengan pernyataannya tersebut bukannya tidak mengakui
dirinya adalah Keristus , bahkan sangat sadar jika dirinya adalah Keristus yang
justru ditunggu-tunggu oleh kaum Yahudi.
Cuma Yesus khawatir akan ditangkap dan dibunuh oleh orang-orang Yahudi
dan pasukan Romawi sedangkan keberadaannya sebagai Keristus belum saatnya
dinyatakan sehingga Yesus melarang murid-muridnya mengatakan demikian. Tafsir
yang demikian ini memang menjadi pegangan umum penganut Kristen. Tafsir lain dari
sejumlah ahli Bibel yaitu YESUS MENOLAK
DIRINYA DISEBUT KERISTUS ( = Menahem
, Ratu Adil , Nabi Akhir Zaman ) karena memang Yesus sangat sadar bahwa
dirinya bukanlah Keristus ( = Menahem , Ratu Adil , Nabi Akhir Zaman )
yang dijanjikan sebagaimana ciri yang disebut-kan dalam kitab suci . Donald
Guthrie dalam bukunya ” Teologi
Perjanjian Baru “ ( hal. 272 )
menegaskan :
Tafsiran
yang lebih radikal ........ ialah bahwa YESUS TIDAK PERNAH MENG-ANGGAP DIRINYA MESIAS ,
tetapi hanya sebagai ” CALON
MESIAS...... “.
Dan adanya tafsir yang demikian , juga diungkapkan pula oleh Karel
A.Steenbrink dalam bukunya ” Perkembangan Teologi Dalam Dunia Kristen
Modern “ ( hal.32 ) , yaitu :
Ada juga
yang mengatakan bahwa Yesus sama sekali TIDAK
MENYETUJUI
PENDAPAT
MURID-MURIDNYA,menegur
mereka agar mereka TIDAK
BOLEH MENGATAKAN HAL YANG KURANG BENAR TENTANG DIRINYA . Tafsir ini
diperkuat oleh perkataan dalam kalimat terakhir dari kutipan di atas . Para
murid dengan Petrus sebagai juru bicara mengakui Yesus sebagai raja penyelamat atau
Mesias, tetapi Yesus bicara
tentang dirinya sebagai
anak manusia. Jelas
di sini , bahwa Yesus mengoreksi
pendapat murid-muridnya .
Juga diungkapkan dengan
gamblang oleh Tom Jacobs dalam bukunya yang berjudul ” PAULUS “ ( hal. 122
) :
Kiranya cukup jelas bahwa Yesus sendiri tidak
pernah menyebut diri ” Kristus ” . Apapun juga latar belakang teologinya
, kiranya secara historis benar apa yang dikatakan dalam Yo. 6 : 15
: “ Karena Yesus tahu bahwa mereka hendak datang
dan hendak membawa dia dengan paksa untuk menjadikan Dia , raja . Ia menyingkir
pu-lang ke gunung , seorang diri “. Yesus tidak pernah mau menjadi ”
KRISTUS ” , tidak dalam arti politik dan juga tidak dalam arti keagamaan .
Juga menyimak sejumlah ayat Bibel , ketika
membicarakan Yesus dengan segala pengajaran dan mukjizatnya ternyata masyarakat
Yahudi membedakan Yesus dengan Kristus yang ditunggu-tunggu . Perhatikan ayat
Yahya 7 : 27 , 31 berikut :
Memang akan ORANG INI kami tahu dari mana asalnya ; tetapi
apabila KRISTUS datang kelak , tiada seorang pun yang mengetahui dari mana
asalnya .
Tetapi banyaklah orang dari
antara orang ramai itu percaya akan DIA , serta berkata : “ Apabila KRISTUS datang , adalak IA
mengadakan tanda ajaib lebih banyak dari pada yang diadakan ORANG INI ? “
Kata ganti “ DIA “ atau “ ORANG INI “ dalam kedua ayat ini menunjuk kepada
Yesus dan ternyata dibedakan dengan “ KRISTUS “ dan “ IA “. Ada konfirmasi
dalam ayat Yahya 7 : 27 ini dalam
menetapkan apakah Yesus adalah figur Kristus atau bukan . Pertama masyarakat itu mengakui tahu asal dari “ ORANG INI “ ( = Yesus ) tetapi figur Kristus
yang mereka tunggu tidak mereka tahu asalnya . Ini menunjuk bahwa figur Kristus
tersebut bukan dari lingkungan Yahudi tetapi di luar lingkungan Yahudi . Kedua
, karena kekaguman atas mukjizat yang dilakukan Yesus , maka masyarakat juga
bertanya-tanya apakah figur Kristus yang akan datang akan memiliki mukjizat
yang dilakukan “ ORANG INI “ ( =Yesus ).
Pertanyaan ini mengarah pada kesimpulan bahwa Yesus bukan figur Kristus
yang ditunggu.
Fakta pengakuan masyarakat Yahudi terhadap
Yesus pada masa itu yang membedakannya dengan “ KRISTUS “ dan juga pendapat
para ahli Bibel , sungguh-sungguh membenarkan kisah yang disajikan Injil
Barnabas , yaitu Yesus menolak dirinya sebagai Kristus . Kajian lanjut bahwa Yesus bukan “ Kristus yang dijanjikan “ dapat disimak pula
dengan memperbandingkan ayat Yahya 1 : 31- 33 dengan ayat Yahya 3 : 22- 26
sebagai berikut :
Ayat Yahya 1 : 31-33
Dahulu aku
tiada kenal Dia tetapi supaya Ia dinyatakan kepada Bani Israil , itulah
sebabnya aku datang membaptiskan dengan air .
Maka Yahya
pun menyaksikan serata berkata : “ Aku sudah nampak Roh turun dari langit seperti seekor
burung merpati , lalu hinggap di atasnya “ [1]) .
Maka akupun
belum kenal dia tetapi Yang Menyuruhkan aku
membaptiskan dengan air itu , sudah mengatakan kepadaku : “ Ke atas
siapa kelak engkau nampak Roh itu turun dan tinggal di atasnya , itulah Dia yang membaptiskan dengan Rohul’kudus
Ayat Yahya 3 : 22-26
Kemudian
daripada itu , datanglah Yesus dengan murid-muridnya ke tanah Yudea ; maka
tinggallah Ia di sana bersama-sama dengan mereka itu , sambil membaptiskan orang
Tetapi Yahya ada juga membaptiskan orang di Ainun
dekat Salim , karena banyak ait disitu , maka datanglah orang lalu dibaptiskannya
Karena pada
masa itu , Yahya belum lagi dibuang ke dalam penjara .
Tatkala itu
terbitlah suatu perselisihan antara beberapa murid Yahya dengan seorang Yahudi
dari hal perbasuhan .
Lalu
datanglah mereka itu kepada Yahya serta berkata kepadanya : “ Ya Rabbi ,
adapun orang yang bersama-sama dengan Rabbi di seberang Yarden , yang Rabbi
saksikan, tengoklah IA-PUN MEMBAPTISKAN
ORANG dan sekalian orang datang kepadanya .
Jika kata ganti orang ketiga tunggal “ DIA “ dalam ayat Yahya 1 : 31-33 diartikan dengan
Yesus berarti Yesus membaptis dengan “ Rohu’lkudus
“ [2]
).
Menurut ayat Yahya 3 : 22-26 , Yahya
membaptis orang di Ainun , dan dalam waktu bersamaan murid Yahya melihat Yesus
membaptiskan orang di seberang sungai Yarden . Ketika Yahya tengah membaptiskan
orang dengan air , apakah Yesus membaptiskan orang dengan “ Rohu’lkudus
“ sehingga murid-murid Yahya datang dan berkata tentang Yesus : “ IAPUN MEMBAPTISKAN ORANG “?. Pernyataan para murid Yahya ini , mengarahkan
kita untuk memahami bahwa Yesus juga membaptiskan orang dengan air . Kalau
Yesus membaptis orang dengan “ Rohu’lkudus “ yang immaterial (
tidak terlihat ) , lalu bagaimana murid-murid Yahya bisa berkata memberi
informasi kepada Yahya tentang Yesus : “
IA PUN MEMBAPTISKAN ORANG “ dalam pengertian Yesus membaptis
dengan “ Rohu’l-kudus “ pada hal murid-murid Yahya tidak bisa melihat “ Rohulkudus
“ sebagai bukti bahwa Yesus membaptiskan orang dengan “ Rohulkudus “ bukan dengan
air ?. Oleh karena itu kalimat para murid Yahya tentang Yesus : “ IA PUN
MEMBAPTISKAN ORANG “ hanya bisa dipahami bilamana murid-murid Yahya melihat
Yesus membaptiskan orang dengan air yang
bisa terlihat bukan dengan “ Rohu’lkudus
“ yang tidak bisa terlihat .
Memang ada kontradiksi antara Yahya
1 : 33 dengan Yahya 3 : 22-26. Yesus jelas membaptiskan orang dengan
air ( Yahya 3 : 22-26 ) , tetapi Kristus membaptiskan orang dengan Rohu’l
Kudus ( Yahya 1 : 33 ). Kalau begitu Yesus bukanlah Kristus !.
Sehubungan dengan masalah “ Yesus
membaptiskan orang “ dengan air, mungkin ada apologi penganut Kristen bahwa
bukan Yesus sendiri yang membaptiskan dengan air , melainkan oleh para murid .
Hal ini dapat dibaca ayat Yahya 4 : 1-2
berikut :
Setelah Yesus mengetahu sebagaimana yang orang Paris suah
mendengar bahwa Yesus memperoleh banyak murid dan MEMBAPTISKAN ORANG lebih
banyak daripada Yahya .
( meskipun Yesus sendiri tiada membaptiskan orang melainkan
murid-muridnya membaptiskan )
Persoalan yang dikaji, apakah Yesus membaptis dengan air ( - sekalipun
melalui murid-muridnya ) seperti yang dipahami pada ayat Yahya 3 : 22-26 ataukah Yesus membaptis dengan “ Rohu’lkudus
“ menurut ayat Yahya 1 : 31-33. Apologi
menggunakan ayat Yahya 4 : 1-2 tidak
menafikan bahwa Yesus membaptiskan orang dengan air , bukan dengan Rohu’lkudus
sekalipun melalui tangan para murid. Dan perlu diketahui, ayat Yahya 4 : 2
berada dalam “ tanda kurung “, yaitu
: “ ( meski pun Yesus sendiri tiada
membaptiskan orang melainkan murid-muridnya membaptiskan ) “ [3])
. Mengapa harus dalam “ tanda kurung “ ? Harap diingat, “ tanda kurung “ yang diberikan pada
sebuah kalimat hanya menunjukkan bahwa kalimat tersebut adalah penjelasan
tambahan yang diberikan penyalin , bukan oleh pengarangnya semula . Oleh karena
itu , penjelasan yang tertuang dalam kalimat ber- “ tanda kurung “ tersebut
tidak bisa dijadikan dalil . Tetapi
terlepas dari masalah tersebut, harus tetap dikatakan bahwa Yesus MEMBAPTISKAN
ORANG DENGAN AIR sekalipun yang melakukan adalah para murid menurut Yahya 4 : 2.
Jika dikatakan bahwa Yesus MEMBAPTISKAN ORANG DENGAN ROHU’LKUDUS dan itu
dilakukan para murid , menjadi pertanyaan , bagaimana caranya murid
membaptiskan orang dengan “ Rohu’lkudus
“ ketika Yesus sendiri masih ada di tengah-tengah mereka ? Jadi sesungguhnya Yesus membaptiskan orang
DENGAN AIR, bukan DENGAN ROHU’LKUDUS , sedangkan yang disebut oleh Yahya
Pembaptis membaptiskan orang dengan Rohu’lkudus adalah Kristus. Hal ini
mempertegas bahwa Yesus bukanlah Kristus yang ditunggu-tunggu kaum Yahudi .
Perlu disimak pula , ternyata semua pernyataan Yahya yang dapat dipetik
dari ayatYahya 1 : 31-33 , tidak menunjukkan pengakuan Yahya Pembaptis bahwa
Yesus adalah Kristus .
Jika
ayat Yahya 1 : 31-33 dijadikan petunjuk kesaksian Yahya Pembaptis tentang
Yesus sebagai Kristus , perlu disimak ayat Matius 11 : 1- 6 yang dikutipkan berikut :
Setelah sudah Yesus berpesan demikian kepada kedua
belas muridnya itu , maka berangkatlah Ia dari sana , hendak
mengajar dan mengabarkan Injil di dalam segala negeri mereka.
Apabila di dengar oleh Yahya tatkala ia di dalam penjara
akan segala hal pekerjaan Kristus , lalu berpesanlah ia kepada murid-muridnya ,
menyuruh bertanya kepada Yesus : “ Engkaukah yang akan datang itu atau harus
kami menantikan seorang lainkah ? “
Maka jawab Yesus kepada mereka itu , katanya : “ Pergilah
kamu, khabarkan kepada Yahya segala
hal yang kamu dengar dan lihat , yaitu orang buta celik matanya dan orang
timpang berjalan betul dan orang yang kena bala zara’at ditahirkan dan orang
tuli mendengar dan orang mati dihidupkan dan Injil dikhabarkan kepada orang
miskin .
