Sabtu, 09 Juli 2022

AYAT-AYAT ALKITAB/BIBEL YANG BERTENTANGAN HANYA NAMPAKNYA SAJA BERTENTANG ( 5)

12. Yesus menyembuhkan satu orang buta ( Mrk. 10 : 46 - 52, Luk 18 : 35,38 ) atau dua orang buta ( Mat 20 : 30 ) ? Ayat-ayat Alkitab/Bibel yang dikemukakan pengasuh Katolisitas dikutip berikut menurut versi Alkitab LAI 1968 -1971 : a. Penyembuhan satu orang buta menurut : Markus 10 : 46 – 52 : ….. Apabila Yesus KELUAR DARI YERIKHO dengan murid-muridnya dan amat banyak orang sertanya, adalah ANAK TIMEUS bernama BARTIMEUS YANG BUTA, duduk di tepi jalan, meminta sedekah. ( 46 ) Setelah didengarnya bahwa itulah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru-seru, kata-nya : “ Ya Yesus, anak Daud, kasihankanlah hamba “. (47) Maka banyak orang menengking dia, menyuruh diam tetapi makin sangat ia berseru : “ Ya Anak Daud, kasihankanlah hamba ini “. (48) Maka berdirilah Yesus serta berkata : “ Panggilah dia “. Lalu mereka itupun memanggil orang buta itu, katanya : “ Pertetapkanlah hatimu, bangunlah, ia memanggil engkau “.(49) Maka ditinggalkannya selimutnya, lalu bangkit berdiri serta datang kepada Yesus.(50) Maka sahut Yesus serta berkata kepadanya : “ Apakah engkau suka yang aku ini akan perbuat bagimu ? “.Maka kata orang buta itu kepadanya : “ Ya Guru, mohonkanlah hamba dapat melihat “. (51) Maka kata Yesus kepadanya : “ Pergilah engkau, imammu sudah memulihkan engkau “. Seketika itu juga ia menerima penglihatannya, lalu mengikut Yesus sepanjang jalan. (52) Lukas 18 : 35,38 ( dikutip juga ayat 36 dan 37 sampai ayat 43 ) Tatkala ia DATANG DEKAT YERIKHO, adalah seorang buta duduk di tepi jalan meminta sedekah. ( 35) Serta didengarnya orang banyak lalu, maka ia pun bertanya : “ Apakah ini ? “. ( 36 ) Maka jawab orang kepadanya bahwa Yesus orang Nazaret lalu. ( 37) Maka berseru-serulah ia, katanya : “ Ya Yesus Anak Daud, kasihankanlah hamba “.(38) Maka orang yang berjalan dahulu itu menengking dia menyuruh diam, tetapi makin kuat ia berseru : “ Ya Anak Daud, kasihankanlah hamba “. (39) Maka berdirilah Yesus serta menyuruh orang membawa dia kepadanya. Setelah ia datang dekat lalu Yesus menanya dia. (40) “ Apakah yang engkau suka aku perbuat padamu ? “. Maka ia pun berkata : “ Ya Tuhan, mohonkanlah hamba dapat melihat “. (41) Maka kaya Yesus kepadanya : “ Melihatlah pula engkau ! Imam-mu sudah memulihkan engkau “. (42) Seketika itu juga, nampak pula ia lalu mengikut dia sambil memuliakan Allah. Maka segenap kaum yang melihat hal itu pun memuji-muji Allah. (43). b. Penyembuhan dua orang buta menurut Matius 20 : 30 ( dikutip dari ayat 29 sampai ayat 34 ). Apabila mereka itu BERJALAN KE LUAR DARI NEGERI YERIKHO maka amatlah banyak orang mengikut dia. (29) Maka adalah DUA ORANG BUTA duduk di tepi jalan serta didengarnya bahwa Yesus ada lalu, berseru-serulah keduanya, katanya : “ Ya Tuhan, ya ANAK DAUD, kasihankan-lah kami “. (30) Maka orang banyak itu menengking MEREKA itu menyuruh diam tetapi makin kuat KEDUANYA berseru, katanya : “ Ya Tuhan, ya ANAK DAUD, kasihanlah kami “. (31) Maka berdirilah Yesus serta memanggil KEDUANYA itu lalu berkata : “ Apakah yang kamu suka aku perbuat padamu ? “.(32 ) Maka kata MEREKA itu kepadanya : “ Ya Tuhan, mohonlah mata kami dicelikkan “. (33) Maka kasihanlah Yesus akan MEREKA itu, lalu menjamah matanya; maka seketika itu juga nampak pula MEREKA itu lalu mengikut dia .(34) Demikian versi-versi Matius- Markus dan Lukas tentang penyembuhan orang buta, yang sebenarnya ketiga versi menyajikan sejumlah perbedaan yaitu : - Menurut Matius 20 : 29 dan Markus 10 : 46 ,Yesus menyembuhkan orang buta KETIKA KELUAR MENINGGALKAN YERIKHO sedangkan menurut Lukas 18 : 35, Yesus menyembuhkan orang buta KETIKA DATANG DEKAT KE YERIKHO. - Ketika Bartimeus yang buta mendekati Yesus setelah berseru-seru kepada Yesus agar mengasihaninya dan disambut oleh Yesus, menurut Markus 10: 50, si buta Bartimeus dengan segera : “ ditinggalkannya selimutnya, lalu bangkit berdiri serta datang kepada Yesus “. Gambaran yang diberikan seakan- akan Bartimeus yang buta datang sendiri seperti orang yang tidak buta. Sama seperti yang digambarkan oleh versi Matius 20 : 32 : “ berdirilah Yesus serta memanggil KEDUANYA … “ yang berarti datang sendiri seakan-akan bukan orang buta. Menurut Lukas 18 : 40 , Yesus : “ … menyuruh orang membawa dia kepadanya “ . Gambaran yang diberi-kan yaitu orang buta itu benar-benar buta. Pengasuh Katolisitas hanya menfokus pada perbedaan jumlah orang buta antar versi Markus-Lukas yang menyebut “ SATU ORANG BUTA “ dengan versi Matius yang menyebut “ DUA ORANG BUTA “. Aspek perbedaan lain antar ketiga versi diabaikan. Pengasuh Katolisitas berupaya mempertahankan tidak adanya perbedaan antar versi Markus-Lukas dengan versi Matius mengenai JUMLAH ORANG BUTA yang disembuh-kan Yesus dengan menyajikan argumentasi alasan berikut : Kita lihat di sini bahwa Injil yang menyebutkan “ seorang ” yang disembuhkan, tidak mengatakan bahwa “ hanya satu orang/seorang saja ” yang