Selasa, 05 Juli 2022
AYAT-AYAT ALKITAB/BIBEL YANG BERTENTANGAN HANYA NAMPAKNYA SAJA BERTENTANGAN ? (2)
LANJUTAN :
D. 8 tahun atau 18 tahun ( 2 Taw 36 : 9 dan 2 Raj 24 : 8 )?
Terkait dengan adanya tuduhan pertentangan antara 2 Tawarikh 36 : 9 dan 2 Raja-Raja 24 : 8, pengasuh Katolisitas memberi penjelasan yang hendak mene-gaskan, yaitu antara kedua ayat tidak bertentangan melainkan HANYA NAMPAKNYA SAJA BER-TENTANGAN, sekalipun angka “ 8 “ sangat jelas berbeda dengan angka “ 18 “. Penjelasan pengasuh Katolisitas dikutip berikut :
Pada 2 Tawarikh 36 : 9 ( 2 Chronicle 36 : 9 ), Yoyakhin menjadi raja pada umur 8 tahun, sementara pada 2 Raja-raja 24 : 8 ( 2 Kings 24 : 8 )
berumur 18 tahun. Demikianlah penjelasan yang dirangkum dari Haydock Catholic Commentary Bible:
Ketika Yoyakhin dihubungkan dengan tahta bapanya dalam kerajaan Yehuda, ia berumur delapan tahun, namun setelah ayahnya Yoyakim meninggal
dunia, dan ia sendiri meme-rintah menggantikan ayahnya, Yoyakhin berumur delapan belas tahun ( 2 Raj 24 : 8 ).
Jika dalam terjemahannya LAI menyamakan teks menjadi 18 tahun (atas berdasarkan teks Septuaginta, Syriac dan Arab) juga tidak mengubah
kenyataan bahwa jika perbedaan teks tetap dipertahankan, juga kedua teks tersebut dapat sama-sama benar. Sebab dimungkinkan di zaman kerajaan
masa itu untuk mengangkat putera mahkota sebelum raja yang berkuasa itu wafat, walaupun sang putera mahkota tersebut baru resmi naik tahta/
memimpin sebagai raja yang berkuasa penuh setelah ayahnya wafat.
Sebelum menglas penjelasan pengasuh Katolisitas, terlebih dahulu dikutip kedua ayat yang dibahas menurut versi HOLY BIBLE sebagai berikut :
II Chronicles 36 : 9 .
Je-hoi’a-chin was eight years old when he began to reign, and he reigned in Jerusalem three months and ten days in Jerusalem ; and he did
that which was evil in the sight of the Lord.
( Yeyakhin berumur delapan tahun ketika ia mulai menjadi raja dan ia menjadi raja di Ye-rusalem tiga bulan dan sepuluh hari di Yerusalem; dan ia
melakukan yang jahat dalam pandangan Tuhan )
II Kings 24 : 8 – 9 :
Je-hoi’a-chin was eighteen years old when he began to reign, and he reigned in Jerusalem three months. And his mother’s name was Nehush’ta. The
daughter of El-na’than of Jerusalem.
( Yeyakhin berumur delapan belas tahun ketika ia mulai naik jadi raja dan ia memerintah tiga bulan. Dan nama ibunya adalah Nehusta, anak Elnatan
dari Yerusalem )
And he did that which was evil in the sight of the Lord, according to all that his father had done.
( Dan ia berbuat yang jahat dalam pandangan Tuhan menurut semua yang dilakukan ayahnya ).
Pengasuh Katolisitas berkomentar: “ Pada 2 Tawarikh 36 : 9 ( 2 Chronicle 36 : 9 ), Yoyakhin menjadi raja pada umur 8 tahun, sementara pada 2 Raja-raja 24:8 ( 2 Kings 24 : 8 ) berumur 18 tahun “. Dengan komentar ini, pengasuh Katolisitas mengakui ada-nya perbedaan angka yang tertulis : “ 8 tahun “ ( 2 Tawarikh 36 : 9 - 2 Chronicle 36 : 9 ) dengan “ 18 tahun “ ( 2 Raja-raja 24 : 8 - 2 Kings 24 : 8 ) . Namun pengasuh Katolisitas dengan keterangannya hendak menunjukkan tidak adanya perbedaan umur Yoyakhin ketika menjadi raja antara angka “ 8 tahun “ ( 2 Tawarikh 36 : 9 - 2 Chronicle 36 : 9 ) dengan “ 18 tahun “ ( 2 Raja-raja 24 : 8 - 2 Kings 24 : 8 ) mengenai dengan menyo-dorkan penjelasan Haydock Catholic Commentary Bible :
Ketika Yoyakhin dihubungkan dengan tahta bapanya dalam kerajaan Yehuda, ia berumur delapan tahun, namun setelah ayahnya Yoyakim meninggal dunia, dan ia sendiri memerintah menggantikan ayahnya, Yoyakhin berumur delapan belas tahun ( 2 Raj 24 : 8 ).
Penjelasan yang sangat mengelabui dan tidak jelas !. Apa hubungan umur Yoyakhin 8 tahun untuk “ dihubungkan dengan tahta bapanya dalam kerajaan Yehuda “ padahal menurut 2 Tawarikh 36 : 9 ( 2 Chronicle 36 : 9 ) sangat jelas dikatakan : “ was eighteen years old when he began to reign “(umur Yehoyakhin delapan tahun ketika mulai naik tahta “)?. Macam-macam saja apologi yang disajikan. Menjadi pertanyaan, dalam hal apa sehing-ga Yoyakhin yang berumur 8 tahun harus “ dihubungkan dengan tahta bapanya dalam kerajaan Yehuda “?. Tunjukkan ayat Alkitab/Bibel pendukung pernyataan demikian.
Perbedaan angka “ 8 tahun “ ( 2 Tawarikh 36 : 9 / 2 Chronicle 36 : 9 ) dengan “ 18 ta-hun “ ( 2 Raja-raja 24 : 8 / 2 Kings 24 : 8 ) yang disebut dalam Holy Bible dipertanyakan karena sejumlah Alkitab/Bibel seperti ayat 2 Chronicles 36: 9 dalam Good News Bible tertulis : “ eight years old “ bukan “ eighteen years old “. Begitu pula Alkitab-Perjanjian Lama LAI 1971 – 1976 – 1986 -2000 menulis : “ berumur delapan belas tahun “ ( II Tawarikh 36 : 9 ) sehingga tidak ada perbedaan dengan ayat II Raja-Raja 24 : 8. Jelas yang mengatakan angka “8 tahun “ (2 Tawarikh 36 : 9 - 2 Chronicle 36 : 9 ) dengan “ 18 tahun “ ( 2 Raja-raja 24 : 8 / 2 Kings 24 : 8 ) adalah Holy Bible, bukan versi Alkitab/Bibel lainnya . Terkait fakta " keamburadulan “ ayat Alkitab/ Bibel yang demikian, pengasuh Katolisitas berapologi :
Jika dalam terjemahannya LAI menyamakan teks menjadi 18 tahun ( atas berdasarkan teks Septuaginta, Syriac dan Arab ) juga tidak mengubah kenyataan bahwa jika perbedaan teks tetap dipertahankan, juga kedua teks tersebut dapat sama-sama benar. Sebab dimungkin-kan di zaman kerajaan masa itu untuk mengangkat putera mahkota sebelum raja yang ber-kuasa itu wafat, walaupun sang putera mahkota tersebut baru resmi naik tahta/ memimpin sebagai raja yang berkuasa penuh setelah ayahnya wafat.
Menurut pengasuh Katolisitas , Lembaga Alkitab Indonesia ( LAI ) ( – sebenarnya bukan hanya LAI melainkan juga The Bible Society dan lainnya - ) mendasarkan pada teks Septuaginta , Syriac dan Arab sehingga tertulis angka “ 18 tahun “ ( 2 Tawarikh 36 : 9 / 2 Chronicle 36 : 9 ). Apakah itu satu kesalahan ? . Sandaran Holy Bible sehingga menulis angka “ 8 tahun “ pada ayat 2 Tawarikh 36 : 9 / 2 Chronicle 36 : 9 berdasarkan naskah VULGATA Apakah itu merupakan kesalahan ?. Mana yang benar antara teks Septuaginta - Syriac - Arab dengan teks VULGATA ?.