Maka berbahagialah orang
yang tiada menaruh syak kepadaku .
Yahya Pembaptis dalam penjara. Itu adalah masa-masa akhir hidupnya sebelum
kepalanya dipancung pengawal raja Herodes , untuk memenuhi permintaan Herodiah
, isteri Filipus ( saudara
Herodes ) [4]
). Jika menjelang akhir hayatnya saja ,
Yahya masih mempertanyakan , siapa
sesungguhnya Yesus dengan segala pekerjaannya tersebut , berarti
pernyataan-pernyataan Yahya Pembaptis sebelumnya tentu tidak terkait dengan pengidentifikasian
Yesus sebagai Kristus. Sangatlah aneh jika sebelumnya Yahya Pembaptis
memberikan kesaksian tentang Yesus sebagai Kristus lalu tiba-tiba menjelang
ajalnya Yahya Pembaptis masih mempertanyakan kehadiran Yesus. Untuk diketahui,
menurut Bibel, Yahya dan Yesus berkeluarga dengan tenggang waktu kelahiran
keduanya cuma sekitar 6 ( enam ) bulan . Lalu Yahya Pembaptis tidak mengenal
dan tidak memahami makna kehadiran Yesus? Aneh !
Permasalahan lain yang perlu dikaji adalah versi Injil Yahya yang
mengungkapkan pernyataan Yahya tentang posisinya terhadap Kristus : “ Yaitu Dia yang datang kemudian daripadaku maka menguraikan tali kasutnya pun , aku ini
tiada berlayak “. ( Yahya 1 : 27 ) ketika versi Injil Barnabas mengungkapkan penegasan Yesus tentang
posisinya terhadap Messias ( Kristus ) : “ Karena
aku tidak layak menguraikan tali-tali kasut atau ikatan terumpah Rasul Allah
yang kalian namakan dia Messias “ (
Barnabas 42 : 19 ). Pernyataan yang boleh dikatakan persis sama tetapi
diucapkan oleh dua orang yang berbeda – Yahya
dan Yesus - tentang posisi mereka terhadap figur Kristus ,yaitu menurut Yahya 1 : 27 : Yahya Pembaptis
terhadap Yesus sebagai figur Kristus dan menurut Barnabas 42 : 19 : Yesus
terhadap tokoh Kristus yang akan datang sesudahnya. Menjadi pertanyaan, apakah
tidak mungkin ucapan tersebut dilontarkan oleh satu orang saja, tetapi salah
satu versi adalah hasil pengubahan sehingga Yahya 1 : 27 menyatakan kedudukan
Yahya terhadap “ Dia yang datang kemudian daripadaku “ atau Barnabas 42 : 19 menyatakan
kedudukan Yesus terhadap “ Rasul Allah yang kalian namakan dia Messiah
“ ?.
Atau kemungkinan lain , baik Yahya ataupun Yesus sama-sama memberi
kesaksian tentang kedatangan Messias ( dalam pengertian : MENAHEM, NABI AKHIR
ZAMAN , bukan dalam pengertian YANG DIURAP ). Dalam kemungkinan yang demikian,
sesungguhnya Yahya tidak berbicara mengenai Yesus sebab berbicara tentang “
NUBUAT “ kenabian adalah berbicara dalam skala waktu yang sangat lama : RATUSAN
TAHUN bahkan ribuan tahun, sedangkan jarak waktu antara Yahya Pembaptis dengan
Yesus menurut kelahiran hanya 6 bulan saja dan menurut pelaksanaan misi ,
keduanya hampir besamaan, tidak berjarak waktu . Oleh karena itu Yahya tidak
berbicara mengenai Yesus yang ada di sampingnya melainkan berbicara mengenai
figur NABI AKHIR ZAMAN yang akan datang
ratusan tahun sesudahnya. Hal yang sama dilakukan pula oleh Yesus, sehingga
keduanya bernubuat dalam kalimat yang hampir sama.
Ketika menurut versi Injil Yahya, Yahya
Pembaptis menegaskan “ Yaitu Dia
yang datang kemudian daripadaku maka menguraikan tali kasutnya pun , aku ini
tiada berlayak “ ( Yahya 1 : 27 ) , penganut Kristen pun memberikan
keyakinan bahwa Yesus jauh lebih agung atau lebih akbar dari Yahya Pembaptis . Tetapi
marilah kita rujukkan keyakinan ini apakah benar Yesus jauh lebih agung atau
lebih akbar dari Yahya Pembaptis dengan membandingkannya terhadap ayat lainnya
dalam Bibel yaitu Matius
11 : 9-11 ( band. Lukas
7 : 26 -28 ) :
Atau apakah sebabnya
kamu pergi itu ? Hendak melihat seorang nabikah ? Bahkan Aku berkata
kepadamu bahwa ADA SEORANG YANG TERLEBIH
LAGI DARIPADA SEORANG NABI .
Karena inilah dia yang tersurat halnya : “ Bahwa
ketahuilah olehmu , Aku menyuruhkan utusanku lebih dahulu daripadamu maka ialah
akan menyediakan jalan di hadapanmu
Dengan sesungguhnya Aku
berkata kepadamu bahwa DI ANTARA SEGALA
ORANG YANG DILAHIRKAN OLEH PEREMPUAN , BELUM BANGKIT SEORANGPUN YANG LEBIH
BESAR DARIPADA YAHYA PEMBAPTIS ; tetapi
YANG TERKECIL DI DALAM KERAJAAN SURGA
ITULAH YANG LEBIH BESAR DARIPADANYA
Tidak ada seorangpun penganut Kristen yang
akan mengingkari bahwa ayat Matius 11 : 9-11 merupakan PENGAKUAN YESUS TERHADAP
YAHYA PEMBAPTIS dengan tiga pengakuan pokok , yaitu :
a.
Yahya Pembaptis terlebih daripada seorang Nabi ( “ ADA SEORANG YANG
TERLEBIH LAGI DARIPADA SEORANG NABI “ ) .
b.
Belum
ada seorang pun yang dilahirkan perempuan lebih besar dari Yahya Pembaptis (
“ DI ANTARA SEGALA ORANG YANG DILAHIRKAN
OLEH PEREMPUAN , BELUM BANGKIT SEORANGPUN YANG LEBIH BESAR DARIPADA YAHYA
PEMBAPTIS “ )
c.
Siapa
yang lebih besar dari Yahya Pembaptis makan nanti dalam kerajaan surga akan
menjadi yang terkecil ( “ YANG TERKECIL
DI DALAM KERAJAAN SURGA ITULAH YANG LEBIH BESAR DARIPADANYA “ )
Pertanyaannya , apakah Yesus lebih besar
atau lebih kecil dari Yahya Pembaptis ? Penganut Kristen pasti menjawab Yesus lebih
besar dari Yahya Pembaptis . Jika diyakini Yesus lebih besar dari Yahya
Pembaptis , berarti keyakinan demikian justru bertentangan dengan pernyataan
Yesus tersebut di atas . Yesus menegaskan bahwa belum ada seorang pun yang
dilahirkan perempuan lebih besar dari Yahya Pembaptis , sedangkan Yesus dilahirkan oleh
perempuan . Ini berarti Yahya Pembaptis
lebih besar dari Yesus . Konsekwensi logis dari keyakinan Yesus lebih besar
dari Yahya Pembaptis , bila dirujukkan ke pernyataan Yesus : “ YANG TERKECIL DI DALAM KERAJAAN SURGA
ITULAH YANG LEBIH BESAR DARIPADANYA “ berarti Yesus akan menjadi terkecil
dalam kerajaan surga. Apakah penganut Kristen mau menerima hal ini dalam dogma
mereka ? Begitu pula jika Yahya Pembaptis tidak lebih besar dari Yesus berarti
Yahya Pembaptis bukanlah terlebih dari seorang Nabi. Oleh karena itu Yesus harus lebih kecil dari
Yahya Pembaptis, sesuai dengan ayat Matius
11 : 9 -11 . Tetapi bagaimana bisa dikatakan Yesus lebih kecil dari
Yahya Pembaptis bila pernyataan Yahya
Pembaptis : “ Yaitu Dia yang datang kemudian
daripadaku maka menguraikan tali
kasutnya pun, aku ini tiada berlayak “ ( Yahya 1 : 27) dan “ Dia
“ ditujukan kepada Yesus sebagai kesaksian dan pengagungan kepada Yesus ? Ada
kontradiksi yang parah antara ayat Yahya 1 : 27 dengan ayat Matius 11 : 9 -11 , jika “ Dia “ dalam ayat Yahya 1 : 27 dimaksudkan dengan Yesus dan jika yang
memberi kesaksian adalah Yahya Pembaptis . Fakta kontradiksi yang parah antara Yahya 1 : 27 dengan
ayat Matius 11 : 9 -11
menimbulkan kesulitan teologis . James D. Tabor
juga membicarakan kesulitan ini
dengan merujuk versi Lukas 7 : 26-28
[5]
) :
Yesus mengajukan
pertanyaan ini kepada orang banyak tentang siapa Yohanes : “ Untuk apakah kamu
pergi ke padang gurun ?“. Pertanyaan retoris ini Ia jawab sendiri : “ Melihat
nabi ?. Benar, dan Aku berkata kepadamu bahkan lebih daripada nabi “
( Luk. 7 : 26 ) . Ia kemudian mengatakan pernyataan yang mengejutkan
berikut ini : “ Di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak
seorangpun yang lebih besar daripada Yohanes “ ( Luk. 7 : 28 ). Karena Yesus
pun “ dilahir-kan oleh perempuan “ maka di dalam sumber Q , kelihatan jelas
bahwa Yesus menyatakan Yohanes sebagai sosok yang lebih besar dari diri-Nya .
Pernyataan ini menimbulkan masalah yang lumayan besar bagi orang-orang Kristen
kemudian sehingga frasa kualifikasi berikut ini ditambahkan : “ Yang terkecil
dalam Kerajaan Allah lebih besar dari padanya “. Kata “ nya “ di sini masih
menunjuk kepada Yohanes.
Dari kajian-kajian atas beberapa aspek dan fakta pertentangan makna “ sosok yang lebih besar “ antara Yahya 1
: 27 dengan Matius
11 : 9-11 ( dan Lukas 7 : 26 -28
), ternyata cerita yang dikisahkan dalam Injil Barnabas lebih rasional
dibandingkan dengan cerita yang dikisahkan Injil Yahya . Ini berarti penyebutan
“ Yahya “ dalam Injil Yahya merupakan hasil pengubahan dari figur yang
seharusnya : YESUS ! Pengarang Injil Yahya telah melakukan perubahan dari figur “
YESUS KRISTUS “ menjadi “ YAHYA
PEMBAPTIS “ dengan tujuan menetapkan bahwa KRISTUS atau MESSIAS itu adalah
Yesus . Dengan kata lain , cerita yang dikisahkan dalam Injil Barnabas adalah asli
dari pada cerita yang dikisahkan dalam Injil Yahya . Atau kisah dalam
Injil Barnabas lebih benar dari kisah yang disajikan Injil-Injil Kanonik.
c.
DIALOG YESUS – PETERUS : “ APA KATA ORANG TENTANG AKU ? “
Dalam Injil Kanonik , kita
dapatkan dialog antara Yesus dengan Peterus berkenaan dengan pertanyaan Yesus “ APA KATA ORANG TENTANG AKU ?? “ . Kita baca ayat Matius 16 : 13-20 ( band. Markus 8 : 27-30 , Lukas 9 : 18 -21
) berikut :
Setelah sampai Yesus ke jajahan Kaisaria Pilipi,
bertanyalah ia kepada murid-muridnya , katanya : “ Menurut kata orang, siapakah
Anak Manusia ? “ .
Maka berkatalah mereka itu : “Ada yang mengatakan Yahya
Pembaptis; dan ada yang mengatakan: Elia ; ada pula yang mengatakan : Yeremia
atau seorang dari antara segala nabi “.
Maka kata Yesus kepada mereka itu : “ Tetapi kata kamu
itu, siapakah Aku ? “.
Maka sahut Simon Peterus : “ Tuhanlah Kristus , Anak
Allah yang hidup “.
Lalu jawab Yesus serta berkata kepadanya:“ Berbahagialah
engkau hai Simon anak Yunus ! karena bukannya keadaan manusia yang menyatakan
hal itu kepadamu melainkan Bapaku di surga “.
Maka Aku pun berkata kepadamu, bahwa engkau inilah Peterus
dan di atas batu ini Aku akan membangunkan sidangku ; dan segala pintu alam
maut pun tiada akan dapat mengalahkan dia.
Maka Aku akan memberi kepada engkau anak kunci kerajaan
surga dan barang apa yang engkau ikatkan
di atas bumi, itupun terikat juga di surga dan barang apa yang engkau orakkan
di atas bumi, itupun terorak juga di surga “
Lalu ia berpesan kepada
murid-muridnya , JANGAN MENGATAKAN KEPADA SEORANG JUAPUN BAHWA IA-LAH KRISTUS
ADANYA .
Kisah yang sama tetapi dengan
dasar kepercayaan yang berbeda diceritakan dalam Injil Barnabas 70 : 1 – 14 sebagai berikut :
Kemudian Yesus pulang dari Yerusalem setelah hari raya
Paskah lalu masuk ke perbatasan Kaisaria Pilipi .
Maka bertanyalah ia kepada murid-muridnya , setelah ia
diperingatkan oleh malaikat Jibril akan huruhara yang timbul di kalangan ramai
, katanya : “ Apa kata orang tentang aku ? “
Mereka menjawab : “ Sebagian mengatakan bahwa engkau
adalah Elia sebagian pula dari mereka mengatakan Yeremia dan yang lain
menmgatakan bahwa engkau adalah salah satu dari para nabi “
Yesus menjawab : “ Dan kamu , apa yang kamu katakan
tentang aku ? “
Peterus menjawab : “ Sesungguhnya engkau adalah al-Masih
anak Allah “ .
Lalu meradanglah Yesus serta membentaknya dengan marah ,
katanya : “ Enyah dan pergilah engkau dari mukaku karena engkau adalah Setan
dan berusaha untuk berbuat jahat kepadaku “.
Kemudian ia mengancam kesebelas orang itu sambil berkata
: “ Celakalah bagimu apabila kamu mempercayainya, karena aku akan mendapat kutukan besar dari Allah jika ada ( manusia ) yang mempercayai ini “. Dan ia mau mengusir
Peterus
Tetapi kesebelas orang itu memohon kepada Yesus karena
itu dia tidak mengusirnya .
Akan tetapi dia membentaknya pula sambil berkata : “
Hati-hatilah kau mengatakan sekali kalimat-kalimat seperti itu karena Allah
pasti akan mengutukmu “.
Dan menangislah Peterus sambil merngatakan : Ya Tuan ,
sesungguhnya saya berbicara itu karena kebodohan maka mohonlah dari Allah untuk
mengampuni aku “.
Kemudian Yesus berkata : “ Apabila Tuhan kita tidak
berkehendak untuk memper-lihatkan diriNya kepada Musa hambaNya , juga kepada
Elia yang sangat dikasihinya itu , pun kepada lain-lain Nabi yang mana juga ,
apakah kamu kira bahwa Allah akan menampakkan dirinya kepada keturunan yang
kehilangan iman ini?” .
Bahkan tidakkah kamu ketahui bahwa Allah telah
menciptakan segala sesuatu ini dari tiada dengan satu perkataan dan asal
permulaan semua manusia ini dari segumpal tanah
Maka bagaimanakah dapat Allah menyerupai manusia ?
Celakalah
bagi mereka yang membiarkan Setan menipu mereka .
Di awal kisah , kedua versi menceritakan hal yang
sama . Tetapi masuk ke pernyataan Simon Peterus - menurut versi Injil Matius - ketika Simon Peterus berkata : “ Tuhanlah
Kristus , Anak Allah yang hidup
“ maka Yesus memberikan pujian kepadanya dengan pujian yang tinggi : “
Berbahagialah engkau hai Simon anak Yunus ! karena bukannya keadaan manusia
yang menyatakan hal itu kepadamu melainkan Bapaku di surga . Maka Aku pun berkata kepadamu, bahwa engkau inilah Peterus
dan di atas batu ini Aku akan membangunkan sidangku ; dan segala pintu alam
maut pun tiada akan dapat mengalahkan dia. Maka Aku akan memberi kepada engkau
anak kunci kerajaan surga ‘ dan barang apa yang engkau ikatkan di atas bumi ,
itupun terikat juga di surga dan barang apa yang engkau orakkan di atas bumi ,
itupun teorak juga di surga “. Tetapi menurut versi Injil Barnabas , Yesus
menunjukkan kemarahan yang luar biasa ketika Peterus memberi pernyataan : “ Sesungguhnya
engkau adalah al-Masih anak Allah “ dengan kata-kata : “ Enyah dan pergilah engkau dari mukaku
karena engkau adalah Setan dan berusaha untuk berbuat jahat kepadaku
...... Celakalah bagimu apabila kamu
mempercayainya , karena aku akan mendapat kutukan besar dari Allah jika ada (
manusia ) yang mempercayai ini “. Bahkan Yesus hendak mengusir Peterus akibat
omongannya tetapi atas permintaan sebelas muridnya yang lain dan juga karena
Peterus memohon ampunan kepada Allah , akhirnya Yesus tidak jadi mengusir Peterus. Namun Yesus tetap
memberi pesan yang tegas kepada murid-muridnya : “ Hati-hatilah kau mengatakan sekali kalimat-kalimat seperti itu karena
Allah pasti akan mengutukmu “.
Ada kontradiksi yang parah antara kedua versi –
Injil Matius dengan Injil Barnabas – berkenaan dengan respon Yesus terhadap
pernyataan Peterus. Menjadi pertanyaan , versi mana yang benar ? Tentu menurut
penganut Kristen , yang tidak benar adalah versi Injil Barnabas karena Injil
Banrnabas adalah Injil palsu yang dikarang oleh seorang Kristen yang masuk
Islam. Atau penganut Kristen yang asal
oceh tanpa kaji akan mengatakan karena Injil Banrnabas adalah Injil palsu yang
dikarang oleh ummat Islam. Klaim tanpa melakukan kajian atas kisah antara kedua
versi seperti itu memalukan dan tidak akan membawa kita kepada kebenaran.
Ada yang janggal dari kisah versi Injil Matius.
Ketika Simon Peterus berkata “Tuhanlah
Kristus, Anak Allah yang hidup “ dan dipuji setinggi-tingginya oleh Yesus ,
lalu mengapa Yesus sesudah itu berkata kepada para murid : “ JANGAN
MENGATAKAN KEPADA SEORANG JUAPUN BAHWA IA-LAH KRISTUS ADANYA “ ?. Mengapa
Yesus melarang pemberian kesaksian tentang dirinya sebagai Kristus kepada orang
lain padahal dalam kepercayaan Kristen , Yesus adalah Kristus dan seharusnya dalam
setiap perjalanan misinya menunjukkan
diri sebagai Kristus ? Pengajaran Paulus
pun selalu menekankan bahwa Yesus adalah Kristus . Tetapi justru Yesus melarang
mengatakannya kepada seorang jua pun. Penganut Kristen pasti berapologi bahwa
Yesus melarang demikian karena belum waktunya untuk menyatakan diri sebagai
Kristus. Lalu kapan waktunya ? Atau ada pula penganut Kristen yang berapologi
karena Yesus takut ditangkap pasukan Romawi jika menyatakan diri sebagai
Kristus . Mengapa takut ? Kalau takut, bukankah sebaiknya Yesus tidak usah saja
menyampaikan ajarannya dan cukup duduk-duduk di rumahnya ? Justru pernyataan
Yesus : “ JANGAN MENGATAKAN KEPADA
SEORANG JUAPUN BAHWA IA-LAH KRISTUS ADANYA “ menunjukkan bahwa memang YESUS
BUKAN KRISTUS !. Berarti ada kontradiksi yang parah antara larangan Yesus “ JANGAN
MENGATAKAN KEPADA SEORANG JUA PUN BAHWA IA-LAH KRISTUS ADANYA “ dengan pujian Yesus kepada Peterus yang
berkata: “Tuhanlah Kristus, Anak Allah
yang hidup“.
Pujian Yesus kepada Peterus menimbulkan tanda
tanya. Yesus memuji Peterus dengan kata-kata:
“ Berbahagialah engkau hai Simon
anak Yunus ! karena bukannya keadaan manusia yang menyatakan hal itu kepadamu
melainkan Bapaku di surga “ dan seterusnya . Tetapi dalam kesempatan berikutnya dalam waktu yang sama , ketika
Yesus memberitakan kepada para murid
bahwa ia akan ke Yerusalem untuk merasai sengsara yang ditimpakan para tetua Yahudi , para imam dan Ahli Torat (
Matius 16 : 21 ) maka karena kecintaan yang besar kepada Sang Guru , Peterus
pun berkata : “ Dijauhkan Allah ya Tuhan ! Sekali-kali jangan perkara ini akan jadi
padamu “. Adakah yang salah dengan
pernyataan Peterus sebagai wujud harapan seorang murid yang sangat cinta kepada
Sang Guru dan tidak rela jika Sang Guru-nya mendapat sengasara ? Tidak ada yang salah dan hal itu sangat
normal . Anda tidak akan senang dan tidak akan gembira jika orang yang anda
cintai mengalami suatu musibah . Tetapi bagaimana reaksi Yesus dengan harapan
Peterus yang dikatakan dengan penuh ketulusan tersebut ? Reaksi Yesus sangat
luar biasa ! Hanya dalam tenggang waktu yang singkat , Peterus yang tadinya dipuji
Yesus dengan kata-kata yang “ bukannya
keadaan manusia yang menyatakan hal itu kepadamu melainkan Bapaku di surga “
tiba-tiba menjadi SEORANG IBLIS dalam cercaan Yesus gara-gara menyatakan harapan
tersebut . Mari kita simak reaksi luar biasa Yesus tersebut yang terekam dalam
ayat Matius 16 : 23 :
Tetapi
berpalinglah Yesus sambil berkata kepada Peterus : “ Pergilah ke belakang Aku
HAI IBLIS ! Engkau suda menjadi suatu
penyesat bagiku karena bukannya engkau memikirkan barang daripada Allah
melainkan barang daripada manusia .
Hebat ! Dalam waktu yang
singkat , seseorang yang menurut Yesus telah menyampaikan kata-kata “ Bapa-ku
di surga “ tiba-tiba menjadi “ seorang Iblis “ lantaran kecintaannya kepada Yesus ! Itulah yang
dikenakan kepada Peterus . Ada kontradiksi kedua hal tersebut yang perlu direnungkan . Dan yang menarik diperhatikan yaitu “ kata-kata
cercaan “ Yesus dalam ayat Matius 16 :
23 ternyata SEJALAN dengan “ kata-kata cercaan “ Yesus dalam
versi Injil Barnabas : “ Enyah dan
pergilah engkau dari mukaku karena engkau adalah Setan dan berusaha untuk
berbuat jahat kepadaku “ ( Barnabas 70:6 ) ketika Peterus menyebut Yesus
: “
Sesung-guhnya engkau adalah al-Masih
anak Allah “ ( Barnabas
70 : 5 ). Memperhatikan kesejajaran “ kata-kata
cercaan “ Yesus pada kedua versi Injil tersebut lalu di sisi lain versi
Injil Matius menceritakan dua keadaan Peterus yang kontradiktif, yaitu antara “
bukannya keadaan manusia yang menyatakan
hal itu kepadamu melainkan Bapaku di surga “ dan “ seorang Iblis “ maka disimpulkan bahwa kata-kata pujian Yesus
kepada Peterus merupakan satu penambahan ( tahrif ) yang dilakukan pengarang
Injil Matius agar ada bukti bahwa memang Yesus adalah “ Kristus , Anak Allah yang hidup “. Bukti bahwa pernyataan pujian
Yesus atas Peterus tersebut sebagai satu tambahan baru dapat pula disimak pada
versi Injil Markus dan versi Injil Lukas , yang TIDAK MENCANTUMKAN PUJIAN YESUS
KEPADA PETERUS . Berikut disajikan kisah yang dibicarakan dalam versi Injil
Markus dan Injil Lukas .
Markus 8 : 27-30
Maka keluarlah Yesus dengan murid-muridnya menuju ke
kampung-kampung dekata Kaisaria Pilipi. sedang Ia berjalan bertanyalah Ia
kepada murid-muridnya serta berkata kepada mereka itu : “ Menurut kata orang , siapakah Aku ?
“ .
Maka sahut murid-murid itu , katanya : “ Ada
yang mengatakan Yahya Pembaptis , dan ada yang
mengatakan : Elia ; ada pula yang mengatakan : “ Seorang dari antara sekalian nabi “.
Maka bertanyalah Yesus kepada mereka itu :“ Tetapi kata
kamu ini, siapakah Aku ?“. Lalu sahut
Peterus serata berkata kepadanya : “
Tuhanlah Kristus ! “
Maka
dipesankannnya ama sangat kepada mereka itu , JANGAN MENGATAKAN DEMIKIAN DARI HALNYA KEPADA SEORANG JUAPUN !
Lukas 9 : 18 -21
Tatkala Yesus munajat , adalah murid-murid itu sertanya .
Maka bertanyalah Ia kepada mereka itu , katanya : “ Menurut kata orang banyak , siapakah Aku ini ? “
Maka sahut mereka itu, katanya : “ Yahya Pembaptis;
tetapi ada yang mengatakan : Elia ; ada
pula yang mengatakan : ‘ Bahwa seorang dari antara nabi-nabi dahulu kala sudah
bangkit ‘ “.
Maka katanya kepada mereka itu : “ Tetapi kata kamu ini ,
siapakah Aku ? “. Maka sahut Peterus : “ Kristus yang daripada Allah “
Maka dipesankannya
amat sangat kepada mereka itu sambil melarang : JANGAN MENGATAKAN YANG DEMIKIAN KEPADA SEORANG JUAPUN !
Ternyata kata-kata pujian Yesus kepada Peterus :
“ Berbahagialah engkau hai Simon anak Yunus ! karena bukannya keadaan manusia
yang menyatakan hal itu kepadamu melainkan Bapaku di surga ....... dst-nya
“ sebagaimana yang tercantum dalam
Injil Matius lantaran Peterus berkata :
“ Tuhanlah Kristus , Anak Allah yang hidup “ TIDAK
ADA SAMA SEKALI PADA VERSI INJIL MARKUS DAN VERSI INJIL LUKAS . Fakta ini mengarahkan kita pada dugaan bahwa “ pujian
Yesus kepada Peterus “ adalah tambahan semata-mata yang dilakukan pengarang
Injil Matius .
Ada hal lain pada “ kesaksian “ Peterus tentang Yesus yang
diceritakan Injil Matius : “ Sesung-guhnya engkau adalah al-Masih anak
Allah “ yang perlu diragukan. Jika seseorang meyakini sesuatu hal maka
keyakinan itu akan dinyatakan dan dijalani dalam segala aktivitas sepanjang
hidupnya . Kesaksian yang dikutip merupakan perwujudan dari keyakinan Peterus .
Dan kita bisa berharap bahwa pernyataan kesaksian yang sama akan dinyatakan
terus oleh Peterus pada kesempatan lain. Tetapi bagaimana fakta yang terjadi
? Mari kita simak kisah tentang Peterus dan
pernyataannya yang diceritakan dalam
Kisah Rasul-Rasul :
KRR. 3 : 13
BAHWA Tuhan
Ibrahim dan Tuhan Ishak dan Tuhan Yakub yaitu Tuhan nenek moyang kita,
mempermuliakan HAMBA-NYA yaitu YESUS .................
KRR. 4 : 27
Karena
dengan sesungguhnya di dalam negeri ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta
dengan orang kafir dan segala kaum Israil itu sudah berhimpun melawan YESUS HAMBA-MU yang kudus yang telah
kau urapi .
KRR. 4 : 30
Serta
mengedangkan tangan kuasamu akan menyembuhkan orang dan mengadakan beberapa
tanda ajaib dan mujizat dengan nama YESUS
HAMBA-MU yang kudus .
KRR. 3 : 6
MAKA KATA
Peterus : Emas perak tidak ada padaku tetapi apa yang ada padaku , itulah aku
berikan kepadamu yaitu : Dengan nama YESUS
KRISTUS ORANG NAZARET
KRR.
4 : 10
Maka
ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh segenap kaum Israil , bahwa dengan nama YESUS KRISTUS ORANG
NAZARET.....................
KRR. 2 : 22
Hai orang Israil,
dengarlah olehmu perkataanku ini : Adapun
YESUS ORANG NAZARET itu seorang yang
disahkan Allah kepadamu dengan perbuatan kuasa dan mujizat dan tanda ajaib yang diadakan Allah dengan
tangan Yesus di antara kamu , seperti yang kamu ketahui sendiri .
KRR.
10 : 38
Dari hal YESUS ORANG NAZARET itu , bagaimana
Allah sudah mengurapi dia denga Rohu’lkudus dan kuasa
...........................
Tidak ada satupun pernyataan kesaksian Peterus terhadap
Yesus sebagai KRISTUS ANAK ALLAH YANG
HIDUP , sesuai dengan pernyataannya : “ Tuhanlah
Kristus , Anak Allah yang hidup “
yang diceritakan Injil Matius 16 : 16. Ke mana kesaksian tersebut ? Tidak
berbekas sama sekali . Justru Peterus hanya mengatakan tentang Yesus dalam
batas yang sangat wajar dan normal :
“ YESUS HAMBA-MU “ dan “ YESUS KRISTUS ORANG NAZARET “. Dengan pernyataan yang wajar , tidak ada
satu noktah petunjuk bahwa Peterus memiliki keyakinan bahwa Yesus adalah “ KRISTUS
ANAK ALLAH YANG HIDUP “ seperti yang menjadi keyakinan penganut Kristen [6]
). Oleh karena itu pernyataan Peterus yang disebutkan dalam versi Injil Matius
16 : 16 : “Tuhanlah Kristus, Anak Allah yang hidup “ diragukan kebenarannya
sebagai pernyataan Peterus dan lebih diyakinkan sebagai tambahan yang diberikan
pengarang Injil Matius . Tetapi pernyataan-pernyataan Peterus yang dikisahkan
KRR sangat sesuai dengan yang tergambar dalam kisah yang disajikan INJIL
BARNABAS .
Memang kisah yang disajikan Injil Matius berbeda
dengan yang disajikan Injil Markus dan Injil Lukas . Kalau dalam Injil Markus
dan Injil Lukas , pertanyaan Yesus menyangkut dirinya secara jelas : “ Menurut kata orang , siapakah Aku ?
“. Sama dengan yang disajikan Injil
Barnabas : “ Apa kata orang tentang aku ? “. Sedangkan Injil Matius
menyajikannya dalam istilah yang berbeda : “
Menurut kata orang, siapakah Anak
Manusia ? “. Analisis terhadap ayat-ayat Bibel, ternyata sebutan “ Anak Manusia “ tidak mutlak menunjuk
kepada Yesus Kristus. Seringkali didapatkan Yesus menempatkan diri berbeda
dengan “ Anak Manusia “ yang disebutnya. Dan jika yang dimaksud dengan “ Anak
Manusia “ dalam pertanyaan itu adalah Yesus sendiri mengapa Yesus tidak
menyatakan secara langsung : “ tentang
Aku “ seperti halnya dalam versi Injil Markus dan Injil Lukas ? Oleh karena itu, sebutan “ Anak
Manusia “ dalam versi Injil Matius dapat
diyakinkan sebagai perubahan yang disengaja oleh pengarang Injil Matius. Menarik
pula diperhatikan , respon Yesus atas pernyataan Peterus : “ Tuhan-lah
Kristus , Anak Allah yang hidup “ dalam versi Injil Markus dan versi
Injil Lukas ternyata bukan memuji Peterus seperti yang disajikan Injil Matius melainkan
yang ada ialah “ LARANGAN YESUS “ berupa : JANGAN MENGATAKAN YANG DEMIKIAN KEPADA
SEORANG JUAPUN ! Penggambaran yang diberikan Injil Markus dan
Injil Lukas sejalan dengan yang disajikan INJIL BARNABAS . Sama-sama tidak ada
kata pujian kepada Peterus dan sebaliknya yang ada ialah larangan kepada para
murid untuk mengatakan tentang Yesus seperti yang dikatakan Peterus . Cuma
dalam Injil Barnabas, larangan itu penuh
dengan kemarahan disertai ancaman keras karena pernyataan Peterus tersebut
merusak akidah Tauhid .
Selanjutnya baik disimak
lanjutan pujian Yesus kepada Peterus dalam
Matius 16 : 18-19 :
Maka Aku pun berkata kepadamu, bahwa engkau inilah
Peterus dan di atas batu ini Aku akan membangunkan sidangku ; dan segala pintu
alam maut pun tiada akan dapat mengalahkan dia .
Maka Aku akan memberi kepada engkau anak kunci kerajaan surga
dan barang apa yang engkau
ikatkan di atas bumi , itupun terikat juga di surga dan barang apa yang engkau
orakkan di atas bumi , itupun teorak juga di surga “
Apa yang dipahami dari kata-kata pujian Yesus kepada Peterusnya dalam ayat
di atas ? Tidak bisa tidak ,
Peterus akan menjadi penerus dan
pengganti yang akan melaksanakan misi Yesus sepeninggal Yesus : “ Engkau inilah Peterus dan di atas batu ini
Aku akan membangunkan sidangku “ - “
Aku akan memberi kepada engkau anak kunci
kerajaan surga “. Tetapi bagaimana faktanya ? Ternyata penerus dan
pengganti yang melaksanakan misi Yesus dan memimpin Jemaat Yerusalem adalah
Yakub , saudara Yesus sendiri , bukan Peterus . Hal ini menimbulkan tanda
tanya, sejauh manakah kebenaran ayat Matius 16 : 18 -19 yang mengandung pujian
Yesus kepada Peterus lantaran Peterus memberi kesaksian : “ Tuhanlah
Kristus , Anak Allah yang hidup
“ tersebut ketika fakta menunjuk pada hal yang berbeda sama sekali ?
Seorang sarjana Bibel Dr. Enslin berpendapat , pujian dan penetapan Yesus atas
Peterus tersebut tidak lain adalah penambahan yang dilakukan pada masa
belakangan dan tidak mungkin disebut
sebagai sabda Yesus yang asli . Dalam bukunya “ The Prophet from Nazareth “ halaman 165 Dr. Enslin berkata : “ Dari seluruh kandungan Bibe , kata ‘ gereja ‘ hanya tersebut dua kali . Pertama , untuk menjustifikasi
keberadaan gereja yang terpisah dari synagoga Yahudi dan kedua sebagai
perlawanan yang disengaja terhadap klaim keunggulan Yerusalem yang muncul
kemudian karena dipimpin oleh Yakobus , saudara laki-laki Yesus “ [7]
)
Dengan demikian , dialog Yesus –Peterus yang
termuat dalam Injil Matius sebagai sesuatu yang palsu . Kajian-kajian yang
disajikan memberikan gambaran bahwa
kisah yang diceritakan Injil Barnabas memang asli dibandingkan dengan versi
Injil Matius dan lebih asli dibandingkan dengan versi Injil Markus dan Injil
Lukas .
d.
MENGOBATI ORANG BUTA DI HARI SABBATH .
Kisah orang buta yang disembuhkan Yesus di
hari sabbath , dalam Injil Kanonik kalau tidak khilaf hanya diceritakan Injil Yahya, sedangkan
Injil Matius , Injil Markus dan Injil Lukas tidak menyebutnya sama sekali. Akan
dibandingkan kisah orang
buta antara versi Injil Yahya
dengan Injil Barnabas .
A. Menurut Injil Yahya ( Yahya 9 : 1
- 41
)
Tatkala Ia lalu , dilihatnya seorang yang buta dari mula
jadinya .
Lalu murid-muridnya bertanya kepadanya , katanya : “ Ya
Rabbi, siapakah yang berbuat dosa , orang inikah atau ibu-bapanyakah , sehingga
ia buta dari mula jadinya ?
Maka jawab Yesus : “Bukan orang ini berbuat dosa dan
bukan orang tuanya melainkan supaya kekayaan Allah dinyatakan kepadanya .
Selagi hari siang , wajiblah kita mengerjakan pekerjaan
Allah yang menyuruhkan Aku . Karena malam akan datang , apabila seorangpun
tiada dapat bekerja .
Selama Aku di dalam dunia ini , Akulah terang dunia .
Setelah Ia berkata demikian , lalu Ia berludah ke tanah
serta membuat tanah itu lembek dengan ludahnya , disampaikannya tanah lembek
itu kepada mata orang buta itu .
sambil berkata kepadanya : “ Pergilah engkau basuh di
kolam SILOAM “ yang diterjemahkan artinya : SURUHAN.
Maka pergilah ia membasuh lalu kembalilah ia dengan celik
matanya .
Maka kata orang sekampungnya dan orang lain pun yang
dahulu nampak dia meminta sedekah : “ Bukankah ia ini , dia yang sudah duduk
meminta sedekah itu ?“.
Maka ada orang yang mentgatakan : “ Inilah dia “. Ada
pula yang mengatakan : “ Bukan , hanya serupa dengan dia “ . Ia sendiri berkata
: “ Akulah dia “.
Lalu kata mereka itu kepadanya : “ Bagaimanakah matamu
dapat celik ? “
Maka sahutnya : “ Ada seorang yang bernama Yesus ,
membuat tanah itu lembek lalu disapukannya kepada mataku sambil katanya : “
Pergilah engkau basuh ke kolam Siloam “.
Maka pergilah aku basuh ke situ , lalu aku pun nampaklah “.
Lalu kata mereka itu bertanya kepadanya :“ Di manakah
orang itu ?“ . Maka jawabnya : “ Aku tidak tahu “.
Maka mereka itupun membawa orang yang dahulu buta itu
kepada orang Parisi .
Adapun hari itu hari Sabbat ketika Yesus membuat tanah
itu lembik dan mencelikkan matanya .
Maka bertanyalah pula orang Parisi kepadanya , bagaimana
halnya ia mendapat penglihatan . Maka katanya kepada mereka itu : “ Ditaruhnya
tanah lembik pada amtaku dan aku basuh lalu aku nampak “.
Maka berkatalah setengah orang Parisi itu : “ orang itu
bukan daripada Allah karena tiada Ia menurut hukum hari Sabbat “. Ada pula
orang yang berkata : “ Bagaimanakah seorang berdosa dapat mengadakan tanda yang
demikian ? “. Maka berpihak-pihaklah di
antara mereka itu .
Oleh sebab itu, bertanyalah mereka kepada orang yang
dahulu buta itu : “ Apakah kata engkau dari hal Dia karena Ia sudah mencelikkan
matamu ?“. Maka sahutnya : “ Nabi –lah ia “.
Maka tiadalah orang Yahudi itu percaya bahwa dahulu ia
buta dan sekarang matanya nampak sehingga dipanggilnya ibu bapa orang yang
dapat penglihatannya itu ,
lalu bertanyalah mereka itu kepadanya , katanya : “ Ia
inikah anakmu , yang kamu katakan ia buta dari mula jadinya ? Bagaimanakah ia
nampak sekarang ini ? “
Maka sahut inu-bapanya serta berkata : “ Kami kenal bahwa
ia ini anak kami dan lagi ia buta dari
mula jadinya , tetapi bagaimana jalannya
sekarang ia dapat penglihatan , tiadalah kami tahu atau siapa yang mencelikkan
matanya tiada juga kami tahu . Tanyalah dia sendiri , ia sudah akil balig , biarlah
ia sendiri memberi tahu akan hal dirinya “.
Ibu-bapanya berkata demikian itu sebab mereka itu takut
akan orang Yahudi ; karena orang Yahudi sudah sepakat
bahwa jikalau ada orang yang mengaku Dia itu Kristus , orang
itu dibuang dari rumah sembahyang .
Oleh sebab itu , kata ibu bapanya : ia sudah akil balig ,
tanyalah dia sendiri .
Maka mereka itupun memanggil orang dahulunya buta itu
sekali lagi serta berkata kepadanya :
“ Hormatkanlah Allah ! Kami ini
tahu bahwa orang itu seorang berdosa “.
Lalu sahutnya : “Entahlah ia orang berdosa, tiadalah aku
tahu, hanya satu perkara aku tahu: Bahwa dahulu aku buta dan sekarang aku
nampak “.
Lalu kata mereka itu
pula kepadanya : “ Apakah diperbuatnya pada engkau ? Bagaimanakah Ia
mencelikkan matamu ? “ .
Maka sahutnya kepada mereka itu : “ Sudah aku katakan
kepadamu, tetapi tiada juga kamu dengarkan. Apakah sebabnya kamu hendak
mendengar lagi ? Maukah kamu juga menjadi muridnya ? “.
Lalu mereka menghinakan dia serta berkata :“Engkau inilah
muridnya tetapi kami ini murid Musa .
Kami ini tahu
bahwa Allah sudah berfirman kepada Musa ; tetapi akan orang ini , tiada kami
tahu dari mana datangnya .
Maka sahut orang itu serta berkata kepada mereka itu : “
Heran sekali itu , kamu tiada tahu dari mana datangnya sedang ia sudah
mencelikkan mataku.
Kita tahu bahwa Allah tiada mendengarkan orang yang
berbuat dosa hanya orang yang menyembah Allah dan yang melakukan kehendak-Nya ,
ialah saja yang didengarkannya .
Semenjak awal dunia ini , belum pernah kedengaran halnya
orang mencelikkan mata manusia , yang buta dari mula jadinya .
Jikalau orang itu bukan daripada Allah , tiadalah dapat
memperbuat apa-apa “ .
Lalu jawab mereka itu serta berkata kepadanya : “ Engkau
ini lahir di dalam dosa semata-mata , maka engkau mau mengajar kami-kah ? “ .
Maka mereka itu membuangkan dia keluar.
Apabila didengar oleh Yesus bahwa
orang itu sudah dibuang orang keluar , lalu berkatalah Ia kepadanya tatkala berjumpa
dengan dia : “ Percayakah engkau akan Anak Allah ? “.
Lalu sahut orang itu, katanya : “ Siapakah Dia itu , ya
Rabbi , supaya hamba boleh percaya akan Dia “.
Maka kata Yesus kepadanya : “ Engkau sudah nampak Dia dan
yang bertutur dengan engkau , itulah Dia “.
Maka katanya : “ Ya Tuhan hamba percaya “. Lalu ia sujud
menyembah Dia .
Maka kata Yesus : “ Kedatanganku ke dalam dunia ini
karena hal hukuman, supaya orang yang tiada nampak itu boleh nampak dan orang
yang nampak itu menjadi buta “.
Maka beberapa orang Parisi yang beserta dengan Yesus
mendengar perkataan ini , lalu berkata kepadanya : “ Kami pun butakah ? “.
Lalu kata Yesus kepada mereka itu : “ Jikalau kamu buta ,
tiadalah kamu berdosa ; tetapi sebab kamu berkata :’ Kami nampak ‘ , kekallah
dosamu “.
B. Menurut Injil Barnabas ( Barnabas
pasal 156 – pasal 157 – pasal 158 : 1-5 )
Syahdan ketika Yesus ke luar dari rumah peribadatan
setelah ia sembahyang tengah hari, bertemulah ia dengan seorang buta .
Maka ditanyalah ia oleh para muridnya, kata mereka : “ Ya
guru , siapakah gerangan yang berdosa terhadap orang ini, ayahnyakah atau
ibunya sehingga ia dilahirkan buta ?
“ .
Yesus menjawab : “ Bukan ayahnya pun bukan ibunya yang
bersalah ,
Akan tetapi Allah menciptakannya demikian .Begitulah
menjadi kesaksian bagi Injil“.
Maka setelah Yesus memanggil si buta itu , ia meludah di
atas tanah kemudian mengurap tanah itu lalu ditaruhkannya di mata si buta itu .
Lalu ia berkata kepadanya : “ Pergilah ke kolam, SALUAM
dan mandilah “.
Maka pergilah si buta itu dan setelah ia mandi , celiklah
matanya .
Dan ketika ia dalam perjalanan pulang ke rumah, banyak
orang yang bertemu dengan, mengatakan: “ Jika orang ini buta maka dapat
kukatakan dengan penuh kepastian bahwa ia adalah orang yang biasa duduk di
depan pintu yang indah di rumah peribadatan itu “.
Dan sebagian yang lain mengatakan : “ Sungguh orang itu
dia sendiri tetapi bagaimanakah ia dapat melihat ? “
Maka bertanyalah mereka kepadanya : “ Adakah engkau ini
orang buta yang biasa duduk di ambang pintu indah rumah peribadatan itu ? “.
Ia menjawab : “ Ya saya sendiri , menagapa ? “
Mereka bertanya : “ Bagaimanakah engkau dapat menemukan
matamu kembali ? “.
Ia menjawab :
“ Sesungguhnya ada seorang yang telah
meramu tanah kemudian meludahnya dan meletakkannya di mataku .
Kemudian ia mengatakan kepadaku : ‘ Pergilah engkau mandi
di kolam SALUAM ‘.
Lalu pergilah aku mandi di sana , kemudian celiklah aku
sekarang. Maha berkatlah Tuhan Israil “.
Maka ketika orang yang tadinya buta itu kembali
berada di depan
pintu indah dari rumah peribadatan , maka berita itu tersebarlah di seluruh
Yerusalem .
Dari itu , ia didatangkan kepada kepala imam yang tadinya
bersama-sama dengan para imam dan kaum Parisi , merundingkan sesuatu terhadap
Yesus .
Maka ditanyalah ia oleh kepala imam , katanya : “ Apakah
engkau buta sejak dilahirkan , wahai lelaki ? “.
Ia menjawab : “ Ya “
Kepala imam berkata : “ Wahai ! Berilah pujaan kepada
Allah dan katakanlah kepada kami , siapakah Nabi yang terlihat olehmu dalam
impian dan memberikan cahaya kepadamu ? Apakah Bapak kita Ibrahim atau Musa ,
khadim Allah itu ataukah Nabi yang lain ?. Karena selain mereka , tidaklah
dapat berbuat sesuatu yang seperti ini “ .
Maka dijawablah oleh orang yang dilahirkan buta itu : “
Sebenarnya aku tidak pernah melihat sesuatu dalam impian , pun aku tidak disembuhkan
oleh Ibrahim atau Musa maupun Nab-nabi yang lain .
Akan tetapi ketika aku duduk di depan pintu rumah
peribadatan , didekatkanlah aku oleh seorang kepadanya .
Maka setelah ia meramu tanah dengan ludahnya , ditaruhnya
sebagian dari tanah itu di mataku lalu aku diutus ke kolam Saluam untuk mandi .
Kemudian pergilah
aku mandi, tiba-tiba aku kembali dengan terang
kedua mataku“.
Kemudian kepala imam menanyakan dia tentang nama orang
tersebut .
Dijawablah oleh yang lahir buta itu :“ Bahwa dia tiada
kuketahui namanya kepadaku .
Akan tetapi ada seorang yang melihat dia memanggilku,
katanya :“ Pergi dan mandilah “ sebagai-mana dikatakan oleh orang itu .
Karena dia adalah Yesus orang Nazaret , Nabi dan kudusnya
Tuhan Israil “.
Kepala imam itu menanyakan : “ Barangkali dia telah
menyembuhkan engkau pada hari ini yaitu Sabbat ? “.
Si buta itu menjawab : “ Ya, dia telah menyembuhkan aku
hari ini “.
Kemudian kepala imam itu mengatakan : “ Lihatlah kamu
sekarang betapa dosanya orang itu karena dia tidak menjaga kehormatan hari
Sabbat “
Maka menjawablah si buta itu : “Aku tidak mengetahui
apakah ia berdosa atau tidak .
Yang kuketahui yaitu bahwa aku ini tadinya buta kemudian
aku dicelikkan olehnya “.
Kaum Parisi tidak mempercayai itu .
Dari itu mereka katakan kepada kepala imam : “ Utuslah
seorang untuk memanggil ayah dan ibunya , karena mereka berdualah yang akan
menceritakan kepada kita apa yang sebenarnya “.
Lalu diundanglah ayah bunda orang tersebut .
Setelah kedua orang itu datang, ditanyalah oleh kepala
imam, katanya : “ Apakah orang ini anak kamu berdua ?”
Keduanya menjawab : “ Ya betul anak kami “.
Kepala imam menanyakan : “ Dia mengatakan bahwa ia
dilahirkan buta dan sekarang ia celik , bagaimanakah kejadiannya ? “.
Ayah orng yang telah dilahirkan buta itu beserta
ibundanya menjawab : “ Memang benar dia telah lahir buta , tetapi kami tidak
mengetahui bagaimanakah ia mendapatkan terang .
Dia cukup dewasa , tanyakalah kepadanya , dia akan
bertutur benar kepada kamu “.
Lalu kedua orang tua itu disuruh pulang , kemudian kepala
imam itu kembali mengatakan kepada yang dilahirkan buta itu : “ Berilah pujaan
kepada Allah , lalu bertuturlah yang sebenarnya “.
Sedang ayah bunda
si buta itu takut untuk berbicara .
Karena telah dikeluarkan sebuah perintah dari majelis orang-orang
tua Romawi bahwa tidak diperbolehkan seorang memihak kepada Yesus, Nabi orang
Yahudi itu ; jika tidak, maka hukumannya adalah mati .
Dan perintah itu dimintanya oleh Hakim .
Dari itu kedua orang tua si buta itu mengatakan : “Dia
cukup dewasa , maka tanyalah kepadanya “.
Kemudian di sat itu kepala imam berkata kepada orang
dilahirkan buta itu : “ Berilah pujaan kepada Allah dan katakanlah sebenarnya
karena kami mengetahui bahwa orang yang engkau katakan telah menyembuhkan
engkau itu , adalah berdosa “.
Dijawablah oleh orang yang dilahirkan buta itu : “ Aku
tidak mengetahui apakah dia seorang berdosa . Yang kuketahui ialah bahwa aku
tadinya buta lalu aku diberinya cahaya .
Dan sudah barang tentu , sejak permulaan dunia hingga
saat ini belum pernah ada seorang ( yang dilahirkan ) buta , dapat dicelikkan .
Sedang Allah tiada akan mendengarkan kepada orang-orang
yang berdosa “.
Orang-orang Parisi menanyakan :“Apa yang telah
diperbuatnya ketika ia menerangkan matamu ?“.
Di saat itu, orang yang dilahirkan buta itu merasa
keheranan karena tidak imannya mereka , katanya : ” Telah
kuterangkan kepadamu sekalian , mengapa kamu kembali menanyakan pula ?
Apakah kamu ingin menjadi murid-muridnya ?
Ketika itu ia ditegor oleh kepala iman , katanya : “
Sungguh keseluruhanmu telah dilahirkan dalam dosa , apakah engkau akan mengajar
kami ?
Enyahlah engkau dan jadilah murid orang itu .
Tetapi kami akan tetap menajdi murid-murid Musa dan kami
ketahui bahwa Allah telah berbicara dengan Musa .
Sedang orang itu tidak kami ketahui darimana dia “
Maka dikeluarkannyalah dia dari perkumpulan dan rumah
peribadatan dan dilaranglah ia bersembahyang bersama orang-orang suci dari
Israil .
Da pergilah orang
yang dilahirkan buta itu untuk menjumpai Yesus
Maka dihiburlah dia oleh Yesus, katanya : “ Sungguh
engkau tidak diberkahi di zaman manapun sebagaimana engkau sekarang .
Karena engkau diberkahi oleh Tuhan kita yang telah
berfirman melalui Nabi-Nya Daud bapak kita tentang orang-orang yang dikasihi di
dunia ini, fiirman-Nya : “ Mereka mengutuk dan Aku memberkati “.
Dan Ia berfirman melalui nabi Mikha : “ Sungguh Aku mengutuk berkahmu “.
Karena
tanah tidak bertentangan dengan udara , air tidak bertentangan dengan api ,
cahaya tidak bertentangan dengan gelap , dingin tidak bertentangan dengan panas
, kecintaan tidak bertentangan dengan kebencian , sebagaimana pertentangan
kehendak Allah dengan kehendak dunia ini
Kisah penyembuhan orang buta dalam kedua versi – Injil Yahya dan Injil Barnabas - boleh dikatakan tidak berbeda sama
sekali, mulai dari awal proses penyembuhan sampai kepada pengusirannya oleh
orang-orang Parisi dan orang tua-tua Yahudi.
Tapi ada unsur dogma yang terkandung di dalamnya yang sangat berbeda .
Versi Injil Yahya bercerita , ketika orang
buta yang sudah bisa melihat sesudah diusir dari rumah sembahyang, datang
menemui Yesus , terjadilah dialog keduanya – Yesus dengan si buta –dan
berisi penekanan Yesus tentang dirinya sebagai “ ANAK ALLAH “ . Yesus, yang
bagaimanapun dalam dogma Kristen mempunyai makna Yesus sebagai Tuhan . Berikut dipetikkan kembali ayat dalam Injil
Yahya tersebut .
Apabila
didengar oleh Yesus bahwa orang itu sudah dibuang orang keluar , lalu
berkatalah Ia kepadanya tatkala berjumpa dengan dia : “ Percayakah engkau akan
Anak Allah ? “. Lalu sahut orang itu, katanya : “ Siapakah Dia itu , ya Rabbi ,
supaya hamba boleh percaya akan Dia “. Maka kata Yesus kepadanya : “ Engkau
sudah nampak Dia dan yang bertutur dengan engkau , itulah Dia “. Maka katanya : “ Ya Tuhan hamba
percaya “. Lalu ia sujud menyembah Dia .Maka kata Yesus : “ Kedatanganku ke
dalam dunia ini karena hal hukuman , supaya orang yang tiada nampak itu boleh
nampak dan orang yang nampak itu menjadi buta “.
Dalam petilan ayat Injil Yahya di atas ,
Yesus mengakui diri sebagai “ ANAK ALLAH “ . Cuma bagaimana pemahaman “ ANAK
ALLAH “ menurut Yesus yang mengucapkannya ? Apakah seperti yang menjadi dogma
Kristen ? Pengakuan Yesus atas dirinya sebagai
“ANAK ALLAH “ tidak ada dalam versi Injil Barnabas, yang justru lebih
mengedepankan aspek ajaran misi kenabian dari Yesus dan tidak ada pemahaman Yesus sebagai Tuhan
dan Anak Allah .
Maka dihiburlah dia oleh
Yesus , katanya : “ Sungguh engkau tidak diberkahi di zaman manapun sebagaimana
engkau sekarang . Karena engkau diberkahi oleh Tuhan kita yang telah berfirman
melalui Nabi-Nya Daud bapak kita tentang orang-orang yang dikasihi di dunia
ini, firman-Nya : “ Mereka mengutuk dan Aku memberkati “. Dan Ia berfirman
melalui nabi Mikha : “ Sungguh Aku
mengutuk berkahmu “. Karena tanah tidak bertentangan dengan udara , air tidak
bertentangan dengan api , cahaya tidak bertentangan dengan gelap , dingin tidak
bertentangan dengan panas , kecintaan tidak bertentangan dengan kebencian ,
sebagaimana pertentangan kehendak Allah dengan kehendak dunia ini
Bahkan ketika diinterogasi Kepala Imam
Yahudi justru si buta sejak lahir memberi kesaksian tentang apa yang didengar
ketika proses penyembuhannya : “Karena
dia adalah Yesus orang Nazaret , Nabi dan kudusnya Tuhan Israil “. Tidak
ada sebutan “ ANAK ALLAH “ di dalam
kesaksiannya seperti yang tersebut dalam
Injil Yahya pasca penyembuhan dan pengusiran si buta dari rumah sembahyang .
Perbedaan demikian bisa saja diabaikan
sepanjang “ ANAK ALLAH “ dipahami hanya sekedar istilah ungkapan semata
dan untuk menyatakan : SEORANG NABI , SEORANG YANG SALEH , SEORANG PEMBAWA
KEBENARAN dan tidak dipahami sebagai “ ANAK ALLAH “ secara
harfiah sebagaimana yang menjadi dogma Kristen sekarang. Perbedaan tersebut memunculkan
pertanyaan , mana “ dialog “ yang sesungguhnya terjadi , apakah yang dikisahkan Injil
Yahya ataukah oleh Injil Barnabas . Penganut Kristen yang dari semula tidak
menerima Injil Barnabas tentu tidak ingin melibatkan diri dengan pertanyaan ini
karena bagaimana pun bagi penganut Kristen , Injil Yahya adalah Injil yang
benar dan Injil Barnabas adalah Injil palsu . Tapi jika dikaji lebih jauh ,
pencantuman kesaksian diri oleh Yesus
sebagai “ ANAK ALLAH “ menimbulkan dugaan bahwa kesaksian Yesus untuk
dirinya yang dinyatakan kepada si buta adalah
tambahan semata-mata yang dilakukan pengarang Injil Yahya. Pertama , menyimak Injil Yahya mulai dari
pasal 1 , baru pada ayat Yahya pasal 9 : 35-38
inilah Yesus secara langsung memberikan kesaksian atas dirinya sebagai “
ANAK ALLAH “ . Mengapa baru kepada si buta , Yesus memberikan kesaksian secara
langsung atas dirinya , tidak pada peristiwa-peristiwa sebelumnya yang justru
membutuhkan kesaksian langsung tersebut ?
Memang ada kesaksian Yesus pada ayat-ayat sebelumnya tetapi sebagai “
ANAK MANUSIA “. Sebagai contoh ayat
Yahya 8 : 28 :
Sebab itu berkatalah
Yesus kepada mereka itu : “ Apabila kamu sudah menaikkan ANAK MANUSIA kelak ,
barulah kamu akan tahu bahwa AKU ITULAH DIA dan suatupu tiada aku perbuat
dengan kehendakku sendiri melainkan sebagaimana Bapaku mengajar Aku,
demikianlah Aku katakan
Dalam ayat Yahya 8 : 28, Yesus menyatakan
diri sebagai “ANAK MANUSIA “ bukan “
ANAK ALLAH “. Dan pada ayat Yahya 5 : 10 – 23 , Yesus berbicara tentang “ ANAK ITU “ sebanyak 7 kali . Penerjemah Alkitab LAI
memberi judul untuk bagian ini dengan “ Tuhan
Yesus menyungguhkan dirinya sebagai Anak Allah “. Ini nerupakan kekeliruan
akibat dorongan dogma yang dianut, sebab pada ayat Yahya 5 : 27, justru Yesus
menegaskan dirinya sebagai : ANAK MANUSIA
:
Dan lagi diberinya kuasa
kepadanya akan melakukan hukuman sebab IA ITULAH ANAK MANUSIA adanya .
Ayat Yahya 5 : 27 sebagai
kelanjutan ayat Yahya 5 : 19-23 ,
menjelaskan makna dari “ ANAK ITU “ yang tidak lain maksudnya adalah : ANAK
MANUSIA . Oleh karena itu , pengakuan diri
Yesus kepada si buta sejak lahir sebagai “ ANAK ALLAH “ merupakan tambahan atau
minimal kata “ ANAK ALLAH “ dalam tuturan Yesus merupakan pengubahan yang
dilakukan pengarang atau penyalin Injil Yahya. Dengan demikian pengungkapan
oleh INJIL BARNABAS lebih murni dan asli dari pada Injil Yahya .
e.
PERTEMUAN DENGAN PEREMPUAN SAMARIA .
Peristiwa pertemuan Yesus dengan perempuan Samaria ini hanya diungkapkan
Injil Yahya sedangkan ketiga Injil kanonik lainnya ( Injil Matius , Injil
Markus dan Injil Lukas ) tidak menyinggungya sama sekali .
A. Menurut Injil Kanonik ( Injil Yahya
4 : 5 -42 )
Lalu datanglah Ia ke sebuah negeri di Samaria bernama
Sikhar , dekat sebidang tanah yang dahulu telah diberikan oleh Yakub kepada
Yusuf anaknya itu .
Maka di situlah perigi Yakub . Maka Yesus , sebab penat
berjalan , segeralah duduk di sisi pergi itu yaitu kira-kira pukul dua belas
tengah hari .
Maka datanglah seorang orang perempuan Samaria hendak
mencedok air ; maka kata Yesus kepadanya : “ Aku minta minum “.
Karena murid-muridnya sudah pergi ke dalam negeri membeli
makanan .
Maka kata perempuan Samaria itu kepadanya : “ Masakan tuan seorang
Yahudi meminta minum
daripada saya
seorang orang perempuan Samaria ? “ . Karena orang Yahudi memang tiada
beramah-ramahan dengan orang Samaria .
Maka dijawab Yesus serta berkata kepadanya : “ Jikalau
engkau mengetahui akan anugerah Allah dan akan siapa yang berkata kepadamu : ‘
Aku minta minum ‘ tak dapat tiada engkau pun
sudah meminta kepadanya maka sudahlah Ia memberi air yang hidup kepadamu “.
Maka kata perempuan itu kepadanya : “ Ya tuan , tuan
tidak ada barang sesuatu buat timba sedang perigi ini dalam ; dari manakah tuan
peroleh air yang hidup itu ?
Masakah tuan lebih besar daripada Yakub moyang kami yang
telah memberikan perigi ini kepada kami , maka ia sendiri minum daripadanya dan
anak-anaknya dan sekalian kawan binatang hidup-hidupannya ? “.
Maka jawab Yesus serta berkata kepadanya : “ Barang siapa
yang minum air ini ia akan dahaga pula , tetapi barang siapa yang minum air itu
yang akan Kuberikan kepadanya , tiadalah ia akan dahaga selama-lamanya karena
air yang Aku berikan kepadanya itu akan menjadi di dalamnya suatu mata air yang
memancar sampai kepada hidup yang kekal “.
Maka kata perempuan itu kepadanya :“ Ya tuan, berilah
hamba air itu supaya jangan kiranya hamba dahaga dan tak usah lagi hamba datang
kemari mencedok air “.
Maka kata Yesus kepadanya : “ Pergilah panggil lakimu
lalu datang kemari “.
Maka sahut perempuan itu , katanya : Hamba tiada berlaki
“. Maka kata Yesus kepadanya : “ Benarlah katamu :’ Hamba tiada berlaki ‘ ,
karena lima orang sudah jadi lakimu dan yang sekarang ada
padamu , itu memang bukan lakimu . Benarlah katamu itu “.
Lalu kata perempuan itu kepadanya : “ Wah tuan , hamba
rasa , tuan seorang nabi .
Nenek moyang kami telah sembahyang di atas bukti ini maka
kata kamu bahwa Yerusalem itulah tempat yang patut orang sembahyang “.
Maka kata Yesus kepadanya : “ Hai perempuan , percayalah
kepadaku , bahwa MASANYA AKAN DATANG
APABILA KAMU AKAN MENYEMBAH BAPA ITU, BUKAN DI ATAS BUKIT INI DAN BUKAN DI
YERUSALEM .
Memang kamu ini menyembah barang yang tiada kamu ketahui ; kami ini menyembah
barang yang kami ketahui karena selamat itu daripada
orang Yahudi datangnya .
Tetapi masanya akan datang dan sekarang sudah sampai
bahwa segala penyembah yangbbenar itu akan menyembah Bapa dengan roh dan
kebenaran ; karena Bapa itu berkenan akan orang yang demikian itulah menyembah
Dia .
Allah itu Roh adanya ; maka orang yang menyembah Dia ,
wajuiblah menyembah dengan roh dan kebenaran “.
Maka kata perempuan itu kepadanya : “ Hamba tahu Messias akan datang yang dinamai Kristus ; apabila Ia datang Ia akan
mengabarkan segala perkara itu kepada kami “.
Maka kata Yesus kepadanya :“ AKULAH DIA YANG BERTUTUR DENGAN
ENGKAU “.
Pada ketika itu, datanglah murid-muridnya ; maka heranlah
mereka itu sebab Yesus bertutur dengan seorang perempuan .Tetapi seorang pun
tiada bertanya : “ Apakah Rabbi cari ? “ atau : “ Apakah Rabbi cakapkan dengan dia ? “ .
Lalu perempuan itu meninggalkan buyungnya , pergi ke
negeri serta berkata kepada segala orang .
“ Marilah lihat ada seorang yang mengatakan kepadaku
segala sesuatu perbuatanku . Bukankah Ia ini Kristus ? “.
Maka sekalian orang itupun pergi keluar dari negerinya
lalu mendapatkan Yesus .
B.
Menurut Injil Barnabas (
Barnabas pasal 81 : 6 -20 , pasal 82 dan
pasal 83 )
Dan pagi-pagi benar pada suatu hari , Yesus telah sampai ke
satu telaga yang telah dibuat Yakub lalu diberikannya kepada anaknya Yusuf .
Dan ketika Yesus merasa lelah dari perjalanan itu , ia
mengutus para muridnya ke negeri untuk membeli makanan
Maka duduklah ia di atas
sebuah batu di
tepi telaga itu , maka tiba-tiba datanglah seorang perempuan dari Samaria ke
telaga itu untuk mengambil air .
Maka berkatalah Yesus kepada perempuan itu : “ Berilah
aku minum “.
Maka dijawablah oleh perempuan itu : “ Tidakkah engkau
malu sebagai seorang Ibrani meminta air minum daripadaku , sedang aku ini
seorang Samaria ? “
Yesus menjawab : “ Wahai perempuan , andaikata engkau
mengetahui siapa yang meminta minum daripadamu niscaya engkau akan meminta
minum daripadanya “.
Perempuan itu menjawab : “ Dan bagaimana engkau akan
memberikan minum kepadaku sedang engkau tidak memopunyai timba ataupun tali
untuk menarik air dan telaga ini amat curam ? “.
Yesus menjawab : “ Wahai perempuan , barang siapa yang
minum dari air telaga ini , ia akan merasa dahaga lagi; adapun yang minum dari
air yang kuberikan kepadanya maka ia tidak akan dahaga selama-lamanya bahkan ia
memberi minum kepada orang-orang dahaga sehingga mereka sampai kepada kehidupan
abadi “.
Maka perempuan itu menjawab : “ Ya tuan , berilah aku
dari airmu itu “
Yesus menjawab : “
Pergi dan panggillah suamimu lalu kepadamu berdua aku berikan minum
“.
Perempuan itu mengatakan : “ Aku tidak mempunyai suami “.
Yesus menjawab : “ Bagus ! Engkau bertutur dengan benar
karena engkau pernah mempunyai lima suami , sedang yang ada bersamamu sekarang
ini , bukan suamimu “.
Maka ketika perempuan itu mendengarkan itu , berdebarlah
dia seraya mengatakan : “ Ya tuan ,
dengan demikian kulihat engkau adalah seorang Nabi.
Dari itu aku bermohon kepadamu untuk menerangkan kepadaku
( tentang apa yang akan datang ) bahwa kaum Ibrani bersembahyang di atas gunung
Zion di Bait Allah yang telah didirikan oleh Sulaiman di Yerusalem dan mereka
mengatakan bahwa nikmat Allah dan rahmat-Nya berada di sana bukan di lain
tempat.
Adapun kaumku maka mereka bersujud di atas gunung-gunung
ini dan mereka mengatakan bahwa sujud itu harus di atas gunung-gunung Samaria
saja , maka siapakah yang bersujud benar ? “
Di saat itu , Yesus menarik nafas panjang lalu menangis ,
katanya :
“ Celakalah bagimu hai negeri Yudea karena engkau
berbangga mengatakan : ‘ Bait Allah , Bait Allah ‘ sedang engkau berperilaku
seakan-akan tidak ada Tuhan , tenggelam dalam kemewahan dan pencarian-pencarian
duniawi .
Maka perempuan ini telah menghukum neraka di atasmu di
hari pembalasan .
Karena perempuan ini ingin mengetahui bagaimana ia
menemukan nikmat dan rahmat di sisi Allah
“.
Kemudian ia menoleh kepada perempuan itu seraya berkata :
“ Wahai perempuan , sesungguhnya kamu kaum Samaria bersujud kepada sesuatu yang
tidak kamu kenal akan tetapi kita kaum Ibrani bersujud kepada yang kami kenal .
Sesungguhnya kukatakan kepadamu bahwa Allah itu Roh dan
Hak dan wajiblah disujudi dengan roh dan hak.
Karena perjanjian Allah itu hanya diambil di Yerusalem di
rumah peribatan Sulaiman bukan di tempat lain .
Tetapi percayalah kepadaku bahwa AKAN TIBA SUATU SAAT DI
MANA ALLAH MENGANU-GERAHKAN RAHMATNYA DI NEGERI LAIN DAN ORANG DAPAT
BERSUJUD KEPADANYA DI
TIAP TEMPAT DENGAN
HAK . DAN ALLAH
AKAN MENERIMA SEMBAHYANG HAKIKI DI TIAP TEMPAT DENGAN RAHMATNYA .
Maka menjawablah perempuan itu : “ Sesungguhnya kami ini
sedang menantikan Messias maka apabila ia datang , dia akan mengajar kami “.
Yesus menjawab : “Apakah engkau mengetahui wahai
perempuan, Messias itu pasti akan datang?“.
Ia menjawab : “ Ya , wahai tuan ! “.
Pada waktu itu berseri-serilah wajah Yesus .
Lalu berkata : “ Terlihatlah olehku wahai perempuan bahwa
engkau ini adalah seorang yang beriman .
Jika demikian,maka ketahuilah bahwa dengan mengimankan
Messias itu Allah akan menyelamatkan semua orang yang dipilih-Nya .
Maka wajiblah engkau ketahui tentang kedatangan Messias itu “.
Perempuan itu berkata : “ Barangkali engkaulah dia
Messias itu , wahai Tuan ? “.
Yesus menjawab : “Sesungguhnya benar aku diutus kepada
rumah Israil sebagai Nabi keselamatan .
Akan tetapi Messias itu akan datang sesudah aku , seorang
utusan dari Allah untuk seluruh dunia , yang karenanya Allah telah menciptakan
dunia ini .
Maka pada waktu itu , Allah akan disujudi
di seluruh dunia dan akan terdapatlah
rahmat-Nya sehingga tahun Yobel yang kini jatuh tiap
seratus tahun itu, akan dijadikan oleh Messias ( hari raya ) pada tiap tahun di
setiap tempat.
Pada waktu itu, perempuan tadi meninggalkan tempayannya
dan dengan cepatnya ia pergi ke negeri untuk memberitakan segala yang telah
didengarnya dari Yesus .
Lalu pada waktu perempuan itu berbicra dengan Yesus,
datanglah para muridnya dan heranlkah mereka bahwa ia berbicara dengan seorang
perempuan begitu rupa .
Walaupun
demikian , namun tidak seorangpun dari mereka yang menegurnya : “ Mengapa
engkau berbicara demikian itu dengan seorang perempuan Samaria ? “ .
Memperbandingkan kedua versi , didapatkan kesamaan pada pokok kisah yang
diceritakan .
Namun demikian terdapat perbedaan yang sangat mencolok bila dikaitkan
dengan dogma Kristen. Dalam versi Injil Yahya diceritakan, ketika perempuan
Samaria berkata : “ Hamba tahu Messias akan
datang yang dinamai Kristus ;
apabila Ia datang Ia akan mengabarkan segala perkara itu kepada kami “,
Yesus menyambutnya dengan berkata : “ AKULAH DIA YANG BERTUTUR DENGAN ENGKAU
“. Ini berarti Yesus mengakui diri sebagai : MESSIAS. Tetapi versi Injil
Barnabas bertentangan sekali dengan hal tersebut. Ketika perempuan itu berkata :
“ Sesungguhnya kami ini sedang menantikan Messias maka apabila ia datang , dia
akan mengajar kami “ dan setelah diselingi dengan dialog lainnya kemudian perempuan
itu berkata : “ Barangkali engkaulah dia
Messias itu , wahai Tuan ? “ , ternyata Yesus menolaknya dengan menjawab : “ Sesungguhnya benar aku diutus kepada
rumah Israil sebagai Nabi keselamatan .
Akan tetapi Messias itu akan datang
sesudah aku , seorang utusan dari Allah untuk seluruh dunia , yang
karenanya Allah telah menciptakan dunia ini
“ . Jadi Yesus menolak
jika dirinya sebagai MESSIAS . Ada kontradiksi antara Injil Yahya dengan Injil
Barnabas. Mana yang benar ? Lagi-lagi penganut Kristen akan menolak terjebak
dengan pertanyaan ini karena bagi penganut Kristen , Injil Yahya adalah Injil
yang sah sedangkan Injil Barnabas adalah Injil palsu . Tetapi jika benar-benar
disimak tentang masalah ini pada Injil
Kanonik , jelas versi Injil Barnabas justru menunjukkan kebenaran karena
ternyata dalam Injil Kanonik , didapatkan pernyataan Yesus yang menolak dirinya
sebagai MESSIAS ( KRISTUS ). Hal ini telah dijelaskan sebelumnya ( lihat topik
: PERNYATAAN TENTANG ANAK DAUD DAN
HUBUNGANNYA DENGAN MESSIAS YANG DITUNGGU
dan topik : DIALOG YESUS –
PETERUS : “ APA KATA ORANG TENTANG AKU ? “ ) .
Ada hal yang menarik
dalam versi Injil Yahya
tersebut karena perempuan
Samaria itu
berkata : “
Hamba tahu Messias akan datang yang dinamai Kristus ; apabila Ia datang Ia
akan mengabarkan segala perkara itu kepada kami “ ( Yahya 4 : 25 ) . Versi Holy Bible menuliskan demikian :
“ The woman saith unto him , I know that MESSI’AS as cometh , which is called CHRIST ; when he is come , he will tell us all things
“ . Berarti ada dua istilah yang secara substantif sangat berbeda yaitu : MESSIAS
dan KRISTUS . Yesus bisa saja
disebut KRISTUS tetapi bukan MESSIAS .
Yang ditolak oleh Yesus adalah jika dia dikatakan sebagai MESSIAS yang
ditunggu-tunggu oleh kaumnya ( Yahudi ) . Tetapi Injil Kanonik telah mencampur -
aduk penggunaan kedua istilah ini . Pada teks-teks yang mengindikasikan
penolakan Yesus sebagai “ KRISTUS “ ,
tidak bisa tidak yang dimaksud sesungguhnya adalah penolakan Yesus sebagai :
MESSIAS. Jadi ada konsep “ MESSIAS “ sebagai NABI AKHIR ZAMAN dan bukan “ KRISTUS “ yang artinya “ DIURAP – DIBASUH “ .
Tetapi sebenarnya penggunaan dua istilah tersebut secara bersamaan terlihat
janggal . Istilah “ Messias
“ adalah kosa kata Aramic sedangkan istilah “ Kristus “ adalah kosa
kata Yunani . Padahal kata “ Kristus
“ adalah terjemahan bahasa Yunani untuk kata Aramic : “ Al Masih “ ( Messias ) . Menyimak masalah ini ,
jelas sekali keberadaan petilan kalimat
“ Messias akan datang yang dinamai Kristus “
dalam ayat Yahya 4 : 25 tersebut adalah tambahan baru . Terjemahan Emphatic Diaglott oleh Benyamin Wilson dari Teks Yunani
atas Yahya 4 : 25 : “ The
woman says to him : ‘ I know That Messiah is coming , ( He being CALLED Christ )
when he comes , he will tell us all things ‘ “. Perlu
diperhatikan di sini , ternyata kata “He
being CALLED Christ “ ( Ia
dipanggil dengan Kristus ) berada dalam TANDA KURUNG !. Teks Yunani-nya memuat “ tanda kurung “ ini [8]
). Pertanyaan, mengapa diberi tanda
kurung ? Tanda kurung yang diberikan hanya menunjukkan tambahan baru
yang diberikan oleh pengarang atau penyalin Injil Yahya dalam upaya menegaskan
bahwa Messias yang dijanjikan itu adalah Yesus Kristus . Jadi kalimat aslinya tanpa petilah kalimat bertanda kurung “ ( He being CALLED Christ ) “ adalah : “
I know That Messiah is coming , when he
comes , he will tell us all
things “ ( Aku tahu bahwa Messiah itu akan
datang ; bilamana ia datang , ia akan mengajarkan kami segala sesuatu).
Kalimat ini sejalan dengan Injil Barnabas yang mengungkap pernyataan perempuan
Samaria tersebut : “ Sesungguhnya kami ini sedang menantikan Messias
maka apabila ia datang , dia akan mengajar kami “. Terlihat
bahwa versi Injil Barnabas adalah yang asli , sedangkan versi Injil Yahya
adalah teks yang tidak asli lagi .
Hal lain yang juga cukup
menarik adalah pernyataan Yesus dalam versi Injil Yahya : “ Hai perempuan , percayalah kepadaku,bahwa masanya akan datang apabila kamu akan
menyembah Bapa itu , bukan di atas bukit ini dan bukan di Yerusalem “ .
Atau dalam versi Injil Barnabas : “ Akan tiba suatu saat di mana Allah
menganugerahkan rahmat-Nya DI NEGERI
LAIN dan orang dapat bersujud kepadaNya di tiap tempat dengan hak ......... “. Perhatikan
! Bukan lagi dibukit Samaria dan bukan lagi di Yerusalem , orang menyembah
Allah tapi Allah menganugerahkan rahmatnya DI NEGERI LAIN . Ini menunjukkan
bahwa kenabian telah berpindah bukan lagi pada turunan Israil melainkan pada
turunan Ibrahim yang lain . Dalam hal ini adalah TURUNAN ISMAIL yaitu Nabi
Muhammad SAW ! Pengalihan tugas kenabian ini memang sejalan
dengan penegasan Yesus sendiri dalam Matius
21 : 43 :
Sebab itu
Aku berkata kepadamu bahwa KERAJAAN
ALLAH AKAN DIAMBIL DARIPADAMU dan diberikan kepada suatu bangsa yang
menerbitkan buahnya
Kerajaan Allah akan diambil dari
kaum Yahudi ! Kerajaan Allah akan diserahkan kepada bangsa lain yang mampu
memberikan buahnya ! . Sebuah pernyataan yang tidak memerlu-kan tafsir dan
penjelasan yang rumit lagi . Tentu “ bangsa
lain “ ini tidak bisa dilepaskan dengan
Perjanjian Allah dengan Ibrahim , yaitu anak turunan Ibrahim menjadi berkat
bagi semua bangsa di dunia yang
disebutkan dalam ayat Kejadian
12 : 3 .
Maka Aku akan
memberi berkat kepada
barang siapa yang memberkati akan dikau dan Aku akan
memberi laknat kepada barang siapa yang melaknat dikau ; maka dari dalammu juga
segala bangsa yang di atas bumi akan beroleh berkat .
Jadi pernyataan versi Injil Yahya dan versi Injil
Barnabas , sama-sama mengandung pernyataan
yang berbicara tentang pengalihan tugas kenabian
dari kaum Yahudi ( Bani Israil ) kepada
“ bangsa lain “ ( bangsa Arab ) ,
sesama turunan Ibrahim .
Pengalihan “ Kerajaan Allah “ dari kaum Yahudi
kepada bangsa lain dapat disimak dalam perumpamaan dalam Markus 12 : 1-10 , tentang “ seorang pemilik kebun anggur “ yang
menyewakan kepada “ penggarap-penggarap “ (
orang-orang dusun ) , lalu pergi
ke tempat lain . Ketika tiba musim panen tiba ,
“ pemilik kebun anggur “ itu menyuruh “ seorang hambanya “ untuk meminta dan
menerima bagian dari hasil kebun itu dari “ penggarap-penggarap “
( orang-orang dusun ) tadi .
Tetapi mereka justru mereka menangkap , memu-kulnya dan menyuruhnya
pergi dengan tangan hampa . Kemudian “ pemilik kebun anggur “ itu menyuruh
“ seorang hamba yang lain “ kepada “ penggarap-penggarap “ ( orang-orang dusun ) itu tetapi mereka mereka
memukulinya hingga kepalanya terluka dan mempermalu-kannya . Akhirnya “ pemilik
kebun anggur “ itu menyuruh “ anaknya
yang dikasihinya “ . Tetapi “ penggarap-penggarap “ (orang-orang
dusun ) itu justru membunuh-nya .
Bagaimana dengan tindakan yang akan dilakukan “ pemilik kebun anggur “
itu ? TAK DAPAT TIADA IA AKAN DATANG MEMBUNUH SEGALA ORANG DUSUN ITU, LALU
MEMBERIKAN KEBUN ANGGUR ITU KEPADA “ ORANG
LAIN “. Dapat dibaca pula pada
Matius 21 : 33-46 dan Lukas
20 : 9- 19 .
Charles E. Carlson
dalam “ The Parables of the Triple Tradition “ mengusulkan tiga penafsiran
atas perumpamaan dalam Markus 12 : 1-10
, yaitu [9] ):
1.
Perumpamaan
tersebut bisa diartikan bahwa Allah akan berpaling dari orang-orang Yahudi
yang membunuh Anak-Nya dan ahli
waris-Nya ... kepada orang yang lebih
layak untuk mengelola kebun anggur Allah , yaitu orang yang percaya Injil .
2.
Perumpamaan
itu juga bisa menyiratkan bahwa Yesus meramalkna berpalingnya Allah dari orang
Yahudi kepada orang kafir .
3.
Perumpamaan
itu bisa dipahami mencerminkan prinsip reguler dalam ekonomi Allah seperti
halnya Allah telah berpaling dari orang Yahudi kepada orang non Yahudi .
Dan menurut Craig A. Evans , penafsiran ketiga
sedikit lebih meyakinkan daripada dua penafsiran
sebelumnya . Sebenarnya penafsiran atas perumpamaan Markus 12 : 1-10 akan
menjadi lebih jelas jika dikaitkan dengan ayat Matius 21 : 43 karena perumpamaan itu sejalan dengan ayat Matius 21 : 43 : “ KERAJAAN
ALLAH AKAN DIAMBIL DARIPADAMU DAN DIBERIKAN KEPADA SUATU BANGSA YANG
MENERBITKAN BUAHNYA “ .
Dalam perumpamaan itu , “ pemilik kebun anggur “
adalah perumpamaan bagi “ ALLAH TUHAN YANG MAHA ESA “, “ kebun anggur “ adalah “ KERAJAAN ALLAH “ atau “ AGAMA / RISALAH KENABIAN “, “ penggarap-penggarap ( orang-orang
dusun ) “ adalah KAUM YAHUDI /BANI ISRAIL ; “hamba-Nya “ adalah PARA
NABI ; “ anaknya yang dikasihinya “ adalah YESUS KRISTUS dan “ ORANG
LAIN “ adalah KAUM DI LUAR
YAHUDI. Dalam kesebandingan ini ,
perumpamaan itu menerangkan bahwa Allah Tuhan Yang Maha Esa memberikan “
KERAJAAN ALLAH “ atau “ AGAMA /
RISALAH KENABIAN “ kepada kaum
Yahudi/Bani Israil . Untuk menuntun mereka kepada ketaatan pada ajaran Tuhan
lalu Allah Tuhan Yang Maha Esa mengutus para nabi . tetapi kaum Yahudi menolak
, menyiksa bahkan membunuh para nabi tersebut . Akhirnya Allah Tuhan Yang Maha
Esa mengutus Yesus Kristus , tetapi kaum Yahudi tetap menolak bahkan membunuhnya . Oleh karena itu
pada saatnya Allah Tuhan Yang Maha Esa akan menghukum kaum Yahudi/Banbi Israil
dan menyerahkan “ KERAJAAN ALLAH “ atau
“ AGAMA / RISALAH KENABIAN “
dengan mengutus seorang Nabi yang berasal dari luar Yahudi .
Inilah Messias yang disebut-sebut . Jadi sesungguhnya
pernyataan-pernyataan Bibel (
Injil-Injil Kanonik ) , baik yang berupa pernyataan langsung atau berupa
perumpamaan yang datang dari Yesus , sangat sesuai dengan pernyataan dalam
Injil Barnabas tentang kehadiran Messias .
[1] ).
Apakah Yahya Pembaptis
menyaksikan turunnya Roh dari langit dan hinggap di atas Yesus ? Hal ini dapat dibandingkan dengan kisah versi
Injil Matius , Injil Markus dan Injil Lukas , yang justru menyaksikan Roh turun
dari langit seperti burung merpati itu adalah Yesus sendiri . Ayat Matius 3 : 16 : “ Setelah
Yesus dibaptiskan , naiklah Ia dari dalam air dengan segera ,maka terbukalah
langit lalu dilihatnya Roh Allah turun seperti seekor burung merpati datang
keatasnya “. Lihat pula Markus 1 : 10 dan
bandingkan dengan Lukas 3 : 21-22 tetapi tidak disebutkan apakah Yesus sendiri
yang melihatnya . Jadi tidak ada dikatakan yang melihat adalah Yahya Pembaptis
. Oleh karena itu , diduga kuat bahwa
ayat Yahya 3 : 32 yang pernyataan Yahya Pembaptis yang menyatakan diri menyaksikan turunnya Roh
dari langit seperti burung merpati itu , adalah tahrif ( perubahan ) yang
dilakukan pengarang Injil Yahya .
[2] ) . Masalah Yesus membaptis
dengan “ Rohu’lkudus “ dapat pula dibaca ayat Matius 3 : 11-12 tentang pernyataan Yahya Pembaptis , sebagai
berikut :
Sungguhpun aku ini
membaptiskan kamu dengan air supaya kamu bertobat tetapi orang yang akan datang
kemudian daripadaku , Ia-lah lebih berkuasa daripadaku , maka tiadalah berlayak
aku menjadi aku menjadi pengangkat kasutnya . IA-LAH AKAN MEMBAPTISKAN KAMU DENGAN ROHU’LKUDUS DAN API .
Nyirunya ada dalam tangannya
maka Ia akan membersihkan segenap tempat pengiriknya lalu Ia mengumpulkan
gandumnya masuk ke dalam lumbung , tetapi sekamnya akan habis dibakarnya dengan
api yang tiada dapat dipadamkan .
Bandingkan dengan ayat Lukas 3 : 15-17 dan ayat
Markus 1 : 7-8 . Tetapi sebenarnya dalam ayat Matius 3 : 11-12 ini – begitu pula ayat Lukas 3 : 15-17 dan
ayat Markus 1 : 7-8 - sama sekali tidak menyebut nama “ Yesus “ melainkan
berbicara tentang “ IA “ yang akan datang kemudian sesudah Yahya ,
sedangkan Yesus muncul pada periode waktu yang sama dengan kehadiran Yahya .
Oleh karena itu , ayat Matius 3 :
11-12 merupakan ayat Bibel yang berisi
nubuatan tentang kedatangan seorang Nabi Akhir zaman - jauh sesudah masa Yahya , dan bukan pada
masa Yahya Pembaptis . Figur Nabi Akhir Zaman ini hanya dapat dihubungkan
dengan : Nabi Muhammad SAW - yang muncul jauh sesudah masa Yahya Pembaptis
dan Yesus Kristus .
[3] ).
Dalam berbagai versi terjemahan , seperti Alkitab LAI Tahun 2000 , The Jerusalem Bible – New Testament , Kitab
Suci Perjanjian Baru LBI , The Four Gospels dan lainnya sudah tidak lagi
tercantum tanda kurung tersebut . Ini berarti , kalimat yang sebenarnya sebagai
catatan pengarang telah menjadi “ ayat suci “ atau “ firman Allah “ .
Sedangkan Holy Bible , The Emphatic
Diaglott , dan lainnya seperti halnya
Alkitab LAI 1968 , masih memuat
kalimat tersebut dalam tanda kurung .
[4] ). Baca Matius 14 : 3 – 12 ; Markus 6 :
17- 29 ; Lukas 3 : 19-20 ; 9 : 7-9
[5] ).
James D. Tabor , Dinasti Yesus , hal. 170
[6] ).
Memang ada kata-kata Peterus yang bisa menjadi petunjuk seakan-akan
Peterus mengakui Yesus sebagai Tuhan . Ini dapat dibaca dalam KRR. 10 : 36 : “… yaitu sejahtera oleh YesusKristus , Ia-lah
Tuhan atas sekalian “. Tetapi
sebutan “ TUHAN “ ini tidak menunjukkan pengertian seperti yang dikenakan pada
Allah SWT . Kata “ TUHAN “ di sini lebih tepat diartikan
sama dengan : Penghulu , Sayyid , Yang Dipertuan , Gusti , dan semacamnya .
Pemahaman ini dapat ditujuk kepada ayat KRR. 2 : 36 : “ ……
Allah sudah menjadikan Yesus itu Tuhan dan Kristus …… “. Nyata sekali dari ayat ini , sebutan “ Tuhan “ pada Yesus bukan karena dari
asalnya Yesus adalah Tuhan , melainkan Allah melantiknya sebagai “ TUHAN . Oleh
karena itulah , maka sebutan “ Tuhan “ yang dikenakan kepadaYesus , bukan dalam
pengertian sebagai Tuhan yang disebut kepada
Allah SWT .
[7] ).
M.Thariq Quraish , pada pengantar buku
“ Naskah Laut Mati , Injil Barnabas Dan Perjanjian Baru –Studi
Perbandingan “ hal.. xxv.
[8] ) Teks Yunani ayat Yahya 4 : 25 adalah
: “ Λέγει αύτψ ή γνυή Οϊδα ότι Μεσσας έρχεται ( δ λεγόμενος
Χριστός ) όταν έλθη έχείνος άναγγελεί ήμίν πάντα “. Ada tanda kurung pada kalimat : “( δ λεγόμενος Χριστός ) “.
2 komentar:
numpang tanya, Injil Barnabas ditulis tahun berapa ya?
Posting Komentar