Senin, 29 Oktober 2012

INJIL BARNABAS DAN SANGGAJAN DR. ROBERT .MOREY



               PENOLAKAN   PENGANUT   KRISTEN TERHADAP
INJIL  BARNABAS DAN TANGGAPAN ATASNYA

Ada yang aneh pada sikap penganut Kristen terhadap keberadaan INJIL BARNABAS . Sikap mereka hanya menunjukkan kekacauan fikiran mereka . Mereka menyodok ummat Islam atas sambutan ummat Islam terhadap Injil Barnabas , yang sebenarnya juga tidak berlebih-lebihan kecuali sekedar kagum saja, karena tidak bermakna apa-apa bagi penegakan akidah Islam.  Tetapi di sisi lain penganut Kristen justru mencoba  mempengaruhi dan mengajak ummat Islam untuk menolak INJIL BARNABAS dengan alasan bahwa beberapa hal yang diungkapkan dalam INJIL BARNABAS - tetapi sebenarnya tidak substantif – bertentangan dengan Al Qur’an . Ini berperilaku ganda namanya  dan menunjukkan sikap tidak jujur. Mengajak ummat Islam menolak Injil Barnabas karena ” bertentangan dengan ajaran Al Qur’an ” padahal yang sebenarnya BERTENTANGAN DENGAN DOGMA KRISTEN ! Lebih lucu lagi mengajak ummat Islam menolak Injil Barnabas dengan alasan karena ” bertentangan dengan ajaran Al Qur’an ” padahal yang tercantum dalam PERJANJIAN BARU BANYAK YANG BERTENTANGAN dengan Al Qur’an. Dan yang tidak lucu  tetapi sangat tidak bermoral, mengajak ummat Islam menolak Injil Barnabas dengan alasan karena ” bertentangan dengan ajaran Al Qur’an ” ketika di sisi lain justru menuduh ummat Islam yang mengarang Injil Barnabas.
Penolakan atas INJIL BARNABAS yang dilakukan penganut Kristen dengan tulisannya tersebut  - dengan mengabaikan kesamaan-kesamaan yang ada dan begitu banyak antara INJIL BARNABAS dengan Injil-Injil Kanonik ( Matius, Markus , Lukas dan Yahya ) - karena INJIL BARNABAS mengungkapkan hal-hal yang bertentangan sama sekali dengan ajaran dan dogma gereja Kristen sekarang, dan di sisi lain  menunjukkan kesamaan dengan ajaran Islam dan Al Qur’an , sebagaimana yang telah disajikan yaitu  : 
1.        Penolakan Yesus atas klaim orang atas dirinya sebagai TUHAN dan ANAK ALLAH.
2.       Pengakuan Yesus  bahwa  dirinya  bukan  Messias  yang dijanjikan dan dinanti-nantikan kedatangannya oleh segala bangsa dan seluruh ummat manusia .
3.        Pengakuan Yesus bahwa beliau adalah Nabi yang diutus hanya kepada Bani Israil.
4.       Pengakuan Yesus bahwa anak Ibrahim yang terkait dengan peristiwa korban adalah Ismail, bukan Ishak. Dan dari Ismail inilah , munculnya Messias yang dijanjikan itu  dan Messias itu  bernama MUHAMMAD .
5.        Pengakuan Yesus bahwa Nabi Akhir Zaman adalah MUHAMMAD .
6.        Pengakuan Yesus bahwa Nabi Muhammad SAW sebagai Pemberi Safa’at di hari kiamat
7.        Pengakuan Yesus bahwa dirinya akan dikhianati oleh salah seorang muridnya dan murid inilah yang nanti ditangkap dan disalib , bukan dirinya . Tetapi orang menyangka bahwa dirinyalah yang ditangkap dan disalib .
8.       Memuat cerita tentang penangkapan dan penyaliban atas diri Yudas Iskariot , sedangkan Yesus sendiri diangkat ke langit , selamat dari upaya pembunuhan yang direncanakan orang-orang Yahudi dan dilaksanakan oleh pasukan Romawi .
Aspek-aspek inilah yang bertentangan dengan ajaran dan dogma Kristen yang sangat pokok  dan justru menunjukkan kesamaan dengan ajaran Islam . Inilah sebenarnya yang menjadi alasan , mengapa penganut Kristen menolak INJIL BARNABAS , sekalipun begitu banyak aspek lain yang menunjukkan kesamaan INJIL BARNABAS dengan Injil-Injil Kanonik  ( Matius, Markus , Lukas dan Yahya ). 
Pertentangan antara INJIL BARNABAS dengan INJIL-INJIL KANONIK yang disebutkan di atas telah memunculkan sanggahan penolakan pihak Kristen atas INJIL BARNABAS. Slalah seorang di antaranya adalah Dr. Robert A. Morey. Berikut disajikan sanggahan Dr. Robert A. Morey dan tanggapan atasnya.

