Senin, 29 Oktober 2012

INJIL BARNABAS DAN SANGGAHAN EV.DR. sURADI

               PENOLAKAN   PENGANUT   KRISTEN TERHADAP
INJIL  BARNABAS DAN TANGGAPAN ATASNYA
Dari begitu banyak sanggahan penganut Kristen terhadap INJIL BARNABAS, barangkali sanggahan yang levelnya sangat rendah dan tidak bermutu sama sekali  adalah pernyataan sanggahan dr. Suradi. Dalam kajian ilmiah atas sebuah temuan arkeologi, pernyataannya lebih banyak menyesatkan ketimbang kebenaran. Namun bagaimanapun tidak bermutunya pernyataan-pernyataan dr. Suradi namun tetap diberikan sanggahan . Pernyataan-pernyataan dr. Suradi dapat dibaca dalam bull etin Gema Nehemia No.25, Edisi Paskah 1993. Dan pernyataan-pernyataan dr.Suradi dikutip sekaligus ditanggapi , sebagai  berikut 
 
has dalam tulisan ini ki dasar kajian sama sekali . Penetapan kepastian ini j
1.       Penginjil ( Evangelis ) dr. Suradi memberi pernyataan :“ Mustafa telah kecewa karena mencari nubuat untuk Muhammad di dalam Alkitab dari kitab Kejadian sampai dengan penutupnya yaitu kitab Wahyu tidak menemukannya . Nubuat ini diperlukan untuk membuktikan kebenaran kenabian Muhammad, tetapi tidak ditemukannya dalam Alkitab, maka dia , Mustafa ambil jalan pintas , potong kompas, bikin injil sendiri saja. Injil yang dibuat oleh Mustafa ini diberinya nama Injil Barnabas, nama salah seorang murid Yesus, tetapi Barnabas murid Yesus itu sendiri tidak pernah menuliskan Injil  “ .
Pernyataan dr. Suradi lebih banyak mendemostrasikan emosinya dan kebohongan ( -kalau tidak dapat disebut : kebodohan - ) daripada kajian ilmiah atas temuan arkeologi. Kita bisa bertanya kepada dr.. Suradi  dengan sejumlah pertanyaan :
a.    Dari manakah dr. Suradi mengetahui bahwa Mustafa telah kecewa karena mencari nubuat untuk Muhammad di dalam Alkitab dari kitab Kejadian sampai dengan penutup-nya yaitu kitab Wahyu tidak menemukannya ? Bukankah pernyataan anda yang demikian ini merupakan sebuah khayalan yang tidak didasarkan pada fakta ?
b.       Begitu pula, dari mana dr. Suradi  mengetahui bahwa Mustafa sebagai pengarang INJIL BARNABAS ? Bagaimana analisisnya ?. Siapakah Mustafa Al Arandi ?
Pernyataannya  benar-benar  asal  bunyi, penuh  khayalan  tanpa  dasar  sedikitpun. Tidak berkualitas sama sekali. Apalagi dr. Suradi memberi pernyataan : “ Barnabas murid Yesus itu sendiri tidak pernah menuliskan Injil  “ . Pernyataan dr. Suradi sangat jelas penuh dengan kebohongan . Kejahilannya tentang INJIL BARNABAS dan ketidak-tahuannya bagaimana pendapat para ahli tentang INJIL BARNABAS , ditunjukkan oleh pernyataannya . Telah ditunjukkan di bahagian terdahulu , sejumlah catatan yang ada dalam daftar gereja menunjukkan larangan membaca dan memiliki INJIL BARNABAS yang dikeluarkan petinggi Gereja ( Paus ) pada abad-abad awal Kristen.  Bukankah itu menjadi bukti bahwa INJIL BARNABAS memang ada dan dinyatakan sebagai kitab apokrif ? Siapa yang mengarangnya kalau bukan Barnabas ?

2.     Penginjil ( Evangelis ) dr. Suradi memberi pernyataan : “ Maka baik kepada orang Muslim, lebih-lebih kepada orang Kristen, saya himbau supaya mengetahui benar tentang adanya Injil Palsu Barnabas ini . Banyak cerdik cendekiawan Muslim yang sudah mengetahui kepalsuan Injil Palsu Barnabas ini dan menjadi malu mengguna-kannya serta malu pula untuk menyebut-nyebutnya . Namun masih banyak juga orang Muslim yang belum tahu tentang kepalsuan Injil Palsu Barnabas ini , lalu menggunakannya untuk membingungkan orang Kristen , yang kebetulan tidak tahu pula kepalsuan injil tersebut . Beritakan kepada semua orang , orang Muslim maupun Kristen bahwa Injil Barnabas adalah Injil Palsu    .
Pernyataan demikian, merupakan khayalan dr. Suradi. Kita minta pada dr. Suradi, silakan tunjukkan , siapa nama cerdik cendekiawan Muslim yang sudah mengetahui kepalsuan INJIL BARNABAS. Biasanya yang selalu ditunjuk adalah Abbas Mahmud Al Aqqad. Sebagai contoh , berikut disajikan pernyataan yang di ” posting ” melalui situs internet :
Mendiang Dr. Abbas Mahmoud Al Aqqad, guru besar yang terkenal di Universitas Al Azhar di Cairo Mesir, mengajak kaum Islam sedunia untuk menjauhkan diri dari “Injil Barnabas.” Dalam bukunya “Hayatul Masih fit Tarikh was Kusyufil ‘ashril Hadiets”, ( Cairo : Darul Hilal ) ia menguraikan kepalsuan Injil tersebut dan berkesimpulan bahwa kitab ini bukan saja menyerang ajaran agama Kristen tetapi juga ajaran agama Islam.
Memang meskipun kitab ini sekarang sering dipakai untuk menyerang ajaran Alkitab, tetapi buku ini tidak pernah dikenal hingga abad ke lima belas. Sarjana-sarjana Muslim yang terkenal seperti Al-Tabari, Al-Baidhawi dan Ibn Kathir tidak pernah mengutip Injil palsu ini. Di sini tidak ada tempat atau waktu untuk membahas pengarang dan asal usul “Injil Barnabas”. Tapi satu hal yang sangat jelas ialah bahwa Barnabas, pemberita Injil yang disebut di dalam Alkitab, tidak mempunyai hubungan sama sekali dengan tulisan aneh ini. Dalam tulisan ini kami akan memfokuskan pada pembahasan beberapa ajaran pokok kitab ini dan atas dasar tersebut kita dapat menilai apakah buku ini benar atau palsu. Apa maksud Dr. Abbas Mahmoud Al Aqqad tatkala ia mengatakan kitab ini menyerang ajaran agama Islam? Meskipun ada banyak petunjuk bahwa penulis kitab “Injil Barnabas” memang seorang Islam, namun rupanya pengertian sang penulis tentang agama Islam dan Al-Quran sangat dangkal.
Selain itu tidak pernah  disebut nama cerdik cendekiawan Muslim lainnya. Tetapi bagaimana isi pernyataan Abbas Mahmud Al Aqqad dimaksud ?. Bisakah dikutipkan satu petilan lengkap pernyataan Abbas Mahmud Al Aqqad yang menuduh Injil Barnabas sebagai Injil palsu? Biasa penganut Kristen hanya menunjuk Abbas Mahmud Al Aqqad  tetapi sama sekali tidak menyebut Ulama Islam lain – ketika menyatakan kepalsuan Injil Barnabas  yang kata-katanya seakan-akan pasti benar ketika di sisi lain para pengkaji dari Muslim bahkan pengkaji Kristen sendiri memberikan perhatian tentang keaslian Injil Barnabas. Tetapi penunjukan tersebut sebenarnya hanya mengutip dari pernyataan penganut Kristen lain, yang semula dikutip pula dari pernyataan penganut Kristen lain, saling estafet tanpa mampu menunjukkan pernyataan Abbas Mahmud Al Aqqad yang sebenarnya. Dan belum tentu Abbas Mahmud Al Aqqad mengatakan seperti yang dikatakan penganut Kristen. Jika dr. Suradi tidak menunjukkan referensi yang memuat pernyataan para cendekiawan Muslim tersebut dan tanpa menyajikan pernyataan lengkap Abbas Mahmud Al Aqqad, berarti pernyataan dr. Suradi tidak lebih dari pernyataan khayalan yang didasarkan pada emosi dan jauh dari kajian ilmiah atas INJIL BARNABAS. Dan yang dilupakan oleh penganut Kristen yaitu jika benar Abbas Mahmud Al Aqqad mengatakan seperti yang disebut dr. Suradi ( - padahal tanpa kutipan pernyataan Abbas Mahmud Al Aqqad -) berarti Abbas Mahmud Al Aqqad menolak pernyataan-pernyataan dalam Injil Barnabas yang sejalan dengan akidah ummat Islam seperti : YESUS TIDAK DISALIB, YESUS BUKAN TUHAN, YESUS BUKAN ANAK ALLAH, YESUS HANYA DIUTUS UNTUK BANI ISRAEL, dan sebagainya. Ini berarti Abbas Mahmud Al Aqqad , bukanlah seorang Muslim melainkan seorang Kristen . Apakah demikian ?
Begitu pula supaya dr. Suradi bisa menunjukkan , siapa saja  orang Muslim yang belum tahu tentang kepalsuan Injil Palsu Barnabas, lalu menggunakannya untuk membi-ngungkan orang Kristen. Pernyataan-pernyataan demikian perlu dipertanggung-jawabkan supaya tidak terjadi fitnah. Dan hal yang paling penting, dr. Suradi harus bisa menunjukkan letak kepalsuan Injil Barnabas tersebut dan jangan hanya menyajikan pernyataan tanpa menunjukkan  ” fakta ” dan tanpa melakukan kajian atas” fakta ” tersebut. Apa gunanya diberitakan bahwa Injil Barnabas adalah Injil Palsu jika dr. Suradi tidak mampu menunjukkan kepalsuannya ?

3.    Penginjil ( Evangelis ) dr. Suradi memberi pernyataan : “ Aneh tetapi nyata , Mustafa bikin lubang , dia masuk lubang buatan tangannya sendiri . Dalam pasal  192 : 4  dia menulis : Seorang Ismail yang menulisnya “.
Dengan pernyataannya, tidak bosan-bosannya dr. Suradi berdusta dan mengelabui. Mengapa untuk membela tegaknya keyakinan diri harus dengan cara berdusta, menipu dan mengelabui ?  Untuk diketahui kata-kata “ Seorang Ismail yang menulisnya “ bukan pengakuan Mustafa Al Arandi sehingga dengan enaknya dr. Suradi berkata : “ Mustafa bikin lubang, dia masuk lubang buatan tangannya sendiri “. Ini juga khayalan dr. Suradi yang dibalut dengan kebohongan . Untuk jelasnya , penulis kutipkan ayat pasal 92  : 1- 4 berikut  :
Tidak ada dalam kitab itu bahwa Allah memakan daging ternak atau domba .
Tidak  ada  dalam  kitab  kitab  itu  bahwa  Allah  telah  mengurung  rahmat – Nya  pada keluarga Israil saja .
Tetapi Allah merahmati setiap orang yang memohon kepada Allah Penciptanya dengan benar .
Aku tiada sempat membaca kitab seluruhnya , karena kepala Imam – yang aku berada di ruang bacaan – melarang aku, katanya : “ Bahwa seorang Ismaeli yang menulisnya “.
Ayat Barnabas pasal 92  : 1- 4 yang dikutip menceritakan tuturan Yesus kepada ahli Torat           ( Nikodemus ) mengenai kitab Musa . Sekali lagi : KITAB MUSA bukan INJIL BARNABAS. Dr.Suradi terlalu mengada-ada penuh khayal dengan pernyataannya. esus ? S padahal kan begitu banyak kesamaannya . ian yang menyangkut akidah dasar yang Bagaimana mungkin Yesus berbicara mengenai INJIL BARNABAS padahal INJIL BARNABAS ditulis sesudah perginya Yesus ? Dalam ayat pasal 92 : 4, Yesus menceritakan bahwa “ Aku tiada sempat membaca kitab seluruhnya “. Mengapa ? Yesus mengungkapkan : “ karena kepala Imam melarang aku “. Apa alasan larangan itu ? Alasannya karena  menurut kepala Imam : “ Bahwa seorang Ismaeli yang menulisnya “. Lalu mana pengakuan Mustafa Al Arandi bahwa INJIL BARNABAS ditulis oleh orang Ismaeli ? Apakah bukan khayalan dr. Suradi penuh dusta dan mengelabui ketika menunjuk ayat  INJIL BARNABAS 132 : 4  ?  Sungguh mengherankan , kok tidak habis-habisnya pihak Kristen memunculkan dusta dan pengelabuan dalam menyajikan apologi untuk mempertahankan keyakinan Kristen yang dianut ! Hal ini mengingatkan kita pada ajaran Paulus –pendiri agama Kristen – dalam ayat Roma 3 : 7   :
Tetapi jikalau kebenaran Allah OLEH SEBAB DUSTAKU itu melimpah kepada kemuliaannya , apakah sebabnya aku lagi dihukumkan seperti orang berdosa ?
Dalam konteks ” eksistensi agama Kristen ” ayat ini bisa dikiaskan : ” Tetapi jikalau agama Kristen tegak OLEH SEBAB DUSTAKU itu melimpah kepada kemuliaannya , apakah sebabnya aku lagi dihukumkan seperti orang berdosa ? ” . Itulah yang telah dilakukan Dr. Robert A. Morey, Iskander Jadeed dan dr. Suradi ketika dengan penuh dusta dan pengelabu-an menyanggah pernyataan-pernyataan dalam Injil Barnabas.

4.        Penginjil ( Evangelis ) dr. Suradi memberi pernyataan : “ Mustafa menuliskan bahwa jumlah setan itu 6666 . Lagi-lagi dia menggali lubang dan jatuh ke dalamnya . Dia tidak akan menuliskan demikian sekiranya tahu bahwa jumlah ayat Al Qur’an itu juga 6666 . Oh kasihan banget . Kalau dia hidup pada saat ini bisa babak belur oleh kaumnya sendiri bahkan bisa terbunuh oleh mereka orang-orang Muslim ” . ( dr. Suradi menyajikan foto kopi berita Kompas , Rabu 10 Oktober 1990 , tentang Masjid Istiqlal  yang diarsiteki E. Silaban . Dalam berita itu diungkapkan pernyataan ulasan koran Kompas tentang menara setinggi 6666, yang melambangkan jumlah ayat dalam Al   Qur’an )
Pernyataan dr. Suradi lebih bersifat provokasi kebencian Salibisme Eropah terhadap Islam. Pada pasal berapa dan ayat berapa dari Injil Barnabas yang menyebut jumlah setan sebanyak 6666  ? Sayangnya tidak disebut oleh dr. Suradi. Tapi dapat dipastikan , mengenai ” jumlah setan ” sebanyak 6666  tercantum dalam pasal 21 ayat 6 . Perhatikan Injil Barnabas pasal 21 ayat 3 -6  :
Tiba-tiba ada seorang yang keluar di antara kubur-kubur , kemasukan Setan yang mendalam sehingga tidak satu rantaipun yang kuat mengikatnya dan menyebabkan bahaya bagi orang banyak .
Maka menjeritlah Setan-setan itu dari mulutnya , katanya : ” Ya Kudus Allah , mengapa engkau datang sebelum waktunya untuk menggusarkan kita ? ”.
Dan bermohonlah mereka kepadanya untuk tidak mengeluarkan mereka.
Lalu Yesus menanyakan , berapa jumlah mereka ?
Menjawablah mereka :’ ENAM RIBU ENAM RATUS ENAM PULUH ENAM ”.
Atas pertanyaan Yesus , maka setan-setan menjawab , jumlah mereka :  enam ribu enam ratus enam puluh enam . Kalau Barnabas menuliskan seperti itu , apa salahnya ? Yang penting bukan Barnabas yang menetapkan jumlahnya . Jadi , sebenarnya Injil Barnabas hanya mengungkapkan dialog Yesus dengan setan, bukan Injil Barnabas menetapkan jumlah setan.
Ummat Islam sangat tidak berkepentingan dengan ” permainan angka-angka ” yang menjadi hobi orang-orang Yahudi dan Kristen seperti yang ditunjukkan dr. Suradi . Apalagi terdapat perbedaan para ulama mengenai jumlah ayat Al Qur’an. Jika kita menghitung jumlah ayat Al Qur’an sebagaimana yang ada dalam Al Qur’an sekarang, fakta jumlahnya ( - tanpa kalimat    Bismillaahir-rahmanirrahim ”-) adalah 6299 ayat  dan jika kalimat ” Bismillaahirrahmanir-rahim ” dimasukkan dalam hitungan sebagai ayat maka jumlahnya 6412 . Tidak ada yang jumlahnya 6666 apalagi untuk dihubungkan dengan penyebutan jumlah setan sebanyak 6666 dalam Injil Barnabas. Benar-benar keterlaluan yang dilakukan oleh para penyembah manusia. Jika dr. Suradi berkilah bahwa tinggi menara Masjid Istiqlal 6666 cm sesuai dengan jumlah ayat dalam Al Qur’an  dan yang mengatakannya adalah Ulama Islam ( Solichin Salam ) seperti yang dimuat dalam koran Kompas , lalu mengapa dr. Suradi tidak mencoba saja menghitung langsung jumlah ayat dalam Al Qur’an untuk mengecek kebenaran pernyataan itu ?. Soalnya yang memberi pernyataan ulasan demikian adalah KORAN KOMPAS, corong Gereja Katolik di Indonesia dan tidak disebutkan yang mengatakannya adalah Ulama Islam ( Solichin Salam ) ! Inipun jika benar yang dikatakan dr. Suradi. Mengapa dr. Suradi tidak menyadari hal ini ?
Oleh karena hanya ulasan KORAN KOMPAS, corong Gereja Katolik di Indonesia maka bisa dimaklumi . Dan juga karena Ummat Islam sangat tidak berkepentingan dengan  permainan angka-angka ” yang menjadi hobinya orang-orang Yahudi dan Kristen maka tidak ada urusan bagi ummat Islam untuk membunuh seluruh pimpinan Redaksi Kompas beserta staf dan karywanannya lantaran mengatakan demikian ! Memang apa hubungan antara angka ” 6666 ” dengan jumlah ayat Al Qur’an yang cuma  6299 ayat  atau 6412 ? Jika koran Kompas menghubungkannya dengan angka ” 6666 ” yang dikatakannya sebagai jumlah ayat Al Qur’an , berarti yang melakukan kebohongan adalah Redaksi Kompas lalu kebohongan itu diestafetkan kepada dr. Suradi !  Benar-benar kualitas pernyataan dr. Suradi sangat rendah sehingga tidak layak disanggah tetapi terpaksa disanggah .

5.        Penginjil ( Evangelis ) dr. Suradi memberi pernyataan : “  Pasal 220 : 20  ; di sini tampak belangnya , di sini jelas palsunya . Seluruh Alkitab dari kitab Kejadian sampai dengan kitab Wahyu tidak pernah menyebut nama Muhammad . Ismael sendiri , bapa orang Arab ,disebutkan dalam Alkitab sebagai KELEDAI LIAR  ( Kejad. 16 : 12  )  , tidak berkenan hidup dihadapan Allah ( Kejad.  17 : 18-19  ) .
Apa yang ditulis dalam Injil Barnabas pasal 220 : 20 , sehingga dijadikan bukti oleh dr. Suradi sebagai bukti  tentang  tampak belangnya , di sini jelas palsunya  Injil Barnabas ? Bukti kepalsuan Injil Barnabas diukur dr.Suradi dengan berkata : ” Seluruh Alkitab dari kitab Kejadian sampai dengan kitab Wahyu tidak pernah menyebut nama Muhammad ” . Lalu dilanjutkan dengan caci maki : ” Ismael sendiri , bapa orang Arab ,disebutkan dalam Alkitab sebagai KELEDAI LIAR  ( Kejad. 16 : 12  )  , tidak berkenan hidup dihadapan Allah ( Kejad.  17 : 18-19  ) ” . Sebelum pernyataan dr. Suradi ditanggapi, kita simak Injil Barnabas 220 : 20  terlebih dahulu sebagai berikut :
Dan ini akan berlangsung sehingga datangnya MUHAMMAD RASUL ALLAH , yang apabila ia datang akan membongkar kepalsuan ini bagi mereka yang percaya dengan syariat Allah
Rupanya , karena ayat Barnabas pasal 220 : 20 menyebut nama ” MUHAMMAD RASUL ALLAH  ’ maka menurut dr. Suradi , Injil Barnabas terbukti kepalsuannya. Ukuran dr. Suradi untuk menegaskan demikian karena ” Seluruh Alkitab dari kitab Kejadian sampai dengan kitab Wahyu tidak pernah menyebut nama Muhammad  ”.  Bukan mendasarkan pada kajian atas ayat-ayat Injil Barnabas itu sendiri. Padahal untuk menyatakan demikian perlu dilakukan kajian-kajian atas Bibel mulai dari kitab Kejadian sampai kitab Wahyu . Ummat Islam tidak perlu meminta kepada penganut Kristen untuk membuktikan bahwa ” Seluruh Alkitab dari kitab Kejadian sampai dengan kitab Wahyu tidak pernah menyebut nama Muhammad ” karena apa yang harus dibuktikan untuk  pernyataan yang menyatakan tidak adanya ?.  Anda tidak perlu membuktikan bahwa anda tidak punya uang ketika anda menyatakan tidak punya uang . Tetapi anda perlu membuktikan apa benar anda punya uang ketika anda mengakui punya uang . Oleh karenanya, ummat Islam-lah yang berkewajiban membuktikan adanya bukti-bukti ayat dalam Bibel/Alkitab tentang  dinubuatkan nama ’ MUHAMMAD ” sebagai NABI AKHIR ZAMAN ketika ummat Islam mengklaim bahwa dalam Bibel/Alkitab ada disebutkan nama atau dinubuatkan tentang ” MUHAMMAD ”. Penganut Kristen tidak perlu membuktikan tidak adanya.  Pembuktian tentang  dinubuatkan nama ’ MUHAMMAD ” sebagai NABI AKHIR ZAMAN dalam Bibel/Alkitab , telah dilakukan oleh pakar-pakar Islam di bidang Kristologi , juga mantan pendeta , pastor yang taubat dan berpindah ke agama Islam betapa dalam Bibel penuh dengan isyarat dan nubuat tentang nama Nabi Muhammad SAW.  Membicarakannya , perlu waktu dan tulisan tersendiri serta menjadi bagian yang perlu didialogkan dengan pihak Kristen ( khususnya dengan dr. Suradi sendiri ). Ini menunjukkan pernyataan dr. Suradi, hanyalah satu racauan yang tidak berdasar [1] ).
Selanjutnya dr. Suradi berkata : ” Ismael sendiri , bapa orang Arab , disebutkan dalam Alkitab sebagai KELEDAI LIAR  ( Kejad. 16 : 12  )  , tidak berkenan hidup dihadapan Allah ( Kejad.  17 : 18-19  ) . Untuk apa pernyataan ini ? Apakah hendak merendahkan Nabi Muhammad SAW  dan ummat Islam ( khususnya bangsa Arab ) ? Mari kita kaji ayat Kejadian 16 : 12 dan Kejadian 17 : 18-19 yang disebut dr. Suradi .
a.         Ayat Kejadian 16  : 12 .
Versi Alkitab LAI  1968  :
Maka kanak-kanak itu akan menjadi SEORANG BAGAI KELEDAI HUTAN LAKUNYA , dan tangannya akan melawan segala orang dan tangan segala orang pun akan melawan dia ; maka ia pun akan duduk pada sebelah timur segala saudaranya
Versi Alkitab LAI 1976 -2000
Seorang laki-laki yang LAKUNYA SEPERTI KELEDAI LIAR , demikianlah nanti anak itu ; tangannya akan melawan tiap-tiap orang dan tangan tiap-tiap orang akan melawan dia dan di tempat kediamannya ia akan menentang semua saudaranya
Versi Holy Bible    
And HE WILL BE  A WILD MAN ; his hand will be againts every man and every man’s hand againts him ; and shalt call dwell in presence of all his brethren .
( Dan ia akan menjadi MANUSIA LIAR ; tangannya  akan  melawan  setiap  orang  dan  tangan setiap orang akan melawannya ; dan ia akan bermukim di hadapan saudara-saudaranya )
Kata ” A wild man ” versi Holy Bible , diterjemahkan dengan ” Manusia Liar ”. Mungkin terjemahan yang sangat harfiah, tetapi maknanya menunjukkan sebagai : manusia yang kehidupannya penuh dengan pergulatan-pergulatan fisik dan psikis  , suatu keadaan yang dimiliki oleh orang yang hidup di padang belantara. Menurut kamus ” AN ENGLISH – INDONESIAN DICTIONARY ” John M.Echols – Hassan Shaddily , kata ” Wild ” sebagai kata benda ( ” wilds ” ) berarti  : daerah liar , hutan belantara/rimba  dan sebagai kata sifat , berarti : liar, gila, sembrono, ribut.  
Perhatikan ketiga versi ayat Kejadian 16 : 12  yang dikutipkan di atas . Yang benar , apakah  sebagai keledai liar ” ( versi Alkitab LAI 1968 ) ataukah ” sebagai keledai hutan ” ( versi Alkitab LAI 1976-2000 ) ataukah ”  will be a wild man ” ( akan menjadi manusia  liar )  ( versi Holy Bible ) ?  Perbedaan yang membingungkan ! . Tapi sayang penganut Kristen tidak pernah bingung dengan perbedaan ini. Seorang mantan Pastor Katholik Roma dari sekte Uniate Khaldean Church bernama Prof. David Benyamin Keldani - dan setelah masuk Islam berganti nama menjadi Abdul Ahad Dawud - menjelaskan  istilah yang berbeda tersebut .
Kosa kata Ibrani yang diterjemahkan dengan ” keledai liar ” ( versi Alkitab LAI 1968 ) atau  keledai hutan ” ( versi Alkitab LAI 1976-2000 ) atau ”  a wild man ” ( manusia   liar ) ( versi Holy Bible ) adalah kata ” para ” satu bentuk kata kerja yang berarti : ” berbuah ” atau  ber-kembang banyak ”. Dan kata ” para menunjukkan : orang yang sangat subur . Sejalan dengan ayat Kejadian 15 : 5, ayat Kejadian 17 : 6 dan  ayat Kejadian 22 : 17 yang berisi penegasan janji dari Allah kepada Ibrahim :
Maka oleh Tuhan di bawa akan dia ke luar lalu firmannya : ” Tengadahlah olehmu ke langit , bilanglah segala bintang , jikalau kiranya dapat engkau menbilang dia ” ; maka firman Tuhan kepadanya : ” Demikianlah akan jadi anak-cucumu  ( Kejad. 15 : 5 )
Maka aku akan membiakkan dikau terlalu amat dan Aku akan menjadikan beberapa bangsa dari padamu dan raja-raja pun akan berpancar daripadamu  ( Kejad. 17 : 6  )
Bahwa sesungguhnya Aku akan memberi berkat besar akan dikau dan Aku akan memperbanyakkan anak-buahmu  seperti  bintang  di langit  dan  seperti  kersik di tepi pantai ; maka anak buahmu ini pun akan mempunyai pintu negeri segala musuhnya  ( Kejad. 22 : 17  )
Dan juga sejalan dengan janji Allah kepada Hajar , ibunda Ismail :
Dan lagi  kata  Malaekat Tuhan  kepadanya  : ” Bahwa  Aku akan memperbanyakkan amat anak buahmu sehingga tiada terpermanai banyaknya . ( Kejad. 16 : 10 )
Kata ” para identik dengan kosa kata bahasa Arab : ” wafara ” yang juga bermakna sama.  Dan Ismail putera sulung Ibrahim disebut dengan ” para ” ( ” berbuah ” atau ” berkembang banyak ”atau ” orang yang sangat subur ”. Tetapi mengapa Gereja Kristen mengubahnya menjadi ”  keledai liar ” ( versi Alkitab LAI 1968 ) atau ” keledai hutan ” ( versi Alkitab LAI 1976-2000 ) atau ”  will be a wild man ” ( akan menjadi manusia   liar ) ( versi Holy Bible ) ?   Ini merupakan bagian dari upaya Yahudi dan dilanjutkan oleh Kristen untuk menyingkirkan nama ” Ismail ” sebagai : BAPAK DARI MESSIAH ( NABI AKHIR ZAMAN ) yang dinanti-nantikan ummat manusia , akibat kedengkian karena mereka menyadari bahwa memang ”Ismail ” adalah  BAPAK DARI MESSIAH ( NABI AKHIR ZAMAN ).  Prof. David Benyamin Keldani berkata [2] ) :
.... oleh Gereja Kristen diterjemahkan menjadi ” keledai liar ” ! Bukankah sebuah tindakan memalukan dan durhaka menyebut ISMAIL sebagai ” KELEDAI LIAR ” padahal Tuhan menyebut dia dengan ” ( yang ) BERBUAH BANYAK ” dan ” ( yang ) BERKEMBANG BANYAK  ” ?
Memang sangat keterlaluan dan satu kedurhakaan jika menyamakan ISMAIL ANAK SULUNG IBRAHIM dengan KELEDAI LIAR , padahal menurut Bibel sendiri dalam ayat  Kejadian   21 : 20 jelas-jelas dikatakan bahwa ISMAIL DISERTAI ALLAH .
Maka DISERTAI ALLAH AKAN BUDAK ITU  sehingga besarlah ia lalu iapaun duduklah di padang belantara dan menjadi seorang pemanah
Begitu pula , Bibel menegaskan bahwa ALLAH MENDENGAR SUARA  ISMAIL dan karenanya diberi nama ” ISHMA-EL ” . Kita baca ayat Kejadian 21 : 18 :
.... Janganlah takut karena TELAH DIDENGAR ALLAH AKAN SUARA BUDAK ITU dari tempatnya .
Juga Kejadian 17 : 20  mengungkapkan betapa Allah secara langsung menegaskan bahwa ALLAH MEMBERKATI ISMAIL yaitu  :
Tentang  Ismael , Aku akan mendengarkan permintaanmu  ; IA AKAN KUBERKATI...........
Perhatikan ! Ismail anak Ibrahim yang ” DISERTAI ALLAH AKAN BUDAK ITU ” dan            TELAH DIDENGAR ALLAH AKAN SUARA BUDAK ITU ” juga ” IA AKAN KUBERKATI ...... ” dibandingkan dengan KELEDAI LIAR . Jelas ada satu manipulasi makna dalam penterjemahan Bibel oleh Gereja Kristen dan segala sektenya . Padahal tiga atribut penegasan Allah tentang Ismail justru TIDAK DINYATAKAN KEPADA ISHAK !  Kata ” KELEDAI LIAR ” yang sebenarnya sebuah ungkapan termanipulatif justru sangat menyenangkan penganut Kristen yang penuh  dengan semangat perang Salib, karena berkesempatan untuk mencaci maki dengan kata-kata tersebut kepada ummat Islam dan Nabi Muhammad saw, padahal justru menunjukkan kebodohan mereka yang melebihi keledai liar.
Dari penjelasan di atas  betapa tidak berdasarnya pernyataan dr. Suradi dengan mengangkat ayat Alkitab Kejad. 16 : 12  yang menyebut ISMAIL sebagai KELEDAI LIAR . Tidak ada nalar yang ditampilkan dr. Suradi kecuali dogmatis berdasarkan satu versi Alkitab , padahal versi lain tidak menyatakan demikian .
b.        Ayat Kejadian 17 : 18-19
Maka sembah Ibrahim kepada Allah : ” Ya Tuhan , biar apalah Ismail saja hidup di hadapan hadiratmu .
Maka firman Allah :” Bahwa sesungguhnya Sarah , isterimu itu  beranak kelak bagi-mu seorang anak laki-laki seorang ; hendaklah engkau namai akan dia : ISHAK  ; maka Aku akan meneguhkan perjanjianku dengan dia , yaitu suatu perjanjian yang kekal serta dengan anak buahnya yang kemudian daripadanya  ”.
Akan ada kesulitan bagi dr. Suradi untuk mencocokkan pernyataannya :    tidak berkenan hidup dihadapan Allah ( Kejad. 17 : 18-19  ) ” dengan ayat Kejadian 17 : 18-19 yang dikutipkan ini , karena tidak ada petunjuk sama sekali dalam ayat tersebut untuk menyatakan bahwa ” Ismail tidak diperkenankan hidup di hadapan Allah ”.  Permasalahannya sangat sederhana yaitu sumber kutipan dari ayat Kejadian 17 : 18-19 di atas adalah Alkitab LAI 1968  , sedangkan dr. Suradi merujuknya pada ayat Kejadian 17 : 18-19  Alkitab LAI 1976 -2000 , yang bunyinya :
Dan Abraham berkata kepada Allah : ” Ah sekiranya Ismael diperkenakan hidup di hadapanMu ” .
Tetap Allah berfirman :” Tidak , melainkan isterimu Sarah –lah yang akan melahirkan , anak laki-laki bagimu  ; dan engkau akan menamai dia : ISHAK  ; dan Aku akan mengadakan perjanjianKu dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya  ”.
Terkesan memang , yaitu dari ayat Kejadian 17 : 19 versi Alkitab LAI 1976-2000 ini seakan-akan Tuhan menolak permintaan Ibrahim tentang Ismail yang disebut dalam ayat Kejadian 17 : 18 . Tetapi kajian kritis atas teks ayat sebenarnya tidaklah demikian . Pernyataan ayat Kejadian  17 : 19  hanya terbatas pada informasi Tuhan kepada Ibrahim tentang anak dari isterinya Sarah yang akan diteguhkan dengan satu perjanjian . Bukan dalam pengertian menolak permintaan Ibrahim tentang Ismail sebagaimana yang tercantum dalam ayat Kejadian 17 : 18 . Hal ini sesuai pula dengan ayat Kejadian 17 : 19 versi Alkitab LAI 1968 .  Lalu bagaimana dengan permintaan Ibrahim tentang Ismail dalam ayat Kejadian 17 : 18  ? dr. Suradi jangan melupakan ayat lanjutannya yaitu Kejadian 17 : 20  :
Tentang Ismael, AKU AKAN MENDENGARKAN PERMINTAANMU ; ia akan Kuberkati , kubuat beranak cucu dan sangat banyak; ia akan memperanakkan dua belas raja, dan aku akan membuatnya menjadi bangsa yang besar .
Perhatikan ! Allah berkata kepada Ibrahim : ” Tentang  Ismael, AKU AKAN MENDENGAR-KAN PERMINTAANMU ” .  Ini merangsang rasa keingin-tahuan pencari kebenaran . Apa permintaan Ibrahim sebelumnya sehingga Allah memberikan janji untuk mendengarkan permintaan Ibrahim tentang Ismail ? Baca pasal-pasal Kitab Kejadian sebelum pasal 17 ayat 20. Ternyata, satu-satunya permintaan Ibrahim yang berkenaan dengan Ismail justru yang tercantum dalam  ayat Kejadian 17 : 18  : ” Ah sekiranya Ismael diperkenakan hidup di hadapanMu ” . Itulah permintaan Ibrahim yang didengar oleh Allah karena memang tidak ada permintaan lain dari Ibrahim tentang Ismail kecuali yang disebutkan dalam Kejadian 17 : 18 . Dengan demikian , terlepas dari perbedaan versi-versi Alkitab LAI , bunyi ayat Kejadian 17 : 19 tidak bisa diartikan sebagai : PENOLAKAN TUHAN terhadap Ismail untuk hidup di hadapan Tuhan melainkan PENERIMAAN TUHAN terhadap Ismail. Pemahaman dr. Suradi yang ditangkap dari pernyataannya , jelas sekali sangat salah.
Dengan semua uraian  yang menyinggung Kejadian 16 : 12 dan ayat Kejadian 17 : 18-19 , betapa keliru dr. Suradi dengan pernyataannya yang hendak mencoba menafikan dan menolak adanya nama ” MUHAMMAD ” dalam Bibel sekaligus mencoba menyatakan kepalsuan Injil Barnabas lantaran menyebut nama ” MUHAMMAD ”.

6.     Penginjil ( Evangelis ) dr. Suradi memberi pernyataan : “  Matius , Markus , Lukas , Yohanes , Petrus dan Paulus , semuanya menuliskan bahwa Yesus mati di kayu salib tetapi pendusta , penyesat dan pembunuh manusia , menuliskan Yesus tidak mati   .
Ada nada kemarahan luar biasa dalam pernyataan dr. Suradi yang tampak dari kata-kata ” tetapi pendusta , penyesat dan pembunuh manusia , menuliskan Yesus tidak mati   lantaran pihak lain mengatakan sesuatu yang berlawanan dengan dogma Kekristenan yang dianut  yaitu ” Yesus tidak mati ” ( - mungkin maksudnya : ” Yesus tidak mati disalib  ” - ) . Kita bertanya kepada dr. Suradi , siapakah yang dimaksud dengan : ” pendusta , penyesat dan pembunuh manusia , menuliskan Yesus tidak mati “ yang mengatakan Yesus tidak mati disalibdalam pernyataannya ? . Ummat Islam, sebagaimana pula dengan sekte-sekte Kristen awal (- bukan sekte Goyim pengikut Paulus -) , memang meyakini bahwa Yesus tidak mati disalib . Ada dasar kuat tentang Yesus tidak mati disalib . Hal ini telah diurailkan pada bagian 9 : ” Injil Barnabas Dan Kisah Penyaliban ” berdasarkan ayat-ayat Bibel sendiri . Oleh karena itu, mengatakan Yesus mati disalib adalah pendusta , penyesat dan pembunuh manusia  “ tidak lain ditujukan kepada ummat Islam. Sehubungan dengan pernyataan dr. Suradi yang demikian , berarti dr. Suradi telah menuduh ummat Islam sebagai  pendusta , penyesat dan pembunuh manusia  ” hanya karena berpendapat dan menulis bahwa Yesus tidak mati disalib.  Ini merupakan pernyataan yang sangat keterlaluan. Ada semangat permusuhan Salibisme Eropah yang menyala-nyala dalam pernyataan dr. Suradi ini lantaran ummat Islam menolak kepercayaan ” Yesus tidak mati disalib  . Fakta sejarah berbicara bahwa sesungguhnya yang terjadi justru penganut Kristen-lah yang telah menyajikan diri sebagai pendusta , penyesat dan pembunuh manusia ”. Bibel pun membenarkan tindakan ini. Dibutuhkan uraian dan penjelasan secara khusus yang panjang tentang kesadisan dan kekejaman penganut Kristen, sehingga tidak disajikan pada tulisan ini.  Namun demikian perlu disajikan secara singkat tentang kekejaman dan sadisme yang diperagakan penganut Kristen terhadap lawan kepercayaaannya terutama terhadap ummat Islam, seperti dalam perang salib yang dilancarkan penganut Kristen terhadap ummat Islam.  Dr. Jerald F. Dirk dalam bukunya ” ABRAHAMIC FAITHS ” menulis dan menguraikan hal tersebut sebagai berikut  [3] ):
Daftar berikut ini hanyalah menyoroti BEBERAPA KEKEJAMAN ISLAMOFOBIS  lebih parah yang dilakukan oleh tentara-tentara Salib atan nama Kristus .
-    Akhir tahun 1168, Bilgays  jatuh di  tangan  tentara  Raja  Amalrik  dari Yerusalem bersama pasukannya yang menyatakan diri sebagai tentara salib Kristen. Seluruh penduduk dihukum mati, begitu kota tersebut jatuh. Laki-laki , perempuan dan anak-anak seluruhnya dibantai tanpa kecuali , tanpa membedakan antara pasukan militer dan warga sipil yang tidak ikut berperang .
Lebih  jauh  lagi , ketika  fanatisme  agama  acap kali  tak tahu batas , tentara-tentara Salib tidak
lagi membedakan antara penduduk Muslim dan Kristen Koptik dalam serangan mengerikan terhadap penduduk kota. Baik warga Muslim maupun orang-orang Kristen non Barat menjadi korban pembantaian nan keji itu
-    Pada 1194, pada saat Perang Salib Ketiga, kurang lebih 3.000 warga sipil yang tidak ikut berperang ( termasuk perempuan dan anak-anak ) serta seluruh tawanan perang , dieksekusi di Kastil Acre di bawah perintan Richard Berhati Singa, sang Raja Inggeris dan Duke Normandia. Pada waktu dieksekusi, orang-orang tersebut jelas-jelas tidak mampu mempertahankan diri . Kurang lebih 2.700 orang di antara korban itu merupakan tentara-tentara yang dijadikan tawanan perang , sementara 300 korban lainnya terdiri atas perempuan dan anak-anak . Ketika dibebani tahanan perang yang beragama Islam, solusi Raja Richard adalah cukup mengeksekusi mereka saja .
Salah satu tentara paling berjaya yaitu Rayond of Aguiles , mengenang pastispasinya dalam kekejaman-kekejaman di Yerusalem . Inilah petikan komentar-komentarnya .
Pemandangan indah harus disaksikan . beberapa laki-laki di antara kami ( yang tergolong lebih berbelas hati ) memenggal kepala-kepala musuhnya , yang lainnya memanahnya sehingga meraka jatuh dari menara-menara ; yang lain lagi menyiksa mereka lebih lama dengan melemparkan mereka ke dalam api . Gundukan kepala , tangan dan kaki terlihat di jalanan kota . Perlu berhati-hati mencari jalan di antara tubuh-tubuh manusia dan kuda . Namun ini semua masalah kecil dibandingkan dengan apa yang terjadi di Kuil Solomon , sebuah tempat lazimnya dilantunkan doa-doa .........  di Kuil itu dan beranda Solomon , manusia bergerak perlahan dalam genangan darah yang mencapai lutut mereka dan tali kekang kuda .
-  Namun ternyata , tindakan-tindakan keji pasukan Salib Kristen tersebut sepanjang penjarahan dan penghancurn Yerusalem, belumlah apa-apa dibandingkan peristiwa-peristiwa selanjutnya menyusul jatuhnya Ma’arra alam Perang Salib Pertama yang dimulai pada 12 Desember 1098. Selama tiga hari , paukan Salib yang menang , membantai setiap laki-laki , perempuan dan anak-anak di kota itu. Angka kematian luar biasa tinggi dan ribuan demi ribuan orang dipancung. Kekejaman tidak terbayangkan itu tidak berhenti sampai di situ saja . Pasukan Salib yang menang, benar-benar mem-praktekkan kanibalisme massal di depan mantan penduduk Ma’arra . Dua catatan saksi mata yang indepneden dari barisan pemenang Kristen, penting kiranya untuk dicrmati. Yang pertama ditulis Radolph of Caen yang menyebut orang Islam sebagai para penyembah berhala.  Keterangan kedua ditulis oleh Albert of Aix .
Di  Ma’arra , pasukan – pasukan kami merebus orang-orang penyembah berhala dewasa dalam panci-panci masak ; mereka menusuk anak-anak dengan tusukan daging dan melahapnya setelah dipanggang .
Pasukan kami bukan saja tak segan-segan menyantap orang-orang Turki dan Saracen yang mati , mereka juga memakan anjing-anjing.
Sejarah jarang merekam kebrutalan dan kekejian semacam itu , yang dilakukan terhadap para penganut semua agama ( Islam ) oleh mereka yang mengaku sebagai pendukung-pendukung agama lain  ( Kristen ) .
Sekarang kita boleh bertanya kepada dr. Suradi , berdasarkan fakta sejarah yang disajikan , siapakah yang lebih tepat disebut sebagai pendusta , penyesat dan pembunuh manusia ” ?
Mengenai pernyataan dr. Suradi : ” Matius, Markus , Lukas , Yohanes , Petrus dan Paulus , semuanya menuliskan bahwa Yesus mati di kayu salib  ” maka pertanyaan, siapakah yang dimaksud dengan ”  Matius , Markus , Lukas , Yohanes yang disebut ? Apakah murid-murid Yesus ? Siapa pula dengan Paulus ? Apakah dia murid Yesus ? Bukankah Paulus yang menyelewengkan ajaran Yesus Kristus ? Dan bagaimana pula dengan sejarah penulisan Bibel sehingga memberikan ” kesaksian ” tentang Petrus yang mengakui Yesus mati disalib ? . Semua ini harus jelas dulu . Rupanya dr. Suradi belum mengetahui bagaimana sejarah penulisan Bibel . Dengan demikian pernyataannya di atas tidak membatalkan keberadaan INJIL BARNABAS , yang membuatnya trauma lantaran INJIL BARNABAS menggoyang dogma Kristen ajaran Paulus yang dianut , bukan menganut ajaran Yesus Kristus .
Demikian sanggahan atas pernyataan-pernyataan pihak Kristen yang mencoba menyajikan berbagai alasan untuk menolak kebenaran Injil Barnabas. Ternyata, alasan-alasan yang disebutkan dalam argumentasi pihak Kristen justru penuh dengan manipulasi dan pengelabuan atas ayat-ayat Injil Barnabas. Mereka mencoba mencari ” kesalahan ”  Injil Barnabas dengan mengintip hal-hal yang menunjukkan kelemahan Injil Barnabas. Tetapi , apa yang disebut            kesalahan ” Injil Barnabas tidak lain adalah produk kebodohan pihak Kristen sendiri yang menyatakannya sebagai kelemahan Injil Barnabas .
Sanggahan atas pernyataan-pernyataan penganut Kristen – yang dipresentasikan oleh tiga orang : Dr. Robert A. Morey – Iskander Jadeed dan Ev. Dr. Suradi – ketika menolak Injil Barnabas mencoba membuktikan bahwa  argumentasi yang diberikan mereka ternyata penuh dengan pengelabuan , sehingga tidak bisa dipercaya . Dan perlu dikemukakan bahwa salah satu alasan penolakan terhadap Injil Barnabas oleh penganut Kristen – terutama para pakar Bibel – karena adanya penyebutan nama ” Muhammad ” secara tegas dan terang dalam penubuatan yang disebutkan Injil Barnabas. Alasan mereka :  Tidak dapat diterima oleh akal bahwa demikian itu tertulis sebelum lahirnya agama Islam karena kebiasaan di dalam nubuat-nubuat adalah dipakainya kiasan atau isyarat  ”. Alasan demikian belum mendapatkan dalil dan bukti yang tegas. Lebih didasarkan pada sikap mempertahankan dogma Kristen yang dianut daripada melakukan kajian terhadap ayat Injil-Injil Kanonik. Mengatakan ” ... kebiasaan di dalam nubuat-nubuat adalah dipakainya kiasan atau isyarat  ....    merupakan pendapat pribadi tanpa dasar. Apa salahnya jika menyebut langsung nama yang dinubuatkan. ? Sebagai salah contoh adalah disebutnya ” Paraklet ” dalam Injil Yahya . Sejumlah pakar seperti  Prof. David Benyamin  seorang Pendeta Katolik Roma Sekte Uniate Khaldean - yang kemudian masuk Islam dan berganti nama menjadi Abdul Ahad Dawud – menegaskan bahwa  penggunaan kata  Paraklet ” yang kemudian diterjemahkan ke bahasa Indonesia dengan : PENGHIBUR atau PENOLONG  sebenarnya adalah ” Periqlytos ” yang berarti  YANG PALING TERKENAL, TERMASYHUR DAN PATUT DIPUJI  dan dalam bahasa Arab  berarti : AHMAD atau MUHAMMAD . Dengan demikian , sesungguhnya Injil Yahya yang menyebut ” paraklet ” bukan dalam arti kiasan atau isyarat melainkan menunjuk kepada nama seseorang, dalam hal iniadalah Nabi Muhammad saw.
Muhammad Rasyid Ridha , pemimpin majalah Al Manar Mesir dalam Mukaddimah  Injil Barnabas terjemahan bahasa Arab mengungkapkan , Syekh Muhammad Bram telah menukil dari seorang perantau berbangsa Inggeris yang melihat di dalam perpustakaan Paus di Vatikan , sebuah naskah Injil dengan tulisan Himyar yang dibuat jauh sebelum Nabi Muhammad saw . Di dalam Injil naskah Himyar ini , Yesus ( al Masih ) berkata : ” Dan aku memberita-gembirakan tentang seorang Rasul yang akan datang kemudian daripadaku namanya AHMAD ”. Kalimat ini secara hurufiah persis sama dengan ayat Al Qur’an Ash Shaaf 6 . Tetapi tidak ada seorang Muslim yang mengatakan bahwa mereka pernah melihat naskah Himyar ini dan mengutipnya . Oleh karenanya alasan penolakan pihak Kristen tersebut, tidak bisa diterima .


[1] ).Tetapi fakta berbicara, ketika berdialog dengan penulis tentang NUBUATAN TENTANG NABI MUHAMMAD DALAM BIBEL , ternyata dr. Suradi menghindar dari tema dialog tersebut .
 [2] ).  Prof. David Benyamin Keldani , hal. 191
[3] ).  Dr. Jerald F. Dirk ,  ABRAHAMIC FAITHS , hal. 208 -210
 

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Kalaupun anda bergelar apun, tanpa Roh Allah mustahil setitikpun pengertian yang benar, seperti apa terkandung dalam Alkitab. Mustahil Allah berhubungan dengan orang yang berseberangan dengan pikiran dan perasaan Allah dalam Tuhan Yesus Kristus. Tuhan Yesus mengasihimu. Sampai saat ini Tuhan berdiri dengan denga dan kasih menantimu untuk membukakan pintu bagiNya. Hormat dan kemulian bagi Sang Raja segala Raja Salam. Tuhan Yesus memberkatimu. Amin

Posting Komentar