Dari penjelasan pengasuh Katolisitas, dipahami ada dua sumber berbeda yang diguna-kan masing-masing antara LAI [ juga The Bible Society] dengan Holy Bible. Mana yang benar antara kedua sumber tentang umur Yehoyakhin ketika dinobatkan sebagai raja ?. Namun pengasuh Katolisitas berapologi : “ …jika perbedaan teks tetap dipertahankan, juga kedua teks ter-sebut dapat sama-sama benar “. Bagaimana dikatakan sama-sama benar antara angka “ 8 tahun “ dengan “ 18 tahun “ terkait dengan umur Yehoyakhin ketika dinobatkan sebagai raja ?. Cara berapologi yang asal-asalan. Otak anak SD sangat sulit menerima pernyataan demikian. Sangat jelas versi 2 Tawarikh 36 : 9 / 2 Chronicle 36 : 9 yang menyebut umur Yehoyakhin “8 tahun “ ketika menjadi raja dengan 2 Raja-raja 24 : 8 / 2 Kings 24 : 8 yang menyebut umur Yehoyakhin “ 18 tahun “ ketika menjadi raja . Penjelasan pengasuh Katolisitas tidak memiliki dasar sedikitpun.
Menyimak kedua ayat – 2 Tawarikh 36 : 9 - 2 Chronicle 36 : 9 dan 2 Raja-raja 24 : 8 - 2 Kings 24: 8 – perbedaannya bukan hanya mengenai angka “ 8 tahun “ ( 2 Tawarikh 36 : 9 / 2 Chronicle 36 : 9 ) dengan “ 18 tahun “ ( 2 Raja-raja 24 : 8 / 2 Kings 24 : 8 ) melainkan juga perbedaan angka “ 3 bulan 10 hari “ ( 2 Tawarikh 36 : 9 / 2 Chronicle 36 : 9 : “three months and ten days “ ) dengan “ 3 bulan “ ( 2 Raja-raja 24 : 8 / 2 Kings 24 : 8 : “ three months “ ). Mana yang benar apakah “ 3 bulan 10 hari “ versi 2 Ta-warikh 36 : 9 /2 Chronicle 36 : 9 ataukah “ 3 bulan “ versi 2 Raja-raja 24 : 8 / 2 Kings 24 : 8 ?. Ataukah menurut pengasuh Katolisitas, kedua angka tidak berbeda, hanya nampaknya saja berbeda ?. Bagaimana penje-lasan menurut ayat-ayat Alkitab/Bibel ?.
Perbedaan lainnya yaitu versi 2 Raja-Raja ( II Kings 24 : 8–9) menyebut nama ibu dari Yehoyakhin yaitu “ his mother’s name was Nehush’ta. The daughter of El-na’than of Jerusalem “. Hal ini tidak tercantum dalam 2 Tawarikh 36 : 9 ( 2 Chronicle 36 : 9 ). Perbedaan-perbedaan yang tidak tersentuh antara versi 2 Tawarikh 36 : 9 ( 2 Chronicle 36 : 9 ) dengan versi 2 Raja-Raja ( II Kings 24 : 8–9 ) yang diungkapkan supaya dijelas-kan oleh pengasuh Katolisitas.
5. Tuhan atau Iblis yang menghasut Daud ( 2 Sam 24 : 1 dan 1 Taw 21 : 1 ) ?
Berikut dikutip ayat 2 Samuel 24 : 1 dan 1 Tawarikh 21 : 1 menurut Alkitab LAI 1968 .
Bermula, maka kembali pula berbangkitlah murka TUHAN akan orang Israil, diajaknya Daud akan lawan mereka itu, katanya : “ Bilanglah olehmu akan
orang Israil dan akan orang Yehuda. ( 2 Samuel 24 : 1 ).
Sebemula, maka pada masa itu berbangkitlah SYAITAN akan celaka orang Israil, diajaknya akan Daud supaya ia membilang banyak orang Israil
( 1 Tawarikh 21 : 1 ).
Pengasuh Katolisitas berkomentar : “ Pada 2 Samuel 24 : 1 dikatakan bahwa Tuhan yang menghasut Daud, tapi pada 1 Tawarikh 21:1, dikatakan bahwa iblislah yang meng-hasut Daud “. Permasalahan dalam membahas perbedaan 2 Samuel 24 : 1 dengan 1 Tawarikh 21: 1 bukan hanya sekedar mengenai siapa yang sebenarnya “ menghasut “ apakah TUHAN ( 2 Samuel 24 : 1 ) ataukah SYAITAN ( 1 Tawarikh 21 : 1 ) melainkan mengungkap perbedaan yang tersirat antara 2 Samuel 24 dengan 1 Tawarikh 21 yaitu :
a. Menurut 2 Samuel 24 : 1, TUHAN MURKA KEPADA ORANG ISRAIL. Mengapa Tuhan murka ?. Apa kesalahan orang-orang Israil sehingga Tuhan murka kepada
mereka ?. Tiba-tiba saja dikisahkan, Tuhan murka kepada orang-orang Israil tetapi tidak dijelaskan penyebabnya. Untuk mewujudkan murka-Nya, Tuhan
memerintahkan ( sebagai istilah yang tepat bukan “ mengajak “ apalagi “ menghasut “ ) Daud MELAWAN ORANG ISRAIL dengan cara melakukan sensus
penduduk Bani Israil dan bani Yehuda. Tidak diungkap, mengapa harus dilakukan dengan sensus orang-orang Israil dalam mewujudkan murka Tuhan.
Berbeda dengan 1 Tawarikh 21 : 1 yang berkisah, Syaitan TIDAK MURKA kepada orang-orang Israil melainkan mau MENCELAKAKAN ORANG ISRAIL. Memenuhi
tujuan mencelakakan orang-orang Israil, Syaitan mengajak Daud melakukan sensus penduduk orang Israil ( tidak dise-but : “ orang Yehuda “ ).
Terlihat perbedaannya yaitu menurut 2 Samuel 24, Tuhan memerintahkan Daud membilang orang-orang Israil dalam rangka MEWUJUDKAN MURKANYA KEPADA
ORANG-ORANG ISRAIL . Tidak disebut wujud murka Tuhan dengan cara membilang orang-orang Israil melalui perintah-Nya kepada Daud. Sedangkan
menurut 1 Tawarikh 21 : 1, Syaitan menghasut Daud membilang orang-orang Israil dalam upayanya MENCELAKAKAN ORANG-ORANG ISRAIL. Tidak disebut
model kecelakaan yang diharapkan Syaitan dengan cara sensus penduduk orang-orang Israil.
b. Sensus penduduk yang dilakukan Yoab atas perintah Daud terkisah dalam 2 Samuel 24 dan 1 Tawarikh 21. Hasil sensus orang-orang Israil yang dila-
kukan Yoab dapat disimak dari versi-versi Alkitab/Bibel ( Alkitab LAI 1968-1972-1976 -1986-2000; Good News Bible ; Holy Bible dll ) berikut :
2 Samuel 24 : 9 1 Tawarikh 21 : 5
Orang Israil : 800.000 Orang Israil : 1.100.000
Orang Yehuda : 500.000 Orang Yehuda : 470.000
Perbedaan hasil sensus penduduk yang dilakukan Yoab antar versi 2 Samuel 24: 9 dengan 1 Tawarikh 21: 5 sangat menyolok. Apa penjelasan pengasuh Katolisitas nya atas perbedaan angka-angka hasil sensus penduduk dan mana yang benar ?. Jadi, permasalahannya bukan sekedar perbedaan tentang siapa yang “ menghasut “ Daud seperti yang dikatakan pengasuh Katolisitas melainkan juga hasil sensus penduduk yang dilakukan Yoab. Jika memang tidak ada perbedaan kedua versi mengenai hasil sensus berarti menurut pengasuh Katolisitas 1.100.000 = 800.000 dan 470.000 = 500.000. Hanya manusia sinting yang menyamakan 1.100.000 = 800.000 dan 470.000 = 500.000 melainkan manusia waras. Diyakini, pengasuh Katolisitas adalah manusia waras sehingga harus bisa menjelaskan ketidak-berbe-daannya berdasarkan dalil Alkitab/Bibel bukan penafsiran menurut dogma Kristen untuk menunjukkan kesamaan versi 2 Samuel 24: 9 dengan 1 Tawarikh 21: 5.