Tidak diragukan lagi , sebagaimana yang telah diungkapkan pada bagian terdahulu dari tulisan ini, bahwa INJIL BARNABAS bertentangan sepenuhnya dengan kepercayaan dan dogma Kristen . Menangani perbedaan INJIL BARNABAS dengan kepercayaan dan dogma Kristen , itu menjadi urusan penganut Kristen sendiri . Kita ummat Islam hanya membicarakan isu pertentangan INJIL BARNABAS dengan Al Qur’an yang dikemukakan Dr. Robert A. Morey bukunya “ THE ISLAMIC INVASION “  .

1.   Dr. Robert A. Morey berkata : “ Dan yang lebih penting lagi , INJIL BARNABAS banyak mengandung pernyataan-pernyataan yang saling bertentangan dengan pengajaran-pengajaran yang terdapat di dalam Kitab Al-Quran , Hadist dan Alkitab. INJIL BARNABAS bertentangan dengan ketiga-tiganya dalam tiga bentuknya yang berbeda pula   .
Motivasi apa yang mendorong Dr.Robert A. Morey harus membawa-bawa Kitab Al-Quran dan Hadist untuk dipertentangkan dengan Injil Barnabas ? Apakah agar ummat Islam juga ikut bersama-sama ortodoksi Kristen menolak Injil Barnabas ? Tidak diperlukan dan ” permintaan ” demikian sangat kekanak-kanakan . Ummat Islam tidak membutuhkan Injil Barnabas untuk menyampaikan kebenaran Islam , karena kekuatan Islam dengan dasar Tahudi dan Al Qur’an sudah merupakan jaminan kebenarannya yang tidak bisa dibantah pihak Kristen .
Kalau bertentangan dengan Alkitab ( Bibel ) yang menyangkut aspek kepercayaan pokok ke-Kristenan, sudah jelas dan tidak diragukan lagi, memang INJIL BARNABAS sangat bertentangan dengan BIBEL tetapi memiliki kesamaan dengan ajaran Islam  termasuk sejumlah ajaran moral. Lalu apanya yang bertentangan dengan Al Qur’an dan Hadist ? Hal ini dapat dibaca beberapa ajaran pokok sebagaimana yang telah dikutipkan dalam bagian 6 . Tetapi untuk hal-hal lain seperti cerita kisah kegiatan dan sejumlah ucapan Yesus Kristus justru INJIL BARNABAS banyak sekali menunjukkan kesamaan dengan INJIL-INJIL KANONIK . Berikut ditunjukkan beberapa contoh kecil mengenai ayat-ayat  yang menunjukkan kesamaan  pernyataan INJIL BARNABAS dengan BIBEL ( yi. PERJANJIAN BARU )  yang disajikan dalam tabel  berikut :
            INJIL BARNABAS
PERJANJIAN BARU
-   Bagian Pendahuluan  ayat 4
-      Bagian Pendahuluan  ayat 5
-      Pasal 1
-      Pasal 2
-      Pasal 3
-      Pasal 4
-      Pasal 5 , pasal 6
-   dan seterusnya
-  KRR. 9 : 20
-  KRR.22: 2-4 dan Galatia 1: 13-17
 -  Lukas 1
 -  Matius 1 ,  Lukas 1, Lukas 2
 -  Lukas  2   dan Lukas 3
 -  Lukas 1 , Lukas 2 , Matius 2
 -  Lukas  2 , Matius 2
 -  dan seterusnya .
Ini baru contoh kecil . Lebih luas dapat dibaca pada bagian 7  PERBANDINGAN SAJIAN BEBERAPA PERISTIWA ANTARA INJIL KANONIK DENGAN INJIL BARNABAS  ” yang menunjukkan sejumlah kesamaan Injil Barnabas dengan Injil Kanonik . Pembaca yang berminat melihat kesamaan INJIL BARNABAS dengan Injil-Injil yang diakui kanonik oleh gereja dan penganut Kristen  dapat melakukan kajian perbandingan  Injil Barnabas dengan Injil-Injil tersebut . Dari contoh yang disajikan , jelas sekali sesungguhnya INJIL BARNABAS banyak menyajikan cerita  tentang  Yesus Kristus  yang sama dengan yang disajikan BIBEL ( yi. Perjanjian Baru ) kecuali untuk hal-hal yang menyangkut keimanan pokok  sebagaimana yang sudah dibahas dan diungkapkan terdahulu .
