Selasa, 04 September 2012

RAGAM ANALISIS “ ILMIAH “ PARA AHLI DALAM MENGIDENTIFIKASI INJIL BARNABAS .


PEMBICARAAN MENGENAI INJIL BARNABAS  .

Para ahli telah mencoba memberikan analisis atas Naskah Italia dari INJIL BARNABAS  ini, tetapi semuanya dengan embel-embel: “ dugaan “; “ kemungkinan “; “ menyimpulkan “ ;  boleh jadi “ dan semacamnya , semuanya tanpa kepastian. Dan hebatnya pendapat-pendapat mereka saling membatalkan satu dengan yang lain .

1.     Ada  yang menganalisisnya dari bentuk penjilidannya. Sebagaimana yang telah dikemukakan terdahulu , Dr. Khalil Saadah memberikan ciri dari Injil Barnabas naskah Italia ini , yaitu  terdiri dari 225 halaman tebal , terjilid kuat dan rapi  dengan dua keping seng yang dibungkus dengan kulit berwarna hitam kekuning-kuningan . Empat penjuru sampul itu dikitari dua baris warna emas  dan di tengah-tengah kulitnya terdapat ukiran timbul yang terhapus hiasannya , dikelilingi dengan ukiran-ukiran emas beraneka macam yang disebut ARABISQUE . Berdasarkan ciri jilid yang demikian ini lalu ada ahli yang mengambil KESIMPULAN bahwa pola atau metode penjilidan Naskah Italia Injil Barnabas ini merupakan pola atau metode TIMUR . Ini kesimpulan yang terburu-buru . Hendaknya dimaklumi apa maksud dari “ KESIMPULAN “ ini , yaitu dengan mengatas-namakan “ metode ilmiah “ , para pakar hendak mengarahkan satu pemahaman bahwa INJIL BARNABAS itu dibuat oleh orang Arab ( baca: orang Islam ). Tapi hendaknya disadari pula bahwa “ KESIMPULAN “ bukanlah “ FAKTA “. Kesimpulan adalah deskripsi  pemahaman atas fakta . Bisa salah dan bisa benar . Seseorang yang menen-teng sesuatu pada tengah malam yang sepi adalah FAKTA . Dan mengatakan orang itu sebagai pencuri adalah KESIMPULAN yang diambil berdasarkan ekstrapolasi akal sehat atas fakta yang tidak lengkap karena tidak dilihat bagaimana  proses ia mengambil . Bisa benar , tetapi juga bisa salah karena orang yang menenteng sesuatu pada tengah malam yang sepi tidak harus pencuri sehingga KESIMPULAN tadi menjadi salah. Kita membutuhkan data lain untuk menyatakannya pencuri . Bagai-mana jika orang itu adalah penjaga malam yang sedang membawa perlengkapan menuju pos ronda malam ? . Oleh karena itu pengambilan KESIMPULAN atas Naskah Italia INJIL BARNABAS sebagai yang berasal dari TIMUR berdasarkan pola penjilidan yang dikatakan dengan istilah ARABISQUE itu  adalah pengambilan kesimpulan yang hanya berdasarkan akal sehat . Dan sebagai metode mencari kebenaran , akal sehat tidak selalu membawa kita kepada kebenaran , bahkan seringkali salah .
Sehubungan dengan kesimpulan atas pola penjilidan Naskah Italia Injil Barnabas yang tidak memiliki dasar yang kuat tadi , tidak  heran ada ahli yang menolaknya . Dr. Khalil Saadah mengungkapkan , ada ahli yang menyanggah kesimpulan itu dengan mengatakan bahwa penjilidan tersebut keseluruhannya BOLEH JADI dari karya ahli penjilidan dari Paris yang telah didatangkan oleh EUGENE SAVOY selaku pemilik Naskah INJIL BARNABAS , untuk menjilidnya .