disembuhkan ataupun “ hanya ia sendirian saja ” yang disembuhkan. Pernyataan yang bersilat lidah tanpa nalar logika yang benar. Gambaran kisah Markus 10 : 46 : “ …adalah ANAK TIMEUS bernama BARTIMEUS YANG BUTA, duduk di tepi jalan, meminta sedekah “ dan Lukas 18 : 35 : “ …. adalah seorang buta duduk di tepi jalan meminta sedekah “ hanya berkisah tentang SATU ORANG BUTA bukan DUA ORANG BUTA. Bila pernyataan apologi pengasuh Katolisitas ini benar, yaitu kata “ se-orang “ yang buta dan disembuhkan oleh Yesus bukan “ hanya satu orang/seorang saja “ atau “ hanya ia sendirian saja ” yang disembuhkan, siapa lagi orang buta yang disembuhkan Yesus selain ANAK TIMEUS bernama BARTIMEUS yang buta ( versi Markus 10 : 46 ) atau “ seorang buta “ ( versi Lukas 18 : 35 ) ? . Bagaimana penjelasan pengasuh Katolisitas dengan kisah yang diceritakan terkait dengan penyebutan “ ANAK TIMEUS bernama BARTIMEUS yang buta “ (versi Markus 10 : 46) sebagai penun-jukan diri identitas “ seorang buta “ ( versi Lukas 18 : 35 ) ?. Jadi kata “ seorang “ terkait dengan “ ANAK TIMEUS bernama BARTIMEUS yang buta “. Jangan kata “ seorang “ dipertentangkan dengan “ bukan hanya satu orang/seorang saja “ gara-gara ada awalan “ se “ yang berarti “ satu “ pada kata “ orang “ padahal awalan “ se “ tidak harus selalu diartikan dengan “ satu “. Sebagai contoh, kata “ sebagaimana “ apakah diartikan “ satu bagaimana “ dan kata “ sesungguhnya “ apakah diartikan : “ satu sungguhnya “ ?. Belajarlah tata bahasa Indonesia supaya tidak salah kaprah seperti itu. Kalau dikatakan “ seorang yang buta “ berarti yang buta itu adalah manusia, bukan binatang. Kalau dikatakan “ seekor monyet “ berarti monyet adalah binatang, bukan manusia. Oleh karena itu, tidak ada hubungan kata “ seorang “ yang dipahami dengan “ hanya satu orang/seorang saja ” yang disembuhkan ataupun “ hanya ia sendirian saja ” menurut nalar logika keliru pengasuh Katolisitas. Pengasuh Katolisitas menyajikan lawakan dengan pernyataan berikut : Sebab hanya jika Lukas mengatakan demikian, pernyataannya bertentangan dengan kedua penulis Injil yang lain. Namun yang ditulis Lukas adalah kurang lebih demikian : ada seorang buta yang duduk di pinggir jalan, lalu Yesus lewat dan ia mohon disembuhkan, dan Yesus menyembuhkan dia. Maka, penulisan ini tidak bertentangan dengan tulisan kedua Injil lainnya yang menyatakan bahwa yang disembuhkan ada dua orang buta. Pernyataan pengasuh Katolisitas yang dikutip, jelas keliru. Pengasuh Katolisitas menga-takan, perbedaan yang terjadi adalah antara Matius – Markus dengan Lukas (“ jika Lukas mengatakan demikian, pernyata-annya bertentangan dengan kedua penulis Injil yang lain “ ) padahal yang benar adalah perbedaan antara “ Markus – Lukas “ dengan “ Matius “. Keanehan terlihat pada pernyataan pengasuh Katolisitas : “ … yang ditulis Lukas adalah kurang lebih demikian : ada seorang buta yang duduk di pinggir jalan, lalu Yesus lewat dan ia mohon disembuhkan, dan Yesus menyembuhkan dia. Maka, penu-lisan ini tidak bertentangan dengan tulisan kedua Injil lainnya yang menyatakan bahwa yang disembuhkan ada dua orang buta “. Yang menyebut “ dua orang buta “ hanya Injil Matius sedangkan Markus dan Lukas menyebut “ seorang yang buta “. Sangat tidak benar pengasuh Katolisitas mengatakan “ penulisan ini “ - yang maksudnya penulisan versi Lukas - : “ tidak bertentangan dengan tulisan kedua Injil lainnya yang menyatakan bahwa yang disembuhkan ada dua orang buta “. Kekeliruan ini direvisi karena pernya-taan pengasuh Katolisitas berikutnya kembali mendudukkan yang sebenarnya antara “ Markus – Lukas “ de-ngan “Matius “ ( “ Lukas ataupun Markus menyebutkan satu di antara kedua orang itu “). Revisi yang tidak bermanfaat sama sekali karena pernyataan yang dikemukakan tetap tidak mampu membatalkan pertentangan Markus- Lukas dengan Matius apalagi diimbuhi kekeliruan dan kejanggalan sebagaimana yang telah ditunjukkan. Begitu pula de-ngan meletakkan di bawah payung: “ dapat terjadi “ dan “kemungkinan “ dengan berkata : Sebab dapat terjadi bahwa yang disembuhkan ada dua orang, hanya saja Lukas ataupun Markus menyebutkan satu di antara kedua orang itu, kemungkinan karena telah mengenal/ bertemu dengan orang itu, sehingga menyebutnya secara khusus. Markus bahkan menyebutkan namanya, yaitu Bartimeus. Satu pernyataan penjelasan yang pontang-panting. Menjelaskan “ kebenaran kitab suci “ tidak bisa dengan bermain akrobat kata-kata : “ dapat terjadi “ dan “ kemung-kinan “. Ketika pengasuh Katolisitas berkata : “ dapat terjadi “ lalu apa sebenarnya yang terjadi ?. Tentu yang dimaksud oleh pengasuh Katolisitas, “ yang terjadi “ adalah yang disembuhkan Yesus : “ dua orang buta “ menurut versi Matius, bukan “ satu orang buta “ versi Markus – Lukas. Apa alasannya ?. Walaupun di bawah payung “ kemung-kinan “, pengasuh Katolisitas menjelaskan: “ hanya saja Lukas atau pun Markus menye-butkan satu di antara kedua orang itu, kemungkinan karena telah mengenal/bertemu dengan orang