Selanjutnya ada dua hal yang perlu dikritisi atas pernyataan  Dr.Robert A. Morey , yaitu :
a.      Dr.Robert A.Morey sama sekali tidak menunjukkan pernyataan-pernyataan dalam INJIL BARNABAS yang menentang Al Qur’an dan Hadist. Rupanya Dr.Robert A. Morey hanya bisa mengeluarkan statemen kosong  tetapi tidak mampu menunjukkan fakta pernyataan dalam INJIL BARNABAS terutama yang berkaitan dengan dasar kepercayaan Islam untuk membuktikan adanya pertentangan INJIL BARNABAS dengan Al Qur’an dan Hadist, kecuali dua contoh yaitu makan babi dan poligami. Dan itupun masih dipertanyakan dan perlu didiskusikan. Dan pada saatnya , kedua hal itu akan dibuktikan dan ternyata Dr.Robert A. Morey telah melakukan kesalahan atau mungkin kebohongan yag disengaja.
b.    Pernyataan Dr. Robert A. Morey  ini  ada yang  perlu dikritisi sebab  hanya benar jika ajaran yang terkandung dalam INJIL BARNABAS , semata-mata ajaran BARNABAS , bukan ajaran Yesus Kristus. Tetapi yang ditulis dalam INJIL BARNABAS adalah sepenggal kisah kehidupan Yesus dan ucapan-ucapan pengajarannya sehingga tidak ada sama sekali yang namanya ajaran Barnabas. Oleh karena itu, baru benar mempertentangkannya – antara Injil Barnabas dengan Al Qur’an dan Hadist - jika Dr. Robert A. Morey mengatakan : “ … pernyataan-pernyataan Yesus yang diceritakan dalam INJIL BARNABAS saling bertentangan dengan pengajaran-pengajaran yang terdapat di dalam Kitab Al Quran dan Hadist  …. “. Jadi ada kekaburan yang mungkin saja mengandung kebohongan tersembunyi dalam pernyataan Dr.Robert A.Morey ini .
c.     Pernyataan Dr. Robert A. Morey : “ …. INJIL BARNABAS bertentangan dengan ketiga-tiga- nya dalam tiga bentuknya yang berbeda pula   adalah  satu pernyataan yang sangat kabur. Apanya yang bertentangan dengan Al Qur’an ? Apa yang bertentangan dengan  Hadist ? Kalau dengan Injil Kanonik , jelas Injil Barnabas bertentangan, sebagaimana yang akan diuraikan pada bagian-bagian berikut, terutama yang menyangkut dogma Kekristenan. Tetapi hal-hal lain di luar dogma Kekristenan misalnya seperti peristiwa mukjizat Yesus , INJIL BARNABAS justru banyak menunjukkan kesamaan dengan BIBEL . Jika Injil Barnabas dikatakan bertentangan dengan Al Qur’an dan Hadist , apakah itu substantif untuk dipermasalahkan ? Ini yang seharusnya disajikan Dr. Robert A. Morey jika benar ia ingin menyajikan satu karya yang ilmiah .
Selanjutnya dua contoh yang dikemukakan Dr.Robert A. Morey sebagai bukti INJIL BARNABAS menentang Al Qur’an dan Hadist adalah soal makan babi dan pengutukan terhadap poligami . Lucunya , contoh ini sebenarnya menunjukkan kesejajaran antara INJIL BARNABAS dengan BIBEL ( khususnya dengan Perjanjian Baru ) sekarang. Lalu mana yang dikatakannya bahwa INJIL BARNABAS menentang BIBEL ? Kedua contoh yang dikemukakan Dr.Robert A. Morey, perlu ditanggapi dan dijelaskan sebagai berikut  :
1.    Menurut Dr.Robert A. Morey , INJIL BARNABAS mengijinkan seseorang memakan daging babi , sementara Kitab Al-Quran malah mengharamkannya. Tentu ini menunjukkan pertentangan INJIL BARNABAS dengan Al Qur’an dan Hadist . Itu yang dimaksudkan Dr.Robert A. Morey.  Apa benar Injil Barnabas mengizinkan makan babi ?