Kita melihat , sanggahan atas dasar “ BOLEH JADI “ , berarti tidak ada fakta . Bisa benar dan bisa pula salah . Kita hanya menangkap pesan dari sanggahan ini yaitu jangan lihat model penjilidannya , sebab bisa saja itu dibuat baru , tapi lihatlah lembaran naskah dan isinya . Bisa saja itu disalin dengan penulisan dan penjilidan yang menggunakan sarana yang ada ketika penyalinan dan pencetakan dilakukan . Kalau sebuah naskah kuna seperti misalnya  karya Flavius  pada abad ke-2 Masehi , disalin dan dicetak dengan sarana abad 20 sekarang ini , dan hasil ini seribu tahun yang akan datang diketemukan , apakah kita akan mengatakan bahwa karya Flavius itu adalah palsu karena sarana dan pencetakannya menggunakan bahan-bahan abad 20 , sedangkan Flavius hidup pada abad ke-2 Masehi ?
2.        Ada pula ahli yang mencoba membandingkannya naskah Italia INJIL BARNA-BAS ini dengan Naskah Turki , yaitu naskah perjanjian antara kerajaan Turki dengan Venesia . Naskah Turki ini ada di Venesia dan disebut-sebut pula dalam surat menyurat yang berasal dari abad 16 . Naskah Turki ini dari segala seginya mirip sekali dengan Naskah Italia INJIL BARNABAS . Menurut Dr.Khalil Saadah : “ Naskah tersebut , tidak diragukan lagi terjilid di Konstantinopel ,  terbukti dari sesuatu yang muncul dari celah-celah robekan kulitnya , ada bahasa Turki yang terpakai dewasa ini “ . Dengan membanding Naskah Turki dengan Naskah Italia  , berdasarkan fakta fisik Naskah Turki maka pikiran orang yang membacanya dibawa ke arah kesimpulan tertentu yaitu  : “ Oleh karena Naskah Turki ini dari segala seginya mirip sekali dengan Naskah Italia INJIL BARNABAS , sedangkan fakta fisik Naskah Turki itu ada tertulis bahasa Turki dan dijilid di Kontantinopel maka Naskah Italia INJIL BARNABAS tidak bisa tidak dijilid di Konstantinopel “.  Arah kesimpulan akhirnya yang diinginkan , jelas sekali : INJIL BARNABAS DIKARANG ORANG ISLAM DI TURKI PADA ABAD KE 16 . Kesimpulan-kesimpulan ini terlalu mengada-ada seperti mengambil kesimpulan dari penarikan logika : A = B ; B = C , maka  A = C  padahal premis-premis untuk membangun sillogisme harus ada hubungannya .  Mengapa tidak dirobek saja sampul jilid Naskah Italia INJIL BARNABAS itu untuk membuktikan dan mendapatkan fakta adanya bahasa Turki padanya sehingga dengan demikian bisa benar-benar disamakan dengan Naskah Turki ? Atau apakah tidak perlu dicari data-data lain yang mendukung kesimpulan tersebut , sebab kemiripan  pola jilid Naskah Turki dengan Naskah Italia INJIL BARNABAS , bukanlah bukti untuk menyatakan bahwa Injil Barnabas dikarang pada abad ke-16 oleh orang Muslim di Turki ?. Mungkin karena itu pula , justru ahli lain menolak mempersamakan Naskah Turki ini dengan Naskah Italia INJIL BARNABAS . Dr. Khalil Saadah mengatakan : “  Ada suatu pendapat kuat yang menolak pendapat yang mengatakan tentang naskah Turki, karena cap air ( water mark ) dalam kertas itu apabila dilihat di bawah cahaya , tidak akan anda temui persamaannya dengan bermacam-macam kertas  buatan Timur sama sekali dan tanda dalam kertas-kertas  tersebut merupakan sebuah jangkar kapal dalam  satu lingkaran dan itu adalah tanda pengenal bagi suatu jenis kertas Itali sebagai yang dikatakan oleh para ahli “ . Pernyataan ini menunjukkan bahwa Naskah Turki itu bukan berasal dari Timur melainkan berasal dari Italia . Dengan demikian tidak ada alasan sedikitpun untuk membangun kesimpulan akhir bahwa INJIL BARNABAS DIKARANG ORANG ISLAM DITURKI PADA ABAD KE 16  hanya berdasarkan bentuk kertas dari Naskah . Hal ini dipertegas kembali oleh Dr. Khalil Saadah  : “  Sebenarnya tidak ada yang dibuktikan lebih jelas daripada bahwa masyarakat penulis itu adalah Barat , bukan Timur “ .