itu, sehingga menyebutnya secara khusus. Markus bahkan menyebutkan namanya, yaitu Bartimeus “. Apakah karena Markus dan Lukas “ telah mengenal/bertemu “ dengan salah seorang dari “ dua orang buta “ itu, sehingga cukup menyebutnya dengan “ satu orang buta “ dan tidak perlu menyebut “ dua orang buta “ ?. Apakah demi-kian ?. Jelas ini merupakan kebohongan akibat semangat yang menggebu-gebu dalam upaya mempertahankan tidak ada pertentangan antar ayat-ayat Alkitab/Bibel dengan mendasarkan pada “ kemungkinan “ padahal ayat-ayat Alkitab/Bibel tersebut SANGAT JELAS BERTENTANGAN. Mana petunjuk ayat dalam Injil Lukas yang mengatakan, Lukas mengenal salah seorang dari “ dua orang buta “ tersebut ?. Tidak ada secuilpun kata yang bisa dijadikan dasar bagi pernyataan seperti itu. Atas dasar apa sehingga pengasuh Katolisitas mengatakan : “ … Lukas atau pun Markus menyebutkan satu di antara kedua orang itu ……“ ?. Begitu pula ketika dikaitkan dengan Markus bagi pernyataan “ telah mengenal/bertemu “ dengan salah seorang dari “ dua orang buta “ yang menyebut nama “ BARTIMEUS “ yang buta, apakah Markus menyaksikan sendiri peristiwa penyembuhan orang buta oleh Yesus tersebut ?. Menyimak pernyataan : “ Markus bahkan menyebutkan namanya, yaitu Bartimeus “ berarti pengasuh Katolisitas memiliki pemahaman, Markus pengarang Injil Markus menyaksikan sendiri peristiwa penyembuhan orang buta oleh Yesus. Satu KEBOHONGAN LUAR BIASA YANG SANGAT NYATA ditunjukkan pengasuh Katolisi-tas karena Markus BUKAN SAKSI MATA PERISTIWA PENYEMBUHAN ORANG BUTA OLEH YESUS. Para pakar Alkitab/Bibel mengungkapkan, Injil Markus BUKAN DIKA-RANG OLEH MARKUS melainkan dikarang oleh orang tidak dikenal dan menurut pen-dapat beberapa pakar Alkitab/Bibel, Injil Markus dikarang puluhan tahun sesudah pergi-nya ( menghulangnya ) Yesus. Di sinilah diketahui, pengarang Injil Markus dikarang oleh seseorang yang tidak dikenal sehingga atas dasar apa pengasuh Katolisitas menyakini : “ Markus bahkan menyebutkan namanya yaitu Bartimeus “ padahal BUKAN SAKSI MATA PERISTIWA tersebut ?. Sangat jelas, penyebutan nama orang buta: “ Bartimeus “ hanya pengisahan kembali oleh pengarang Injil Markus yang tidak dikenal, BUKAN KARENA PENGARANG INJIL MARKUS YANG TIDAK DIKENAL ITU, MENGENAL NAMA “ BARTIMEUS “ sebagai salah seorang dari “ DUA ORANG BUTA “ versi Matius. Jelaslah tidak ada ruang untuk mengatakan, Markus 10 : 46–52 dan Lukas 18 : 35,38 tidak bertentangan dengan Matius 20 : 30 bahkan sangat jelas kedua kelompok versi justru SANGAT BERTENTANGAN. Pada tema bahasan nomor 11 tentang perbedaan orang yang dirasuk setan, apakah satu orang ( versi Markus 5 : 2 - Lukas 8 : 27 ) ataukah dua orang ( versi Matius 8 : 28 ), pengasuh Katolisitas berkata : “ Perbedaan serupa juga terjadi dalam penulisan perikop Yesus menyembuhkan seorang atau dua orang yang buta berikut ini “. Telah dikemukakan, terkait dengan perbedaan versi Markus 5 : 2 - Lukas 8 : 27 ( satu orang dirasuk setan ) dengan versi Matius 8 : 28 ( dua orang dirasuk setan), pengasuh Katolisitas hanya bisa mengarahkan ke pembahasan tentang tidak ada perbedaan versi Markus 10 : 46 -52; Lukas 18 : 35,38 yang mengatakan Yesus menyembuhkan “ SATU ORANG BUTA “ dengan versi Matius 20 : 30 yang mengatakan Yesus menyembuhkan : “ DUA ORANG BUTA “. Padahal latar belakang kisah antara kedua perbedaan tidak sama sehingga alasan penjelasan pengasuh Katolisitas tentang tidak berbedanya versi Markus 5 : 2 - Lukas 8 : 27 dengan versi Matius 8 : 28 tentang orang dirasuk setan tidak terbukti sama sekali. 13. Berapa jumlah keledai yang digunakan Yesus memasuki Yerusalem? ( Mrk 11 : 2 ; Luk 19 : 30 : seekor ; Mat 21 : 2 : dua ekor ) Mengenai ayat-ayat Alkitab/Bibel yang dibicarakan dikutip sebagai berikut menurut versi Alkitab LAI 1968 . Markus 11 : 2 : Serta berkata kepada mereka itu : “ Pergilah kamu ke dusun yang di hadapan kamu; apabila kamu masuk ke dalamnya, kamu akan jumpa SEEKOR KELEDAI MUDA yang tertambat yang belum pernah ditunggang oleh seorang juapun ; orakkanlah talinya, bawa dia kemari. Lukas 19 : 30 : Katanya : “ Pergilah kamu ke kampong yang di hadapan kamu; apabila kamu masuk kampong itu, kamu akan jumpa SEEKOR ANAK KELEDAI tertambat, yang belum pernah ditunggang orang; orakkanlah talinya, bawa dia kemari. Matius 21 : 2 : Serta berkata kepada mereka itu : “ Pergilah kamu ke kampung yang di hadapan kamu, maka dengan segeranya kamu akan jumpa SEEKOR KELEDAI tertambat beserta DENGAN ANAKNYA ; orakkanlah talinya, bawa dia kepadaku. Dalam penjelasannya, pengasuh Katolisitas memulai dengan pertanyaan : “ Mana yang benar “ ?. Menjawab pertanyaan ini, pengasuh Katolisitas berkata : Tentang Tuhan Yesus memasuki Yerusalem dengan mengendarai keledai, adalah nubuat Nabi Zakaria, “ Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda ” ( Za 9 : 9 ). Pengaitan dengan Zakaria 9 : 9 hanya dilakukan pengarang Injil Matius sedangkan pengarang Injil Markus dan pengarang Injil Lukas, sama sekali tidak menyebutnya. Mengapa