Telah dikemukakan , INJIL BARNABAS keseluruhannya memuat kisah kehidupan dan ucapan-ucapan Yesus dan sama sekali tidak ada ajaran Barnabas. Oleh karena itu, jika Dr.Robert A. Morey mengatakan bahwa INJIL BARNABAS mengijinkan seseorang memakan daging babi , berarti harus dipahami, Injil Barnabas memuat ajaran Yesus tentang kebolehan makan babi. Jika sungguh-sungguh demikian, berarti INJIL BARNABAS telah menyajikan ketidak-benaran tentang ajaran Yesus Kristus , sebab Yesus Kristus berpegang pada hukum Taurat , yang syari’atnya antara lain mengharamkan makan babi . Tetapi ini harus dibuktikan terlebih dahulu . Menjadi pertanyaan , pada pasal berapa dan ayat berapa dalam Injil Barnabas itu yang memuat ajaran Yesus tentang keizinan makan babi ? Dr.Robert A.Morey atau siapapun pendukungnya harus menunjukkan dalil-dalil tentang itu supaya tidak dikatakan seorang tukang fitnah dan pembohong Mengapa Dr.Robert A.Morey hanya menyajikan statemen tanpa menunjuk dalilnya ? Jawabannya sangat jelas, yaitu Dr.Robert A.Morey sengaja berbohong tentang itu. Seorang “ DOKTOR “ entah di bidang apa, menyajikan kebohongan melalui tulisan “ ilmiah “ untuk mempertahankan fondasi lapuk agama  Kristen  yang  dianutnya. Untuk  menegakkan  agama  Kristen,  mengapa  harus menyajikan argumentasi dengan cara berdusta ?
Penulis sudah mengulang-ulang membaca INJIL BARNABAS, tetapi tidak menjumpai di dalamnya yang berisi ajaran atau ucapan Yesus Kristus yang membolehkan makan babi. Memang dalam INJIL BARNABAS 146 : 8 - 9  ada disinggung soal babi . Kita kutipkan berikut :
Kemudian dusun  itu ditimpa  oleh  musim paceklik yang hebat sehingga orang yang sial itu pergi untuk memburuh kepada salah seorang penduduk dan ia dijadikan penggembala babi dalam pekarangannya .
Di waktu ia menggembalanya ia biasa meringankan laparnya dengan memakan buah balut bersama babi-babi itu .
Perlu diketahui , Yesus Kristus dalam menyampaikan ajarannya seringkali dalam bentuk perumpamaan . Apa yang terbaca dalam INJIL BARNABAS  146 : 8-9  , bukan ajaran Yesus untuk makan babi, apalagi dikatakan sebagai ajaran Barnabas , melainkan bagian cerita perumpamaan dari Yesus tentang seorang anak yang berdosa  kemudian  menyesal  dan  taubat . Jadi dalam ayat itu tidak ada ajaran Yesus yang ditulis Barnabas tentang kebo-lehan makan babi.  Atau dapat pula kita baca dalam INJIL BARNABAS ayat  32 :  31-34  yang dikutipkan berikut  :
Sesungguhnya kukatakan kepadamu sekalian bahwa makan roti dengan tangan yang tidak bersih tidak akan menajiskan seorang karena sesuatu yang masuk ke dalam manusia tidak menajiskan manusia itu , tetapi yang keluar dari manusia itu menajiskan manusia .
Ketika itu , berkatalah salah seorang dari ahli Torat : “ Apabila aku makan daging babi atau daging-daging najis yang lain , tidakkah itu menajiskan hatiku ? “ .
Yesus menjawab : “ Sesungguhnya maksiat itu tidak memasuki manusia tetapi ia keluar dari hati manusia . Oleh karena itulah akan menjadi najis apabila ia makan makanan yang haram.
Cerita ayat INJIL BARNABAS pasal 32 : 31-34 bukan ajaran INJIL BARNABAS yang membolehkan makan babi sehingga dikatakan bertentangan dengan Al Qur’an dan Hadist melainkan menceritakan dialog antara Yesus dengan ahli Torat  yang bermula ketika ahli Torat yang mempermasalahkan murid-murid Yesus yang makan roti tanpa membasuh tangan  Mengapakah para muridmu tidak memelihara adat kebiasaan orang tua-tua kita , dengan tanpa mencuci tangan mereka sebelum makan roti ? “ ( ayat 5 ) . Hal ini dijawab oleh Yesus : “Sesungguhnya kukatakan kepadamu sekalian bahwa makan roti dengan tangan yang tidak bersih tidak akan menajiskan seorang karena sesuatu yang masuk ke dalam manusia tidak menajiskan manusia itu, tetapi yang keluar dari manusia itu menajiskan manusia “. Atas jawaban Yesus , ahli Torat mendebat dengan mengajukan pertanyaan sanggahan :  Apabila aku makan daging babi atau daging-daging najis yang lain, tidakkah itu menajiskan hatiku ? “. Jadi kata-kata “ apabila aku makan daging babi “ bukanlah perkataan Yesus Kristus apalagi ajaran Barnabas, melainkan pernyataan Ahli Torat yang mengajukan permasalahan  kepada Yesus . Pertanyaan sanggahan ahli Torat  ditutup Yesus dengan penegasan : “ Oleh karena itulah akan menjadi najis apabila ia makan makanan yang haram “ yang berarti  BABI ITU  HARAM .  Lalu  mana  ayat  dalam  INJIL  BARNABAS  yang berisi ajaran Yesus boleh makan babi sehingga  dikatakan bertentangkan dengan Al Qur’an ?