Demikian perbedaan lainnya antara 2 Samuel 24: 9 dengan 1 Tawarikh 21: 5. Bukan sekedar perbedaan tentang siapa yang “ menghasut “ Daud membilang orang-orang Israil dengan tujuan yang berbeda antara TUHAN dengan SYAITAN.
Bisa dipastikan, penganut Kristen tidak akan pernah mengakui kalau telah terjadi peng-ubahan ayat-ayat Alkitab/Bibel sehingga terjadi perbedaan 2 Samuel 24: 1 yang menye-but : “ TUHAN “ sebagai penghasut Daud dengan 1 Tawarikh 21 : 10 yang menyebut : “ SYAITAN “ sebagai menghasut Daud. Keduanya tetap dipertahankan sebagai KEBENARAN FIRMAN TUHAN. Kalau mengakui telah terjadi pengubahan ayat-ayat Alkitab/Bibel berarti rontoklah agama Kristen karena didasarkan pada “ kitab suci “ yang sudah dipalsukan !
Dalam sikap demikianlah mengapa pengasuh Katolisitas berusaha sekuat tenaga memberi argumentasi apologi dengan menyajikan teks 2 Samuel 24 : 1 yang katanya menurut teks Douay Rheims berdasarkan teks Vulgata :
And the anger of the Lord was again kindled against Israel, and stirred up David among them, saying : Go, number Israel and Juda….”
( Dan murka Tuhan lagi telah mengobar-kan menentang Israel dan menghasut Daud di antara mereka, katanya : Pergi, hitunglah jumlah Israel dan
Yahuda…).
Mengapa pengasuh Katolisitas harus “ jauh-jauh “ mencari sumber rujukan padahal teks yang redaksinya boleh dikatakan sama, dijumpai dalam HOLY BIBLE yang sebenarnya bersumber NASKAH VULGATA. Mungkin dengan menyebut “ TEKS DOUAY RHEIMS “, pengasuh Katolisitas hendak pamer kehebatan seakan-akan teks tersebut tidak dijum-pai dalam versi lain Alkitab/ Bibel. Teks 2 Samuel 24 : 1 menurut Holy Bible berbunyi :
And again the anger of the Lord was kindled against Israel and he moved David against them to say, Go, number Israel and Judah.
Boleh dikatakan sama dengan versi “ TEKS DOUAY RHEIMS “ kecuali penempatan kata “ again “ dan penggunaan kata “ he moved David “ yang semakna dengan “ stirred up David “ tapi dalam penterjemahan, sama saja. Sangat mubazir ! Dengan menyebut “ teks Douay Rheims yang bersumber berdasarkan teks Vulgata “, pengasuh Katolisitas berargumentasi tidak ada perbedaan antara 2 Samuel 24 : 1 dengan 1 Tawarikh 21 : 10 :
Karena teks mengatakan bahwa murka Tuhan yang – sehingga diterjemahkan sebagai Tuhan-lah yang menghasut Daud. Namun ayat ini tidak untuk diinter-
pretasikan bahwa Tuhan-lah yang mendorong Daud untuk berbuat dosa. Sebab yang mendorong manusia [ termasuk Daud ] untuk melakukan dosa adalah
Iblis ( 1 Taw 21:1 ). Namun hal itu dapat terjadi sebab Allah mengizinkannya. St. Agustinus menjelaskan bahwa Allah mengizinkan kejahatan itu
untuk terjadi, sebab Ia mengetahui bagaimana untuk mendatangkan kebaikan melalui kejadian tersebut [ yaitu pertobatan Raja Daud, dan pengajaran
yang dapat ditarik melalui peristiwa tersebut ].
Pemahaman ini sejalan dengan beberapa ayat dalam Kitab Suci yang menyatakan bahwa “ Allah mencobai ” Abraham dan Ishak ( lih. Ibr 11:7, Ydt 8 : 26 ) dan di ayat-ayat yang lain mengatakan bahwa “Allah tidak mencobai siapapun ” ( lih. Yak 1 : 13 ). Sebab, apapun yang terjadi dalam kehidupan manusia ( termasuk pencobaan dalam hidup ), dapat terjadi karena seizin Tuhan ( lih. 1 Kor. 10 : 13 ).
Penjelasan apologi pengasuh Katolisitas dibahas berikut :
a. Pengasuh Katolisitas berkata : “ Karena teks mengatakan bahwa murka Tuhan yang – sehingga diterjemahkan sebagai Tuhan-lah yang menghasut Daud “.
Siapa yang menterjemahkannya kata “ murka Tuhan “ dalam teks Douay Rheims menjadi “ Tuhan yang menghasut Daud “ ?. Bagaimana teks seharusnya
bila kata “ murka Tuhan “ tidak diterjemahkan dengan kalimat “ Tuhan yang menghasut Daud “ ?. Perhatikan teks 2 Samuel 24 : 1 Douay Rheims yang
diandalkan. Tercantum dalam satu rangkaian kalimat dua petilan kalimat : “ the anger of the Lord “ (= murka Tuhan ) dan “ stirred up David “
( = menghasut Daud ). Bagaimana bisa kata “ stirred up David “ ( = menghasut Daud ) sebagai terjemahan dari “ the anger of the Lord “ (= murka
Tuhan ) padahal berada dalam satu rangkaian kalimat teks 2 Samuel 24 : 1 ?. Yang benar saja !. Pernyataan apologi yang mengada-ada, jauh dari
nalar yang sehat. Pengasuh Katolisitas harus bisa menjelaskannya.
b. Pengasuh Katolisitas berkata : “ Namun ayat ini tidak untuk diinterpretasikan bahwa Tuhan-lah yang mendorong Daud untuk berbuat dosa “. Siapa
yang menginterpretasikan : “ Tuhan-lah yang mendorong Daud untuk berbuat dosa “ ?. Bukankah teks 2 Samuel 24 : 1 sendiri yang mengatakan :
“ stirred up David “ (= menghasut Daud ) atau “he moved David “ ?.Bentuk dosa apa yang dilakukan Daud karena didorong Tuhan?. Ayat 2 Samuel
24 : 1 sangat jelas mengungkapkan, Tuhan menyuruh Daud membilang orang Israil dan orang Yahuda. Apakah melaksanakan perintah Tuhan adalah per-
buatan dosa ?. Jangan menyajikan pernyataan kabur dan tidak jelas seperti itu.
c. Pengasuh Katolisitas berkata : “ Sebab yang mendorong manusia [ termasuk Daud ] untuk melakukan dosa adalah Iblis ( 1 Taw 21: 1 ). Namun hal itu
dapat terjadi sebab Allah mengizinkannya “.Satu penafsiran yang sangat menyimpang. Dari pernyataan ini dalam nalar logika berarti : MANUSIA BER-
BUAT – DIDORONG IBLIS – DAN DIIZINKAN ALLAH. Satu tiga serangkai dalam BERBUAT DOSA !.
Dosa apa yang dilakukan Daud karena didorong Iblis dan diizinkan Allah ?. Hen-daknya pengasuh Katolisitas menjelaskannya dengan jujur, jangan
main umpet-umpetan. Benar, ayat 1 Tawarikh 21 : 1 mengatakan SYAITAN MENGHASUT DAUD menghitung orang-orang Israil dan Yahuda, tapi ayat 2 Semuil
24 : 1 menegaskan, TUHAN “ MENGHASUT “ DAUD menghitung orang-orang Israil dan Yahuda. Apakah pengasuh Katolisitas bermaksud mengatakan, yang
“ MENGHASUT “ DAUD menghitung orang-orang Israil dan Yahuda adalah SYAITAN ( IBLIS ) tetapi “ Allah mengizinkannya “ sehingga pengarang kitab
2 Samuel menulis : TUHAN “ MENGHASUT “ DAUD supaya menghitung orang-orang Israil dan Yahuda. Apakah demikian ? . Kalau begitu, ayat 2 Semuil 24:1
adalah AYAT PALSU karena pengarangnya mengubah kata “ SYAITAN ( IBLIS ) “ menjadi kata “ TUHAN “ sebagai yang menyuruh atau “ menghasut “ Daud
membilang orang Israil dan orang Yahuda. Mana yang lebih dulu dikarang, kitab “ 2 Samuel “ ataukah “ kitab 1 Tawarikh “ ?.
