Minggu, 07 Agustus 2011

PENGENALAN SINGKAT TENTANG BAHASA BIMA (NGGAHI MBOJO) 6


KEKERABATAN MAKNA KOSAKATA BAHASA BIMA ( NGGAHI MBOJO ) OLEH HUBUNGAN ANTAR KONSONAN PADA AWAL KATA

Kajian yang menarik mengenai kosa kata bahasa Bima ( Nggahi Mbojo ) yaitu hu-bungan fonemis antar konsonan dalam kosa kata bahasa Bima ( Nggahi Mbojo ). Juga dijumpai kelompok kekerabatan kosa kata dengan akar kata yang sama dalam hubungan fonemis antar konsonan ini .
Hubungan fonemis antar konsonan dalam kosa kata bahasa Bima ( Nggahi  Mbojo ) dapat dibagi dalam beberapa varian , yaitu  :

1.   Perubahan fonem / konsonan menyebabkan perubahan jenis kata dan perubah-an makna tetapi tetap dalam keterkaitan makna  serta ada kemiripan bentuk  .
Sebagai contoh , perubahan fonem antara / b / pada  kata kerja : “ beca “ ( bhs. Indo : membasahkan , membasahi ) dengan / mb / pada kata sifat :  mbeca ( bhs. Indo : basah  ) . Terjadi perubahan jenis kata , bentuk kata mirip , ada perubahan makna walaupun ada keterkaitan makna .

2.    Perubahan fonem pada awal kata , tidak menyebabkan perubahan jenis kata dan arti kata  tetapi ada perubahan hakekat makna dan masih tetap dalam keterkaitan makna . Contoh , konsonan  / f / pada kata kerja : “ fou     ( bhs. Indo :  kejar “ atau ” mengejar ” )  dengan konsonan  / mp / dalam kata kerja : “ mpou “ ( bhs. Indo : " mengejar tapi lebih tepat dimaknakan “ menggapai “ ) . Contoh kalimat :

                   -  Fou wele   (  mengejar layang-layang )   
                   -  Ede ra ipi mpou au ra ne-e ( Jangan terlalu mengejar yang diinginkan )

Kedua kata ini memiliki kemiripan bentuk . Perubahan fonem / konsonan antara / f /  dengan / mp /  menyebabkan perubahan hakekat makna tetapi tetap dalam keterkaitan makna dan tidak terjadi perubahan jenis kata  . Kata ” Fou ” tidak bisa digunakan pada kalimat kedua dan sebaliknya kata  mpou ” tidak bisa digunakan pada kalimat pertama , walaupun sama-sama berarti ” mengejar ” . Jadi perubahan konsonan  / f /dengan konsonan  / mp / menghasilkan perubahan hakekat ( substansi ) makna kata .

3.    Perubahan fonem pada awal kata , menyebabkan perubahan jenis kata tetapi  ada perubahan makna kata dan masih tetap dalam keterkaitan makna . Contoh , konsonan / t / pada kata kerja : ” tau ” ( bhs. Indo : taruh , memasukkan ) dengan konsonan / nt / pada kata sifat : ” ntau ” ( bhs. Indo : milik ) . Kedua kata ini : ” tau ” dan ” ntau ” memiliki kemiripan bentuk dan keterkaitan makna tetapi perubahan konsonan antara / t /  dengan/ nt / menyebabkan perubahan jenis kata .