3.        Langkah “ ilmiah “ lainnya adalah membandingkan antara INJIL BARNABAS dengan karya DANTE  , seorang penyair Italia abad 14 .  Ada persamaan dalam kata-kata antara kedua karya ini . Susunan kata dalam  naskah Italia itu berdekatan dengan sajak ciptaan Dante . Berdasarkan kedekatan itu lalu dikatakan – sebagaimana yang diungkapkan Dr.Khalil Saadah - : “ …. Maka sementara menyimpulkan bahwa penulis Injil tersebut adalah seorang yang hidup kemudian dari Dante dan daripadanya ia mengambil keterangan-keterangan semacam itu atau ia hidup semasa dengan Dante , lalu ia seperti juga Dante  menguraikan menyebut-nyebut pendapat-pendapat yang tersiar di masa kedua orang tersebut . Dan dengan dengan demikian maka Barnabas itu hidup di abad empat belas  “.
Kesimpulan yang diperoleh dari membandingkan Naskah Italia INJIL BARNABAS dengan karya DANTE ini juga terlalu tergesa-gesa dan sangat sepihak , tidak adil dan tidak fair . Mengapa hanya dipikirkan bahwa oleh kesamaan yang demikian , penulis INJIL BARNABAS telah  mengutipnya dari DANTE dan mengapa tidak dipikirkan bahwa DANTE dalam menulis karyanya tersebut telah mengutipnya dari INJIL BARNABAS ? Mengapa hanya dipikirkan bahwa oleh kesamaan yang demikian maka disimpulkan penulis INJIL BARNABAS hidup sesudah atau semasa DANTE , dan mengapa tidak dipikirkan bahwa penulis INJIL BARNABAS hidup jauh lebih awal dari DANTE  sehingga DANTE mengutipnya dari INJIL BARNABAS ? Muhammad Rasyid Ridha , pemimpin Majalah Al Manar , Kairo Mesir memberi tanggapan : “ Adapun mengenai bagian-bagian dalam Injil Barnabas yang mirip dengan sajak-sajak penyair Dante tersebut , maka ia bisa dianggap bahwa Dante telah membaca Injil ini lalu ia menyadur daripadanya  “ .
Lebih mengagumkan lagi , berdasarkan “ kesamaan “ antara INJIL BARNABAS dengan karya DANTE tersebut , ada ahli yang berpendapat bahwa keduanya – penulis INJIL BARNABAS dan DANTE - telah mengambil dari satu sumber yang jauh sebelum mereka yaitu mitologi Yunani , sehingga keduanya  tidak mesti hidup di satu masa . Persamaan khayal dan susunan kata di antara kedua orang bisa dikatakan suatu kebetulan yang timbul dari kesamaan fikiran .
Lihatlah betapa beragam pendapat para ahli Bibel di bawah naungan kajian “ ilmiah “ tersebut . Semuanya meraba-raba, menduga-duga, tidak ada kepastian dan saling bertentangan . Lalu mana yang benar ? Apakah penulis INJIL BARNABAS itu mengutipnya dari DANTE ataukah penulis INJIL BARNABAS  dan DANTE sama-sama mengambil dari sumber yang sama ? Dan mengapa tidak ada keinginan untuk memunculkan dugaan bahwa DANTE telah mengutipnya dari INJIL BARNABAS ? Itulah analisis  “ ilmiah “ para ahli Bibel  yang cukup mengagumkan sekaligus membingungkan kita karena ternyata kajian “ ilmiah “ mereka tidak ada satupun yang sama  bahkan bertentangan dan kesimpulan yang dibuat tentang INJIL BARNABAS hanya didasarkan pada  mungkin “ , “ boleh jadi “ , “ diduga  “, “ bisa jadi “ ,    kemungkinan “ , “ ada kemungkinan “ dan  semacamnya  atas fakta-fakta  fisik INJIL BARNABAS .