Dari tulisan para penulis Kristen, diketahui kitab 2 Semuel lebih dahulu ditulis dari kitab 1 Tawarikh. Kitab 1 Tawarikh dikarang lebih bela-
kangan. Jika benar demikian, bila memperhatikan posisi waktu penulisan kedua kitab, tidak mungkin kitab 1 Tawarikh yang belakangan ditafsir
pengarang kitab 2 Samuel dengan menulis 2 Samuel 24 :1 : “ Tuhan menghasut Daud “ karena “ Tuhan murka “ padahal yang melakukan hasutan kepada
Daud adalah SYAITAN/IBLIS ( 1 Tawarikh 21 : 1 ) ?. Dari urutan waktu dikarangnya kedua kitab ( - jika benar demikian - ), secara logika, penga-
rang kitab 1 Tawarikh telah mengubah kata “ TUHAN “ dalam 2 Semuel 24 : 1 menjadi “ SYAITAN “ ( 1 Tawarikh 21 : 1 ). Artinya, 1 Tawarikh 21 : 1
adalah AYAT PALSU, hasil pengubahan ayat 2 Semuel 24 : 1. Bagaimana pengasuh Katolisitas menjelaskan hal ini ?. Sebaliknya menalar penyebab Tuhan
murka dalam peristiwa “ sensus penduduk “ oleh Yoab, pengarang kitab 2 Semuel 24 : 1 itulah yang telah mengubah kata “ SYAITAN “ ( 1 Tawarikh
21 : 1 ) menjadi “ TUHAN “. Artinya, 2 Samuel 24 : 1 adalah AYAT PALSU, hasil pengubahan 1 Tawarikh 21 : 1.
d. Pengasuh Katolisitas berkata : “ St. Agustinus menjelaskan bahwa Allah mengizinkan kejahatan itu untuk terjadi, sebab Ia mengetahui bagaimana
untuk mendatangkan kebaikan melalui kejadian tersebut [yaitu pertobatan Raja Daud, dan pengajaran yang dapat ditarik melalui peristiwa tersebut].
Sebenarnya yang perlu dijelaskan terlebih dahulu oleh pengasuh Katolisitas yaitu dosa apa yang dilakukan Daud sehingga dikatakan Allah “ meng-
izinkan kejahatan itu untuk terjadi “ ?. Kejahatan model apa yang terjadi menurut keizinan Allah yang mendatangkan kebaikan melalui “ pertobatan
Raja Daud, dan pengajaran yang dapat ditarik melalui peristiwa tersebut “ ?. Perbuatan apa yang dilakukan Daud sehingga Daud menyampaikan perto-
batan?. Peristiwa apa?. Pengasuh Katolisitas menyajikan penjelasan yang kabur dan tidak menjelaskan sama sekali.
e. Pengasuh Katolisitas berkata: “Pemahaman ini sejalan dengan beberapa ayat dalam Kitab Suci yang menyatakan bahwa “ Allah mencobai ” Abraham dan
Ishak ( lih. Ibr 11 : 7, Ydt 8 : 26 ) dan di ayat-ayat yang lain mengatakan bahwa “ Allah tidak mencobai siapapun ” ( lih. Yak 1 : 13 ). Sebab,
apapun yang terjadi dalam kehidup-an manusia ( termasuk pencobaan dalam hidup ), dapat terjadi karena seizin Tuhan ( lih. 1 Kor. 10 : 13 ).
Dengan pernyataan demikian, pengasuh Katolisitas bermaksud membandingkan perbedaan 2 Samuel 24 : 1 (- TUHAN “ menghasut “ Daud membi-lang orang-
orang Israil dan Yehuda -) dengan 1 Tawarikh 21: 1 (- SYAITAN “ meng-hasut “ Daud membilang orang-orang Israil dan Yehuda - ) sama seperti per-
bedaan Ibrani 11 : 7, Yudit 8 : 26 ( yang menegaskan “ Allah mencobai ” Abraham ) dengan Yakub 1 : 13 ( yang menegaskan “ Allah tidak mencobai ”
siapapun ).
Bahasan atas penjelasan pengasuh Katolisitas yang demikian perlu diberikan untuk menunjukkan ketidak-benarannya tetapi terlebih dahulu ayat-ayat Perjanjian Baru yang disodorkan dalam penjelasan tersebut dikutipkan.
Ibrani 11 : 7 ( dalam ALKITAB LAI : Ibrani 11 : 8 )
Dari sebab iman juga Ibrahim menurut tatkala ia dipanggil, sehingga ia keluar pergi ke suatu tempat yang ia akan menerima menjadi warisan; lalu
keluarlah ia dengan tiada mengetahui ke mana hendak pergi.
Yudit 8 : 26 ( salah satu kitab Deuteronika yang diterima gereja Katolik tetapi tidak diakui gereja Protestan ):
Ingatlah akan apa yang telah diperbuat-Nya kepada Abraham dan bagaimana Ishak telah dicobai-Nya dan ingatlah pula akan apa yang telah terjadi
dengan Yakub di Mesopotamia Siria ketika Yakub menggembalakan domba-domba Laban pamannya.
1 Korintus 10 : 13 :
Karena hanya percobaan yang lazim kepada manusia sudah berlaku atas kamu. Teta-pi Allah itu setiawan, yang tiada membiarkan kamu dicobai lebih
daripada kekuatanmu, melainkan dengan percobaan itu, Ia akan mengadakan suatu jalan kelepasan supaya cakap kamu menahannya.
Yakub 1 : 13 :
Seorangpun jangan apabila ia terkena percobaan, berkata : “ Bahwa aku terkena percobaan Allah “ karena Allah tiada tercoba dengan kejahatan dan
ia sendiri tiada mencoba seorang juapun
Ayat Ibrani 11 : 7 - 1 Korintus 10 : 13 - kitab Deuteronika : Yudit 8 : 26 ( menurut penafsiran pengasuh Katolisitas : Allah mencobai Abraham, Ishak, Yakub ) dibandingkan dengan Yakub 1 : 13 ( - Allah tidak mencobai siapapun - ). Pengasuh Katolisitas hendak menunjukkan, Ibrani 11 : 7 - 1 Korintus 10 : 13 - kitab Deute-ronika : Yudit 8 : 26 yang mengatakan “ Allah mencobai Abraham, Ishak, Yakub “ tidak berbeda dengan Yakub 1 : 13 yang mengatakan “ Allah tidak mencobai siapapun “. Di sinilah keanehan pengasuh Katolisitas . Apa alasan pengasuh Katolisitas sehingga mengatakan:
“ Allah mencobai Abraham, Ishak,Yakub “ tidak bertentangan dengan : “ Allah tidak mencobai siapapun “ padahal “ mencobai “ dengan “ tidak mencobai “ jelas bertentangan ?. Manusia bodoh saja yang sepakat atas penjelasan pengasuh Katolisitas yang demikian.
Menurut pengasuh Katolisitas, Ibrani 11 : 7 - 1 Korintus 10 : 13 - kitab Deuteronika: Yudit 8 : 26 tidak bertentangan dengan Yakub 1 : 13 agar dapat dijadikan contoh perbandingan ketidak-berbedaan 2 Samuel 24 : 1 ( TUHAN yang menyuruh Daud membilang orang-orang Israil ) dengan 1 Tawarikh 21 : 1 ( SYAITAN yang menyuruh Daud membilang orang-orang Israil ). Perlu dilakukan kajian.
- Ibrani 11 : 7 mengatakan, “… sebab iman juga Ibrahim menurut tatkala ia dipanggil, sehingga ia keluar pergi ke suatu tempat…“. Versi Alkitab/
Bibel tertulis: “ Ibrani 11 : 8 “ bukan “ Ibrani 11 : 7 “ ( terkait dengan keimanan Nuh ). Apakah yang dikisahkan adalah cobaan bagi Abraham ?.