Sebenarnya , cerita dialog antara Yesus dengan ahli Torat  dengan tema  makan roti tanpa mencuci tangan “ , justru ada dalam Bibel ( Perjanjian Baru )  yang sekarang menjadi kitab suci agama Kristen . Cuma tidak disebutkan pertanyaan ahli Torat mengenai kenajisan dalam masalah makan daging babi . Baca  ayat Markus  7  : 15 , 19 ( band : ayat Matius 15 : 11, 17 dan Lukas 11 : 40 , 41  )  :
Tiadalah  barang  sesuatupun  yang  datang  dari  luar  orang  serta  masuk  ke dalamnya dapatmenajiskan dia ; hanyalah barang yang keluar dari dalam orang , itulah yang menajiskan dia . Karena itu bukannya masuk ke dalam hati, melainkan ke dalam perut lalu ke luar ke dalam jamban, dengan demikianlah membersihkan segala makanan itu
Ini menjadi bukti bahwa pada dasarnya INJIL BARNABAS menyajikan cerita tentang Yesus dan ajaran-ajarannya  , sama dengan Injil-Injil Kanonik kecuali hal-hal yang menjadi fondasi akidah yaitu Yesus bukan Tuhan dan bukan Anak Allah melainkan hanya manusia biasa yang diangkat sebagai Nabi /Rasul Allah; Yesus tidak mati disalib , dikubur tiga hari tiga malam , melainkan yang disalib adalah Yudas, sedangkan Yesus diangkat ke langit ; Mesiah yang dijanjikan bukan datang dari turunan Ishak melainkan datang dari turunan Ismail , sehingga Yesus bukanlah Messiah ; Yesus adalah nabi yang diutus hanya kepada Bani Israil , bukan untuk seluruh ummat manusia ; sebagian besar yang disajikan bahwa Rasul Akhir Zaman atau Messiah adalah Muhammad SAW , bukan Yesus .
Sebenarnya  kita  tidak  usah  berpayah – payah mencari  ayat dalam INJIL BARNABAS yang berisi ajaran Yesus yang menghalalkan makan babi , sebab pada ayat  23 : 28 INJIL BARNABAS ditegaskan perkataan Yesus : “ Agar tidak melanggar syariat Allah yang dikaruniakan kepada Musa , hamba-Nya dan tidak berkhidmat kepada segala tuhan yang dusta dan palsu itu “ . Tidak boleh makan babi adalah syariat Musa . Lalu bagaimana mungkin ada pernyataan Yesus dalam INJIL BARNABAS yang melanggar syariat Musa  dan bertentangan dengan penegasan Yesus pada ayat 23 : 28 tersebut ? Memang pada bagian PENDAHULUAN dari INJIL BARNABAS, ada ditulis demikian : “  Mereka menghalalkan tiap daging yang najis  “ . Harap diingat , ini bukan ajaran Yesus tentang kebolehan makan babi melainkan bagian kecaman BARNABAS akan kelompok penyesat  ( - Paulus termasuk di dalamnya - )  yang menghalalkan makanan  (- tentu termasuk makan babi -) yang tadinya diharamkan syariat Musa  .
Cerita kebolehan memakan barang-barang yang najis ( - dan inilah yang dipegang dan diikuti oleh penganut Kristen sekarang, sekaligus wujud dari pelanggaran syariat Musa -) dapat dibaca dalam Bibel ( yi. Perjanjian Baru ) pada Kisah rasul-Rasul ( KRR. 10 : 9-15 ) , yang mengisahkan visi Petrus  melihat langit terbuka  ( ayat 9-11 ) dan mendengar suara Tuhan dari langit yang menyuruhnya menyembelih dan memakan binatang-binatang berkaki empat dan binatang melata dan burung yang di udara  ( ayat 12-13 ) tetapi ditolak oleh Peterus dengan alasan haram dan najis ( ayat 14 ). Tetapi  suara “ itu mengabaikan keberatan Peterus dengan menegaskan : “ Barang yang dihalalkan Allah , jangan engkau haramkan “ ( ayat 15 ) . Penegasan lain tentang kebolehan memakan yang najis dan haram menurut Bibel dapat pula dijumpai dalam 1 Korintus 10 : 25 yang menyajikan pernyataan  ajaran Paulus :  Segala sesuatu halal tetapi bukan semuanya itu berfaedah . Maka segala sesuatu halal tetapi bukan semuanya itu menetapkan hati  “ , yang berarti babi boleh dimakan . Dan inilah dasar bagi penganut Kristen untuk memakan apa saja, tidak peduli syariatnya haram dan najis , hantam kromo saja semuanya. Tikus dan anjingpun dimakan. Biawak , kodok, cacing , monyet dan ular pun disantap. Semuanya merupakan pelanggaran terhadap syariat Musa dan itulah yang dikecam dalam INJIL BARNABAS : “ Mereka menghalalkan tiap daging yang najis “ ; bukan membolehkan makan babi . Jadi sebenarnya yang bertentangan dengan Al Qur’an dan Hadist  dalam masalah makan babi, bukan INJIL BARNABAS melainkan BIBEL ( Perjanjian Baru ). Tetapi mengapa masalah babi diangkat dengan tujuan mempertentangkan Injil Barnabas dengan Al Qur’an padahal Injil Barnabas tidak pernah menyatakan boleh makan babi ? Seharusnya Dr.Robert A. Morey tidak perlu berbohong dengan menyajikan contoh dusta untuk mengadu INJIL BARNABAS dengan Al Qur’an dan Hadist supaya ummat Islam ikut bersama-sama dengan pihak ortodoksi Kristen menolak INJIL BARNABAS. Janganlah pihak Kristen mengadu INJIL BARNABAS dengan Al Qur’an dan Hadist berdasarkan alasan yang tidak benar . Jika pihak Kristen fair dan jujur  cukuplah mengadu BIBEL dengan Al Qur’an , karena memang fakta yang ada menunjukkan demikian. Dan yang menarik untuk diperhatikan yaitu jika benar Injil Barnabas memuat ajaran boleh makan babi, justru yang demikian sejalan dengan ajaran dalam Perjanjian Baru . Oleh karenanya Injil Barnabas harus diterima oleh penganut Kristen , setidak-tidaknya oleh Dr. Rober A. Morey .
d.       Mengenai pernyataan Dr. Robert A . Morey : “ …INJIL BARNABAS mengutuk seseorang memiliki isteri lebih dari seorang , sementara Kitab Al-Quran mengijinkan sampai empat orang isteri …“ sebagai bentuk penentangan INJIL BARNABAS terhadap Al Qur’an , perlu dijelaskan . Sebagaimana yang telah ditegaskan sebelum ini, INJIL BARNABAS hampir keseluruhannya memuat kisah kehidupan dan ucapan-ucapan Yesus , sama sekali tidak ada ajaran Barnabas. Kalau dikatakan “ INJIL BARNABAS mengutuk seseorang memiliki isteri lebih dari seorang “ berarti INJIL BARNABAS memuat ucapan Yesus yang “ mengutuk seseorang memiliki isteri lebih dari seorang “. Pada pasal berapa dan ayat berapa dalam Injil Barnabas yang berisi kutukan terhadap seseorang yang memiliki isteri lebih dari seorang ? Dr. Robert A. Morey tidak mengungkapkan pasal dan ayat berapa dalam INJIL BARNABAS yang memuat ucapan Yesus yang “ mengutuk seseorang memiliki isteri lebih dari seorang “ tersebut . Ini merupakan upaya pengelabuan Dr. Robert A. Morey ! Kita menduga mungkin maksudnya ayat  INJIL BARNABAS  115 : 18  yang dikutip sebagai berikut :
Maka dari itu hendaklah seorang manusia itu merasa cukup menerima perempuan yang dikaruniakan  kepadanya oleh Allah Penciptanya dan hendaknya ia lupakan semua perempuan yang lain  .
Perhatikan bunyi ayat Barnabas 115 : 18 tersebut . Penyimakan atas ayat ini memberikan pemahaman  
1.       Tidak ada sama sekali kecaman atau kutukan Yesus terhadap seseorang yang memiliki isteri lebih dari seorang sebagaimana yang dikatakan Dr.Robert A.Morey untuk dipertentangkan dengan ayat Al Qur’an yang membolehkan seseorang laki-laki beristeri sampai empat orang . Dengan demikian Dr.Robert A. Morey telah berkhayal dan menjadikan khayalannya untuk berdusta melalui pernyataannya tersebut .