Markus dan Lukas tidak mencantumkan “ Nubuat Nabi Zakaria “ ?. Hal ini harus dijelaskan pengasuh Katolisitas. Fakta pertentangan Matius dengan Markus –Lukas khususnya mengenai jumlah keledai yaitu menurut Matius ada DUA EKOR KELEDAI dan menurut Markus dan Lukas hanya SATU EKOR KELEDAI tidak bisa dihapus dengan mengatakan: TIDAK BERBEDA. Memang pengarang Injil Matius punya hobi selalu mengaitkan ayat-ayat Perjanjian Lama antara lain Zakaria 9 : 9 sebagai penubuatan tentang Yesus tetapi pengenaannya tidak pernah tidak cocok. Hal ini bisa didiskusikan pada tema lain karena kalau diulas sekarang akan menyebabkan menjadi sangat panjang. Oleh karenanya bila membahas ketidak-bertentangan Markus 11 : 2 - Lukas 19 : 30 dengan Matius 21 : 2 bukan hanya pada aspek perbedaan “SEEKOR KELEDAI “ dengan “ DUA EKOR KELEDAI “ melainkan juga berkaitan dengan dasar atau latar belakang penubuatan yang menyebut tentang “ KELEDAI “. Lebih lanjut dengan merujuk The Navarre Bible Commentary , pengasuh Katolisitasberkata : “…. maksud Rasul Matius adalah bahwa Kristus menaiki anak keledai itu, namun bersamaan dengan itu, Ia juga mengarahkan induknya. Injil Markus dan Lukas hanya memfokuskan kepada masuknya Yesus ke kota suci Yerusalem dengan mengendarai anak keledai ( Mrk 11 : 2; Luk 19 : 30 ). Sedangkan Rasul Matius melihat anak keledai dan keledai sebagai penggenapan nubuat Zakaria, di mana keduanya disebutkan….“. Ketika berkata : “ …. Rasul Matius melihat anak keledai dan keledai sebagai pengge-napan nubuat Zakaria di mana keduanya disebutkan … “ pengasuh Katolisitas menunjukkan kekeliruan pemahamannya. Ada dua aspek kekeliruan pernyataan pengasuh Katolisitas yang sangat fatal yaitu : a. Pengasuh Katolisitas menyebut “ RASUL MATIUS “ yang berarti memiliki keyakinan, Injil Matius dikarang oleh murid Yesus yang bernama MATIUS. Padahal Injil Matius dikarang oleh seseorang tidak dikenal, bukan dikarang oleh MATIUS murid Yesus. K.Riedel dalam kitab “ TAFSIRAN INIL MATIUS “ ( hal. 14 ) yang diterbitkan BPK Jakarta ( sebuah lembaga penerbitan Katolik ) berkata : Menurut pendapat kita, PENGARANG INJIL MATIUS BUKANNYA SEORANG DARI KEDUA-BELAS RASUL melainkan seorang Kristen berbangsa Yahudi yang TIDAK DIKENAL. b. Menurut pengasuh Katolisitas, penyebutan “ SEEKOR KELEDAI tertambat beserta DENGAN ANAKNYA “ versi Matius sebagai penggenapan nubuat Nabi Zakaria padahal nubuat Nabi Zakaria hanya menyebut “ seekor keledai “ dengan identitas : “ seekor keledai beban yang muda “. Pengasuh Katolisitas sangat setuju dengan kisah YESUS MASUK YERUSALEM YANG MENAIKI DUA EKOR KELEDAI versi Matius tetapi mengentuti tanpa ampun NUBU-ATAN NABI ZAKARIA yang hanya menyebut : SEEKOR KELEDAI padahal justru ayat Zakaria 9 : 9 selalu ditunjuk penganut Kristen sebagai nubuatan tentang Yesus. Pengasuh Katolisitas berkilah : “ Injil Markus dan Lukas hanya memfokuskan kepada masuknya Yesus ke kota suci Yerusalem dengan mengendarai anak keledai (Mrk 11 : 2; Luk 19 : 30 ) “ untuk menunjukkan ketidak-berbedaan Matius 21 : 2 yang menyebut “ SEEKOR KELEDAI DAN ANAKNYA “ ( ber-arti “ DUA EKOR KELEDAI “ ) dengan Markus 11 : 2 - Lukas 19 : 30 yang menyebut “ SEEKOR KELEDAI “sejalan dengan ayat Zakaria 9 : 9. Hebatnya pengasuh Katoli-sitas !. Dari mana pengasuh Katolisitas menge-tahui, pengarang Injil Markus dan pengarang Injil Lukas sebenarnya mengetahui tentang “ DUA EKOR KELEDAI “ tetapi menfokus pada: “ masuknya Yesus ke kota suci Yeru-salem dengan mengendarai anak keledai “ ?. Demikian itu hanya penafsiran pengasuh Katolisitas yang harus diperdebatkan kebenarannya karena tidak memiliki dalil dalam Alkitab/Bibel. Begitu pula dengan “ Nubuat Nabi Zakaria “ yang diyakini semua penga-nut Kristen (- apa pun sekte yang dianut -) sebagai nubuatan tentang Yesus, yang hanya menyebut : “ mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda ” ( Zakaria 9 : 9 ), apakah Nabi Zakaria sebenarnya mengetahui, yang dikendarai oleh “ raja “ adalah “ DUA EKOR KELEDAI “ tetapi Nabi Zakaria dalam nubuatannya hanya menfokus pada “ SEEKOR KELEDAI “ ?. Tunjukkan dalilnya menurut ayat-ayat Alkitab/Bibel yang diyakini sebagai firman Tuhan, jangan mengedepankan penafsiran pribadi tanpa memiliki landasan yang kuat karena penafsiran pribadi bukan firman Tuhan. Berilah analisa dengan nalar logika yang benar menurut kriteria manusia waras. Untuk memahami maksud ayat-ayat yang dibahas pengasuh Katolisitas dalam upaya-nya menunjukkan ketidak-berbedaan antara Matius 21 : 2 yang menyebut “ SEEKOR KELEDAI DAN ANAKNYA “ ( berarti “ DUA EKOR KELEDAI “ ) dengan Markus 11 : 2 - Lukas 19 : 30 yang menyebut “ SEEKOR KELEDAI “ yang dinaiki Yesus ketika masuk Yerusalem berikut dikutip ayat-ayat dari ketiga versi kisah dimaksud . a. Matius 21 : 2,5,7 Versi Alkitab LAI 1976- 2000 : Dengan pesan : ‘ Pergilah ke kampung yang di depanmu itu dan di situ kamu akan segera menemukan seekor keledai betina tertambat dan anaknya ada di dekatnya . Lepaskan keledai itu dan bawalah keduanya kepadaku . Katakanlah kepada puteri Sion. Lihat, Rajamu datang kepadamu, Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda. Mereka membawa keledai betina itu bersama anaknya lalu mengalasinya dengan pa-kaian mereka dan Yesus pun naik di atasnya . Versi Alkitab LAI 1968- 1971 : Serta berkata kepada mereka itu : ‘ Pergilah kamu ke kampung yang di hadapan kamu maka dengan segeranya kamu akan jumpa seekor keledai tertambat beserta dengan anaknya ; orakkanlah talinya , bawa dia kepadaku . Katakanlah kepada puteri Sion , Tengok, Rajamu datang kepadamu . Dengan rendah hati-nya mengendarai seekor keledai yaitu seekor keledai muda, anak dari binatang yang menanggung kuk . Maka dibawanya keledai itu dengan anaknya serta membubuhkan ke atasnya pakaian mereka itu lalu duduklah ia di atasnya . Terlihat ada beberapa perbedaan antara kedua versi seperti penyebutan “ keledai beti-na “ versi Alkitab LAI 1976- 2000 sedangkan versi Alkitab LAI 1968-1971 hanya menyebut : “ keledai “ tanpa “ betina “ . Ayat Matius 21 : 5 versi Alkitab LAI 1976- 2000 menyebut “ seekor keledai beban yang muda “ dan versi Alkitab LAI 1968-1971 menyebutnya “ keledai muda “ tanpa disebut fungsi sebagai pengangkut beban. Anehnya Matius 21 : 7 versi Alkitab LAI 1968-1971 mengatakan : “ keledai itu dengan anaknya “ dan versi Alkitab LAI 1976 -2000 mengatakan : “ keledai betina itu bersama anaknya “. Dikaitkan dengan Matius 21 : 5, apakah “ keledai muda “ sudah bisa beranak ?. Terlihat, pengaitan Matius 21 : 5 dengan Matius 21 : 2,7 merupakan kejang-galan yang dilakukan pengarang Injil Matius yang punya hobi selalu mengaitkan ayat-ayat Perjanjian Lama sebagai penubuatan atas Yesus. Pantas saja versi Markus dan versi Lukas tidak mencantumkannya ayat semacam Matius 21 : 5 ; mungkin karena kejanggalannya. Pengasuh Katolisitas lebih setuju dengan versi Matius ketimbang versi Markus dan versi Lukas. Dalam manuskrip Vaticanus, kata “ keledai “ pada Matius 21 : 2,5,7 adalah “ ȏνον “ (onon) dan “ πὠλον “ (polon). Peneremahan kedua kosa kata pada versi-versi terjemah-an Injil Matius disajikan berikut : 1. The Emphatic Diaglott dalam terjemahan harfiah Manuskrip Vulgata, kata “ ȏνον “ (onon) dengan “ an ass “ dan kata “ πὠλον “ ( polon ) dengan “ a colt “ pada Matius 21 : 2 : “…an ass tied and a colt with her “. Sama seperti pada Matius 21: 7. Sedangkan pada Matius 21 : 5, kata “ ȏνον “ (onon) diterjemahkan “ an ass “ dan kata “ πὠλον “ ( polon ) diterjemahkan : “ a foal “ bukan “ a colt “ dengan keterangan : “ a son of a beast of burden “ (= seekor anak dari seekor binatang beban yang buas). 2. Holy Bible menterjemahkan kata “ ȏνον “ (onon) dengan “ an ass “ dan kata “ πὠλον “ ( polon ) dengan “ a colt “ pada Matius 21 : 2 : “…. ye shall find an ass tied and a colt with her “. Sama seperti pada Matius 21 : 7 . Sedangkan pada Matius 21: 5, kata “ ȏνον “ (onon) diter- jemahkan dengan “ an ass “ dan kata “ πὠλον “ (polon) dengan “ a colt the foal of an ass “. 3. The Jerusalem Bible –New Testament menterjemahkan kata “ ȏνον “ (onon) dengan “ a tethered donkey “ dan kata “ πὠλον “ ( polon ) dengan “ a colt “ pada Matius 21 : 2. Sama seperti pada Matius 21: 7. Sedangkan pada Matius 21: 5, kata “ ȏνον “ (onon) diterjemahkan : “ a donkey an ass “ dan kata “ πὠλον “ ( polon ) dengan “ a colt “ yang diberi keterangan : “ the foal of a beast of burden “ ( = seekor anak kuda dari seekor binatang beban yang buas ). 4. The Four Gospel menterjemahkan kata “ ȏνον “ ( onon) dengan “ donkey “ dan kata “ πὠλον “ ( polon ) dengan “ a colt “ pada Matius 21 : 2 : “…You find will be a tethered donkey and a colt with her “. Sama seperti pada Matius 21 : 7 . Sedangkan Matius 21 : 5, tidak tercantum kecuali diberi catatan kaki : “ This took place so that the word spoken through the Prophet might be fulfilled : Say to the Daughter of Sion, ‘ Behold thy King is coming to thee, humble and mounted on an ass and on a colt , the foal of an ass “. Ditiadakannya Matius 21 : 5 dalam versi The Four Gospel - sejalan dengan penyajian Markus dan Lukas yang tidak menyebutkannya sama sekali - mengindikasikannya sebagai ayat tambahan. Andaikata Matius 21 : 5 menjadi bagian ayat , berarti kata “ ȏνον “ (onon) diterjemahkan dengan “ an ass “ dan kata “ πὠλον “ (polon) dengan “ a colt the foal of an ass “. 5. Perjanjian Baru–New Testament : menterjemahkan kata “ ȏνον “ ( onon ) dengan “ an ass “ dan kata “ πὠλον “ ( polon ) dengan “ a colt “ pada Matius 21 : 2 : “…. ye shall find an ass tied and a colt with her “. Sama seperti pada Matius 21 : 7. Sedangkan pada Matius 21 : 5, kata “ ȏνον “ (onon) diterjemahkan dengan “ an ass “ dan kata “ πὠλον “ ( polon ) dengan “ a colt the foal of an ass “. 