4.    Perubahan fonem pada awal kata  menyebabkan perubahan jenis kata serta perubahan makna  tetapi tidak ada keterkaitan makna  kecuali kalau dilihat sebagai ungkapan . Contoh  : konsonan  / w / pada kata kerja : “ wari “ ( bhs. Indo : “ membalikkan “ ) dengan konsonan  / mb / dalam kata sifat : “ mbari“ ( bhs. Indo :keracunan “ atau “ mabuk “) . Perubahan  antara  konsonan  / w / dengan konsonan  / mb / menyebabkan perubahan jenis kata dan makna kata tanpa keterkaitan makna secara langsung kecuali makna ungkapan . Dalam hal ini kata  wari “ ( bhs.Indo :“ membalikkkan  ) dengan kata :mbari  “ (  bhs. Indo :keracunan atau mabuk “ ) sama  sekali  tidak memiliki keterkaitan makna secara langsung. Tetapi sebenarnya kata “ mbari “ (  bhs. Indo :   keracunan   atau  mabuk “ )  ini bermakna ungkapan untuk menunjukkan keadaan  seperti orang yang terbalik “ dari keadaan normal atau ada ketidak-warasan pada diri seseorang karena sesuatu hal . Dan pen-jelasan ini dapat diterima karena ada kata lain dalam bahasa Bima ( Nggahi Mbojo ) yaitu “ ta-mbari “ yang berarti : “ menoleh balik ke belakang “ . Jadi ada keterkaitan dalam makna ungkapan ( konotatif ) dan juga denotatif .

5.    Perubahan fonem pada awal kata menyebabkan perubahan makna tetapi masih tetap dalam keterkaitan makna serta perubahan bentuk kata tetapi tidak jenis kata tidak mengalami perubahan . Sebagai contoh : konsonan / w / pada kata kerja “ wari ( bhs. Indo : “ membalikkan “ ) dengan konsonan / mb / pada  kata  kerja “ mbali(bhs. Indo : berbalik “ ) . Memang kata kerja “ wari “( bhs. Indo : “ membalikkan“ ) tersebut  dapat dihubungkan dengan kata  sifat : “ mbari  “ ( bhs. Indo :  keracunan“ atau “mabuk “) sebagai ungkapan atau kata kerja  (ta)-mbari ( bhs. Indo :  menoleh ke belakang “ ) dan dengan  kata  kerja “ mbali “ ( bhs. Indo: “ balik , berbalik “ ). Hubungan kata kerja      wari “ ( bhs. Indo : “ membalikkan “ ) dengan kata kerja “ mbali “ ( bhs. Indo : “ berbalik “ ) ternyata menunjukkan adanya perubahan makna tetapi masih tetap dalam keterkaitan makna tanpa perubahan jenis kata karena sama-sama kata kerja tetapi bentuk katanya berubah .

Gambaran  varian  perubahan  fonem  /  konsonan  pada  awal  kata  bahasa  Bima ( Nggahi Mbojo ) yang disajikan di atas baru terbatas antara fonem / konsonan biasa dengan fonem / konsonan sengau . Berikut ini disajikan fonem/konsonan kosa kata bahasa Bima ( Nggahi Mbojo ) yang saling berhubungan dalam  keterkaitan makna .

1.    Fonem /konsonan  / b / dengan / mb / .
Contoh  :  beca (  membasahi / kata kerja ) ----- > mbeca (  basah /kata sifat )
                        baro ( meraup / kata kerja )  ----- > mbaro (   cebok  / kata kerja )

2.    Fonem /konsonan  / w / dengan / mb / .
Contoh  :  wou  ( bau / kata sifat  )   ------ >  mbou  ( terkenal / kata sifat )
                       wua  ( buah/kata benda ) ------ >  mbua  ( berbuah / kata sifat )
                       wira ( menggelar / kata kerja ) ---- > mbira ( tercabik / kata sifat )
                       wari ( balik / kata kerja )  ------ > mbari ( mabuk / kata sifat )
                                                                ------ > mbali ( balik /kata kerja )  .
 
3.    Fonem /konsonan  / t / dengan / nt / .
Contoh  : tuku ( tekuk , menekuk / kata kerja ) --- > ntuku ( cacat kaki yang tertekuk / kata sifat )
tau  ( memasukkan / kata kerja ) ----- > ntau ( milik / kata sifat )
keto ( ekor / kata benda ) ----- >  kento ( belakangan / kata sifat )
leto  ( jerat / kata kerja )  ------ > lento  ( tali jerat , laso / kata benda )
tewe  ( menjinjing / kata kerja ) ----- >  ntewe ( menggelantung / kata kerja - kata sifat  )
tuwu ( sambung/kata kerja ) --- > ntuwu ( terus menerus/kata sifat ).
te-e  ( tadah / kata kerja ) -----  > ( ka)-nte-e  ( kuat / kata sifat )