2.    Ayat Barnabas 115 : 18 tidak berbicara nominal tentang banyak isteri . Oleh karena itu kita bisa mengembangkan pemahaman atas kalimat ayat ini . Dan itu tidak salah . Dikatakan : “ merasa cukup menerima perempuan yang dikaruniakan kepada-nya oleh Allah Penciptanya dan hendaknya ia lupakan semua perempuan yang lain “. Ini memunculkan pertanyaan , apa maksudnya  perempuan yang dikaruniakan kepadanya oleh Allah Penciptanya ” itu ? Kalimat ini hanya dapat dipahami yaitu : Perempuan yang dikaruniakan Allah kepada seseorang ( laki-laki ) adalah dengan : melalui perkawinan yang sah . Perempuan yang diikat dengan perkawinan yang sah bisa saja satu orang , bisa dua orang , bisa tiga orang dan seterusnya . Dan dalam syariat Musa tidak ada larangan bagi seseorang laki-laki beristeri sampai ratusan perempuan . Buktinya Daud sebagai pelaksana syariat Musa mempunyai isteri 300 orang dan gundik 700 orang. Yesus adalah pelaksana syariat Musa. Tidak akan melarang apalagi mengutuk orang yang beristeri lebih dari satu. Berkaitan dengan itu , kalimat “ lupakan semua perempuan yang lain “ dipahami :  tidak boleh melakukan maksiat , berzina dan berselingkuh dengan perempuan lain tanpa ikatan perkawinan yang sah  karena sudah memiliki isteri sah , entah satu orang atau lebih
Dari analisis kedua aspek tersebut , bisa dilihat bagaimana dengan pernyataan demikian , Dr.Robert A. Morey telah melakukan manipulasi dan kebohongan atas INJIL BARNABAS  tentang ” poligami ” dengan tujuan untuk dipertentangkan dengan ajaran Al Qur’an sehingga ummat Islam dapat dibujuk agar menolak INJIL BARNABAS , padahal di sisi lain , INJIL BARNABAS tidak ada apa-apanya bagi ummat Islam untuk dijadikan dasar argumentasi tentang kebenaran Islam dan Al Qur’an . Tanpa INJIL BARNABAS – pun dan hanya dengan menggunakan BIBEL , ummat Islam bisa menunjukkan kebenaran Islam dan ketidak-benaran Kristen !  Hal lain yang perlu direnungkan, untuk apa Dr.Robert A. Morey mempertentangkan Injil Barnabas dengan Al Qur’an dalam masalah ” poligami ” ini terlepas dari kebohongan yang dilakukannya tersebut ?  Yesus dalam Perjanjian Baru ( Injil-Injil Kanonik )  tidak pernah menyinggung poligami . Ini berarti , Yesus berpegang kepada hukum Taurat dalam hal poligami . Bagaimana dengan poligami menurut hukum Torat Musa ? Tidak ada larangan untuk beristeri lebih dari satu. Nabi Daud as. mempunyai isteri yang sangat banyak. Begitu pula Nabi Sulaiman as. Padahal mereka taat kepada hukum Taurat. Dengan demikian , tidak ada larangan berpoligami dalam hukum Taurat. Bahkan poligami tanpa batas . Seorang laki-laki boleh saja berpoligami dengan wanita sebanyak-banyaknya.  Bahkan hukum ” Levirat ” atau - dalam bahasa Ibrani - ” Yibbum ” pun berlaku di kalangan Yahudi [1] ) yang memungkinkan seseorang yang sudah beristeri bisa berpoligami dengan memperisteri janda saudaranya . Ini merupakan satu syariat Torat yang tidak berlaku dalam syariat Al Qur’an . Ketika dua agama memiliki syariat sendiri , maka tidaklah benar jika mempertentangkan syariat antara kedua agama tersebut. Jadi terlalu berlebih-lebihan jika mengunjuk INJIL BARNABAS sebagai bertentangan dengan Al Qur’an untuk mem-pengaruhi ummat Islam agar bersama-sama dengan ortodoksi Kristen menolak INJIL BARNABAS , seakan-akan ummat Islam butuh dengan INJIL BARNABAS, padahal dalam dialog agama, ummat Islam tidak butuh dengan INJIL BARNABAS dan selalu menyajikan kajian berdasarkan INJIL-INJIL KANONIK ! .