4.    Kajian “ ilmiah “ lainnya dan menjadi salah satu alasan di antara berbagai alasan penolakan penganut Kristen atas Injil Barnabas sebagai naskah Kristen awal yang berisi ajaran Yesus adalah karena disebutnya nama “ MUHAMMAD “ secara tegas dan gamblang . Kajian “ ilmiah “ ini menyatakan bahwa kebiasaan di dalam nubuat-nubuat adalah mengunakan kiasan-kiasan dan isyarat-isyarat , sedangkan INJIL BARNABAS menyajikan nama “ MUHAMMAD “ secara terus terang . Menjadi pertanyaan , apakah yang demikian itu salah dan siapa yang membuat aturan persyaratan bahwa yang namanya nubuat harus dengan isyarat atau kiasan dan tidak boleh menyebut nama secara langsung ? Tuhan tidak pernah meminta izin manusia untuk menyampaikan sebuah nubuatan lantaran menentang persyaratan yang dibuat manusia  tersebut .
Syaikh Muhammad Rasyid Ridha , pemimpin Majalah Al Mannar , Kairo Mesir , dalam kata sambutannya pada terjemahan bahasa Arab INJIL BARNABAS , mengutip Syaikh Muhammad Biram yang mengungkapkan bahwa seorang penjelajah berbangsa Inggeris melihat dalam perpustakaan Paus, sebuah naskah kuna yaitu INJIL berbahasa Himyar.  Dalam Injil berbahasa Himyar ini , Yesus ( Isa Al Masih ) menyampaikan  nubuatan : “ Dan aku memberita-gembirakan tentang seorang Rasul yang akan datang kemudian daripadaku , namanya Ahmad “.  Pernyataan nubuatan betul-betul harfiah sama dengan ayat Al Qur’an surah Ash Shaaf 6  :  “ …. dan memberi berita gembira dengan seorang Rasul yang akan datang sesudahku , yang namanya Ahmad  …. “.  Sangatlah bodoh jika ada penganut Kristen yang mengatakan bahwa INJIL berbahasa Himyar ini karangan seorang Muslim  lantaran kesamaan ini . Padahal tidak ada seorang Muslim pun yang pernah melihat dan mengetahui Injil Himyar ini , apalagi mengarangnya .  Fakta ini menunjukkan bahwa dalam perpustakaan Paus itu ada naskah-naskah Injil yang dikarang dalam abad pertama Masehi , tetapi disembunyikan dan dirahasiakan . Juga menunjukkan bahwa nubuat atas kehadiran seseorang tidak perlu dengan kiasan dan isyarat seperti yang dikatakan dalam kajian “ ilmiah “ tadi .
Sebenarnya penyebutan nama “ AHMAD “ dalam nubuatan secara langsung ini dapat diteliti dalam BIBEL  ( Perjanjian Baru ) . Injil Yahya menyebut nama  “ Parakletos “ – sebuah nama dalam bahasa Yunani - sebagai figur yang kedatangannya dinubuatkan Yesus sesudah kepergiannya. Sebutan “ Parakletos “ ini diartikan dengan “ PENG-HIBUR “ . Penganut Kristen menghubungkannya dengan ROH KUDUS , salah satu Oknum Tuhan dalam Ketuhanan Yang Maha Trinitas . Padahal analisis atas ayat-ayat yang terkait sama sekali tidak menunjuk kepada Roh Kudus dalam konsep Kristen tetapi seorang manusia yang diangkat Allah SWT sebagai seorang nabi /Rasul Allah .
Karen Armstrong dalam bukunya “ MUHAMMAD , SANG NABI “ mengungkapkan bahwa masyarakat Kristen Arab tidak menyebut “ Parakletos “ melainkan “ Peryklytos “, sebuah kata yang bunyinya  mirip dengan “ Parakletos “ . Kata “ Peryklytos “ ini berarti  “ YANG TERPUJI “ dan dalam bahasa Arab adalah  AHMAD . Ini menjadi petunjuk adanya sebutan nama langsung dalam penubuatan dari MUHAMMAD ( AHMAD ) sekalipun sudah diterjemahkan dalam bahasa Yunani .
5.       Dan akhirnya berdasarkan kajian “ ilmiah “ pula maka pendapat-pendapat yang berbeda ditetapkan  para ahli  yaitu   :