6. New Testament in Contemporary English : menterjemahkan kata “ ȏνον “ ( onon) dengan “ a donkey “ dan kata “ πὠλον “ (polon) dengan “ a colt “ pada Matius 21 : 2 : “…you will at once find a donkey and her a colt “. Sama seperti pada Matius 21 : 7. Sedangkan, kata “ ȏνον “ ( onon ) pada Matius 21 : 5 diterjemahkan : “ colt “ dan kata “ πὠλον “ ( polon ) dengan “ a donkey “ dalam kalimat : “ He comes on the colt of a donkey “. b. Markus 11 : 2,4,7 Versi Alkitab LAI 1976- 2000 : Dengan pesan : ‘ Pergilah kamu ke kampung yang di depanmu itu. Pada waktu kamu masuk di situ, kamu akan segera menemukan SEEKOR KELEDAI MUDA tertambat, yang belum pernah ditunggangi orang . Lepaskan keledai itu dan bawalah ke mari. Mereka pun pergi dan menemukan seekor keledai muda tertambat dekat pintu di luar di pinggir jalan lalu melepaskannya Lalu mereka membawa keledai itu kepada Yesus dan mengalasinya dengan pakaian mereka , kemudian Yesus naik ke atasnya . Versi Alkitab LAI 1968- 1971 : Serta berkata kepada mereka itu : ‘ Pergilah kamu ke kampung yang di hadapan kamu maka dengan segeranya kamu akan jumpa seekor keledai tertambat beserta dengan anaknya ; orakkanlah talinya , bawa dia kepadaku . Maka pergilah mereka itu, didapatinya seekor keledai muda tertambat dekat pintu di luar pada jalan lalu diorakkannyalah talinya Maka dibawanya keledai muda itu kepada Yesus serta membubuhkan ke atasnya pakaian mereka itu lalu duduklah ia di atasnya . Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua versi . Dalam manuskrip Vaticanus, kata “ keledai “ pada Markus 11 : 2,4,7 adalah “ πὠλον “ (polon ) yang diterjemahkan dengan “ a colt “. Tidak ada kata “ ȏνον “ (onon ). Penerjemahan kosa kata “ πὠλον “ ( polon ) pada versi-versi terjemahan adalah “ a colt “ kecuali New Testament in Contemporary English : menterjemahkan kata “ πὠλον “ ( polon ) dengan “ a young donkey “ pada Markus 11 : 2 : “…. you will find a young donkey “ dan dalam Markus 21 : 7 diterjemahkan dengan “ the donkey “ bukan “ a young donkey “. c. Lukas 19 : 30, 33, 35 Versi Alkitab LAI 1976- 2000 : Dengan pesan : ‘ Pergilah kamu ke kampung yang di depanmu itu. Pada waktu kamu masuk di situ, kamu akan segera menemukan SEEKOR KELEDAI MUDA tertambat, yang belum pernah ditunggangi orang . Lepaskan keledai itu dan bawalah ke mari. Ketika mereka melepaskan KELEDAI itu, berkatalah orang yang empunya KELEDAI itu : “ Mengapa kamu melepaskan KELEDAI itu ? “. Mereka membawa KELEDAI itu kepada Yesus lalu mengalasinya dengan pakaian mereka dan menolong Yesus naik ke atasnya . Versi Alkitab LAI 1968- 1971 : katanya : ‘ Pergilah kamu ke kampung yang di hadapan kamu; apabila kamu masuk kampung itu, kamu akan jumpa SEEKOR ANAK KELEDAI tertambat, yang belum pernah ditunggang orang ; orakkanlah talinya, bawa dia kemari . Sedang mereka itu mengorakkan tali ANAK KELEDAI itu maka kata orang yamng mempu-nyainya : “ Apakah sebabnya kamu lepaskan ANAK KELEDAI itu ?” Lalu dibawanyalah kepada Yesus dan dihamparkannya pakaiannya sendiri di atas ANAK KELEDAI itu serta didudukkannya Yesus di atasnya. Terdapat perbedaan antara kedua versi dalam penyebutan “ ANAK KELEDAI “ ( versi Alkitab LAI 1968- 1971 ) dengan “ KELEDAI MUDA “ ( versi Alkitab LAI 1976- 2000 ). Sebutan “ ANAK KELEDAI “ terlalu umum karena keledai tua juga adalah anak keledai seperti penyebutan keledai yang baru dilahirkan sedangkan sebutan “KELEDAI MUDA “ sejalan dengan keadaan “ belum pernah ditunggangi orang “ yaitu keledai dewasa bukan keledai yang baru dilahir-kan dan juga bukan pula keledai tua. Kata “ keledai “ pada Lukas 19 : 30,33, 35 dalam manuskrip Vaticanus, adalah “ πὠλον “ ( polon ) yang diterjemahkan dengan “ colt “. Tidak ada kata “ ȏνον “ ( onon ). Sama seperti versi Markus, penerjemahan kosa kata “ πὠλον “ ( polon ) pada versi-versi terjemahan adalah “ a colt “ kecuali New Testament in Contemporary English : menterjemahkan kata “ πὠλον “ ( polon ) dengan “ a young donkey “ pada ayat Lukas 19 : 30 : “…. you will find a young donkey “ dan dalam Markus 19 : 35 diterjemahkan dengan “ the donkey “ bukan “ a young donkey “. Ada empat sebutan/istilah untuk menyebut “ keledai “ pada semua versi terjemahan bahasa Inggeris yaitu : the ass, the colt , donkey dan the foal pada ayat-ayat Matius 21 : 2,5,7 ; Markus 11: 2,4,7 dan Lukas 19 : 30, 33, 35. Apakah keempat kosa kata yang disebutkan mempunyai makna yang sama untuk diterjemahkan dengan keledai ? Menurut kamus AN ENGLISH – INDONESIAN DICTIONARY oleh John M. Echols dan Hassan Shadily : - ass : keledai ( dipakai juga sebagai ungkapan : orang bodoh , pantat ). - colt : anak kuda jantan ( diadopsi menjadi : nama jenis pistol ). - foal : anak kuda ( dalam kata kerja intransitif : beranak kuda ) - donkey : keledai. Sebutan “ colt “ yang mengkhusus sebagai “ anak kuda jantan “ ditegaskan pula dalam situs Google : The term " COLT " only describes young male horses and is not to be confused with FOAL, which is a horse of either sex less than one year of age. Similarly, A YEARLING is a horse of either sex between the ages of one and two. A young female horse is called A FILLY, and A MARE once she is an adult animal. Istilah “ COLT “ hanya menggambarkan : KUDA JANTAN MUDA dan jangan dibingungkan dengan “ FOAL “, yaitu seekor kuda dari