Analisis atas kedua contoh pernyataan INJIL BARNABAS yang dikatakan Dr.Robert A. Morey  sebagai menentang Al Qur’an dan Hadist untuk mempengaruhi ummat Islam supaya ikut menolak INJIL BARNABAS , sesungguhnya menunjukkan kelemahan argumentasi Dr.Robert A. Morey.  Begitu pula pernyataan Dr. Robert A. Morey lainnya :    Sebagaimana halnya kaum Muslimin dapat menggunakan INJIL BARNABAS untuk menentang Alkitab , maka demikian juga orang non Muslim dapat juga menggunakannya sebagai alat untuk menentang Kitab Al-Quran dan Hadist  “ menunjukkan kekacauan pola berfikir Dr. Robert A. Morey. Runtut berfikir Dr. Robert A. Morey dengan pernyataan demikian adalah berikut.  Pertama, dalam pandangan Dr.  Robert A. Morey ummat Islam berpegang pada INJIL BARNABAS dalam menyanggah iman Kristen . Padahal ummat Islam justru lebih banyak menggunakan Injil-Injil Kanonik dalam dialog-dialog agama dengan penganut Kristen untuk membuktikan ketidak-benaran iman Kristen. Sedangkan Injil Barnabas boleh dikatakan tidak terpakai sama sekali terkecuali sebagai kajian ilmiah dan bandingan semata-mata. Bagaimana mungkin ummat Islam menggunakan Injil Barnabas yang tidak diakui penganut Kristen untuk menunjukkan ketidak-benaran iman    Kristen ? Kedua, ummat Islam perlu “ disadarkan “ bahwa ummat Islam jangan berpegang kepada Injil Barnabas karena ajaran dalam Injil Barnabas tidak memperkenankan beristeri lebih dari satu. Apa peduli Dr. Robert A. Morey tentang hal tersebut ? Dogma Kristen dengan pemahaman atas Injil-Injil Kanonik juga menyatakan tidak boleh beristeri dari satu . Bukankah dari aspek poligami  lebih menunjukkan pertentangan Injil-Injil Kanonik dengan Al Qur’an sekaligus menunjukkan kesamaan Injil-Injil Kanonik dengan Injil Barnabas ? Ketiga, oleh karenanya Dr. Robert A. Morey mengajak ummat Islam untuk sama-sama menolak Injil Barnabas. Bagaimana disuruh menolak Injil Barnabas karena ajaran Injil Barnabas tidak memperkenankan beristeri lebih dari satu padahal dogma Kristen dengan pemahaman atas Injil-Injil Kanonik juga menyatakan tidak boleh beristeri dari satu . Adakah kesintingan yang melebihi kesintingan pernyataan Dr. Robert A. Morey ?  Apakah Dr.Robert A.Morey percaya akan kebenaran Al Qur’an sekalipun bertentangan dengan kepercayaan dan dogma Kristen sekarang sehingga orang non Muslim ( - baca :  penganut Kristen – ZA ) dapat mempertentangkan Injil Barnabas dengan Kitab Al-Qur’an dan  Hadist  dalam upaya menolak Injil Barnabas ? Dan hal-hal apa saja yang terdapat dalam INJIL BARNABAS  yang bertentangan dengan Al Qur’an dan  Hadist ? Jika dengan dua contoh yang disajikannya sebagai bukti bahwa INJIL BARNABAS  menentang Al Qur’an dan Hadist yaitu tentang makan babi dan poligami, maka kedua contoh itu sangat tidak relevan untuk dipakai mempertentangkan Injil Barnabas dengan Al Qur’an dan Hadist. Terbukti kebohongan si  “ Doktor “ dengan pernyataannya tersebut .  Sesungguhnya untuk “ menentang Alkitab “ , ummat Islam tidak perlu menggunakan INJIL BARNABAS . Dengan menggunakan Bibel  ( Alkitab ) yang diakui kanonik oleh gereja Kristen sekarangpun, ummat Islam bisa membuktikan ketidak- benaran ajaran Kristen, dan membuktikan kebenaran ajaran Islam .
Dari semua  penjelasan yang dikemukakan  , nyata sekali  ketidak-benaran pernyataan Dr.Robert A. Morey : “ setiap orang Islam yang mengunggul-unggulkan ( mengelu-elukan ) INJIL BARNABAS adalah sama saja artinya dengan menusuk lehernya sendiri  “. Bahkan yang ada ialah : Dr. Robert A. Morey telah menusuk lehernya sendiri dengan pernyataannya tersebut, karena didasarkan pada kebohongan. Tidak ada ummat Islam yang mengelu-elukan Injil Barnabas dalam pengertian yang dikhayalkan penganut Kristen . Bahkan justru ummat Islam merasa heran dan kagum dengan terungkapnya keberadaan Injil Barnabas yang selama ini tersembunyi dan keterungkapannya muncul dari kalangan Kristen sendiri  bukan oleh ummat Islam .


[1] ). Hukum Levirat atau Yibbum ( dalam bahasa Ibrani ) adalah syariat yang mengharuskan saudara laki-laki yang masih hidup harus menikahi janda saudaranya ( tetapi tidak memiliki anak ) agar saudaranya yang sudah wafat tersebut  memperoleh “keturunan “ sehingga garis keturunan kakaknya tidak hilang . Hukum Levirat ini tecantum dalam ayat Ulangan 25 : 5-10  ( dikutip hanya ayat 5-6 ) :
-    Jikalau ada orang kakak beradik duduk seorang dengan seorang maka seorang mati tiada beranak , janganlah bini orang yang mati itu menjadi bini orang lain yang di luar melainkan hendaklah iparnya pergi mendapatkan dia dan mengambil dia akan bininya dan berbuat akan dia barang yang wajib atas ipar .
-   Maka hendaklah anak sulung  yang diperanakkannya itu dinamai dengan nama saudaranya , jangan dihapuskan dari antara Israil      

0 komentar:

Posting Komentar