Siapakah yang mela-kukannya ?. Hal ini harus dijelaskan oleh pengasuh Katolisitas . Bila membaca cermat Ibrani 11 mulai dari ayat 1 sd 40 tema
yang diangkat adalah “ KETA-ATAN “ sebagai wujud dari “ IMAN “, bukan : “ COBAAN “. Atas dasar apa pengasuh Katolisitas menghadirkan Ibrani
11 : 8 ( - bukan Ibrani 11 : 7 ) sebagai “ COBAAN “ bagi Ibrahim kemudian dibandingkan dengan Yakub 1 : 13 yang mengatakan “ Allah tidak mencobai
siapapun “ sebagai pernyataan yang tidak bertentangan dan hal itu dijadikan contoh tidak bertentangan 2 Samuel 24 : 1 (- TUHAN “ menghasut “
Daud membilang orang-orang Israil dan Yehuda -) dengan 1 Tawarikh 21: 1 (-SYAITAN “ menghasut “ Daud membilang orang-orang Israil dan Yehuda-) ?. Mengapa menyajikan penjelasan tanpa dasar dan tanpa logika seperti itu ?
- Yudit 8 : 26 mengisahkan : “… yang telah diperbuat-Nya kepada Abraham dan bagaimana Ishak telah dicobai-Nya dan ingatlah pula akan apa yang
telah terjadi dengan Yakub…”.Apa bentuk cobaan yang terkena kepada Abraham - Ishak – Yakub ?. Siapakah yang mengenakan cobaan kepada Abraham,
Ishak dan Yakub. Apakah dilakukan oleh TUHAN ataukah oleh SYAITAN ?. Menyimak Yudit 8 : 26, cobaan yang diterima Ibrahim – Ishak – Yakub oleh
TUHAN, bukan oleh SYAITAN. Apa penjelasan pengasuh Katolisitas mengenai Yudit 8 : 26 yang berbeda dengan Yakub 1 : 13 tetapi dikatakan tidak
berbeda untuk diban-dingkan terhadap perbedaan 2 Samuel 24 : 1 ( - TUHAN “ menghasut “ Daud membilang orang-orang Israil dan Yehuda -) dengan
1 Tawarikh 21 : 1 (- SYAITAN “menghasut “ Daud membilang orang-orang Israil dan Yehuda -) sehingga dikatakan 2 Samuel 24 : 1 tidak bertentangan
dengan 1 Tawarikh 21 : 1, padahal “ penghasut “ Daud menurut 2 Samuel 24 : 1 adalah “ TUHAN “ dan “ penghasut “ Daud menurut 1 Tawarikh 21 : 1
adalah “ SYAITAN “ ?. Bila pengasuh Katoliisitas tidak menjelaskannya, tidak mustahil disimpulkan, Tuhan-nya penganut Kristen adalah “ SYAITAN “.
- Yakub 1 : 13 mengungkapkan supaya seseorang yang ditimpa musibah jangan mengatakan “ aku terkena percobaan Allah “. Alasannya “karena Allah tiada
tercoba dengan kejahatan dan ia sendiri tiada mencoba seorang juapun “. Benarkah Tuhan tidak pernah mencobai seseorang ?. Jangan hanya mengutip
Yakub 1 : 13 tetapi kutiplah Yakub 1 : 12 yang mendahuluinya :
Berbahagialah ORANG YANG SABAR MENANGGUNG PERCOBAAN karena sesudah IA TAHAN UJI, ia akan MENERIMA KELAK MAHKOTA HIDUP yang dijanji-kan Allah
kepada segala orang yang MENGASIHI DIA.
Sangat jelas menurut Yakub 1 : 12, ALLAH MEMBERI COBAAN KEPADA SESEORANG untuk mengukur KESABARAN MENGHADAPI COBAAN tersebut ( “ IA TAHAN UJI “ ). Siapa yang “ TAHAN UJI “ akan memperoleh “ MAHKOTA HIDUP “. Penegasan Yakub 1 : 12, yang sangat jelas tentang Allah akan mem-beri cobaan kepada seseorang lalu ketika dihubungkan dengan Yakub 1 : 13, yang menegaskan yaitu Allah tidak mencobai seorangpun ( “ Ia sendiri TIADA MENCOBAI
SEORANG JUAPUN “ ) memberi gambaran adanya pertentangan antara Yakub 1 : 12 dengan Yakub 1 : 13. Apakah demikian ?. Pemahaman dan penafsiran kita
atas suatu ayat tidak bisa dilepaskan dari rangkaian dengan ayat berikutnya. Perhatikan Yakub 1 : 14 :
Tetapi tiap-tiap orang TERKENA PERCOBAAN, apabila IA DITARIK DAN DIPER-DAYAKAN OLEH HAWA NAFSUNYA SENDIRI.
Berdasarkan Yakub 1: 14, pernyataan Yakub 1 : 13 ( “ Ia sendiri TIADA MENCOBAI SEORANG JUAPUN “ ) berada dalam konteks: SEMUA MANUSIA AKAN
MENGALAMI COBAAN yaitu semua yang terjadi pada diri manusia adalah akibat dari perbuatan hawa manusia itu sendiri ( “ OLEH HAWA NAFSUNYA SEN-
DIRI “ ). Dengan demikian, Yakub 1 : 13 tidak bisa dijadikan dalil tentang Allah “TIADA MENCOBAI SEORANG JUAPUN “ melainkan sebagai penjelasan,
setiap diri manusia akan mengalami cobaan akibat perilaku hawa nafsu seseorang.
- 1 Korintus 10 : 13 mengungkapkan, adanya COBAAN pada manusia tetapi cobaan ( ujian ) yang diberikan Tuhan sesuai dengan batas kemampuan manu-
sia menahan cobaan itu ( “ Allah itu setiawan, yang tiada membiarkan kamu dicobai lebih daripada kekuatanmu “ ) sebagai “ jalan kelepasan supaya
cakap kamu menahannya “ .
Penyimakan atas ayat-ayat Alkitab/Bibel yang disodorkan pengasuh Katolisitas menun-jukkan, semua ayat tersebut berbicara tentang kepastian manusia akan menerima COBAAN. Oleh karena pengasuh Katolisitas telah “ memenggal “ Yakub 1 : 13 ( “ Ia sendiri TIADA MENCOBAI SEORANG JUAPUN “ ) dari rangkaian dengan ayat Yakub 1 : 12 dan Yakub 1 : 14, jadilah Yakub 1: 13 kehilangan konteks makna sebenarnya sehingga dipahami : TUHAN TIADA MENCOBAI SEORANG JUAPUN , kemudian dibandingkan dengan Ibrani 11 : 7 - 1 Korintus 10 : 13 - Yudit 8 : 26 ( kitab Deutero-nika) lalu diberi penjelasan sebagai tidak bertentangan dengan Yakub 1: 13 agar dapat dijadikan contoh bandingan ketidak-berbedaan 2 Samuel 24 : 1 ( TUHAN yang menyu-ruh Daud membilang orang-orang Israil ) dengan 1 Tawarikh 21 : 1 ( SYAITAN yang menyuruh Daud membilang orang-orang Israil ). Padahal Yakub 1 : 13 dalam rangkaian dengan Yakub 1 : 12 dan Yakub 1 : 13 memang tidak berbeda dengan Ibrani 11 : 7 - 1 Korintus 10 : 13 - Yudit 8 : 26 ( kitab Deuteronika ) sehingga tidak perlu dibawa ke masalah perbedaan yang dijelaskan sebagai tidak ada perbedaan.
Dilakukan analisa lanjut atas perbedaan 2 Samuel 24 : 10 dengan 1 Tawarikh 21. Menurut 2 Samuel 24 : 10, setelah dilakukan sensus penduduk Israil, Daud berdebar hatinya. ( Tidak diungkap 1 Tawarikh 21 ). Dalam keadaan demikian Daud bermunajat :
Bahwa aku sudah berdosa dalam berbuat begitu; tetapi sekarang ya Tuhan lalukan apalah kiranya salah hamba-Mu ini karena perbuatan hamba ini sangat
bodoh adanya.
Menurut 1 Tawarikh 21 : 8 , Daud bermunajat :
Bahwa aku sudah berdosa sangat dengan membuat perkara yang demikian tetapi lalukan apalah sekarang salah hamba-Mu karena perbuatanku ini sangat
bodohku.