-         Naskah  berbahasa Italia INJIL BARNABAS , tidak syak lagi adalah salinan dari Naskah lain . Lalu yang bagaimana ” Naskah Lain ” itu , tidak ada penjelasan . Pendapat tersebut terjebak dalam dugaan-dugaan hanya dengan tujuan untuk menafikan kedudukan Injil Barnabas sebagai Injil yang benar .
-          Lonsdale  Ragg  dan  Laura  Ragg  menyatakan - sebagaimana  yang  diungkapkan  Dr . Khalil Saadah - bahwa penulis INJIL BARNABAS  ( - yang ditemukan dan diterjemahkannya - ) adalah seorang VENEZIA yang menyalinnya pada abad enam belas atau permulaan abad tujuh belas dari sebuah naskah Tasykania atau dari naskah berbahasa Venezia yang telah kemasukan istilah-istilah Tasykania .
-            Tulisan-tulisan bahasa Arab di tepi halaman naskah Italia tersebut menunjuk-kan bahwa naskah asal sebagai sumber penyalinan Naskah Italia bukan dari bahasa Arab.

Sebuah kegagalan kajian “ ilmiah “ yang dilakukan para ahli atas INJIL BARNABAS !
6.  Di bawah kajian “ ilmiah “ pula dengan ketetapan bukan BARNABAS sebagai penulis INJIL BARNABAS, beberapa ahli telah menetapkan identitas penulis INJIL BARNABAS  walaupun tidak bisa menunjuk secara pasti orangnya .  Tapi lucunya pendapat dan kesimpulan “ ilmiah “ mereka tidak seragam . Lalu di mana kekuatan kajian “ ilmiah “ yang mereka lakukan ? Dalam ketidak-seragaman pendapat tersebut , timbul pertanyaan : siapa orangnya yang menjadi penulis INJIL BARNABAS  ?  Dr.Khalil Saadah menyajikan ragam pendapat kesimpulan “ ilmiah “ tentang penulis INJIL BARNABAS.