salah satu jenis kelamin [ jantan atau betina, pen ] yang umurnya kurang dari satu tahun. Hal yang sama, yaitu YEARLING adalah seekor kuda dari salah satu jenis kelamin [jantan atau betina, pen ] yang berumur antara satu dan dua tahun. Kuda betina yang musa disebut : A FILLY dan A MARE ( kuda betina ) adalah seekor binatang dewasa. Wikipedia memberi pengertian yang lebih umum yaitu : ...... a colt is an uncastrated ( intact ) male horse, pony, donkey, or mule younger than four years of age. ....... A COLT adalah KUDA JANTAN, KUDA KERDIL, KELEDAI atau BAGAL muda yang ber-umur empat tahun yang murni ( tidak dikebiri ) ..... Didapatkan pula pengertian “ A COLT “ yang dikatakan hanya berhubungan dengan “ MALE DONKEY “ ( keledai jantan ). Berbeda dengan penyebutan : “ KUDA JANTAN “ menurut versi yang dikemukakan sebelumnya. Kata “ KELEDAI “ dijumpai dalam Bilangan 22 : 21- 33 ( kecuali ayat 24 dan 26 ). Istilah yang digunakan dalam Alkitab/Bibel versi terjemahan bahasa Inggeris yaitu : “ the ass “ ( Holy Bible ) – “ donkey “ ( Good News Bible ); keduanya diartikan “keledai “ ; bukan “ a colt “ dan “ a foal “. Terlihat beragamnya istilah dalam versi-versi Alkitab/Bibel dalam bahasa Inggeris yang digunakan untuk kata “ KELEDAI “ ( versi Alkitab LAI ). Berpegang pada kamus AN ENGLISH – INDONESIAN DICTIONARY - John M. Echols dan Hassan Shadily, didapatkan kejanggalan-kejanggalan pada beberapa versi terje-mahan, khususnya terjemahan Alkitab/Bibel versi-versi berbahasa Inggeris. Ketika versi Markus dan versi Lukas menterjemahkan kata “ πὠλον “ ( polon ) dengan “ a colt “ yang maknanya : ANAK KUDA JANTAN ( menurut kamus AN ENGLISH – INDONESIAN DICTIONARY - John M. Echols dan Hassan Shadily ) berarti hewan yang disuruh ambil oleh Yesus adalah: ANAK KUDA JANTAN, BUKAN KELEDAI !. Bagaimana pengasuh Katolisitas menjelaskannya ?. Mungkin akan berkilah, ANAK KUDA JANTAN sama saja dengan KELEDAI. Jika demikian kilahnya, berarti ada yang salah pada pengasuh Kato-lisitas. Jika dimaksudkan dengan “KELEDAI “ adalah “ a young donkey “ ( menurut penerjemahan atas kata “ πὠλον “ ( polon ) versi New Testament in Contemporary English atas Markus 11 : 2 – Lukas 19 : 30 yang berarti “ keledai muda “ ) dan “ the donkey “ yang berarti “ keledai “ ( Markus 21 : 7 – Lukas 19 : 35 ) bukan “ a young donkey “, lebih sesuai dibanding versi Matius. Artinya, Penerjemahan kata “ πὠλον “ ( polon ) dengan “ COLT “ adalah satu kekeliruan. Bahasan yang disajikan terkait dengan istilah “ πὠλον “ ( polon ) pada versi Markus dan versi Lukas. Bagaimana dengan versi Matius?. Menyimak Matius 21: 2,5,7 dari ragam versi yang disajikan, terlihat perbedaan-perbeda-an yang menyolok antar versi. Mana yang benar ?. Kata “ πὠλον “ ( polon ) pada versi-versi terjemaham bahasa Inggeris yang dikutip , ada yang menterjemahkannya dengan “ a colt “ - “ a foal , a son of a beast of burden “ - “ a colt the foal of an ass “ - “ a colt the foal of a beast of burden “ - “ a donkey “. Mana terjemahan yang sebenarnya ?. Istilah-istilah dalam Matius 21 : 2,5,7 dari ragam versi terjemahan berbahasa Inggeris yang disajikan diterjemahkan dengan merujuk ke kamus AN ENGLISH – INDONESIAN DICTIONARY - John M. Echols dan Hassan Shadily, apakah sesuai dengan sebutan “ KELEDAI “ pada versi terjemahan bahasa Indonesia ( Alkitab LAI – Perjanjian Baru LBI ). a. Menurut Holy Bible, Matius 21 : 2 : “ find an ass tied and a colt with her “ yang berarti : “ menemukan seekor keledai dan seekor anak kuda jantan yang ber-sama keledai itu “.Matius 21 : 5 mengatakan : “ a colt the foal of an ass “ yang berarti : “ seekor anak kuda jantan yaitu anak kuda dari seekor keledai “. Berarti keledai beranakkan anak kuda jantan. Matius 21: 7 mengatakan : “ and brought the ass and the colt ...“ yang berarti : “ memasangkan pada keledai dan anak kuda jantan...“. Artinya yang dipasangi pelana pada kedua binatang yaitu “ KELEDAI “ dan “ ANAK KUDA JANTAN “. b. Menurut Good News Bible, Matius 21 : 2 : “ a donkey tied up with her colt beside her “ yang diterjemahkan : “ seekor keledai yang terikat bersama anak kuda jantan-nya disampingnya “. Hal yang sama disebut pula dalam Matius 21 : 7. Matius 21 : 5 menjelaskan mengenai “ colt “ yaitu : “ the foal of a donkey “ yang diterjemahkan : “ anak kuda dari keledai “. Artinya keledai mempunyai anak berupa anak kuda, sama seperti yang disebut dalam versi Holy Bible. c. The Jerusalem Bible-New Testament mengatakan hal yang sama. Hanya pada Matius 21 : 5 dijelaskan mengenai “ colt “ yang sedikit berbeda yaitu : “ the foal of beast of burden “ yang diterjemahkan : “anak kuda dari binatang beban “ sedang-kan binatang beban bisa saja keledai atau kuda. d. Menurut terjemahan harfiah Greek Text , Matius 21 : 2 : “ an ass having been bound and a foal with her “ yang berarti : “ seekor keledai yang terikat dan seekor anak kuda bersamanya “ . Tidak jelas apakah anak kuda adalah jantan atau betina. Hanya disebut “ anak kuda “. Holy Bible menyebutnya : anak kuda jantan. Ayat Matius 21 : 5 ,7 mengatakan hal yang sama yaitu : “ an ass “ ( seekor keledai ) dan “ a foal “ ( seekor anak kuda ), sama seperti pada Matius 21 : 2. e. Menurut terjemahan dalam The Empatic Diaglott, “ an ass tied and a colt with her “ yang diterjemahkan : “ seekor keledai yang terikat dan seekor anak kuda jantan bersamanya “. Ayat Matius 21 : 5,7 mengatakan hal yang sama : “ an ass “ (seekor keledai) dan “ a colt “ ( seekor anak kuda ), sama seperti pada Matius 21 : 2. Terlihat betapa versi Matius sangat compang-camping dalam mengisahkan hewan yang ditunggangi Yesus. Versi Markus dan versi Lukas tidak terlalu menunjukkan nilai kecom-pang-campingan seperti itu. Dengan fakta yang demikian, bagaimana pengasuh Katoli-sitas bisa mengatakan , versi Matius yang menyebut “ DUA EKOR KELEDAI “ tidak berbeda dengan versi Markus-versi Lukas yang menyebut “ SEEKOR KELEDAI “ ? Lebih mengherankan, ayat Matius 21:7 mengatakan, setelah para murid membawa “ the ass and the colt “ ( Holy Bible ) – “ keledai dan anaknya “ ( Alkitab LAI 1968 / Alkitab LAI 1976 ) - “ the donkey and the colt “ ( Good News Bible ) – “ the ass and the foal “ (Greek Text – The Emphatic Diaglott ), para murid memasang pakaian mereka sebagai pelana di atas punggung “ the ass and the colt “ sesuai dengan kalimat : “ and put on them their clothes “. Kata “ them “ menunjuk pada kedua binatang itu. Para murid : “ and they set him thereon “ atau mendudukkan Yesus di atas punggung “ the ass and the colt “ ( keledai dan anak kuda jantan ). Hal ini sangat jelas dikatakan versi Greek Text : “ they caused to sit on of them “ yang maksudnya para murid menduduk-kan Yesus di atas punggung kedua binatang. Kata “ them “ menunjuk “ the ass and the colt “ ( keledai dan anak kuda jantan ). Juga dari pemahaman atas teks versi The Em-phatic Diaglott : “ put their mantles over them and made him ride “ dan versi Good News Bible : “ threw their cloaks over them, and Jesus got on “ . Sulit dibayangkan bagaima-na mungkin Yesus duduk di atas punggung keledai sambil duduk di atas pung-gung anak kuda jantan dan mengendarainya . Sangat hebat ! Hal ini hanya dilakukan tukang akrobat dalam satu pertunjukan sirkus, kaki kanan di atas punggung keledai sedangkan kaki kiri di atas punggung anak kuda jantan. Tentu Yesus bukan tukang akrobat , dan Yesus tidak pula berdiri di atas punggung kedua binatang itu dengan kaki mencangkang pada kedua punggung binatang melainkan duduk. Bagai-mana cara Yesus menempatkan pantatnya ketika duduk di atas kedua punggung binatang secara bersamaan dalam waktu yang sama ? . Gambaran kepintaran Yesus berakrobat dapat ditangkap pula dari versi Alkitab LAI 1976 ( - juga dari versi Alkitab LAI 1968 ) : “ Maka dibawanya keledai itu dengan anaknya “ dan setelah membubuhkan pakaian mereka ke atas keledai itu dengan anaknya , “ lalu duduklah ia di atasnya “ yaitu duduk di atas punggung keledai dan anaknya . Apakah Yesus mengendarai keledai ( the ass ) dan anak kuda jantan ( the colt ) secara bersamaan dalam waktu yang sama ? Kalau merujuk ayat Matius 21 : 5 versi Alkitab LAI, jelas mustahil. Matius 21 : 5 versi Alkitab LAI 1968 menginfor-masikan : “ mengendarai seekor keledai yaitu seekor keledai muda , anak dari bina-tang yang menanggung kuk “. Jadi yang dikendarai oleh Yesus adalah seekor keledai muda, anak keledai beban, bukan induk keledai atau keledai beban sekalipun muda. Apapun upaya yang hendak ditegakkan menghindari keanehan Yesus duduk dan mengendari keledai dan anak kuda jantan secara bersamaan dalam waktu yang sama dengan menggunakan ayat Matius 21 : 5 versi Alkitab LAI 1968, namun hal itu harus menafikan dulu ayat Matius 21 : 5 versi Holy Bible dan lainnya yang menyebut Yesus “ sitting upon an ass and a colt the foal of an ass “ ( duduk di atas keledai dan anak kuda jantan anak dari keledai ) . Keanehan yang melukiskan Yesus sebagai TUKANG AKROBAT dalam sirkus ini tidak akan muncul bila berpegang pada versi Markus dan versi Lukas yang hanya menyebut “ keledai muda yang belum pernah ditunggang oleh seorang juapun “ ( Alkitab LAI 1968 - Alkitab LAI 1976 ) atau “ a colt “ ( = seekor anak kuda jantan ) ( Holy Bible , terjemahan The Emphatic Diaglott, Greek Text ). Tidak akan ada keanehan seperti yang digambarkan versi Matius yaitu Yesus mengendarai keledai dan anak kuda jantan secara bersamaan dalam waktu yang sama seperti tukang akrobat dalam sebuah sirkus . Fakta penting yang terangkat pada ayat Matius 21 : 2,5,7 yaitu pengisahan yang disajikan penuh dengan kejanggalah sebagai hasil dari peru-bahan-perubahan sehingga terjadi perbedaan antar versi. Berdasarkan fakta yang demikian, pengasuh Katolisitas sangat keliru mengatakan, Matius 21 : 2,5,7 tidak bertentangan dengan Markus 11: 2,4,7 dan Lukas 19 : 30,33, 35 ?. Tidak akan ada satupun argumentasi yang bisa dikemukakan untuk mengatakan Matius 21 : 2,5,7 tidak bertentangan dengan Markus 11: 2,4,7 dan Lukas 19 : 30,33,35.

0 komentar:

Posting Komentar