Kedua versi - 2 Samuel 24 : 10 dan 1 Tawarikh 21 : 8 – menyajikan munajat Daud yang sama walaupun redaksinya berbeda. Apa kesalahannya dan perkara apa yang dila-kukan Daud yang diakuinya sendiri sebagai “ perbuatan bodoh “ sehingga Daud harus bermunajat seperti itu ?. Menjawab pertanyaan demikian, perlu disimak kedua versi yaitu 2 Samuel 24 : 1 dan 1 Tawarikh 21 : 1.
- Ayat 2 Samuel 24 : 1 berkisah tentang berbangkitnya murka TUHAN akan orang Israil dan mengajak Daud melawan orang Israil. Tuhan memerintahkan
Daud menghitung orang Israil dan orang Yehuda, yang dilaksanakan oleh Yoab tetapi tidak menghitung orang-orang Lewi dan orang-orang Benyamin.
Tiba-tiba diki-sahkan, Daud bermunajat seperti yang dikutipkan ( 2 Samuel 24 : 10 ). Apa kesa-lahan Daud sehingga bermunajat seperti itu padahal
yang dilakukan Daud adalah sesuai dengan “ HASUTAN “ Tuhan sendiri ?. Menyimak rangkaian 2 Samuel 24, mungkin ada penganut Kristen yang menunjuk
proses dalam sensus penduduk Israil dan Yehuda yaitu Yoab tidak menghitung orang-orang Lewi dan orang-orang Benyamin sebagai satu-satunya kesa-
lahan sehingga Daud bermunajat seperti itu. Tampaknya alasan tersebut sangat masuk akal. Dari rangkaian kisah tidak ada ruang bagi alasan lain.
Hanya menjadi pertanyaan, mengapa Daud harus bermunajat seperti itu padahal yang melakukannya adalah Yoab bukan Daud ?. Daud memerintahkan Yoab
melakukan sensus penduduk Israil dan Yehuda sesuai dengan “ HASUTAN “ Tuhan sendiri. Dengan kata lain, alasan tersebut tidak mendapatkan dukungan
akal yang logis walaupun menjadi satu-satu alasan yang mungkin. Kita tidak menemukan dalam rangkaian 2 Samuel 24 yang mengungkap mengapa Daud
bermunajat sebagaimana yang dikisahkan 2 Samuel 24 : 10.
- 1 Tawarikh 21 : 1 berkisah tentang berbangkitnya SYAITAN dalam rangka hendak mencelakakan orang Israil dengan mengajak Daud menghitung orang
Israil, yang kemudian Daud menyuruh Yoab melaksanakannya tetapi tidak meng-hitung orang-orang Lewi dan orang-orang Benyamin. Tiba-tiba saja
dikisahkan, Daud bermuna-jat sebagaimana yang terangkat dalam 1 Tawarikh 21 : 8. Apa kesalahan Daud sehingga bermunajat seperti itu ?. Alasan
yang sangat masuk akal yaitu Daud melakukan kesalahan karena mengikuti “ HASUTAN “ syaitan karena tidak ada aspek lain dalam rangkaian ayat
1 Tawarikh 21 yang bisa dijadikan alasan. Hal yang sangat wajar dilakukan manusia yang berbakti kepada Tuhan. Namun,apakah demikian alasannya ?. Ternyata alasannya didapatkan pada 1 Tawarikh 27 : 24 :
Maka Yoab bin Zeruya sudah mulai membilang tetapi tiada disudahkannya. Karena oleh sebabnya murka Tuhan berlakulah atas orang Israil. …….
Sangat jelas !. Sekalipun versi 1 Tawarikh 21 : 1 berkisah yaitu yang mengajak Daud menghitung orang Israil, dalam rangka hendak mencelakakan orang Israil adalah SYAITAN, namun justru TUHAN MENJADI MURKA gara-gara Yoab tidak menghitung orang Lewi dan orang Benyamin dalam sensus penduduk yang dilakukan ( 1 Tawarikh 21 : 6 ). Artinya, TUHAN SETUJU DENGAN HASUTAN SYAITAN KEPADA DAUD untuk membilang penduduk Israil dalam rangka mencelakakan orang Israil ; hanya saja TUHAN MENJADI MURKA gara-gara Yoab tidak menghitung orang Lewi dan orang Benyamin dalam melaksanakan hasutan syaitan tersebut.
Kajian atas rangkaian 2 Samuel 24 dan rangkaian 1 Tawarikh 21, tidak diragukan lagi telah terjadi manipulasi atas 2 Samuel 24 : 1 : “ …berbangkitlah murka TUHAN akan orang Israil…“ menjadi “… berbangkitlah SYAITAN akan celaka orang Israil….” ( 1 Tawarikh 21 ). Akibat manipulasi yang dilakukan ketika penyalinan naskah sumber, terja-dilah perbedaan 2 Samuel 24 : 1 dengan 1 Tawarikh 21 : 10. Ketercantuman “ SYAITAN “ dalam 1 Tawarikh 21 sebagai penghasut Daud membilang penduduk Israil adalah pengubahan atas kata “ TUHAN “ dalam 2 Samuel 24 : 1. Kajian yang diberikan mem-pertegas yaitu tidak ada satu penjelasan pun yang masuk akal untuk mengatakan tidak ada perbedaan antara 2 Samuel 24 : 1 dengan 1 Tawarikh 21 : 10 dengan tetap mempertahankan keberadaan sebutan “ TUHAN “ ( 2 Samuel 24 : 1 ) dan sebutan “ SYAI-TAN “ ( 1 Tawarikh 21 : 10 ) dengan penafsiran dogmatis Kekristenan.
6. 700 ekor kuda atau 7000 ekor kuda ( 2 Samuel 10 : 18 dan 1 Tawarikh 19 : 18 )?
Berikut dikutip 2 Samuel 10 : 18 dan 1 Tawarikh 19 : 18 versi ALKITAB LAI 1968 :
2 Samuel 10 : 18 :
Tetapi kemudian larilah segala orang Syam itu dari hadapan orang Israil maka daripada orang Syam itu dibinasakan Daud TUJUH RATUS BUAH RATA
PERANG dan EMPAT PULUH RIBU ORANG BERKUDA, tambahan pula dialahkannya SOBAKH, panglima perang mereka itu sehingga matilah ia di sana.
1 Tawarikh 19 : 18 :
Maka larilah segala orang Syam dari hadangan orang Israil maka dibinasakan Daud dari-pada orang Syam itu TUJUH RIBU BUAH RATA PERANG dan EMPAT
PULUH RIBU ORANG YANG BERJALAN KAKI, tambahan pula dibunuhnya Sofakh, panglima perang itu.
Bandingkan dengan 2 Samuel 10 : 18 dan 1 Tawarikh 19: 18 versi ALKITAB LAI 1976 :
2 Samuel 10 : 18 :
Tetapi ORANG ARAM itu lari dari hadapan orang Israel dan Daud membunuh dari ORANG ARAM itu TUJUH RATUS EKOR KUDA KERETA dan EMPAT PULUH RIBU
ORANG BER-KUDA. SOBAKH, panglima perang mereka, dilukainya sedemikian hingga ia mati di sana.
1 Tawarikh 19 : 18 :
Tetapi ORANG ARAM itu larilah dari hadapan orang Israel dan Daud membunuh dari ORANG ARAM itu TUJUH RIBU EKOR KUDA KERETA dan EMPAT PULUH RIBU
ORANG PASUKAN BERJALAN KAKI ; juga dibunuhnya Sofakh, panglima perang itu.
Sebelum membahas penjelasan pengasuh Katolisitas, kita perhatikan dulu perbedaan butir-butir antara versi ALKITAB LAI 1968 dengan versi ALKITAB LAI 1976 yang disajikan berikut :
Aspek kisah ALKITAB LAI 1968 ALKITAB LAI 1976
2 Sam. 10: 18 1 Taw.19 : 18 2 Sam. 10: 18 1 Taw.19 : 18
Musuh Orang Syam Orang Syam Orang Aram Orang Aram
Yang dibinasakan 700 bh. kereta perang 7000 bh. kereta perang 700 ekor kuda kereta 7000 ekor kuda kereta
40.000 orang berkuda 40.000 orang pejalan kaki Sobakh dibunuh Sofakh dibunuh
Sobakh dibunuh Sofakh dibunuh
Pengasuh Katolisitas membatasi diri hanya membahas masalah angka “ 700 “ dengan “ 7000 “. Perbedaan lain tidak dibahas. Hal ini merupakan satu ketidak-jujuran dalam membahas ayat-ayat Alkitab/Bibel yang katanya adalah “ KITAB SUCI “. Mengapa ? Pertanyaan :
- Yang benar, apakah “ ORANG SYAM “ ataukah “ ORANG ARAM “ ? ( Holy Bible: “ ORANG SYRIA “ )
- Yang benar, yang dibinasakan, apakah “ 700 kereta perang “ ataukah “ 7000 ke-reta perang “ ataukah “ 700 ekor kuda kereta “ ataukah “ 7000 ekor
kuda kereta”?