a.   Ada yang berkesimpulan “ ilmiah “ bahwa  penulis INJIL BARNABAS adalah SEORANG YAHUDI DARI SPANYOL yang telah memeluk agama Islam . Alasan     “ ilmiah “- nya karena INJIL BARNABAS  memuat banyak peraturan-peraturan TALMUD yang sulit diketahui oleh orang-orang yang bukan Yahudi. Dan dalam INJIL BARNABAS  beberapa hal mengandung riwayat-riwayat Hadist dan kisah agama Islam .
b.   Ada yang berkesimpulan “ ilmiah “ bahwa  penulis INJIL BARNABAS adalah SEORANG  ITALIA. Alasan “ ilmiah “-nya karena jiwa INJIL BARNABAS  dan kalimat-kalimatnya  menggambarkan masyarakat ITALIA di mana Injil ini muncul  pada masanya . Misalnya  menyebut tentang panen yang diiringi dengan nyanyian para penyanyi yang mengesankan tradisi yang berlaku di Tasykania dan Tito,  Italia.
c.       Ada yang berkesimpulan  “ilmiah  bahwa penulis INJIL BARNABAS adalah seorang Yahudi dari Andalusia ( Spanyol ) yang memeluk agama Kristen dan mengetahui Injil-Injil Kristen kemudian memeluk agama Islam. Alasan “ ilmiah “ -nya karena penulisnya mempunyai pengetahuan yang menakjubkan tentang isi “ Perjanjian Lama “ yang  sulit  ditemukan  taranya  di kalangan penganut Kristen .
d.   Dr.Khalil Saadah sendiri , sekalipun telah memberikan analisis pada berbagai aspek , ternyata berpendapat kabur bahwa INJIL BARNABAS adalah seorang Barat , bukan Arab tetapi karena filsafat yang tersisip di dalamnya sejenis dengan filsafat Aristoteles yang tidak sampai ke Barat kecuali setelah melalui bangsa Arab , khususnya Arab yang telah menaklukkan Spanyol maka penulis INJIL BARNABAS lebih menunjukkan kepada sumber Arab daripada ia berasal dari  Barat . Oleh karena itu , Dr. Khalil Saadah  berpendapat  bahwa penulis INJIL BARNABAS ini adalah seorang Yahudi dari Andalusia ( Spanyol ) yang sangat mendalam pengetahuannya tentang agamanya  lalu masuk  agama Kristen , Dan setelah memperdalam pengetahuannya tentang agama Kristen selanjutnya lalu masuk ke agama Islam  dengan perasaan yang sangat bersemangat terhadap agama Islam .
Ada hal yang tidak masuk akal dengan dugaan Dr. Khalil Saadah ini . Jika benar   si penulis INJIL BARNABAS “ ini seperti yang digambarkannya , kita bertanya , lalu untuk apa “ si Muslim asal Kristen dan asal Yahudi “ itu mengarang “ INJIL BARNABAS “ ? Katakanlah jawaban atas pertanyaan ini adalah : “ agar ada hujjah bagi ummat Islam dalam perdebatan dengan orang Kristen  “ . Lalu bagaimana dengan fakta bahwa tidak ada ummat Islam yang membawa alasan dari INJIL BARNABAS  bahkan tidak menyebutnya pada setiap hujjah yang diucapkan dalam sebuah pedebatan agama antara Islam dengan Kristen ? Lalu bagaimana “ INJIL BARNABAS “ bisa ada di lingkungan Kristen bahkan di perpustakaan Paus dan tidak ada di tangan ummat Islam , seandainya memang INJIL BARNABAS adalah karya ummat Islam ?  Apakah ummat Islam menyelundupkannya ke perpustakaan Paus atau perpustakaan orang Kristen , kemudian beredar seperti yang diceritakan ?  Kalau sekiranya ada ummat Islam mau menulis Injil yang dusta , tentu lebih layak Injil dusta tersebut dinisbatkan ke Yesus Kristus secara langsung tanpa liwat BARNABAS . Dugaan-dugaan dengan menisbatkan seorang “ Muslim “ sebagai pengarang INJIL BARNABAS semacam itu , sesungguhnya lebih menunjukkan betapa penganut Kristen menjadi kebakaran jenggot akibat kemunculan INJIL BARNABAS yang menyenggol kepercayaan Kristen .
e.        Lonsdale  Ragg  dan  Laura  Ragg  menyatakan -  sebagaimana  yang  diungkapkan  Dr. Khalil Saadah - bahwa penulis INJIL BARNABAS  ( - yang ditemukan dan diterjemahkannya - ) adalah seorang VENEZIA yang menyalinnya pada abad enam belas atau permulaan abad tujuh belas dari sebuah naskah Tasykania atau dari naskah berbahasa Venezia yang telah kemasukan istilah-istilah Tasykania . Jadi dalam pandangan Lonsdale Ragg dan Laura Ragg , dipahami bahwa aslinya INJIL BARNABAS  tidak diketahui pengarang-nya , cuma salinannya yang berupa Naskah Italia itulah yang ditulis seorang VENEZIA .
f.    Hugh Goddard dalam bukunya  “ Christians And Muslims : From Duble Standard to Mutual Understanding “ ( edisi terjemahan bahasa Indonesia :  Menepis Standar Ganda  ) berkata  : “  …. Injil Barnabas , yang hampir pasti ditulis seorang Yahudi Spanyol pada abad ke-16 , yang secara paksa disuruh pindah ke agama Kristen oleh Inquisisi  di Venice  dan kemudian pindah ke agama Islam , di mana Injil tersebut diterima secara luas oleh kaum Muslim modern sebagai catatan tentang kehidupan dan karya Yesus yang otentik … “. Pendapat Hugh Goddard ini mirip pendapat Dr.Khalil Saadah . Bedanya , menurut Hugh Goddard masuknya si Yahudi ke agama Kristen karena dipaksa , sedangkan dari pernyataan Dr.Khalil Saadah di pahami si Yahudi itu masuk Kristen dengan suka rela . Ada yang janggal dalam pendapat Hugh Goddard ini . Kok berani-beraninya si “ penulis “ INJIL BARNABAS ini setelah dipaksa masuk agama Kristen di masa Inquisisi lalu masuk Islam padahal ummat Islam justru menjadi korban yang utama dalam peristiwa Inquisisi tersebut ?