4.   Fonem /konsonan  / p / dengan / mp / .
      Contoh : puku  ( melipat / kata kerja ) ----- > mpuku ( cacat kaki atau tangan yang melipat / kata sifat )
                   poro  ( pendek / kata sifat ) ----- > (sa) mporo  ( sebentar / kata kete-
                                                                             rangan waktu )
                  poku ( balik / kata kerja ) ------ > mpoku ( maling / kata kerja -kata
                                                                            sifat )
5.   Fonem /konsonan  / d / dengan / nt / .
      Contoh  :  dolu  ( telur / kata benda )   ----- >  ntolu ( bertelur/kata kerja )
                   dembi ( tebing / kata benda ) ---- > ntembi ( lonjong kepala/kata sifat )                                                                           

6.      Fonem /konsonan  / d / dengan / nd / .
      Contoh  :  dore  ( merebahkan / kata kerja )    ------ >  ndore ( rebah-rebahan /
                                                                                            kata kerja )
                   dida  ( menekan / kata kerja  ) ------> ndida ( tertekan / kata sifat  )                                                                          
                      dala  ( jala / kata benda )         ------ >   ndala ( menjala /kata kerja )
                     
7.      Fonem /konsonan  / f / dengan / mp / .
      Contoh  :  fiko  ( telinga/ kata benda )    ------ >  mpiko ( tuli/kata sifat )
                  fou ( kejar / kata kerja ) ------ > mpou ( menggapai / kata sifat )                                                                               
                      fiki  ( picing pada mata /kata sifat ) ------ > mpiki ( sangat kecil/kata sifat  ).

8.      Fonem /konsonan  / c / dengan / nc / .
 Contoh  : cao ( berpapasan/ kata kerja )  ------ > ncao ( berkelahi/kata kerja )                                                                                              
                        cihu ( siku/ kata kerja –kata benda ) ------> ncihu (  tersinggung/kata sifat  )                                                                          

Dari contoh perubahan fonem/konsonan kosa kata bahasa Bima ( Nggahi Mbojo ) yang saling berhubungan dalam  keterkaitan makna ini , terlihat adanya proses nasalisasi pada konsonan tertentu : / b / -----> / mb / ;  / w / ------> / mb / ; / t / ------> / nt / ;  / p / ----->     / mp /  ;  / d / -----> / nt /  ;  / d / -----> / nd /; dan  / c / ------ > / nc / sehingga terbentuklah hubungan kekerabatan kosa kata bahasa Bima ( Nggahi Mbojo ) yang mengandung kedua fonem /konsonan terkait.
Di samping keterkaitan makna dua kosa kata  karena proses nasalisasi  atas konsonan biasa menjadi konsonan sengau ini , ada juga hubungan konsonan awal kata dari beberapa kosa kata sebagai kelompok kata yang mempunyai makna dasar yang sama . Dalam bahasa Bima ( Nggahi Mbojo ) banyak dijumpai kelompok kata yang mempunyai dasar kata yang sama , baik yang memiliki makna ataupun yang tidak mempunyai makna . Seperti dalam bahasa Indonesia , kita menjumpai beberapa kata  : / sebar / --- / tebar / --- / lebar /  yang mengandung konsep makna ruang atau bidang yang meluas dengan hubungan fonem /  konsonan  pada  awal  kata  :  / s / --- / t / --- / l /  dan  dasar kata  : / ebar / yang tidak memiliki arti leksikal . Hal serupa banyak ditemukan pada kosa kata bahasa Bima ( Nggahi Mbojo ) , antara lain :

1.        Fonem  : / s / --- / c / --- / d / --- / k / --- / t / .

      Contoh   :  / s / umpu   =   ujung  / kata benda
                       / c / umpu   =    habis , usai / kata sifat
                        / d / umpu    =    potongan kayu , sisa / kata benda
                        / k / umpu    =    terpotong / kata sifat
                        / t /  umpu    =    mandul , tidak berkelanjutan / kata sifat.

Kata-kata ini memiliki kekerabatan makna dengan dasar kata yang sama yaitu umpu “ yang tidak memiliki arti leksikal .  Kata “ umpu “ yang menjadi dasar kata ini hendaknya dibedakan dengan nama “ umpu “ yang lain  dan berarti siput . Tidak ada hubungan kata “ umpu “ ( siput ) dengan kosa kata yang berkerabatan makna dengan dasar kata “ umpu “ tersebut di atas .

2.        Fonem :  / - / --- / d / --- / nd / --- / h / --- / r / --- / p / --- / nt / --- / s / --- / c / --- / mb / --- / k / --- / l / --- dan / ngg / .

Contoh  :  / - / eko        =    lilit  / kata kerja
/ d / eko        =    melilit / kata kerja
/ nd / eko      =    melingkar , melilit / kata sifat
/ h / eko        =    mengelilingi , memutar / kata kerja
/ r / eko         =    ikat kepala yang dililitkan / kata benda
/ p / eko        =     memutar , membelok / kata kerja
/ nt / eko       =     berkelok -kelok / kata sifat
/ s / eko         =     mengaitkan kaki kepada kaki lawan / kata kerja
/ c / eko         =     penyiku tiang rumah panggung / kata benda
/ mb / eko      =    tidak lurus , melengkung / jata sifat
/ k / eko         =    mengelabui , menghindar / kata kerja
/ l / eko          =    membohongi , menipu / kata sifat
/ ngg / eko     =    duduk dengan kaki melipat / kata kerja-kata sifat

Terlihat kata “ eko “ merupakan dasar kata untuk sejumlah varian kata yang memiliki keterkaitan makna , yang semuanya menunjuk kepada pengertian sebagai sesuatu yang : melingkar , tidak lurus . Kata “ eko “ sendiri mempunyai arti leksikal dan dapat berdiri sendiri dalam kalimat . Di samping itu , di dapatkan pula beberapa kosa kata yang dikembangkan dari varian “ eko “ , misalnya : kukukeko dan kalileko atau kaleko yang berarti  menipu “ dan “ berbohong “ , wujud perilaku yang tidak lurus atau perilakuk bengkok . Dalam hal ini , kata “ eko “ merupakan morfem bebas

3.        Fonem :  / - / --- / d / --- / p / --- / l / --- / b/ --- / mb / --- / f / --- / r / 

      Contoh  : / - / onga        =   menengadah ke atas / kata kerja
                         / d / onga      =   melihat ke atas / kata kerja
                       / p/ onga   =   membalikkan  sehingga  mulut gelas atau tempayan mengarah ke bawah / kata kerja
                         / l / onga       =   berlobang  / kata sifat
                       / b / onga     =   memasukkan  ke mulut  yang  menganga  ke atas  / kata kerja
                        / mb / onga    =    boros / kata sifat
                       / f / onga       =    arah  kepala  yang  mengadah  sehingga  lobang hi-dung terlihat / kata sifat
                         / r / onga      =     berongga / kata sifat

Seperti halnya dengan dasar kata  eko “ , kata “ onga “ juga menjadi morfem yang memiliki  makna leksikal atau morfem bebas dan menjadi kata tersendiri serta  merupakan dasar kata untuk sejumlah varian kata yang mengandung morfem         onga “ dan memiliki keterkaitan makna antara satu dengan yang lain . Dari contoh , terlihat untuk sejumlah kata yang mengandung : “ onga “ selalu menunjukkan penampakan sesuatu yang berlobang . Didapatkan pula beberapa kosa kata yang dikembangkan dari morfem “ onga “ ini , seperti : “ baronga  “ yang berarti “ menatap sesuatu dengan mulut menganga “ atau “ melongo   dan “ karonga “ yang berarti “ lobang “.
Dan masih banyak lagi kosa kata bahasa Bima ( Nggahi Mbojo ) yang memiliki dasar kata yang sama dengan makna yang terkait satu dengan yang lain .

0 komentar:

Posting Komentar