- Yang benar, apakah “ 40.000 orang berkuda “ ataukah “ 40.000 orang pejalan kaki “ ?.
- Yang benar, apakah panglima pasukan musuh bernama “SOBAKH “ ataukah “SOFAKH “?
Pengasuh Katolisitas mempertegas kembali dengan pernyataan: “ Pada 2 Samuel 10:18 Daud membunuh 700 ekor kuda kereta dan 40.000 orang pasukan berkuda, sementara pada 1 Tawarikh 19 : 18 justru 7000 ekor kuda kereta dan 40.000 orang pa-sukan ber-jalan kaki “. Fokus yang dibahas pengasuh Katolisitas hanya terbatas pada perbedaan antara “ 700 ekor kuda kereta “ ( 2 Samuel 10 : 18 ) dengan “ 7000 ekor kuda kereta “ ( 1 Tawarikh 19: 18) versi Alkitab LAI 1976 dan mengabaikan perbedaan-perbedaan lain-nya apalagi perbedaan dengan versi Alkitab LAI 1968. Dengan pembatasan demikian , pengasuh Katolisitas berapologi berikut :
Maka yang dibicarakan di sini adalah kata ֶ” רֶכב ( reḵeḇ ) ”, yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris, “ chariots/charioteers ”. Kata “ reḵeḇ ” ini mengacu kepada kelompok kereta kuda/ chariots seperti pada Kej 50 : 9, Kel 14 : 6-7, 9, 17-18, 23, 26, 28 ), ataupun hanya kepada satu kereta kuda/ chariot, seperti pada 1 Raj 22 : 35. Kereta kuda ini merupakan salah satu kekuatan tempur di masa kerajaan zaman dulu.
Menurut pengasuh Katolisitas, kata ” רֶכב ( reḵeḇ ) ”, dalam terjemahan bahasa Inggeris: “ chariots/charioteers” bisa berarti “ kelompok kereta kuda/ chariots “ atau “ satu kereta kuda/ chariot “. Bukan diartikan : “ kelompok kuda “ atau “ seekor kuda “ (versi Alkitab LAI 1976 : 2 Samuel 10 : 18 : “ 700 ekor kuda kereta “ dan 1 Tawarikh 19 : 18 “ 7000 ekor kuda kereta “ -). Antara “ kelompok kereta kuda “ atau “ satu kereta kuda “ beda dengan “ kelompok kuda kereta “ atau “ seekor kuda kereta“. Dengan kata lain, peng-asuh Katolisitas lebih setuju jika dipahami : “ kereta kuda/ chariots “ atau “ satu kereta kuda/ chariot “ bukan “ kelompok kuda kereta “ atau “seekor kuda kereta “. Dengan kata lain, versi Alkitab LAI 1976 : 2 Samuel 10 : 18 : “ 700 ekor kuda kereta “ dan 1 Tawarikh 19 : 18 : “ 7000 ekor kuda kereta “adalah AYAT PALSU !!!. Bagaimana hal ini dijelaskan oleh pengasuh Katolisitas ?.
Menghadirkan kajian atas kata ” רֶכב ( reḵeḇ ) ”, merupakan kebingungan pengasuh Katolistas karena tema bahasan bukan soal “ kelompok kereta kuda “ atau “ satu kereta kuda/chariot “ melainkan menyangkut perbedaan angka “ 700 “ ( 2 Samuel 10: 18 : “ 700 kereta kuda “ dengan “ 7000 “ (1 Tawarikh 19 : 18 : “ satu kereta kuda/ chariot “ ). Menyajikan penjelasan menyimpang dan tidak ada relevansi dengan bahasan merupa-kan kebingungan pengasuh Katolisitas.
Untuk kejelasan mengenai kata ” רֶכב ( reḵeḇ ) ” yang disuguhkan pengasuh Katolisitas, berikut dikutip 2 Samuel 10 : 18 dan 1 Tawarikh 19 : 18 versi HOLY BIBLE.
2 Samuel 10 : 18
And the Syrians fled before Israel ; and David slew the Syrians seven thousand men which fought in chariots of the Syrians and forty thousand
horse, and smote Sho’bach the captain of their host, who died there
1 Tawarikh 19 : 18.
But the Syrians fled before Israel ; and David slew the men of seven hundred chariots of the Syrians and forty thousand footmen and killed
Sho’phach the captain of the host.
Kata “ chariots “ yang tertera pada kedua ayat menurut pengasuh Katolisitas adalah terjemahan kata ” רֶכב ( reḵeḇ ) ”. Perlu diketahui oleh pengasuh Katolisitas, keduanya - 2 Samuel 10 : 18 dan 1 Tawarikh 19 : 18 versi HOLY BIBLE ( bersumber naskah Vul-gata, naskah sumber pegangan gereja Katolik ) – sama-sama menyajikan kata “chariots “ untuk menunjukkan “ banyak “ yaitu angka “ 2 “ ke atas apalagi angka “ 700 “ ataupun angka “ 7000 “. Demikian fokus tema bahasannya, jangan dibawa kemana-mana. Pengertian kata ” רֶכב (reḵeḇ ) ”, yang berarti “ kelompok kereta kuda/ chariots “ dite-gaskan pengasuh Katolisitas, ada dalam Perjanjian Lama : Kejadian 50 : 9 ; Keluaran 14 : 6-7, 9, 17-18, 23, 26, 28 .
Berdasarkan versi HOLY BIBLE, semua ayat yang ditunjuk pengasuh Katolisitas menghadirkan kata “ chariots “ karena berbicara mengenai BANYAK KERETA KUDA apakah berangka “700 “ ataukah berangka “ 7000 “, kecuali Keluaran 14 : 6 yang menyebut kata “ chariot “ ( - tidak ada “ s “ pada akhir kata -) karena berbicara hanya SATU KERETA KUDA. Menurut pengasuh Katolisitas, baik kata “ chariots “ ataupun kata “chariot “ adalah terjemahan dari kata Ibrani : ” רֶכב (reḵeḇ ) ”. Apakah benar demikian, sulit dibuktikan karena pengasuh Katolisitas tidak menghadirkan ayat-ayat dimaksud dalam bahasa Ibrani. Dipahami, kata “ chariots “ sebagai terjemahan kata Ibrani : ” רֶכב (reḵeḇ ) ” berbicara tentang “ banyak kereta kuda “ dan kata “ chariot “ sebagai terjemahan kata Ibrani : ” רֶכב (reḵeḇ ) ” berbicara tentang “ satu kereta kuda “. Berikutnya pengasuh Katolisitas menjelaskan :
Dengan pengertian ini, maka tidaklah menjadi masalah apakah mau dikatakan 700 reḵeḇ,atau 7000 reḵeḇ. Sebab jika “ reḵeḇ ’‘ mau diterjemahkan
sebagai satu kereta kuda maka jumlahnya ada 7000, namun jika diterjemahkan sebagai rangkaian kereta kuda yang satu rombongannya terdiri dari
sepuluh kuda, maka jumlahnya menjadi 700.