Terlihat sekali , betapa para ahli ini  bingung  menetapkan  siapa  pengarang INJIL BARNABAS .  Mereka hanya mampu menetapkan “ asal –usul “ pengarang INJIL BARNABAS  sebagai kesimpulan berdasarkan kajian dan ekstrapolasi atas fakta-fakta pada INJIL BARNABAS , baik  fakta fisik ataupun kandungannya . Dan itupun dengan pendapat yang saling bertentangan sebagaimana yang telah ditunjukan di atas . Padahal kesimpulan , bukanlah fakta . Dan yang lebih lucu lagi , dr. Suradi dari  Christian Centre “ NEHEMIA “ Jakarta , tanpa dasar pengetahuan yang luas menyatakan bahwa INJIL BARNABAS dikarang oleh MUSTAFA (- maksudnya : MUSTAFA AL ARANDI -) . Kita merasa iba dengan dr. Suradi ini ketika menyajikan pernyataannya tersebut . Tampak sekali “ asal ngomong “-nya  yang dapat menyebabkan kekaburan dan pengelabuan . Sebenarnya ketidak-jelasan siapa penulis dan kapan ditulis dari suatu Injil tidak hanya dialami INJIL BARNABAS , melainkan dialami juga Injil-Injil Kanonik . Para ahli Bibel masih berbeda pendapat yang menjadi  penulis dan kapan ditulisnya Injil Matius , Injil Markus , Injil Lukas dan Injil Yahya .

Demikianlah analisis para ahli untuk menetapkan asal-usul INJIL BARNABAS , siapa pengarangnya dan kapan ditulis dalam upaya mereka menolak INJIL BARNABAS sebagai Injil yang muncul pada masa Kristen awal lantaran dalam INJIL BARNABAS memuat ajaran yang sejalan dengan Al Qur’an dan bertentangan secara diametrical dengan ajaran Kristen gereja Paulus ( Pauline Church ) .



1 komentar:

Kevin Richardo mengatakan...

http://sekelilingmejaku.wordpress.com/2011/05/05/beberapa-kumpulan-informasi-tentang-injil-barnabas/

Buka link di atas,lihat dan bandingkan..

Posting Komentar