PENOLAKAN PENGANUT
KRISTEN TERHADAP
INJIL BARNABAS DAN
TANGGAPAN ATASNYA
Dari begitu banyak sanggahan penganut Kristen terhadap INJIL BARNABAS, barangkali
sanggahan yang levelnya sangat rendah dan tidak bermutu sama sekali adalah pernyataan sanggahan dr. Suradi. Dalam
kajian ilmiah atas sebuah temuan arkeologi, pernyataannya lebih banyak
menyesatkan ketimbang kebenaran. Namun bagaimanapun tidak bermutunya
pernyataan-pernyataan dr. Suradi namun tetap diberikan sanggahan . Pernyataan-pernyataan
dr. Suradi dapat dibaca dalam bull etin Gema Nehemia No.25, Edisi Paskah 1993. Dan
pernyataan-pernyataan dr.Suradi dikutip sekaligus ditanggapi , sebagai berikut
:
1.
Penginjil ( Evangelis ) dr. Suradi memberi
pernyataan :“ Mustafa telah kecewa karena
mencari nubuat untuk Muhammad di dalam Alkitab dari kitab Kejadian sampai
dengan penutupnya yaitu kitab Wahyu tidak menemukannya . Nubuat ini diperlukan
untuk membuktikan kebenaran kenabian Muhammad, tetapi tidak ditemukannya dalam
Alkitab, maka dia , Mustafa ambil jalan pintas , potong kompas, bikin injil
sendiri saja. Injil yang dibuat oleh Mustafa ini diberinya nama Injil Barnabas,
nama salah seorang murid Yesus, tetapi Barnabas murid Yesus itu sendiri tidak pernah menuliskan Injil “ .
Pernyataan dr. Suradi lebih
banyak mendemostrasikan emosinya dan kebohongan ( -kalau tidak dapat disebut : kebodohan - ) daripada kajian ilmiah atas
temuan arkeologi. Kita bisa bertanya kepada dr.. Suradi dengan sejumlah pertanyaan :
a. Dari manakah dr. Suradi mengetahui bahwa Mustafa telah kecewa karena mencari nubuat
untuk Muhammad di dalam Alkitab dari kitab Kejadian sampai dengan penutup-nya
yaitu kitab Wahyu tidak menemukannya ? Bukankah pernyataan anda yang
demikian ini merupakan sebuah
khayalan yang tidak didasarkan pada fakta ?
b. Begitu
pula, dari mana dr. Suradi mengetahui
bahwa Mustafa sebagai pengarang INJIL BARNABAS ? Bagaimana analisisnya ?. Siapakah
Mustafa Al Arandi ?
Pernyataannya benar-benar asal bunyi, penuh khayalan tanpa dasar
sedikitpun. Tidak berkualitas sama sekali. Apalagi dr. Suradi
memberi pernyataan : “ Barnabas murid
Yesus itu sendiri tidak pernah menuliskan Injil “ . Pernyataan dr. Suradi sangat jelas penuh dengan kebohongan . Kejahilannya
tentang INJIL BARNABAS dan ketidak-tahuannya bagaimana pendapat para ahli
tentang INJIL BARNABAS , ditunjukkan oleh pernyataannya . Telah ditunjukkan di bahagian
terdahulu , sejumlah catatan yang ada dalam daftar gereja menunjukkan larangan
membaca dan memiliki INJIL BARNABAS yang dikeluarkan petinggi Gereja ( Paus )
pada abad-abad awal Kristen. Bukankah
itu menjadi bukti bahwa INJIL BARNABAS memang ada dan dinyatakan sebagai kitab
apokrif ? Siapa yang mengarangnya kalau bukan Barnabas ?
2. Penginjil ( Evangelis ) dr. Suradi memberi
pernyataan : “ Maka baik kepada orang
Muslim, lebih-lebih kepada orang Kristen, saya himbau supaya mengetahui benar
tentang adanya Injil Palsu Barnabas ini . Banyak cerdik cendekiawan Muslim yang
sudah mengetahui kepalsuan Injil Palsu Barnabas ini dan menjadi malu mengguna-kannya
serta malu pula untuk menyebut-nyebutnya . Namun masih banyak juga orang Muslim
yang belum tahu tentang kepalsuan Injil Palsu Barnabas ini , lalu
menggunakannya untuk membingungkan orang Kristen , yang kebetulan tidak tahu
pula kepalsuan injil tersebut . Beritakan kepada semua orang , orang Muslim
maupun Kristen bahwa Injil Barnabas adalah Injil Palsu “ .
Pernyataan demikian, merupakan khayalan
dr. Suradi. Kita minta pada dr. Suradi, silakan tunjukkan , siapa nama cerdik cendekiawan
Muslim yang sudah mengetahui kepalsuan INJIL BARNABAS. Biasanya yang selalu ditunjuk
adalah Abbas Mahmud Al Aqqad. Sebagai contoh , berikut disajikan pernyataan
yang di ” posting ” melalui situs internet :
Mendiang Dr.
Abbas Mahmoud Al Aqqad, guru besar yang terkenal di Universitas Al Azhar di
Cairo Mesir, mengajak kaum Islam sedunia untuk menjauhkan diri dari “Injil
Barnabas.” Dalam bukunya “Hayatul Masih fit Tarikh was Kusyufil ‘ashril
Hadiets”, ( Cairo : Darul Hilal ) ia menguraikan kepalsuan Injil tersebut dan
berkesimpulan bahwa kitab ini bukan saja menyerang ajaran agama Kristen tetapi
juga ajaran agama Islam.
Memang
meskipun kitab ini sekarang sering dipakai untuk menyerang ajaran Alkitab,
tetapi buku ini tidak pernah dikenal hingga abad ke lima belas. Sarjana-sarjana
Muslim yang terkenal seperti Al-Tabari, Al-Baidhawi dan Ibn Kathir tidak pernah
mengutip Injil palsu ini. Di sini tidak ada tempat atau waktu untuk membahas
pengarang dan asal usul “Injil Barnabas”. Tapi satu hal yang sangat jelas ialah
bahwa Barnabas, pemberita Injil yang disebut di dalam Alkitab, tidak mempunyai
hubungan sama sekali dengan tulisan aneh ini. Dalam tulisan ini kami akan memfokuskan
pada pembahasan beberapa ajaran pokok kitab ini dan atas dasar tersebut kita
dapat menilai apakah buku ini benar atau palsu. Apa maksud Dr. Abbas Mahmoud Al Aqqad tatkala ia
mengatakan kitab ini menyerang ajaran agama Islam? Meskipun ada banyak petunjuk
bahwa penulis kitab “Injil Barnabas” memang seorang Islam, namun rupanya
pengertian sang penulis tentang agama Islam dan Al-Quran sangat dangkal.
Selain itu tidak pernah disebut nama
cerdik cendekiawan Muslim lainnya. Tetapi bagaimana isi pernyataan Abbas Mahmud
Al Aqqad dimaksud ?. Bisakah dikutipkan satu petilan lengkap pernyataan Abbas Mahmud
Al Aqqad yang menuduh Injil Barnabas sebagai Injil palsu? Biasa penganut
Kristen hanya menunjuk Abbas Mahmud Al Aqqad
tetapi sama sekali tidak menyebut Ulama
Islam lain – ketika menyatakan kepalsuan Injil Barnabas yang kata-katanya seakan-akan pasti benar
ketika di sisi lain para pengkaji dari Muslim bahkan pengkaji Kristen sendiri
memberikan perhatian tentang keaslian Injil Barnabas. Tetapi penunjukan tersebut
sebenarnya hanya mengutip dari pernyataan penganut Kristen lain, yang semula
dikutip pula dari pernyataan penganut Kristen lain, saling estafet tanpa mampu
menunjukkan pernyataan Abbas Mahmud Al Aqqad yang sebenarnya. Dan belum tentu
Abbas Mahmud Al Aqqad mengatakan seperti yang dikatakan penganut Kristen. Jika
dr. Suradi tidak menunjukkan referensi yang memuat pernyataan para cendekiawan
Muslim tersebut dan tanpa menyajikan pernyataan lengkap Abbas Mahmud Al Aqqad,
berarti pernyataan dr. Suradi tidak lebih dari pernyataan khayalan yang
didasarkan pada emosi dan jauh dari kajian ilmiah atas INJIL BARNABAS. Dan yang
dilupakan oleh penganut Kristen yaitu jika benar Abbas Mahmud Al Aqqad
mengatakan seperti yang disebut dr. Suradi ( - padahal tanpa kutipan pernyataan
Abbas Mahmud Al Aqqad -) berarti Abbas Mahmud Al Aqqad menolak
pernyataan-pernyataan dalam Injil Barnabas yang sejalan dengan akidah ummat
Islam seperti : YESUS TIDAK DISALIB, YESUS BUKAN TUHAN, YESUS BUKAN ANAK ALLAH,
YESUS HANYA DIUTUS UNTUK BANI ISRAEL, dan sebagainya. Ini berarti Abbas Mahmud
Al Aqqad , bukanlah seorang Muslim melainkan seorang Kristen . Apakah demikian
?
Begitu pula supaya dr. Suradi bisa menunjukkan , siapa saja orang Muslim yang belum tahu tentang
kepalsuan Injil Palsu Barnabas, lalu menggunakannya untuk membi-ngungkan orang
Kristen. Pernyataan-pernyataan demikian perlu dipertanggung-jawabkan
supaya tidak terjadi fitnah. Dan hal yang paling penting, dr. Suradi harus bisa
menunjukkan letak kepalsuan Injil Barnabas tersebut dan jangan hanya menyajikan
pernyataan tanpa menunjukkan ” fakta ”
dan tanpa melakukan kajian atas” fakta ” tersebut. Apa gunanya diberitakan
bahwa Injil Barnabas adalah Injil Palsu jika dr. Suradi tidak mampu menunjukkan
kepalsuannya ?
3. Penginjil ( Evangelis ) dr. Suradi memberi
pernyataan : “ Aneh tetapi nyata ,
Mustafa bikin lubang , dia masuk lubang buatan tangannya sendiri . Dalam pasal 192 : 4
dia menulis : “ Seorang Ismail yang
menulisnya “.
Dengan pernyataannya, tidak bosan-bosannya dr. Suradi berdusta dan mengelabui. Mengapa untuk membela tegaknya keyakinan
diri harus dengan cara berdusta, menipu dan mengelabui ? Untuk diketahui kata-kata “ Seorang Ismail yang menulisnya “ bukan
pengakuan Mustafa Al Arandi sehingga dengan enaknya dr. Suradi berkata : “ Mustafa bikin lubang, dia masuk lubang
buatan tangannya sendiri “. Ini juga khayalan dr. Suradi yang dibalut
dengan kebohongan . Untuk jelasnya , penulis kutipkan ayat pasal 92 : 1- 4 berikut :
Tidak ada dalam kitab itu bahwa Allah memakan daging
ternak atau domba .
Tidak ada dalam kitab kitab itu bahwa
Allah telah mengurung rahmat – Nya pada keluarga Israil saja .
Tetapi Allah merahmati setiap orang yang memohon kepada
Allah Penciptanya dengan benar .
Aku tiada
sempat membaca kitab seluruhnya , karena kepala Imam – yang aku berada di ruang
bacaan – melarang aku, katanya : “ Bahwa
seorang Ismaeli yang menulisnya “.
Ayat Barnabas pasal 92 : 1- 4 yang dikutip menceritakan tuturan
Yesus kepada ahli Torat (
Nikodemus ) mengenai kitab Musa .
Sekali lagi : KITAB MUSA bukan INJIL BARNABAS. Dr.Suradi terlalu
mengada-ada penuh khayal dengan pernyataannya. Bagaimana mungkin Yesus berbicara mengenai INJIL
BARNABAS padahal INJIL BARNABAS ditulis sesudah perginya Yesus ? Dalam ayat
pasal 92 : 4, Yesus menceritakan bahwa “ Aku
tiada sempat membaca kitab seluruhnya “. Mengapa ? Yesus mengungkapkan : “ karena kepala Imam melarang aku “. Apa
alasan larangan itu ? Alasannya karena menurut kepala Imam : “ Bahwa seorang Ismaeli yang menulisnya
“. Lalu mana pengakuan Mustafa Al Arandi bahwa INJIL BARNABAS ditulis oleh
orang Ismaeli ? Apakah bukan khayalan dr. Suradi penuh dusta dan mengelabui
ketika menunjuk ayat INJIL BARNABAS 132
: 4 ?
Sungguh mengherankan , kok tidak habis-habisnya pihak Kristen
memunculkan dusta dan pengelabuan dalam menyajikan apologi untuk mempertahankan
keyakinan Kristen yang dianut ! Hal ini mengingatkan kita pada ajaran Paulus
–pendiri agama Kristen – dalam ayat Roma 3 : 7
:
Tetapi jikalau kebenaran
Allah OLEH SEBAB DUSTAKU itu melimpah kepada kemuliaannya , apakah sebabnya aku
lagi dihukumkan seperti orang berdosa ?
Dalam konteks ” eksistensi agama Kristen ” ayat
ini bisa dikiaskan : ” Tetapi jikalau
agama Kristen tegak OLEH SEBAB DUSTAKU itu melimpah kepada kemuliaannya ,
apakah sebabnya aku lagi dihukumkan seperti orang berdosa ? ” . Itulah yang
telah dilakukan Dr. Robert A. Morey, Iskander Jadeed dan dr. Suradi ketika
dengan penuh dusta dan pengelabu-an menyanggah pernyataan-pernyataan dalam
Injil Barnabas.
4.
Penginjil ( Evangelis ) dr. Suradi memberi
pernyataan : “ Mustafa menuliskan bahwa
jumlah setan itu 6666 . Lagi-lagi dia menggali lubang dan jatuh ke dalamnya .
Dia tidak akan menuliskan demikian sekiranya tahu bahwa jumlah ayat Al Qur’an
itu juga 6666 . Oh kasihan banget . Kalau dia hidup pada saat ini bisa babak
belur oleh kaumnya sendiri bahkan bisa terbunuh oleh mereka orang-orang Muslim
” . ( dr. Suradi
menyajikan foto kopi berita Kompas , Rabu 10 Oktober 1990 , tentang Masjid
Istiqlal yang diarsiteki E. Silaban . Dalam berita
itu diungkapkan pernyataan ulasan koran Kompas tentang menara setinggi 6666,
yang melambangkan jumlah ayat dalam Al
Qur’an )
Pernyataan dr. Suradi lebih
bersifat provokasi kebencian Salibisme Eropah terhadap Islam. Pada pasal
berapa dan ayat berapa dari Injil Barnabas yang menyebut jumlah setan sebanyak 6666
? Sayangnya tidak disebut oleh dr.
Suradi. Tapi dapat dipastikan , mengenai ” jumlah setan ” sebanyak 6666 tercantum dalam pasal 21 ayat 6 . Perhatikan Injil Barnabas pasal 21 ayat 3 -6 :
Tiba-tiba ada seorang yang keluar di antara kubur-kubur ,
kemasukan Setan yang mendalam sehingga tidak satu rantaipun yang kuat
mengikatnya dan menyebabkan bahaya bagi orang banyak .
Maka menjeritlah Setan-setan itu dari mulutnya , katanya
: ” Ya Kudus Allah , mengapa engkau datang sebelum waktunya untuk menggusarkan
kita ? ”.
Dan bermohonlah mereka kepadanya untuk tidak mengeluarkan
mereka.
Lalu Yesus menanyakan , berapa jumlah mereka ?
Menjawablah
mereka :’ ENAM RIBU ENAM RATUS ENAM
PULUH ENAM ”.
Atas pertanyaan Yesus , maka setan-setan menjawab
, jumlah mereka : enam ribu enam ratus enam puluh enam . Kalau Barnabas menuliskan
seperti itu , apa salahnya ? Yang penting bukan Barnabas yang menetapkan
jumlahnya . Jadi , sebenarnya Injil Barnabas hanya mengungkapkan dialog Yesus
dengan setan, bukan Injil Barnabas menetapkan jumlah setan.
Ummat Islam sangat tidak berkepentingan dengan ” permainan angka-angka ” yang menjadi
hobi orang-orang Yahudi dan Kristen seperti yang ditunjukkan dr. Suradi .
Apalagi terdapat perbedaan para ulama mengenai jumlah ayat Al Qur’an. Jika kita
menghitung jumlah ayat Al Qur’an sebagaimana yang ada dalam Al Qur’an sekarang,
fakta jumlahnya ( - tanpa kalimat ”
Bismillaahir-rahmanirrahim ”-) adalah
6299 ayat dan jika kalimat ” Bismillaahirrahmanir-rahim ” dimasukkan
dalam hitungan sebagai ayat maka jumlahnya 6412 . Tidak ada yang jumlahnya 6666
apalagi untuk dihubungkan dengan penyebutan jumlah setan sebanyak 6666 dalam
Injil Barnabas. Benar-benar keterlaluan yang dilakukan oleh para penyembah
manusia. Jika dr. Suradi berkilah bahwa tinggi menara Masjid Istiqlal 6666 cm
sesuai dengan jumlah ayat dalam Al Qur’an dan yang mengatakannya adalah Ulama Islam (
Solichin Salam ) seperti yang dimuat dalam koran Kompas , lalu mengapa dr.
Suradi tidak mencoba saja menghitung langsung jumlah ayat dalam Al Qur’an untuk
mengecek kebenaran pernyataan itu ?. Soalnya yang memberi pernyataan ulasan demikian
adalah KORAN KOMPAS, corong Gereja Katolik di Indonesia dan tidak disebutkan
yang mengatakannya adalah Ulama Islam ( Solichin Salam ) ! Inipun jika benar
yang dikatakan dr. Suradi. Mengapa dr. Suradi tidak menyadari hal ini ?
Oleh karena hanya ulasan KORAN KOMPAS, corong
Gereja Katolik di Indonesia maka bisa dimaklumi . Dan juga karena Ummat Islam
sangat tidak berkepentingan dengan ” permainan angka-angka ” yang menjadi
hobinya orang-orang Yahudi dan Kristen maka tidak ada urusan bagi ummat Islam
untuk membunuh seluruh pimpinan Redaksi Kompas beserta staf dan karywanannya
lantaran mengatakan demikian ! Memang apa hubungan antara angka ” 6666 ” dengan
jumlah ayat Al Qur’an yang cuma 6299
ayat atau 6412 ? Jika koran Kompas
menghubungkannya dengan angka ” 6666 ” yang dikatakannya sebagai jumlah ayat Al
Qur’an , berarti yang melakukan kebohongan adalah Redaksi Kompas lalu
kebohongan itu diestafetkan kepada dr. Suradi !
Benar-benar kualitas pernyataan dr. Suradi sangat rendah sehingga tidak
layak disanggah tetapi terpaksa disanggah .
5.
Penginjil ( Evangelis ) dr. Suradi memberi
pernyataan : “ Pasal 220 : 20 ; di sini tampak
belangnya , di sini jelas palsunya . Seluruh Alkitab dari kitab Kejadian sampai
dengan kitab Wahyu tidak pernah menyebut nama Muhammad . Ismael sendiri , bapa
orang Arab ,disebutkan dalam Alkitab sebagai KELEDAI LIAR ( Kejad. 16 : 12 ) ,
tidak berkenan hidup dihadapan Allah ( Kejad.
17 : 18-19 ) “ .
Apa yang ditulis dalam Injil
Barnabas pasal 220 : 20 , sehingga dijadikan bukti oleh dr. Suradi sebagai
bukti tentang ” tampak
belangnya , di sini jelas palsunya ” Injil
Barnabas ? Bukti kepalsuan Injil Barnabas diukur dr.Suradi dengan berkata : ” Seluruh Alkitab dari kitab Kejadian sampai
dengan kitab Wahyu tidak pernah menyebut nama Muhammad ” . Lalu dilanjutkan dengan caci maki : ”
Ismael sendiri , bapa orang
Arab ,disebutkan dalam Alkitab sebagai KELEDAI LIAR ( Kejad. 16 : 12 ) ,
tidak berkenan hidup dihadapan Allah ( Kejad.
17 : 18-19 ) ” . Sebelum pernyataan dr. Suradi
ditanggapi, kita simak Injil Barnabas 220 : 20
terlebih dahulu sebagai berikut :
Dan ini
akan berlangsung sehingga datangnya MUHAMMAD RASUL ALLAH , yang apabila ia
datang akan membongkar kepalsuan ini bagi mereka yang percaya dengan syariat
Allah
Rupanya , karena ayat Barnabas pasal 220 : 20
menyebut nama ” MUHAMMAD RASUL ALLAH ’
maka menurut dr. Suradi , Injil Barnabas terbukti kepalsuannya. Ukuran dr.
Suradi untuk menegaskan demikian karena ” Seluruh Alkitab dari kitab Kejadian sampai dengan kitab Wahyu tidak pernah
menyebut nama Muhammad ”.
Bukan mendasarkan pada kajian atas ayat-ayat Injil Barnabas itu sendiri.
Padahal untuk menyatakan demikian perlu dilakukan kajian-kajian atas Bibel
mulai dari kitab Kejadian sampai kitab Wahyu . Ummat Islam tidak perlu meminta
kepada penganut Kristen untuk membuktikan bahwa ” Seluruh Alkitab dari kitab Kejadian sampai dengan kitab Wahyu tidak pernah
menyebut nama Muhammad ” karena apa yang harus dibuktikan untuk
pernyataan yang menyatakan tidak adanya ?. Anda tidak perlu membuktikan bahwa anda tidak
punya uang ketika anda menyatakan tidak punya uang . Tetapi anda perlu
membuktikan apa benar anda punya uang ketika anda mengakui punya uang . Oleh
karenanya, ummat Islam-lah yang berkewajiban membuktikan adanya bukti-bukti ayat
dalam Bibel/Alkitab tentang dinubuatkan
nama ’ MUHAMMAD ” sebagai NABI AKHIR ZAMAN ketika ummat Islam mengklaim bahwa
dalam Bibel/Alkitab ada disebutkan nama atau dinubuatkan tentang ” MUHAMMAD ”.
Penganut Kristen tidak perlu membuktikan tidak adanya. Pembuktian tentang dinubuatkan nama ’ MUHAMMAD ” sebagai NABI
AKHIR ZAMAN dalam Bibel/Alkitab , telah dilakukan oleh pakar-pakar Islam di
bidang Kristologi , juga mantan pendeta , pastor yang taubat dan berpindah ke
agama Islam betapa dalam Bibel penuh dengan isyarat dan nubuat tentang nama
Nabi Muhammad SAW. Membicarakannya ,
perlu waktu dan tulisan tersendiri serta menjadi bagian yang perlu didialogkan
dengan pihak Kristen ( khususnya dengan dr. Suradi sendiri ). Ini menunjukkan
pernyataan dr. Suradi, hanyalah satu racauan yang tidak berdasar [1]
).
Selanjutnya dr. Suradi
berkata : ” Ismael sendiri , bapa orang
Arab , disebutkan dalam Alkitab sebagai KELEDAI LIAR ( Kejad. 16 : 12 ) ,
tidak berkenan hidup dihadapan Allah ( Kejad.
17 : 18-19 ) “ . Untuk apa
pernyataan ini ? Apakah hendak merendahkan Nabi Muhammad SAW dan ummat Islam ( khususnya bangsa Arab ) ? Mari kita kaji ayat Kejadian 16 : 12 dan
Kejadian 17 : 18-19 yang disebut dr. Suradi .
a.
Ayat Kejadian 16 : 12 .
Versi Alkitab LAI 1968 :
Maka kanak-kanak itu akan
menjadi SEORANG BAGAI KELEDAI HUTAN
LAKUNYA , dan tangannya akan melawan segala orang dan tangan segala orang pun
akan melawan dia ; maka ia pun akan duduk pada sebelah timur segala saudaranya
Versi Alkitab LAI 1976 -2000
Seorang laki-laki yang LAKUNYA SEPERTI KELEDAI LIAR ,
demikianlah nanti anak itu ; tangannya akan melawan tiap-tiap orang dan tangan
tiap-tiap orang akan melawan dia dan di tempat kediamannya ia akan menentang
semua saudaranya
Versi Holy Bible
And HE WILL BE
A WILD MAN ; his hand will be againts every man and every man’s hand
againts him ; and shalt call dwell in presence of all his brethren .
( Dan ia akan menjadi MANUSIA LIAR ; tangannya akan melawan
setiap orang dan
tangan setiap orang akan melawannya ;
dan ia akan bermukim di hadapan saudara-saudaranya )
Kata ” A
wild man ” versi Holy Bible , diterjemahkan dengan ” Manusia Liar ”. Mungkin terjemahan yang sangat harfiah, tetapi
maknanya menunjukkan sebagai : manusia
yang kehidupannya penuh dengan pergulatan-pergulatan fisik dan psikis
, suatu keadaan yang dimiliki oleh orang yang hidup di padang belantara.
Menurut kamus ” AN ENGLISH – INDONESIAN DICTIONARY ” John M.Echols – Hassan
Shaddily , kata ” Wild ” sebagai
kata benda ( ” wilds ” ) berarti : daerah liar , hutan belantara/rimba dan sebagai kata sifat , berarti : liar, gila, sembrono, ribut.
Perhatikan ketiga versi ayat Kejadian 16 : 12 yang dikutipkan di atas . Yang benar , apakah ”
sebagai
keledai liar ” ( versi Alkitab LAI 1968 ) ataukah ” sebagai
keledai hutan ” ( versi Alkitab LAI 1976-2000 ) ataukah ” will be a wild man ” ( akan menjadi manusia liar ) ( versi Holy Bible ) ? Perbedaan yang membingungkan ! . Tapi sayang
penganut Kristen tidak pernah bingung dengan perbedaan ini. Seorang mantan
Pastor Katholik Roma dari sekte Uniate Khaldean Church bernama Prof. David
Benyamin Keldani - dan setelah masuk Islam berganti nama menjadi Abdul Ahad Dawud -
menjelaskan istilah yang berbeda tersebut
.
Kosa kata Ibrani yang
diterjemahkan dengan ” keledai liar ” ( versi Alkitab LAI
1968 ) atau ” keledai hutan ” ( versi
Alkitab LAI 1976-2000 ) atau ” a
wild man ” ( manusia liar ) ( versi Holy Bible ) adalah kata
” para
” satu bentuk kata kerja yang berarti : ” berbuah ” atau ” ber-kembang banyak ”. Dan kata ” para
” menunjukkan : orang yang sangat subur .
Sejalan dengan ayat Kejadian 15 : 5, ayat Kejadian 17 : 6 dan
ayat Kejadian 22 : 17 yang berisi penegasan janji dari Allah kepada
Ibrahim :
Maka oleh
Tuhan di bawa akan dia ke luar lalu firmannya : ” Tengadahlah olehmu ke langit
, bilanglah segala bintang , jikalau
kiranya dapat engkau menbilang dia ” ; maka firman Tuhan kepadanya : ” Demikianlah akan jadi anak-cucumu ” ( Kejad. 15 : 5 )
Maka aku
akan membiakkan dikau terlalu amat
dan Aku akan menjadikan beberapa bangsa dari padamu dan raja-raja pun akan
berpancar daripadamu ( Kejad. 17 :
6 )
Bahwa
sesungguhnya Aku akan memberi berkat besar akan dikau dan Aku akan memperbanyakkan anak-buahmu seperti bintang di langit dan seperti
kersik di tepi pantai ; maka anak
buahmu ini pun akan mempunyai pintu negeri segala musuhnya ( Kejad. 22 : 17 )
Dan juga sejalan dengan
janji Allah kepada Hajar , ibunda Ismail :
Dan
lagi kata Malaekat Tuhan kepadanya
: ” Bahwa Aku akan memperbanyakkan amat anak buahmu sehingga tiada
terpermanai banyaknya . ( Kejad. 16 : 10 )
Kata ” para ” identik dengan kosa kata bahasa Arab : ” wafara
” yang juga bermakna sama. Dan Ismail
putera sulung Ibrahim disebut dengan ” para ” ( ” berbuah ” atau ” berkembang
banyak ”atau ” orang yang sangat subur ”. Tetapi
mengapa Gereja Kristen mengubahnya menjadi ” keledai liar ” ( versi Alkitab LAI
1968 ) atau ” keledai hutan ” ( versi Alkitab LAI 1976-2000 ) atau ” will be a wild man ” ( akan menjadi manusia liar ) ( versi Holy Bible ) ? Ini merupakan bagian dari upaya Yahudi dan
dilanjutkan oleh Kristen untuk menyingkirkan nama ” Ismail ” sebagai : BAPAK
DARI MESSIAH ( NABI AKHIR ZAMAN ) yang dinanti-nantikan ummat manusia , akibat
kedengkian karena mereka menyadari bahwa memang ”Ismail
” adalah BAPAK DARI MESSIAH ( NABI
AKHIR ZAMAN ). Prof. David Benyamin
Keldani berkata [2] )
:
.... oleh
Gereja Kristen diterjemahkan menjadi ” keledai liar ” ! Bukankah sebuah
tindakan memalukan dan durhaka menyebut ISMAIL sebagai ” KELEDAI LIAR ” padahal
Tuhan menyebut dia dengan ” ( yang ) BERBUAH BANYAK ” dan ” ( yang ) BERKEMBANG
BANYAK ” ?
Memang sangat keterlaluan
dan satu kedurhakaan jika menyamakan ISMAIL ANAK SULUNG IBRAHIM dengan KELEDAI
LIAR , padahal menurut Bibel sendiri dalam ayat
Kejadian 21 : 20 jelas-jelas dikatakan bahwa ISMAIL
DISERTAI ALLAH .
Maka DISERTAI ALLAH AKAN BUDAK ITU sehingga besarlah ia lalu iapaun duduklah di
padang belantara dan menjadi seorang pemanah
Begitu pula , Bibel
menegaskan bahwa ALLAH MENDENGAR SUARA
ISMAIL dan karenanya diberi nama ” ISHMA-EL ” . Kita baca ayat Kejadian
21 : 18 :
....
Janganlah takut karena TELAH DIDENGAR
ALLAH AKAN SUARA BUDAK ITU dari tempatnya .
Juga Kejadian 17 : 20 mengungkapkan betapa Allah secara langsung
menegaskan bahwa ALLAH MEMBERKATI ISMAIL yaitu
:
Tentang Ismael , Aku akan mendengarkan
permintaanmu ; IA AKAN KUBERKATI...........
Perhatikan ! Ismail anak Ibrahim yang ” DISERTAI
ALLAH AKAN BUDAK ITU ” dan ” TELAH DIDENGAR ALLAH AKAN SUARA BUDAK ITU ” juga ” IA AKAN KUBERKATI ...... ” dibandingkan dengan KELEDAI
LIAR . Jelas ada satu manipulasi makna dalam penterjemahan Bibel oleh Gereja
Kristen dan segala sektenya . Padahal tiga atribut penegasan Allah tentang
Ismail justru TIDAK DINYATAKAN KEPADA ISHAK ! Kata ” KELEDAI LIAR ” yang sebenarnya sebuah
ungkapan termanipulatif justru sangat menyenangkan penganut Kristen yang
penuh dengan semangat perang Salib,
karena berkesempatan untuk mencaci maki dengan kata-kata tersebut kepada ummat
Islam dan Nabi Muhammad saw, padahal justru menunjukkan kebodohan mereka yang
melebihi keledai liar.
Dari penjelasan di atas betapa tidak berdasarnya pernyataan dr. Suradi
dengan mengangkat ayat Alkitab
Kejad. 16 : 12 yang menyebut ISMAIL
sebagai KELEDAI LIAR . Tidak ada nalar yang ditampilkan dr. Suradi kecuali
dogmatis berdasarkan satu versi Alkitab , padahal versi lain tidak menyatakan
demikian .
b.
Ayat Kejadian 17 : 18-19
Maka sembah Ibrahim kepada Allah : ” Ya Tuhan , biar
apalah Ismail saja hidup di hadapan hadiratmu .
Maka firman
Allah :” Bahwa sesungguhnya Sarah , isterimu itu beranak kelak bagi-mu seorang anak laki-laki
seorang ; hendaklah engkau namai akan dia : ISHAK ; maka Aku akan meneguhkan perjanjianku
dengan dia , yaitu suatu perjanjian yang kekal serta dengan anak buahnya yang
kemudian daripadanya ”.
Akan ada kesulitan bagi dr.
Suradi untuk mencocokkan pernyataannya :
” tidak berkenan hidup dihadapan Allah ( Kejad. 17 : 18-19 ) ” dengan ayat Kejadian 17 : 18-19 yang dikutipkan
ini , karena tidak ada petunjuk sama sekali dalam ayat tersebut untuk
menyatakan bahwa ” Ismail tidak
diperkenankan hidup di hadapan Allah ”.
Permasalahannya sangat
sederhana yaitu sumber kutipan dari ayat Kejadian 17 : 18-19 di atas adalah
Alkitab LAI 1968 , sedangkan dr. Suradi
merujuknya pada ayat Kejadian 17 : 18-19
Alkitab LAI 1976 -2000 , yang bunyinya :
Dan Abraham berkata kepada Allah : ” Ah sekiranya Ismael
diperkenakan hidup di hadapanMu ” .
Tetap Allah
berfirman :” Tidak , melainkan isterimu Sarah –lah yang akan melahirkan , anak
laki-laki bagimu ; dan engkau akan menamai
dia : ISHAK ; dan Aku akan mengadakan
perjanjianKu dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya ”.
Terkesan memang , yaitu dari
ayat Kejadian 17 : 19 versi Alkitab LAI 1976-2000 ini seakan-akan Tuhan menolak
permintaan Ibrahim tentang Ismail yang disebut dalam ayat Kejadian 17 : 18 .
Tetapi kajian kritis atas teks ayat sebenarnya tidaklah demikian . Pernyataan
ayat Kejadian 17 : 19 hanya terbatas pada informasi Tuhan kepada
Ibrahim tentang anak dari isterinya Sarah yang akan diteguhkan dengan satu
perjanjian . Bukan dalam pengertian menolak permintaan Ibrahim tentang Ismail
sebagaimana yang tercantum dalam ayat Kejadian 17 : 18 . Hal ini sesuai pula
dengan ayat Kejadian 17 : 19 versi Alkitab LAI 1968 . Lalu bagaimana dengan permintaan Ibrahim
tentang Ismail dalam ayat Kejadian 17 : 18
? dr. Suradi jangan melupakan ayat lanjutannya yaitu Kejadian 17 :
20 :
Tentang
Ismael, AKU AKAN MENDENGARKAN PERMINTAANMU
; ia akan Kuberkati , kubuat beranak cucu dan sangat banyak; ia akan
memperanakkan dua belas raja, dan aku akan membuatnya menjadi bangsa yang besar
.
Perhatikan ! Allah berkata kepada Ibrahim : ” Tentang
Ismael, AKU AKAN MENDENGAR-KAN
PERMINTAANMU ” . Ini merangsang
rasa keingin-tahuan pencari kebenaran . Apa permintaan Ibrahim sebelumnya sehingga
Allah memberikan janji untuk mendengarkan permintaan Ibrahim tentang Ismail ?
Baca pasal-pasal Kitab Kejadian sebelum pasal 17 ayat 20. Ternyata, satu-satunya
permintaan Ibrahim yang berkenaan dengan Ismail justru yang tercantum
dalam ayat Kejadian 17 : 18 : ” Ah
sekiranya Ismael diperkenakan hidup di hadapanMu ” . Itulah permintaan
Ibrahim yang didengar oleh Allah karena memang tidak ada permintaan lain dari
Ibrahim tentang Ismail kecuali yang disebutkan dalam Kejadian 17 : 18 . Dengan
demikian , terlepas dari perbedaan versi-versi Alkitab LAI , bunyi ayat
Kejadian 17 : 19 tidak bisa diartikan sebagai : PENOLAKAN TUHAN terhadap Ismail
untuk hidup di hadapan Tuhan melainkan PENERIMAAN TUHAN terhadap Ismail.
Pemahaman dr. Suradi yang ditangkap dari pernyataannya , jelas sekali sangat
salah.
Dengan semua uraian yang menyinggung Kejadian 16 : 12 dan ayat Kejadian 17 : 18-19 , betapa keliru dr.
Suradi dengan pernyataannya yang hendak mencoba menafikan dan menolak adanya
nama ” MUHAMMAD ” dalam Bibel sekaligus mencoba menyatakan kepalsuan Injil
Barnabas lantaran menyebut nama ” MUHAMMAD ”.
6.
Penginjil ( Evangelis ) dr. Suradi memberi
pernyataan : “ Matius , Markus , Lukas , Yohanes , Petrus dan Paulus , semuanya
menuliskan bahwa Yesus mati di kayu salib tetapi pendusta , penyesat dan
pembunuh manusia , menuliskan Yesus tidak mati “ .
Ada nada kemarahan luar
biasa dalam pernyataan dr. Suradi yang tampak dari kata-kata ” tetapi
pendusta , penyesat dan
pembunuh manusia , menuliskan Yesus tidak mati “ lantaran pihak lain mengatakan sesuatu yang
berlawanan dengan dogma Kekristenan yang dianut yaitu ” Yesus tidak mati ” ( - mungkin
maksudnya : ” Yesus tidak mati disalib ”
- ) . Kita bertanya kepada dr. Suradi , siapakah yang dimaksud dengan : ” pendusta , penyesat dan pembunuh manusia ,
menuliskan Yesus tidak mati “ yang mengatakan ” Yesus tidak mati disalib ” dalam pernyataannya ? . Ummat Islam,
sebagaimana pula dengan sekte-sekte Kristen awal (- bukan sekte Goyim pengikut Paulus -) , memang meyakini bahwa Yesus
tidak mati disalib . Ada dasar kuat tentang Yesus tidak mati disalib . Hal ini
telah diurailkan pada bagian 9 : ” Injil Barnabas Dan Kisah Penyaliban ”
berdasarkan ayat-ayat Bibel sendiri . Oleh karena itu, mengatakan Yesus mati
disalib adalah ” pendusta , penyesat dan pembunuh manusia “ tidak lain ditujukan kepada ummat Islam.
Sehubungan dengan pernyataan dr. Suradi yang demikian , berarti dr. Suradi telah
menuduh ummat Islam sebagai ” pendusta , penyesat dan pembunuh manusia ” hanya
karena berpendapat dan menulis bahwa Yesus tidak mati disalib. Ini merupakan pernyataan yang sangat
keterlaluan. Ada semangat permusuhan Salibisme Eropah yang menyala-nyala dalam
pernyataan dr. Suradi ini lantaran ummat Islam menolak kepercayaan ” Yesus tidak mati disalib ”. Fakta sejarah berbicara bahwa sesungguhnya yang terjadi justru penganut
Kristen-lah yang telah menyajikan diri sebagai ” pendusta
, penyesat dan pembunuh manusia ”. Bibel pun membenarkan tindakan ini. Dibutuhkan uraian dan penjelasan
secara khusus yang panjang tentang kesadisan dan kekejaman penganut Kristen,
sehingga tidak disajikan pada tulisan ini. Namun demikian perlu disajikan secara singkat
tentang kekejaman dan sadisme yang diperagakan penganut Kristen terhadap lawan
kepercayaaannya terutama terhadap ummat Islam, seperti dalam perang salib yang
dilancarkan penganut Kristen terhadap ummat Islam. Dr. Jerald F. Dirk dalam bukunya ” ABRAHAMIC
FAITHS ” menulis dan menguraikan hal tersebut sebagai berikut [3]
):
Daftar
berikut ini hanyalah menyoroti BEBERAPA KEKEJAMAN ISLAMOFOBIS lebih parah yang dilakukan oleh
tentara-tentara Salib atan nama Kristus .
- Akhir tahun 1168, Bilgays jatuh di tangan tentara Raja
Amalrik dari Yerusalem bersama pasukannya yang menyatakan diri sebagai tentara
salib Kristen. Seluruh penduduk dihukum mati, begitu kota tersebut jatuh.
Laki-laki , perempuan dan anak-anak seluruhnya dibantai tanpa kecuali , tanpa
membedakan antara pasukan militer dan warga sipil yang tidak ikut berperang .
Lebih jauh lagi , ketika
fanatisme agama acap kali tak tahu batas , tentara-tentara Salib tidak
lagi membedakan antara penduduk Muslim dan Kristen Koptik
dalam serangan mengerikan terhadap penduduk kota. Baik warga Muslim maupun
orang-orang Kristen non Barat menjadi korban pembantaian nan keji itu
- Pada 1194, pada saat Perang Salib Ketiga, kurang lebih
3.000 warga sipil yang tidak ikut berperang ( termasuk perempuan dan anak-anak
) serta seluruh tawanan perang , dieksekusi di Kastil Acre di bawah perintan
Richard Berhati Singa, sang Raja Inggeris dan Duke Normandia. Pada waktu
dieksekusi, orang-orang tersebut jelas-jelas tidak mampu mempertahankan diri .
Kurang lebih 2.700 orang di antara korban itu merupakan tentara-tentara yang
dijadikan tawanan perang , sementara 300 korban lainnya terdiri atas perempuan
dan anak-anak . Ketika dibebani tahanan perang yang beragama Islam, solusi Raja
Richard adalah cukup mengeksekusi mereka saja .
- Salah satu tentara paling berjaya yaitu Rayond of Aguiles
, mengenang pastispasinya dalam kekejaman-kekejaman di Yerusalem . Inilah
petikan komentar-komentarnya .
Pemandangan indah harus
disaksikan . beberapa laki-laki di antara kami ( yang tergolong lebih berbelas
hati ) memenggal kepala-kepala musuhnya , yang lainnya memanahnya sehingga
meraka jatuh dari menara-menara ; yang lain lagi menyiksa mereka lebih lama
dengan melemparkan mereka ke dalam api . Gundukan kepala , tangan dan kaki
terlihat di jalanan kota . Perlu berhati-hati mencari jalan di antara
tubuh-tubuh manusia dan kuda . Namun ini semua masalah kecil dibandingkan
dengan apa yang terjadi di Kuil Solomon , sebuah tempat lazimnya dilantunkan
doa-doa ......... di Kuil itu dan
beranda Solomon , manusia bergerak perlahan dalam genangan darah yang mencapai
lutut mereka dan tali kekang kuda .
- Namun ternyata , tindakan-tindakan keji pasukan Salib
Kristen tersebut sepanjang penjarahan dan penghancurn Yerusalem, belumlah
apa-apa dibandingkan peristiwa-peristiwa selanjutnya menyusul jatuhnya Ma’arra
alam Perang Salib Pertama yang dimulai pada 12 Desember 1098. Selama tiga hari
, paukan Salib yang menang , membantai setiap laki-laki , perempuan dan
anak-anak di kota itu. Angka kematian luar biasa tinggi dan ribuan demi ribuan
orang dipancung. Kekejaman tidak terbayangkan itu tidak berhenti sampai di situ
saja . Pasukan Salib yang menang, benar-benar mem-praktekkan kanibalisme massal
di depan mantan penduduk Ma’arra . Dua catatan saksi mata yang indepneden dari
barisan pemenang Kristen, penting kiranya untuk dicrmati. Yang pertama ditulis
Radolph of Caen yang menyebut orang Islam sebagai para penyembah berhala. Keterangan kedua ditulis oleh Albert of Aix .
Di Ma’arra
, pasukan – pasukan kami merebus orang-orang penyembah berhala dewasa dalam
panci-panci masak ; mereka menusuk anak-anak dengan tusukan daging dan
melahapnya setelah dipanggang .
Pasukan
kami bukan saja tak segan-segan menyantap orang-orang Turki dan Saracen yang
mati , mereka juga memakan anjing-anjing.
Sejarah jarang merekam
kebrutalan dan kekejian semacam itu , yang dilakukan terhadap para penganut semua
agama ( Islam ) oleh mereka yang mengaku sebagai pendukung-pendukung agama
lain ( Kristen ) .
Sekarang kita boleh bertanya kepada dr. Suradi , berdasarkan fakta sejarah yang
disajikan , siapakah yang lebih tepat disebut sebagai ” pendusta
, penyesat dan pembunuh manusia ” ?
Mengenai pernyataan dr. Suradi : ” Matius,
Markus , Lukas , Yohanes , Petrus dan Paulus , semuanya menuliskan bahwa Yesus
mati di kayu salib ” maka
pertanyaan, siapakah yang dimaksud dengan ”
Matius , Markus , Lukas , Yohanes ” yang disebut ? Apakah murid-murid Yesus ? Siapa pula dengan
Paulus ? Apakah dia murid Yesus ? Bukankah Paulus yang menyelewengkan ajaran
Yesus Kristus ? Dan bagaimana pula dengan sejarah penulisan Bibel sehingga
memberikan ” kesaksian ” tentang Petrus yang mengakui Yesus mati disalib ? .
Semua ini harus jelas dulu . Rupanya dr. Suradi belum mengetahui bagaimana
sejarah penulisan Bibel . Dengan demikian pernyataannya di atas tidak
membatalkan keberadaan INJIL BARNABAS , yang membuatnya trauma lantaran INJIL
BARNABAS menggoyang dogma Kristen ajaran Paulus yang dianut , bukan menganut
ajaran Yesus Kristus .
Demikian sanggahan atas pernyataan-pernyataan
pihak Kristen yang mencoba menyajikan berbagai alasan untuk menolak kebenaran
Injil Barnabas. Ternyata, alasan-alasan yang disebutkan dalam argumentasi pihak
Kristen justru penuh dengan manipulasi dan pengelabuan atas ayat-ayat Injil
Barnabas. Mereka mencoba mencari ” kesalahan ”
Injil Barnabas dengan mengintip hal-hal yang menunjukkan kelemahan Injil
Barnabas. Tetapi , apa yang disebut ” kesalahan
” Injil Barnabas tidak lain adalah produk kebodohan pihak Kristen sendiri yang
menyatakannya sebagai kelemahan Injil Barnabas .
Sanggahan atas pernyataan-pernyataan penganut
Kristen – yang dipresentasikan oleh tiga orang : Dr. Robert A. Morey – Iskander
Jadeed dan Ev. Dr. Suradi – ketika menolak Injil Barnabas mencoba membuktikan
bahwa argumentasi yang diberikan mereka
ternyata penuh dengan pengelabuan , sehingga tidak bisa dipercaya . Dan perlu
dikemukakan bahwa salah satu alasan penolakan terhadap Injil Barnabas oleh
penganut Kristen – terutama para pakar Bibel – karena adanya penyebutan nama ”
Muhammad ” secara tegas dan terang dalam penubuatan yang disebutkan Injil
Barnabas. Alasan mereka : ” Tidak
dapat diterima oleh akal bahwa demikian itu tertulis sebelum lahirnya agama
Islam karena kebiasaan di dalam nubuat-nubuat adalah dipakainya kiasan atau
isyarat ”. Alasan demikian belum
mendapatkan dalil dan bukti yang tegas. Lebih didasarkan pada sikap
mempertahankan dogma Kristen yang dianut daripada melakukan kajian terhadap
ayat Injil-Injil Kanonik. Mengatakan ” ... kebiasaan di dalam nubuat-nubuat adalah dipakainya
kiasan atau isyarat .... ”
merupakan pendapat pribadi tanpa dasar. Apa salahnya jika menyebut
langsung nama yang dinubuatkan. ? Sebagai salah contoh adalah disebutnya ” Paraklet ” dalam Injil Yahya . Sejumlah
pakar seperti Prof. David Benyamin seorang Pendeta Katolik Roma Sekte Uniate
Khaldean - yang kemudian masuk Islam dan
berganti nama menjadi Abdul Ahad Dawud – menegaskan bahwa penggunaan kata ” Paraklet ” yang kemudian diterjemahkan ke bahasa Indonesia dengan :
PENGHIBUR atau PENOLONG sebenarnya
adalah ” Periqlytos ” yang
berarti YANG PALING TERKENAL, TERMASYHUR
DAN PATUT DIPUJI dan dalam bahasa
Arab berarti : AHMAD atau MUHAMMAD .
Dengan demikian , sesungguhnya Injil Yahya yang menyebut ” paraklet ” bukan
dalam arti kiasan atau isyarat melainkan menunjuk kepada nama seseorang, dalam
hal iniadalah Nabi Muhammad saw.
Muhammad Rasyid Ridha ,
pemimpin majalah Al Manar Mesir dalam Mukaddimah Injil Barnabas terjemahan bahasa Arab
mengungkapkan , Syekh Muhammad Bram telah menukil dari seorang perantau
berbangsa Inggeris yang melihat di dalam perpustakaan Paus di Vatikan , sebuah
naskah Injil dengan tulisan Himyar yang dibuat jauh sebelum Nabi Muhammad saw .
Di dalam Injil naskah Himyar ini , Yesus ( al Masih ) berkata : ” Dan
aku memberita-gembirakan tentang seorang Rasul yang akan datang kemudian
daripadaku namanya AHMAD ”. Kalimat ini secara hurufiah persis sama
dengan ayat Al Qur’an Ash Shaaf 6 . Tetapi tidak ada seorang Muslim yang
mengatakan bahwa mereka pernah melihat naskah Himyar ini dan mengutipnya . Oleh
karenanya alasan penolakan pihak Kristen tersebut, tidak bisa diterima .
1 komentar:
Kalaupun anda bergelar apun, tanpa Roh Allah mustahil setitikpun pengertian yang benar, seperti apa terkandung dalam Alkitab. Mustahil Allah berhubungan dengan orang yang berseberangan dengan pikiran dan perasaan Allah dalam Tuhan Yesus Kristus. Tuhan Yesus mengasihimu. Sampai saat ini Tuhan berdiri dengan denga dan kasih menantimu untuk membukakan pintu bagiNya. Hormat dan kemulian bagi Sang Raja segala Raja Salam. Tuhan Yesus memberkatimu. Amin
Posting Komentar