Penjelasan yang penuh apologi pokrol. Apakah rangkaian kereta kuda yang satu rombongannya terdiri dari lima kuda juga disebut dengan “ chariots “ sebagai terjemahan kata Ibrani : ” רֶכב (reḵeḇ ) ”. Telah dikemukakan, kata “ chariots “ adalah terjemahan kata Ibrani : ” רֶכב (reḵeḇ ) ” yang berbicara mengenai BANYAK KERETA KUDA, apakah berangka “ 700 “ ataukah berangka “ 7000 “ bagi pengasuh Katolisitas, tidak masa-lah. Sedangkan kata “ chariot “ adalah terjemahan kata Ibrani : ” רֶכב (reḵeḇ ) ” yang berbicara tentang “ satu kereta kuda “. Pengasuh Katolisitas berkata : “ tidaklah menjadi masalah apakah mau dikatakan 700 reḵeḇ, atau 7000 reḵeḇ “ padahal keduanya sama-sama menggunakan kata terjemahan bahasa Inggeris yang sama : “ chariots “ bukan “chariot “. Juga mengherankan, perbedaan angka “ 700 reḵeḇ “ dengan “ 7000 reḵeḇ “ menurut pengasuh Katolisitas tidak menjadi masalah padahal angka “ 700 “ jelas ber-beda dengan angka “ 7000 “. Alasan pokrol pengasuh Katolisitas : … “ jika “ reḵeḇ ’‘ mau diterjemahkan sebagai satu kereta kuda maka jumlahnya ada 7000, namun jika diterjemahkan sebagai rangkaian kereta kuda yang satu rombongannya terdiri dari sepuluh kuda, maka jumlahnya menjadi 700 “. Dari mana pengasuh Katolisitas menge-tahui, kalau satu rombongan kereta kuda terdiri dari sepuluh kuda ?. Apakah berdasar-kan ayat Alkitab/Bibel atau khayalan pengasuh Katolisitas ?. Jika berdasarkan ayat Al-kitab/Bibel, tunjukkan ayat dimaksud, dalam kitab apa, pasal dan ayat berapa. Jika berdasarkan khayalan, disarankan, jangan mengarang-ngarang melainkan tunjukkan ayat Alkitab/Bibel yang menegaskan kalau satu rombongan rangkaian kereta kuda terdiri dari sepuluh kuda. Pengasuh Katolisitas jelas bukan Tuhan yang menginspirasikan ayat-ayat Alkitab/Bibel kepada pengarang-pengarang kitab dalam Alkitab/Bibel.
Dalam keyakinan penganut Kristen ( tentu termasuk pengasuh Katolisitas), Alkitab/Bibel adalah “KITAB SUCI “ yang berisi FIRMAN TUHAN, sehingga memun-culkan pertanya-an, menurut Alkitab/Bibel, apakah kata “ reḵeḇ ’‘ diterjemahkan : satu kereta kuda sehingga jumlahnya : 7000, atau diterjemahkan : rangkaian kereta kuda sehingga jumlahnya : 700. Mana pengertiannya yang pasti menurut “ ilham “ Tuhan kepada para pengarang kitab dalam Alkitab/ Bibel ?. Satu kekonyolan bila kebenaran Alkitab/ Bibel sebagai “ KITAB SUCI “ ( dalam keyakinan penganut Kristen berisi FIRMAN TUHAN ) bergantung pada pemahaman/penafsiran manusia. Yang pasti, HOLY BIBLE menterje-mahkan kata “ reḵeḇ ’‘ dengan “ chariots “ ( banyak kereta kuda ) baik yang ber-angka “ 700 “ atau pun berangka “ 7000 “ dan kata “ chariot “ ( satu kereta kuda ).
Pengasuh Katolisitas memberi argumentasi tentang penyebutan “ prajurit penunggang kuda “ ( versi 2 Samuel 10: 18 ) dan “ prajurit yang berjalan kaki “ ( versi 1 Tawarikh 19 : 18 ) dengan berkata :
Sedangkan tentang keterangan prajuritnya, tidaklah menjadi masalah jika salah satu teks menyebutkan jumlah prajurit penunggang kuda, dan teks
yang lain menyebutkan jumlah prajurit yang berjalan kaki. Sebab sang penulis kedua kitab dapat menuliskan dua hal yang berbeda, walau jumlahnya
sama : penulis Kitab Samuel mencatat jumlah prajurit penung-gang kuda, sedangkan penulis kitab Tawarikh mencatat jumlah pasukan yang berjalan
kaki.
Sungguh kasihan menyimak pernyataan pengasuh Katolisitas yang tidak menganggap berbeda antara “ prajurit penunggang kuda “ (2 Samuel 10 : 18) dengan “ prajurit yang berjalan kaki “ ( 1 Tawarikh19 : 18 ) dengan berkata: “ Sebab sang penulis kedua kitab dapat menuliskan dua hal yang berbeda, walau jumlahnya sama …“. Mengapa dikasihani ?. Sebab, orang tidak waras saja yang tidak bisa membedakan antara “ orang yang naik kuda “ dengan “ orang jalan kaki “. Di samping itu, dengan pernyataan : “ sang penulis kedua kitab dapat menuliskan dua hal yang berbeda “ berarti para pengarang kitab dalam Alkitab/Bibel memiliki wewenang menurut keinginan mereka masing-masing untuk menulis menurut apa yang mereka senangi. Siapa yang memberi wewenang kepada “ sang penulis “ kedua kitab tersebut sehingga dikatakan : “ dapat menuliskan dua hal yang berbeda “ ?. Ketika dikatakan seperti itu berarti tersirat satu pengakuan, Alkitab/Bibel BUKAN FIRMAN TUHAN atau BUKAN DIINSPIRASIKAN OLEH ROH KUDUS melainkan hanya karangan manusia yang ditulis menurut hawa nafsu mereka. Kemana kedudukan Alkitab/Bibel sebagai FIRMAN TUHAN, jika pengarang/penulis kitab-kitab dalam Alkitab/Bibel memiliki wewenang menuliskan dua hal yang berbeda menurut semau-gue dan hawa nafsu mereka ?.
Lebih mengharukan lagi dengan penjelasan pengasuh Katolisitas yang penuh kebi-ngungan dengan berkata :
Kedua teks dapat sama-sama menyampaikan kebenaran, atau jika digabungkan kedua teks itu maka yang dikalahkan adalah 87,000 prajurit Syria, baik
yang naik kereta kuda, maupun yang naik kuda ( tanpa kereta ) maupun yang prajurit yang berjalan kaki.
Sangat aneh !. Ketika versi 2 Samuel 10 : 18 mengisahkan pasukan Daud mengalah-kan pasukan Syria 40.000 orang berkuda (bukan pasukan pejalan kaki) dan 1 Tawarikh 19: 18 untuk peristiwa yang sama berkisah, pasukan Daud mengalahkan pasukan Syria 40.000 orang pejalan kaki ( bukan pasukan berkuda) ditambah versi 1 Tawarikh 19 : 18 yang menyebut 7000 bh. kereta perang ( tidak menyebut versi 2 Samuel 10 : 18 yang menye-but : “ 700 bh. kereta perang “ , dengan “ kepintaran aritmatika yang sangat jenius “ pengasuh Katolisitas pun berkata : “ jika digabungkan kedua teks itu maka yang dika-lahkan adalah 87,000 prajurit Syria, baik yang naik kereta kuda, maupun yang naik kuda ( tanpa kereta ) maupun yang prajurit yang berjalan kaki “. Kok angka-angka pada kedua versi digabung padahal mengisahkan SATU PERISTIWA YANG SAMA ?. Cara sangat tidak waras dan hanya diterima oleh mereka yang tidak waras.
Bagaimana dengan versi yang mengatakan : “ 700 “?. Mengapa tidak dijumlah menjadi : “ 80.700 “ ?. Mengapa yang dihitung adalah versi yang menyebut “ 7000 “ ?. Gabungannya juga keliru. Ayat 2 Samuel 10 : 18 menyebut : “ 700 bh. Kereta perang dan 40.000 orang berkuda “ sedangkan ayat 1 Tawarikh 19 : 18 : “ 7000 bh. kereta perang dan 40.000 orang pejalan kaki “. Kalau benar-benar mau “ digabungkan “ secara waras se-harusnya berjumlah : “ 87.700 “ prajurit Syria yang dikalahkan. Kemana disembunyi-kan yang “ 700 “ dalam penggabungan yang dilakukan pengasuh Katolistas ?. Fakta ini hanya menunjukkan kebingungan melihat perbedaan antara 2 Samuel 10 : 18 dengan 1 Tawarikh 19 : 18 sehingga muncul penjelasan yang tidak keruan-keruan dalam upaya hendak menunjukkan ketidak-berbedaannya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar